Aliran Rasa Skripsi KLIP 2022

Friday, December 16, 2022

 


 

Skripsi KLIP 2022

15 Desember 2022. 

Ternyata sudah 14 hari tidak menulis apa pun. Hanya sibuk merapikan tulisan yang pernah diposting sejak bulan Januari hingga November. Memilih dan memilah tulisan mana kira-kira yang bisa dikategorikan satu tema kemudian disatukan, dihitung jumlah katanya lalu dikonversi ke pdf untuk dijadikan skripsi sebagai tugas akhir pada Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP).

Saya memilih FLIPHTML  untuk menyimpan tulisan-tulisan saya yang jumlah katanya sebanyak 22999  sekaligus memublikasikannya.  Ah, satu kata lagi akan menjadi 23.000 kata. Tetapi saya memilih berhenti di angka itu, agar dapat angka cantik 999. 

Maknanya apa? Tidak bermakna apa-apa, kecuali ada yang mau mencocokologinya. Terserah kalian saja deh. Bagaimana bentuk skripsi itu? Kalian bisa membacanya dengan mengklik JURNAL 2022 ini 

Namun, sebelum saya memaksakan diri menuntaskan penyusunan skripsi ini sejak subuh hingga malam, ada pekerjaan lain yang juga menuntut untuk ditekuni. Merampungkan nilai-nilai siswaku juga menyicil penilaian PPG yang saya ampuh sebagai guru pamong.

Sibuk juga ya saya? Tiba-tiba kebayang, betapa betenya nanti kalau sudah purnabakti, tidak punya kerjaan yang menuntut untuk dikerjakan secepatnya, tidak mengajar, tidak menilai dsb.

Kata suami yang sejak 1 Desember ini sudah resmi pensiun, 

“nikmati saja hari-harimu dengan santai. Masak, beres-beres rumah, rawat tanaman dsb.”

Sayangnya saya bukan tipe seperti itu. Di dalam kepalaku terdapat labirin-labirin yang berisi berbagai macam rencana dalam rangka menyambut dan menjalani masa pensiunku. Saya ingin menulis ini-itu, mau melakukan ini-itu, mau jalan kesana dan kesitu. Ah, ruwet.

Sudahlah! 

Soal pensiun, nanti-nanti sajalah dipikirkan, yang penting sekarang, banyak-banyak berdoa agar tetap sehat, bisa berkarya dan dapat menanti masa pensiun dengan bahagia. 

Oh yah, kembali ke soal Skripsi KLIP. Ternyata saya menemukan tiga ciri khas dari tulisan saya, yaitu cerita ringan alias curhat alias cerita remeh temeh lalu tulisan yg saya beri label muhasabah, tetapi saya baca-baca lagi, ternyata masih tulisan curhat bertopeng nasihat, hahaha. 

Ada satu tema yang agak serius sedikit. Saya menyebutnya non fiksi hanya untuk membedakan kalau informasi yang saya tuliskan itu adalah fakta bukan hasil imajinasi semata. Tulisan yang masuk kategori non fiksi ini adalah hasil penelusuran dari sumber yang terpercaya. No Hoaks.

 

Seperti tahun sebelumnya, penyusunan Skripsi bukan sekadar mengumpulkan tulisan-tulisan yang ditulis selama kurang lebih 11 bulan itu saja, melainkan ada usaha lain yang memerlukan ketekunan. Seperti, membuat kover buku, mendesain tata letak atau istilah kerennya, layout, mengkonversi word ke pdf, mengepres file dan gambar agar bisa dikonversi dsb.

Huaa…ternyata cukup menyita waktu dan mengasah lagi skill terpendamku. Hahaha.  

Jika dibandingkan skripsiku tahun lalu dengan skripsi tahun ini, ada perbedaan yang cukup signifikan. Terutama kovernya. Kalau tahun lalu saya membuat kover dengan segenap jiwa sehingga cukup lama mengutak atiknya hingga jadi dan cukup memuaskan buat saya yang kurang memiliki jiwa seni, hahaha.

Namun, saya tidak bisa menyimpulkan, manakah yang lebih baik, kover tahun lalu atau tahun ini. Yang jelas, pembuatan kover skripsiku tahun ini terbilang cepat. Hanya beberapa menit, sat - set -sat - set jadi deh. Selain karena waktu yang mepet-mepet deadline, sepertinya usia juga memengaruhi, bahwa usia berbanding terbalik dengan keinginan. Semakin bertambah  usia semakin berkurang keribetannya.

Tahun ini saya memberi judul skripsiku dengan "Jurnal 2022" asli ini kehabisan ide, hahaha, sedangkan tahun lalu, saya menamai skripsiku dengan "Belajar Sepanjang Hayat" judul ini itu kesannya ada harapan dan semangat untuk terus belajar.  

Namun, sebenarnya saya lebih suka jika kalian membaca blogku saja. Masih banyak tulisan di blog yang tidak kumasukkan ke dalam skripsi ini. Serius! Saya lebih berterima kasih jika kalian mengulik sampai jauh tulisan-tulisan yang ada di sini. 

Mana yang lebih baik? Silahkan membandingkannya dengan mengklik tautan ini Belajar Sepanjang Hayat

Sementara itu, di laman media sosialku berseliweran pengumuman lomba menulis di blog.  Di antara lomba-lomba itu, ada satu sampai tiga yang saya save di note’s handponeku. Rencananya bahkan berniat mau ikut lomba itu, tetapi lupa dan tahu-tahu sudah keluar pengumumannya. 

Kalau sudah begitu, siapa yang salah?

Saya coba merenung dan mencari-cari biang keladinya, tetapi di dalam hati kecilku menggugat. 

“Hei Dawiah, jangan kemaruk! Kerjakan saja apa yang bisa kamu kerjakan dan utamakan pekerjaan yang menjadi kewajibanmu. Itu jauh lebih baik daripada memaksakan diri.” 


Maafkan yah!

Takzim buat sanubariku yang masih setia mengingatkan untuk tetap berpikir normal, tidak neko-neko dan tetap berjalan sesuai koridornya. Harus sadar diri, bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa terwujud dan tidak semua yang kita angankan menjadi kenyataan.

Tinggal beberapa hari lagi akan terjadi pergantian tahun Masehi. Tahun baru Masehi yang selalu seru dirayakan oleh seluruh dunia. Momen yang disambut dengan gegap gempita dan biasanya disambut dengan  resolusi-resolusi untuk tahun berikutnya.

Saya pun pernah ikut euforia itu, seru-seruan menulis resolusi tahun baru. Habis itu, saya lupa apa saja list resolusi yang telah ditulis. Kehidupan terus berjalan tanpa pernah berhenti walau sesaat. Resolusi yang tercipta mulai terlupakan dan uniknya, sering kali  resolusi itu terjadi tanpa dipersiapkan bahkan direncanakan. Terjadi begitu saja.

Salah satu resolusi yang selalu saya buat sejak mulai serius menekuni dunia kepenulisan ini adalah menulislah walau hanya satu kalimat sehari dan membaca buku walau satu paragraf sehari. Qadarullah, ini betul-betul terjadi. 

Sayangnya, yang lebih sering terjadi hanya menulis satu kalimat sehari dan membaca satu paragraf saja. Hahaha.

Mungkin untuk tahun depan, saya harus membuat resolusi yang lebih menantang. Seperti, menulis minimal 1 halaman sehari dan menamatkan buku minimal 1 buku sebulan.

 

Doakan semoga saya sehat dan terus menulis dan berkarya.

 

Salam Dari Makassar, 15 Desember 2022.

 

Dawiah

Read More

Elizabeth Setiaatmadja Entrepreneur yang Multitalenta

Friday, December 2, 2022



Elizabeth Setiaatmadja Entrepreneur



Bernama lengkap Elizabeth Ariestia Melawaty Setiaatmadja dan biasa dipanggil dengan Liz Setiaatmadja adalah perempuan multitalenta sekaligus entrepreneur. Sekalipun terlahir dari keluarga konglomerat, tidak serta merta menjadikannya perempuan yang manja dan tinggal menikmati saja privilege yang didapatkan dari keluarganya. 

Hal ini terlihat dari sepak terjangnya sejak ia masih SD hingga sekarang. Hal ini ia ungkapkan ketika kami berkesempatan berbincang secara virtual beberapa waktu lalu. Berikut adalah beberapa fakta tentang perempuan pebisnis dan aktif di sosial media ini.


Womenpreneur Indonesia 


Sebagai anak sulung dari Jahja Setiaatmadja, CEO Bank BCA, Liz Setiaatmadja tidak serta merta menjadi pebisnis yang sukses begitu saja. Ia membangun bisnisnya dari nol tanpa menggunakan nama besar ayahnya. 

Bisnis kesehatan dan kecantikan yang digelutinya sejak tahun 2014 berhasil mencapai posisi Shareholder International Company hanya dalam jangka waktu 4 bulan. Kemudian ia berhasil masuk dalam Top 30 International Sales South Asia dan mendapatkan Year End Competition Bonus hanya dalam waktu 9 bulan. Semua pencapaian itu ia dapatkan dengan kerja kerasnya. 

Mungkin banyak yang tidak tahu kalau Liz Setiaatmadja merintis bisnis justru ketika ia masih kuliah di Australia. Awalnya ia membangun bisnis bersama kekasihnya yang kini telah menjadi suaminya. Bisnis Productions House adalah bisnis yang mereka rintis sejak 2006. 


Memiliki Jiwa Sosial yang Tinggi


Elizabeth Setiaatmadja


Saat Indonesia mengalami masa pandemi, Liz Setiaatmadja tidak tinggal diam. Hatinya miris saat mengetahui kalau tenaga medis kekurangan baju APD. Karena itu ia merasa terpanggil untuk melakukan suatu gerakan.

Maka melalui Gerakan Peduli Medis yang ia bentuk pada 27 April 2020 dan ia sebarkan melalui akun instagram miliknya, ia bersama temannya, Martha berhasil mengumpulkan sumbangan senilai 20 Miliar hanya dalam waktu kurang lebih 2 minggu.

Gerakan ini adalah gerakan non-profit, sehingga seluruh dana yang masuk diperuntukan untuk menciptakan baju APD dan pada saat itu total baju APD yang berhasil disumbangkan sebanyak kurang lebih 400.000 baju.


“Saya membantu tim medis menyediakan baju APD, karena baju APD saat itu sangat mahal, maka saya memutuskan untuk memproduksinya sendiri.” Demikian kata Liz Setiaatmadja. 



Liz Setiaatmadja Sebagai Sociopreneur 


Elizabeth Setiaatmadja


Sukses sebagai womenpreneur Indonesia adalah salah satu modalnya dalam membangun networking expert. Selain karena kemampuannya berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan siapa saja, karakternya yang kuat dan berdedikasi tinggi menjadikannya pantas disebut sebagai sociopreneur.

Sebagai sociopreneur ia sangat aktif bergerak di dunia sosial. Maka tidak heran kalau ia mampu memengaruhi orang-orang dan menjadi pakar komunikasi yang aktif untuk menghubungkan berbagai pihak dalam mengatasi masalah bersama-sama, termasuk dalam dunia bisnis.

Akhir tahun 2020, jiwa sociopreneur seorang Liz Setiaatmadja memanggilnya untuk terlibat dalam proyek membantu Suku Anak Dalam. Walaupun proyek ini terpaksa terhenti karena sifat Suku Anak Dalam yang nomaden.

Tidak berhenti sampai di situ. Ia juga menunjukkan niat baiknya untuk memajukan UKM dengan mengajarkan ilmu marketing kepada para pelaku UKM sekaligus melakukan pendampingan agar produknya bisa diterima pasar, dengan catatan pelaku UKM harus menunjukkan konsistensinya serta disiplin mengikuti panduan yang diberikan.


Perempuan Multitalenta


Liz Setiaatmadja juga merupakan founder Belle Couture yang memproduksi dua jenis produk unggulan yaitu Caremax dan Aviair.

Caremax adalah produk masker yang memiliki kelebihan, yaitu tidak berbau dan memiliki lapisan antibakteri. Dengan menggunakan Masker Caremax, virus yang menempel pada lapisan masker akan mati pada menit kedua hingga menit ke-30. Olehnya itu, Lis berpikir, alangkah banyak orang yang tertolong jika masker ini tersebar ke seluruh Indonesia, sehingga secara tidak langsung sangat membantu tenaga kesehatan dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Produk unggulan lainnya dari Belle Couture adalah Aviair. Suatu produk kalung yang berguna melindungi dari dari partikel beracun di udara. Khusus produk ini, Liz telah berhasil menjual hingga ribuan pieces.

Dalam waktu dekat, Belle Couture juga akan memperkenalkan produk terbarunya Healthy Snacks, yaitu produk olahan berbahan sorgum yang sangat cocok untuk diabetes dan autisme.

Demikianlah beberapa fakta menarik dari sosok perempuan multitalenta ini. Jika kalian ingin lebih mengenalnya, silahkan mengunjungi media sosialnya yaitu Instagram @liz_setiaatmadja_official. 

Dapatkan juga skills komunikasi ala Liz melalui kanal Youtubenya @Elizabeth Setiaatmadja.


Makassar, 2 Desember 2022

Dawiah

Read More