Cerita Ramadan Pada 1 Ramadan 1444 H

Friday, March 24, 2023

 




Cerita Ramadan Pada 1 Ramadan 1444 H


Beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan, ibu-ibu jamaah masjid di daerahku mulai sibuk mempertanyakan, “kapan puasa?”

Sebagai kaum “minoritas” di lingkunganku di mana tanggal penentuan 1 Ramadan atau lebaran Idul Fitri dan Idul Adha kadang berbeda dengan mereka, pertanyaan seperti itu sudah biasa.

Penentuan 1 Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha secara umum di Indonesia mengikuti hasil sidang isbat oleh pemerintah yang selalu disiarkan secara langsung melalui media televisi, sedangkan saya sekeluarga sejak bergabung di organisasi Muhammadiyah mengikuti jadwal yang diedarkan oleh persyarikatan, yaitu perhitungan penentuan tanggal ketiga peristiwa saklar bagi umat muslim itu berdasarkan perhitungan Hisab. 

Jangan ditanya apa alasannya apalagi mengajak berdebat, sebab terlalu panjang penjelasannya dan saya tidak berkompeten di bidang itu. Kita jalankan saja sesuai keyakinan kita masing-masing. Toh, nanti di akhirat kita akan mempertanggungjawabkan pilihan kita masing-masing kan?

Namun, di masjid dekat rumah saya di mana tempat saya dan keluarga salat berjamaah, sering merasa terintimidasi oleh beberapa oknum ustaz yang berceramah. 

Ustaz itu kadang menyinggung-nyinggung soal persyarikatan Muhammadiyah maupun ormas lain yang tidak sependapat dengan mereka, baik secara tidak langsung maupun secara langsung dan terang-terangan.

Untungnya, jamaah pada umumnya tidak memedulikan ucapan ustaz tersebut dan bersikap biasa-biasa saja karenanya saya bersikap acuh tak acuh juga atas ucapan para ustaz itu. Walau kadang sedih melihat fenomena ini sebab inilah salah satu kelemahan Islam di Indonesia. 

Nampak sangat besar dan kuat, tetapi sebenarnya sangat lemah dan cenderung mudah diadu domba.

Baiklah, mari  tinggalkan perkara itu, kita fokus saja pada semaraknya menyambut bulan Ramadan 1444 H yang bertepatan pada 23-3-2023 M. Hal ini  tergambar jelas dengan melimpah ruahnya jamaah masjid yang akan melaksankan salat tarawih pertama. 

Ada hal atau kejadian yang selalu berulang pada setiap Ramadan sejak dulu kala di masjidku, yaitu penitipan tempat di dalam masjid wkwkwk, tetapi ini khusus berlaku di area jamaah muslimah.

Beberapa  jamaah perempuan selalu menyimpan sajadahnya di barisan depan untuk menandai bahwa itu adalah tempatnya. Kalau datang tepat waktu sih tidak masalah, yang bermasalah adalah jika yang punya sajadah telat datang. 

Biasanya jamaah yang paham soal titip menitip sajadah itu akan menyimpan sajadahnya di belakang lalu mengisi sajadah titipan yang orangnya belum datang itu jika salat berjamaah sudah mau dilaksanakan, selanjutnya orang yang di bagian belakang akan mengisi sajadahnya, demikian seterusnya. 

Setelah selesai salat berjamaah, masing-masing kembali ke posisi yang sebenarnya hingga pemilik sajadah titipan datang.

Tetapi tenang saja, keadaan seperti ini hanya berlangsung selama kurang lebih sepuluh hari. Setelahnya, masjid kembali lowong. Sebagian jamaahnya sudah pindah ke pusat-pusat belanja untuk persiapan lebaran. Hahaha.


Aktivitas Pada Hari Pertama Ramadan




Sudah memasuki tahun kelima saya menjalani Ramadan dengan keluarga yang tidak lengkap. Dua anakku sudah tidak serumah kami lagi. Mereka sudah memiliki keluarga sendiri dan tinggal di luar daerah.

Namun, ada kebiasaan yang belum bisa saya ubah dari tahun ke tahun, yaitu selalu sibuk menyiapkan makanan yang banyak seakan-akan semua anak-anakku dan keluarganya kumpul untuk menjalani sahur pertama.

Ramadan kali ini pun demikian. Saya sibuk memasak kari ayam kampung kesukaan suami dan anak-anak sebagai menu sahur hari pertama. Satu panci penuh kari ayam sudah tersedia padahal yang akan makan sahur pertama masih formasi seperti tahun lalu, hanya berlima. 

Seperti yang diprediksi Nabila, kari ayam yang saya masak sepenuh hati itu tidak habis bahkan sisanya masih banyak.

Persiapan berbuka puasa juga demikian. Hampir seharian di dapur memasak untuk persiapan buka puasa. Kali ini saya memasak Kambu Paria. Tadinya saya mau pasangkan dengan udang asam manis, tetapi lagi-lagi Nabila menegur. 

“Terlalu banyak lauk Mama, kari ayam saja yang dipanasi, tuh masih banyak di kulkas dan masih bisa dimakan.” 

Kali ini saya nurut, tetapi tetap memasak ikan  Pallu Kacci pesanan ayangbeb. Memasak Pallu Kacci tidak memerlukan waktu lama, cukup menggunakan air asam, taburi kunyit kering dan garam lalu masak dengan api kecil. 

Yang paling penting sebenarnya, masakan itu adalah kesukaan saya dan suami.

Sedangkan memasak kambu paria buat saya memerlukan effort yang lumayan tinggi. Tahapannya banyak dan cukup ribet. Harus sangrai kelapa parut, tumbuk ikan, masak paria hingga setengah matang dan seterusnya.

Kalau tidak percaya seribet itu cara masaknya, kalian baca saja Cara Memasak Kambu Paria dengan mengklik link di bawah ini

READ MORE

Tips Sederhana Decluttering

Wednesday, March 1, 2023

 



Tips Sederhana Decluttering 

Seberapa seringkah kamu merasa lelah karena melihat rumah yang berantakan? Merasa sudah beres-beres dengan maksimal, tetapi masih juga terasa sumpek. Ada saja barang yang berserakan dimana-mana, berantakan tidak beraturan. Dan, merasa pekerjaan rumah itu tidak ada habis-habisnya. 

Saat mau beres-beres rumah secara total kita bingung mau mulai dari mana. Apakah di ruang tamu terlebih dahulu, atau di kamar tidur atau di dapur? Akhirnya tidak melakukan apa-apa atau justru membongkar seluruh bagian rumah yang berakhir dengan bertambahnya pekerjaan. Kalau sudah begitu maka tanpa disadari kita telah mengalami stres.


Decluttering


Ah, jangan sampai yah… Gara-gara rumah berantakan kesehatan mental kita terganggu. Jadi, apa yang harus dilakukan?

Salah satu teknik yang bisa kita lakukan agar terhindar dari stres akibat rumah berantakan adalah decluttering. Apakah itu decluttering? Teruskan bacanya yah.



Pengertian Decluttering



Decluttering mulai banyak dikenal orang saat Marie Kondo mempopulerkannya dalam bukunya yang berjudul The Lifechanging Magic of Tidying Up. Dalam buku tersebut dijelaskan kalau aktivitas merapikan rumah dengan menyimpan barang-barang yang sudah tidak dibutuhkan lagi atau cenderung bikin hati tidak bahagia disebut decluttering.

Bukan hanya merapikan barang-barang atau menyimpannya, tetapi juga menyingkirkannya dari rumah, entah itu diberikan kepada orang yang membutuhkan atau sekalian dibuang. 

Decluttering ibarat detoks untuk rumah kita, yaitu  mengeluarkan “racun” yang mengganggu atau mengeluarkan barang-barang yang tidak diperlukan lagi lalu menatanya agar rumah menjadi lebih lega dan lapang. 



Manfaat Decluttering


Selain menjadikan rumah lebih bersih, nampak luas dan lapang, decluttering juga bermanfaat buat kesehatan mental. Setidaknya ada 4 manfaat melakukan decluttering, dikutip dari WebMD, yaitu:

Menurunkan resiko stres akibat sering melihat dan membersihkan rumah yang berantakan.

Lebih fokus saat mengerjakan sesuatu atau mencari barang tertentu. 

Menurunkan resiko asma dan alergi yang disebabkan oleh debu yang menempel pada barang-barang yang menumpuk dan berceceran dimana-mana.

Dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan lebih efektif.



Bagaimana Cara Melakukan Decluttering?



“Anda bisa mulai melakukan decluttering dari hal-hal yang kecil dulu, misalnya merapikan suatu tempat selama 5 menit perhari untuk membantu membentuk kebiasaan decluttering agar tidak terasa memberatkan.” (Dilansir dari laman Becoming Minimalist).


Saya mencoba tips di atas, tetapi saya gagal. Ternyata yang namanya konsisten itu butuh perjuangan dan doa, hahaha. 

Bagaimana bisa menyisihkan waktu hanya 5 menit kalau rumah sudah terlanjur berantakan? Maka saya mencoba melakukan decluttering kecil-kecilan ala saya yang sok sibuk ini. 

Cara decluttering


Memulai dari Tempat dan Area Tertentu


Tempat pertama yang akan saya rapikan adalah lemari buku, karena  barang yang paling sering berantakan di rumah saya itu adalah buku. Buku-buku lama dan sudah usang saya singkirkan dan masukkan dalam dus lalu saya tawarkan kepada keluarga yang mau menampungnya. 

Lalu saya mulai menyusun sedemikian rupa agar semua buku yang sekiranya saya perlukan nampak jelas dan setidaknya judul bukunya bisa terbaca. Langkah ini memudahkan kita untuk menemukan buku yang ingin kita baca. 

Area berikutnya adalah dapur. Di sini saya membuang barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, seperti penutup panci dan penutup toples yang sudah tidak memiliki pasangan hidup lagi, mungkin pancinya bocor dan toplesnya pecah sementara penutupnya masih awet. 

Area ketiga adalah kamar tidur. Di kamar tidur selain tempat tidur ada juga meja kerja, lemari pakaian, lemari hias dan rak tempat menyimpan jilbab dan pakaian dalam. Di sini, tempat tidur dan meja kerja cukup rapi jadi aman. 

Namun,  rak jilbab, lemari hias dan lemari pakaian yang perlu diperhatikan. Ada apa di dalam sana? Nah, dari rak jilbab saya berhasil menyingkirkan beberapa jilbab instan yang sudah lama tidak terpakai. Demikian pula dari lemari hias, saya mendapatkan beberapa pernak-pernik yang sudah tidak terpakai.

Area berikutnya adalah ruang tengah. Di sini, lagi-lagi terdapat rak buku yang berisi buku-buku lama dan kertas-kertas foto copyan. 

Berhubung kegiatan decluttering ini baru saya mulai dalam dua pekan ini maka masih ada area lain yang belum tersentuh, yaitu area di lantai atas. Semoga pekan depan proses decluttering  sudah bisa berpindah ke area itu.



Menyingkirkan Satu Barang Tidak Terpakai Setiap Hari



Langkah ini saya mulai terapkan sejak pertama kali memutuskan proses decluttering. Setiap hari, tanpa berfokus ke area tertentu saya menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Yang masih bisa dipakai orang lain, saya donasikan sedangkan yang sudah tidak layak pakai langsung masuk tong sampah.

Langkah ini cukup efektif mendetox rumah dan pikiran saya. Bagaikan membuang racun-racun dalam tubuh, sedikit demi sedikit tetapi dilakukan secara konsisten.



Menyediakan Kotak Tempat Menyimpan Barang



Saat melakukan decluttering, tidak semua barang serta merta dibuang atau didonasikan. Biasanya ada barang yang masih kita butuhkan ada juga barang yang perlu diperbaiki. Olehnya itu, kita membutuhkan beberapa kotak. 

Setiap kotak sebaiknya diberi label sesuai fungsinya. Misalnya, kotak tempat menyimpan barang  yang akan didonasikan, kotak untuk menyimpan barang yang masih dibutuhkan, kotak tempat menyimpan barang yang akan diperbaiki. 

Untuk barang yang akan dibuang, saya langsung membuangnya di tong sampah. 


Demikian tips sederhana saya dalam decluttering rumah. 

Satu hal yang penting dalam melakukan langkah decluttering adalah kita harus pandai-pandai menyortir barang dan memiliki sifat tega. Tega membuang barang kenangan yang sudah tidak berfungsi dan tidak layak pakai. 

Decluttering memang tidak mudah, tetapi dengan  melakukan langkah-langkah yang sederhana dan teratur akan memudahkan kita melakukannya. Lakukanlah dengan tenang dan bergembira, jangan men- decluttering rumah jika kamu sedang galau dan STRONG (stres tak tertolong).


Selamat bersih-bersih rumah yah. 


Makassar, 1 Maret 2023 


Dawiah

READ MORE

Fill in the form below and I'll contact you within 24 hours

Name

Email *

Message *