Catatan Ramadan Hari Kelima 1444 H

Sunday, March 26, 2023

 

mardanurdin.com


Catatan Ramadan Hari Kelima


Senin pertama di bulan Ramadan 1444 H dimulai dengan kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS) pada semester genap bagi siswa kelas 9. Berhubung saya mengajar di kelas 9, maka saya hanya datang selama sepekan sebagai pengawas Ujian. Sementara rekan-rekan guru yang mengajar di kelas 7 dan 8 tetap masuk mengajar di kelasnya masing-masing.

Sementara itu, soal untuk PAS mata pelajaran IPA dan Prakarya sudah lama saya susun, sisa diedit sedikit lalu dimasukkan dalam google form. Entah apa tujuannya pelaksanaan ujian masih dilakukan secara daring padahal pembelajaran sudah lama dilaksanakan secara luring.

Senin pagi, saya masuk kelas mengawasi siswa yang sedang ujian daring, hanya mengedarkan daftar hadir untuk ditandatangani sembari memperingatkan untuk tidak berbincang dan bekerjasama alias menyontek satu sama lain.

Aneh saja rasanya melakukan itu. Padahal siswa tahu kalau mau menyontek atau memberi contekan kepada temannya, apa susahnya. Kan, mereka bekerja menggunakan gawai, maka saling berbagi jawaban tentu tidak sulit termasuk mencari kunci jawabannya di internet. 

Mungkin zamannya sudah begitu, katanya literasi digital. Entahlah.

Saya hanya mengawas satu kelas maka jam kedua saya sudah bisa melipir ke pasar. Beruntung sekali pasar tradisional tidak jauh dari sekolah tempatku bertugas dan cukup dekat dari rumah. 


Mengisi Ramadan Dengan Menulis


Hari ini adalah hari kelima Ramadan, semangat menyediakan menu buka puasa masih menggebu. Biasanya itu terjadi pada sepuluh hari awal Ramadan, setelah melewati pertengahan, semangat saya untuk memasak sudah mulai menurun. Lalu mulai melirik bakso dan mi instan terutama pada saat makan sahur wkwkwk.

Saya merasa Ramadan tahun ini adalah Ramadan penuh kesibukan. Selain sibuk di dapur, tarawih di masjid dan berjuang mengaji minimal 1 juz sehari, ada pula pekerjaan yang sudah saya ambil jauh hari sebelum Ramadan. 

Pekerjaan itu masih berkaitan dengan kepenulisan.

Pertama adalah menjadi editor untuk naskah buku sekaligus meng-coaching peserta pelatihan penulisan buku ilmiah popular  pada Bimtek Penulisan Buku Bagi Tenaga Pengajar  Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa yang berlangsung Februari lalu. Sayangnya hingga saat ini, hanya ada dua naskah yang masuk dan itulah yang menjadi tanggung jawab saya untuk membantu mengeditnya. 

Dua naskah yang dikirim ke saya itu cukup menantang buat saya pelajari. Sekalipun saya mengajar IPA di sekolah, tetapi pengetahuan saya tentang berbagai jenis tanaman nyaris tidak ada.

Apalagi tentang tanaman Alfalfa juga tentang Hawar pelepah padi, tetapi tidak ada yang tidak bisa kita pelajari bukan? 

Sementara di WAG Coach Polbangtan, Ibu Wulansari sebagai penanggung jawab Bimtek Polbangtan sudah mengingatkan kalau masa pendampingan peserta penulis buku akan berakhir pertanggal 1 April 2023. Itu berarti masa pendampingan sisa lima hari dan hasil pengeditan sudah harus disetor sebelum masa pendampingan berakhir.

Tetapi saya sudah berjanji kepada kedua peserta itu, bahwa saya bersedia membantu mengedit naskahnya sampai buku mereka siap terbit sekalipun masa pendampingan sudah berakhir. Bagaimanapun, itu tanggung jawab saya. 

Kedua, menyelesaikan tulisan cerita anak “Kisah 25 Nabi & Rasul” entah kenapa saya ikut ngelist dalam proyek buku ini di WAG Wonderland Family, padahal saya sudah berjanji untuk fokus menyelesaikan draf naskah yang sudah lama mangkrak dalam file, heuu….

Ketiga, saya sok-sokan ikut Ramadan Blog Challenge di Blogger Perempuan Network (BPN). LOL. Lagi-lagi saya kehilangan fokus dan ide untuk naskahku itu. Saya pikir, daripada berhenti menulis sama sekali akibat kehilangan ide untuk kelanjutan naskah, lebih baik menantang diri lagi menulis untuk hal-hal yang ringan, remeh temeh alias tulisan curhat.

Setidaknya melatih jemari menari di atas keyboard.


Keputusan Adalah Pilihan


Jika menurut para motivator, setiap keputusan yang diambil adalah pilihan yang harus dipertanggungjawabkan maka mau tidak mau saya harus mempertanggungjawabkan pilihan itu.

Bismillah, satu persatu saya akan kerjakan dengan sebaik-baiknya. Apalagi ini menyangkut dunia yang 10 tahun terakhir ini pilih untuk saya tekuni dengan serius. 

Sat ini saya masih setia menulis hal-hal ringan, cerita seputar kegiatan saya baik sebagai ibu, guru maupun aktivitas lainnya. Sesekali menulis hal yang sedikit serius, seperti tulisan kemarin tentang bullying. Kalian bisa membacanya di postingan kemarin atau klik link berikut ini.


Read More

Drama Korea The Glory; Gambaran Nyata Dampak Bullying

Saturday, March 25, 2023





Drama Korea The Glory; Gambaran Nyata Dampak Bullying


Sebelum Ramadan saya berhasil menonton drama Korea secara maraton sampai tamat. Delapan episode dalam sehari. Suatu pencapaian yang luar biasa yang tidak patut dibanggakan wkwkwk. 

Karena gara-gara nonton secara maraton inilah pekerjaan domestik terbengkalai. 

Jika kebiasaan saya main skip-skip saat menonton drama seri maka tidak dengan The Glory ini. Cukup banyak pelajaran yang bisa saya petik dari cerita yang disuguhkan, sekalipun terkadang nyeri menyaksikan kebuasan yang dilakukan oleh para perundung. 

Saya terhanyut dalam sakit terperi yang diderita oleh Moon Dong Eun sebagai korban perundungan demikian pula korban-korban perundungan lainnya. Sebaliknya, saya geregetan ingin mencakar muka Park Yeon Jin menyaksikan kekejamannya. Bisa yah ada orang sesadis itu? Heuu…  

Sebagai penonton yang tidak setia, saya wajib memberi hormat kepada sang penulis naskah karena berkat tulisannya yang apik dan para pemainnya yang juara dalam berperan, The Glory sukses memaku saya di atas kursi dan menonton secara intens.

Saya menggelari diri saya sebagai penonton yang tidak setia, karena jarang sekali menyelesaikan suatu drama seri sampai tamat. Kalaupun tamat, pasti ada bagian-bagian yang terlewatkan. 

Menyaksikan dampak buruk yang diakibatkan bullying atau perundungan ingatan saya langsung tertuju pada materi pelatihan yang diberikan pada pelatihan Ibu Penggerak yang diselenggarakan oleh SidinaCom Indonesia, bahwa salah satu 3 dosa besar pendidikan di Indonesia adalah masih seringnya terjadi perundungan di dalam dunia pendidikan.

Apa sebenarnya bullying itu? Mari cari tahu pada sumber yang terpercaya. 


Defenisi Bullying


Bullying dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai "penindasan/perisakan" yaitu segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau lebih berkuasa dari orang lain dengan maksud untuk menyakiti yang dilakukan secara permanen.

Bullying atau perundungan  juga dapat didefinisikan sebagai perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, atau sosial di dunia nyata maupun dunia maya.

Ada banyak definisi bullying, terutama yang terjadi dalam konteks lain seperti Bullyng di rumah, di tempat kerja, di komunitas, di komunitas virtual. Namun, dalam hal ini terbatas pada bullying sekolah atau school bullying. 

Riauskina, Djuwita dan Soesetio (2005) mendefinisikan bullying di sekolah sebagai perilaku agresif yang dilakukan oleh siswa atau sekelompok siswa yang kuat berulang kali dengan siswa lain yang lebih lemah dengan maksud untuk menyakiti orang tersebut.



Bullying Dalam Dunia Pendidikan



Sekalipun kewajiban untuk mengakui dan melindungi hak-hak anak dijamin dalam Pasal 28 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan kekerasan. penyalahgunaan telah. diskriminasi

Banyak peraturan perundang-undangan terkait anak yang telah disahkan, namun implementasinya dalam praktik masih menunjukkan bahwa anak mengalami berbagai bentuk kekerasan, termasuk perundungan. 

Namun, selalu ada kasus orang tua menindas anak muda. Statistik pengaduan anak di bidang pendidikan dari Januari 2011 hingga Agustus 2014 adalah sebagai berikut:

Tahun 2011 ada 61 kasus, 2012 terdapat 130 kasus, 2013 ada 91 kasus, 2014 terdapat 87 kasus.  

Maraknya kasus bullying di dunia pendidikan Indonesia semakin memprihatinkan. Hasil survei Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter (2014) menemukan bahwa hampir setiap sekolah di Indonesia mengalami kejadian bullying, meskipun hanya bullying verbal dan psikis/emosional. 

Itulah yang mendasari munculnya komitmen dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim untuk menghapus bullying atau perundungan dalam dunia pendidikan, di mana bullying dimasukkan sebagai salah satu dari 3 dosa pendidikan.


Jenis-Jenis Bullying



mardanurdimn.com


Bullying atau perundungan dapat dibedakan atas 6 kategori, yaitu:


Kontak fisik langsung

Memukul, mendorong, menggigit, menyambar, menendang, mengunci dalam ruangan, mencubit, mencakar juga termasuk pemerasan dan perusakan milik orang lain.


Kontak lisan langsung

Mengancam, merendahkan, mempermalukan, menggertak, melecehkan, menyindir, meremehkan, menghakimi/mengejek, mengancam, melecehkan, bergosip.


Perilaku nonverbal langsung

Ekspresi sinis, menjulurkan lidah, baik hati, mengejek atau mengancam; Bullying biasanya berbentuk fisik atau verbal.


Perilaku nonverbal tidak langsung

Membungkam seseorang, memanipulasi persahabatan untuk menghancurkannya, mengisolasi atau mengabaikannya dengan sengaja, mengirim surat anonim.


Cyberbullying

Menyakiti orang lain melalui media elektronik (video intimidasi, pencemaran nama baik media sosial).


Pelecehan Seksual

Terkadang intimidasi diklasifikasikan sebagai perilaku agresif fisik atau verbal.  



Melihat Dampak Bullying Pada Drama Korea The Glory


Kembali ke drama Korea The Glory. Penonton disuguhi berbagai jenis bullying atau perundungan yang dilakukan oleh para perundung tanpa belas kasihan. 

Mulai perundungan kontak fisik langsung, kontak fisik tidak langsung, verbal, non verbal, pencemaran nama baik hingga pelecehan seksual.

Dampaknya luar biasa, Moon Dong Eun sampai putus sekolah juga akibat perundungan, tubuhnya cacat dan jiwanya tergoncang. 

Puncak dari semua sakit yang dideritanya, ia menjadi pendendam tanpa ampun. Tidak tanggung-tanggung, ia mendedikasikan 18 tahun hidupnya untuk menyusun rencana balas dendam. 

Jika Moon Dong Eun dapat melakukan tindakan balas dendam dengan apik sekalipun setelah niatnya berhasil diwujudkan ia tidak mendapatkan ketenangan. 

Bagaimana dampak yang dialami oleh korban perundungan di dunia nyata?

Nyatanya tidak semua bisa bangkit dengan baik setelah mengalami perundungan. Sebab korban merasakan beragam dampak negative baik secara mental, emosional, fisik dan prestasi, baik di jangka pendek ataun panjang. 

Maka marilah mencegah bullying dengan melakukan pengawasan dan pendampingan yang ketat buat anak-anak kita, keluarga dan orang-orang di sekitar, baik buat yang memiliki potensi sebagai perundung maupun bagi calon korban perundungan.


Makassar, 25 Maret 2023


Dawiah

Read More

Cerita Ramadan Pada 1 Ramadan 1444 H

Friday, March 24, 2023

 




Cerita Ramadan Pada 1 Ramadan 1444 H


Beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan, ibu-ibu jamaah masjid di daerahku mulai sibuk mempertanyakan, “kapan puasa?”

Sebagai kaum “minoritas” di lingkunganku di mana tanggal penentuan 1 Ramadan atau lebaran Idul Fitri dan Idul Adha kadang berbeda dengan mereka, pertanyaan seperti itu sudah biasa.

Penentuan 1 Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha secara umum di Indonesia mengikuti hasil sidang isbat oleh pemerintah yang selalu disiarkan secara langsung melalui media televisi, sedangkan saya sekeluarga sejak bergabung di organisasi Muhammadiyah mengikuti jadwal yang diedarkan oleh persyarikatan, yaitu perhitungan penentuan tanggal ketiga peristiwa saklar bagi umat muslim itu berdasarkan perhitungan Hisab. 

Jangan ditanya apa alasannya apalagi mengajak berdebat, sebab terlalu panjang penjelasannya dan saya tidak berkompeten di bidang itu. Kita jalankan saja sesuai keyakinan kita masing-masing. Toh, nanti di akhirat kita akan mempertanggungjawabkan pilihan kita masing-masing kan?

Namun, di masjid dekat rumah saya di mana tempat saya dan keluarga salat berjamaah, sering merasa terintimidasi oleh beberapa oknum ustaz yang berceramah. 

Ustaz itu kadang menyinggung-nyinggung soal persyarikatan Muhammadiyah maupun ormas lain yang tidak sependapat dengan mereka, baik secara tidak langsung maupun secara langsung dan terang-terangan.

Untungnya, jamaah pada umumnya tidak memedulikan ucapan ustaz tersebut dan bersikap biasa-biasa saja karenanya saya bersikap acuh tak acuh juga atas ucapan para ustaz itu. Walau kadang sedih melihat fenomena ini sebab inilah salah satu kelemahan Islam di Indonesia. 

Nampak sangat besar dan kuat, tetapi sebenarnya sangat lemah dan cenderung mudah diadu domba.

Baiklah, mari  tinggalkan perkara itu, kita fokus saja pada semaraknya menyambut bulan Ramadan 1444 H yang bertepatan pada 23-3-2023 M. Hal ini  tergambar jelas dengan melimpah ruahnya jamaah masjid yang akan melaksankan salat tarawih pertama. 

Ada hal atau kejadian yang selalu berulang pada setiap Ramadan sejak dulu kala di masjidku, yaitu penitipan tempat di dalam masjid wkwkwk, tetapi ini khusus berlaku di area jamaah muslimah.

Beberapa  jamaah perempuan selalu menyimpan sajadahnya di barisan depan untuk menandai bahwa itu adalah tempatnya. Kalau datang tepat waktu sih tidak masalah, yang bermasalah adalah jika yang punya sajadah telat datang. 

Biasanya jamaah yang paham soal titip menitip sajadah itu akan menyimpan sajadahnya di belakang lalu mengisi sajadah titipan yang orangnya belum datang itu jika salat berjamaah sudah mau dilaksanakan, selanjutnya orang yang di bagian belakang akan mengisi sajadahnya, demikian seterusnya. 

Setelah selesai salat berjamaah, masing-masing kembali ke posisi yang sebenarnya hingga pemilik sajadah titipan datang.

Tetapi tenang saja, keadaan seperti ini hanya berlangsung selama kurang lebih sepuluh hari. Setelahnya, masjid kembali lowong. Sebagian jamaahnya sudah pindah ke pusat-pusat belanja untuk persiapan lebaran. Hahaha.


Aktivitas Pada Hari Pertama Ramadan




Sudah memasuki tahun kelima saya menjalani Ramadan dengan keluarga yang tidak lengkap. Dua anakku sudah tidak serumah kami lagi. Mereka sudah memiliki keluarga sendiri dan tinggal di luar daerah.

Namun, ada kebiasaan yang belum bisa saya ubah dari tahun ke tahun, yaitu selalu sibuk menyiapkan makanan yang banyak seakan-akan semua anak-anakku dan keluarganya kumpul untuk menjalani sahur pertama.

Ramadan kali ini pun demikian. Saya sibuk memasak kari ayam kampung kesukaan suami dan anak-anak sebagai menu sahur hari pertama. Satu panci penuh kari ayam sudah tersedia padahal yang akan makan sahur pertama masih formasi seperti tahun lalu, hanya berlima. 

Seperti yang diprediksi Nabila, kari ayam yang saya masak sepenuh hati itu tidak habis bahkan sisanya masih banyak.

Persiapan berbuka puasa juga demikian. Hampir seharian di dapur memasak untuk persiapan buka puasa. Kali ini saya memasak Kambu Paria. Tadinya saya mau pasangkan dengan udang asam manis, tetapi lagi-lagi Nabila menegur. 

“Terlalu banyak lauk Mama, kari ayam saja yang dipanasi, tuh masih banyak di kulkas dan masih bisa dimakan.” 

Kali ini saya nurut, tetapi tetap memasak ikan  Pallu Kacci pesanan ayangbeb. Memasak Pallu Kacci tidak memerlukan waktu lama, cukup menggunakan air asam, taburi kunyit kering dan garam lalu masak dengan api kecil. 

Yang paling penting sebenarnya, masakan itu adalah kesukaan saya dan suami.

Sedangkan memasak kambu paria buat saya memerlukan effort yang lumayan tinggi. Tahapannya banyak dan cukup ribet. Harus sangrai kelapa parut, tumbuk ikan, masak paria hingga setengah matang dan seterusnya.

Kalau tidak percaya seribet itu cara masaknya, kalian baca saja Cara Memasak Kambu Paria dengan mengklik link di bawah ini

Read More

Tips Sederhana Decluttering

Wednesday, March 1, 2023

 



Tips Sederhana Decluttering 

Seberapa seringkah kamu merasa lelah karena melihat rumah yang berantakan? Merasa sudah beres-beres dengan maksimal, tetapi masih juga terasa sumpek. Ada saja barang yang berserakan dimana-mana, berantakan tidak beraturan. Dan, merasa pekerjaan rumah itu tidak ada habis-habisnya. 

Saat mau beres-beres rumah secara total kita bingung mau mulai dari mana. Apakah di ruang tamu terlebih dahulu, atau di kamar tidur atau di dapur? Akhirnya tidak melakukan apa-apa atau justru membongkar seluruh bagian rumah yang berakhir dengan bertambahnya pekerjaan. Kalau sudah begitu maka tanpa disadari kita telah mengalami stres.


Decluttering


Ah, jangan sampai yah… Gara-gara rumah berantakan kesehatan mental kita terganggu. Jadi, apa yang harus dilakukan?

Salah satu teknik yang bisa kita lakukan agar terhindar dari stres akibat rumah berantakan adalah decluttering. Apakah itu decluttering? Teruskan bacanya yah.



Pengertian Decluttering



Decluttering mulai banyak dikenal orang saat Marie Kondo mempopulerkannya dalam bukunya yang berjudul The Lifechanging Magic of Tidying Up. Dalam buku tersebut dijelaskan kalau aktivitas merapikan rumah dengan menyimpan barang-barang yang sudah tidak dibutuhkan lagi atau cenderung bikin hati tidak bahagia disebut decluttering.

Bukan hanya merapikan barang-barang atau menyimpannya, tetapi juga menyingkirkannya dari rumah, entah itu diberikan kepada orang yang membutuhkan atau sekalian dibuang. 

Decluttering ibarat detoks untuk rumah kita, yaitu  mengeluarkan “racun” yang mengganggu atau mengeluarkan barang-barang yang tidak diperlukan lagi lalu menatanya agar rumah menjadi lebih lega dan lapang. 



Manfaat Decluttering


Selain menjadikan rumah lebih bersih, nampak luas dan lapang, decluttering juga bermanfaat buat kesehatan mental. Setidaknya ada 4 manfaat melakukan decluttering, dikutip dari WebMD, yaitu:

Menurunkan resiko stres akibat sering melihat dan membersihkan rumah yang berantakan.

Lebih fokus saat mengerjakan sesuatu atau mencari barang tertentu. 

Menurunkan resiko asma dan alergi yang disebabkan oleh debu yang menempel pada barang-barang yang menumpuk dan berceceran dimana-mana.

Dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan lebih efektif.



Bagaimana Cara Melakukan Decluttering?



“Anda bisa mulai melakukan decluttering dari hal-hal yang kecil dulu, misalnya merapikan suatu tempat selama 5 menit perhari untuk membantu membentuk kebiasaan decluttering agar tidak terasa memberatkan.” (Dilansir dari laman Becoming Minimalist).


Saya mencoba tips di atas, tetapi saya gagal. Ternyata yang namanya konsisten itu butuh perjuangan dan doa, hahaha. 

Bagaimana bisa menyisihkan waktu hanya 5 menit kalau rumah sudah terlanjur berantakan? Maka saya mencoba melakukan decluttering kecil-kecilan ala saya yang sok sibuk ini. 

Cara decluttering


Memulai dari Tempat dan Area Tertentu


Tempat pertama yang akan saya rapikan adalah lemari buku, karena  barang yang paling sering berantakan di rumah saya itu adalah buku. Buku-buku lama dan sudah usang saya singkirkan dan masukkan dalam dus lalu saya tawarkan kepada keluarga yang mau menampungnya. 

Lalu saya mulai menyusun sedemikian rupa agar semua buku yang sekiranya saya perlukan nampak jelas dan setidaknya judul bukunya bisa terbaca. Langkah ini memudahkan kita untuk menemukan buku yang ingin kita baca. 

Area berikutnya adalah dapur. Di sini saya membuang barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, seperti penutup panci dan penutup toples yang sudah tidak memiliki pasangan hidup lagi, mungkin pancinya bocor dan toplesnya pecah sementara penutupnya masih awet. 

Area ketiga adalah kamar tidur. Di kamar tidur selain tempat tidur ada juga meja kerja, lemari pakaian, lemari hias dan rak tempat menyimpan jilbab dan pakaian dalam. Di sini, tempat tidur dan meja kerja cukup rapi jadi aman. 

Namun,  rak jilbab, lemari hias dan lemari pakaian yang perlu diperhatikan. Ada apa di dalam sana? Nah, dari rak jilbab saya berhasil menyingkirkan beberapa jilbab instan yang sudah lama tidak terpakai. Demikian pula dari lemari hias, saya mendapatkan beberapa pernak-pernik yang sudah tidak terpakai.

Area berikutnya adalah ruang tengah. Di sini, lagi-lagi terdapat rak buku yang berisi buku-buku lama dan kertas-kertas foto copyan. 

Berhubung kegiatan decluttering ini baru saya mulai dalam dua pekan ini maka masih ada area lain yang belum tersentuh, yaitu area di lantai atas. Semoga pekan depan proses decluttering  sudah bisa berpindah ke area itu.



Menyingkirkan Satu Barang Tidak Terpakai Setiap Hari



Langkah ini saya mulai terapkan sejak pertama kali memutuskan proses decluttering. Setiap hari, tanpa berfokus ke area tertentu saya menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Yang masih bisa dipakai orang lain, saya donasikan sedangkan yang sudah tidak layak pakai langsung masuk tong sampah.

Langkah ini cukup efektif mendetox rumah dan pikiran saya. Bagaikan membuang racun-racun dalam tubuh, sedikit demi sedikit tetapi dilakukan secara konsisten.



Menyediakan Kotak Tempat Menyimpan Barang



Saat melakukan decluttering, tidak semua barang serta merta dibuang atau didonasikan. Biasanya ada barang yang masih kita butuhkan ada juga barang yang perlu diperbaiki. Olehnya itu, kita membutuhkan beberapa kotak. 

Setiap kotak sebaiknya diberi label sesuai fungsinya. Misalnya, kotak tempat menyimpan barang  yang akan didonasikan, kotak untuk menyimpan barang yang masih dibutuhkan, kotak tempat menyimpan barang yang akan diperbaiki. 

Untuk barang yang akan dibuang, saya langsung membuangnya di tong sampah. 


Demikian tips sederhana saya dalam decluttering rumah. 

Satu hal yang penting dalam melakukan langkah decluttering adalah kita harus pandai-pandai menyortir barang dan memiliki sifat tega. Tega membuang barang kenangan yang sudah tidak berfungsi dan tidak layak pakai. 

Decluttering memang tidak mudah, tetapi dengan  melakukan langkah-langkah yang sederhana dan teratur akan memudahkan kita melakukannya. Lakukanlah dengan tenang dan bergembira, jangan men- decluttering rumah jika kamu sedang galau dan STRONG (stres tak tertolong).


Selamat bersih-bersih rumah yah. 


Makassar, 1 Maret 2023 


Dawiah

Read More