Semangat Puasa Yah Nak! Nanti Mama Kasi Hadiah

Friday, March 22, 2024


Anak puasa, perlukah kasih reward? www.mardanurdin.com


Anak Puasa, Perlukah Kasi Hadiah?


Perlukah orang tua menjanjikan hadiah kepada anaknya agar mau berpuasa? 

Pertanyaan ini sering sekali ditanyakan oleh emak-emak muda kepada emak tua seperti saya.

Berhubung sekarang anak-anak saya sudah bukan anak-anak lagi, maka untuk menjawab itu saya perlu mengembalikan ingatan ke masa antara tahun 1995 hingga tahun 2009, di mana pada waktu itu, keempat anak saya berada pada tahap pembelajaran berpuasa, lalu disusul si bungsu pada tahun 2000-an, tepatnya pada tahun 2009.

Sepanjang ingatan saya, mengajarkan anak-anak saya berpuasa tidak terlalu sulit, tidak perlu saya janjikan apa pun kepada mereka, cukup menyediakan menu buka puasa kesukaan mereka, dan yang paling penting menurut kami, orang tuanya, tidak memaksakan jika keadaannya tidak memungkinkan.

Namun, mengajarkan anak untuk berpuasa tidak semudah menyeduh teh, ada proses yang membutuhkan kesabaran, pengertian, dan pendekatan yang tepat. 

Tips berikut ini mungkin bisa membantu orang tua dalam mengajarkan anak berpuasa.


Pertama, Mulailah dengan Membicarakan Pentingnya Puasa


Ajarkan anak tentang pentingnya puasa dalam agama Islam. Jelaskan secara sederhana mengapa orang berpuasa dan bagaimana ini merupakan bagian penting dari ritual keagamaan. Jika anak bersekolah di lingkungan Islam, maka ini akan sangat membantu. 

Seperti ketiga anak saya yang bersekolah di sekolah Aisyiyah Muhammadiyah, sejak kelas 1 SD, mereka sudah paham bahwa berpuasa adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan. 


Kedua, Berikan Contoh Positif


Jadilah contoh yang baik dengan menunjukkan komitmen kita pada puasa. Tunjukkan kepada anak bahwa kita menghargai nilai-nilai agama dan menjalankan kewajiban dengan penuh kesadaran. 


Ketiga, Ajarkan secara Bertahap


Jika anak masih kecil, misalnya masih balita bisa dimulai dengan mengajaknya untuk berpuasa selama beberapa jam atau setengah hari terlebih dahulu, lalu tingkatkan durasinya secara bertahap. Ini membantu anak untuk beradaptasi secara perlahan dengan pengalaman berpuasa.


Keempat, Beri Pujian dan Dukungan


Berikan pujian kepada anak ketika dia berusaha berpuasa, bahkan jika itu hanya sebentar. Berikan dukungan dan dorongan positif untuk membantunya tetap termotivasi. Jadi, tidak mesti memberinya hadiah berupa benda ya Mak.


Kelima, Jadikan Pengalaman Berpuasa Menyenangkan


Buat suasana yang menyenangkan dan positif selama bulan puasa. Ajak anak untuk membantu dalam mempersiapkan hidangan berbuka puasa atau berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan lainnya. Misalnya, mengajaknya ke masjid untuk salat subuh, salat isya dan tarawih. Berikan kesempatan anak-anak merasakan kegembiraan berkumpul dengan teman-temannya.


Keenam, Beri Penjelasan yang Mudah Dipahami


Jelaskan konsep berpuasa dengan bahasa yang sesuai dengan pemahaman anak. Hindari memberikan informasi yang terlalu rumit atau mendalam, tapi pastikan mereka mengerti mengapa kita berpuasa dan apa yang diharapkan dari kita selama berpuasa.


Ketujuh, Diskusikan Manfaat dan Nilai-nilai Berpuasa


Diskusikan dengan anak tentang manfaat kesehatan dan nilai-nilai moral yang dapat diperoleh dari puasa, seperti belajar untuk bersyukur, meningkatkan empati terhadap orang yang kurang beruntung, dan mengendalikan diri. Diskusinya secara santai saja yah Mak. Bisa dibicarakan saat menyiapkan buka puasa atau saat sahur. 


Kedelapan, Bersabarlah


Ini ini yang paling penting karena setiap anak memiliki tingkat kesiapan dan ketahanan yang berbeda. Bersabarlah dan jangan memaksakan anak untuk berpuasa jika mereka belum siap. Biarkan mereka memahami konsep dan menjalani prosesnya secara alami.

Dengan memberikan pengertian yang baik, memberikan contoh positif, dan mendukung anak dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, kita dapat membantu anak-anak menjalani pengalaman berpuasa dengan baik. Ingatlah bahwa proses ini membutuhkan waktu, jadi bersiaplah untuk mendukung mereka selama mengarungi Ramadan penuh berkah ini.


Pentingkah Memberi Hadiah?


Memberikan reward atau hadiah kepada anak sebagai penghargaan atas usahanya dalam berpuasa bisa menjadi cara yang efektif untuk memberikan dorongan dan motivasi tambahan. Namun, penting untuk mempertimbangkan beberapa hal sebelum memberikan reward.

Bahwa:

Mengajarkan Nilai-nilai Lebih Penting daripada pemberian hadiah 

Penting untuk memastikan bahwa anak memahami alasan di balik berpuasa dan nilai-nilai moral atau keagamaan yang terkait dengannya. Berikan penekanan pada kebaikan, kesabaran, kepedulian terhadap orang lain, dan kemandirian, bukan hanya pada hadiah atau reward.

Pilih hadiah yang sesuai dengan nilai-nilai yang ingin kita tanamkan pada anak

Ini bisa berupa hadiah non-material seperti pujian, pengakuan, atau waktu berkualitas bersama keluarga. Jangan menjanjikan suatu hadiah yang bertentangan dengan nilai ibadah puasa, misalnya: “Nak, kalau puasamu lancar, mama akan kasi hadiah, boleh main game sepuasnya.” Wah, ini jangan sampai dilakukan ya Mak. 

Jangan Menjadikan Hadiah sebagai Satu-satunya Motivasi

Meskipun hadiah bisa menjadi dorongan tambahan, usahakan untuk tidak membuat hadiah sebagai satu-satunya motivasi anak untuk berpuasa. Fokuslah pada pembentukan nilai-nilai yang lebih dalam dan berkelanjutan.

Konsistensi

Jika emak memutuskan untuk memberikan reward, pastikan untuk konsisten dalam pemberiannya. Hal ini membantu anak memahami bahwa berpuasa adalah suatu hal yang diapresiasi dan bahwa usahanya dihargai.

Beri Apresiasi dalam Bentuk Lain

Selain hadiah material, berikan apresiasi kepada anak dalam bentuk pujian, perhatian, atau pengakuan atas usahanya dalam berpuasa. Ini membantu memperkuat rasa nilai diri anak tanpa harus bergantung pada hadiah materi.

Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, memberikan reward kepada anak sebagai penghargaan atas usahanya dalam berpuasa bisa menjadi pendekatan yang baik. Namun, pastikan untuk menjaga keseimbangan antara memberikan hadiah dan pembentukan nilai-nilai yang lebih dalam terkait dengan berpuasa.

Mengapa poin-poin di atas penting dilakukan? Karena biasanya ada dampak buruk bagi anak jika terlalu sering dijanjikan hadiah saat puasa. 


Dampak Jika Anak Sering Dijanjikan Hadiah saat Puasa


Terlalu sering dijanjikan hadiah saat berpuasa akan membawa dampak buruk bagi mental anak ke depannya.

1. Tujuan Anak Hanya Hadiah

Tujuan anak hanyalah hadiah Ketika anak berpuasa, tujuannya bukan ibadah, melainkan hanya hadiah yang dijanjikan orang tua. Makna puasa yang sebenarnya sebaiknya ditekankan kepada anak, agar kelak anak benar-benar mau menjalankan puasa sebagai ibadah

2. Anak Akan Sering Berbohong

Anak sering berbohong demi mendapatkan imbalan yang diinginkannya. Jika orang tua menjanjikan hadiah, maka anak akan melakukan apa saja untuk mendapatkan hadiah tersebut, termasuk berbohong kepada orang tuanya tentang puasa. Padahal, puasa bukan sekadar menahan rasa haus dan lapar, tapi juga menjaga diri agar terhindar dari hal-hal buruk, termasuk berbohong.

3. Anak-Anak Tidak Akan Mengerti Makna Puasa

Anak-anak belum memahami makna puasa. Mereka memaknai puasa hanya untuk menahan dahaga dan lapar. Selebihnya mereka hanya fokus pada hadiah yang dijanjikan orang tuanya. Padahal, puasa tidak hanya mengajarkan anak untuk menahan rasa haus dan lapar, tapi juga mengendalikan emosi dan menahan diri dari perilaku buruk.

Demikian, semoga bermanfaat.

Selamat membersamai anak-anak kita berpuasa dan beribadah lainnya selama Ramadan ya Mak! Semoga usaha kita dicatat sebagai pahala jariah oleh Allah Azza Wajallah. Amin ya Rabbal alamin.


Makassar, 22 Maret 2024


Dawiah

Post a Comment