Kenali Gejala dan Cara Pencegahan Penyebaran COVID-19

Tuesday, December 22, 2020

 


Tahun 2020 adalah tahun yang sangat luar biasa, di mana seluruh penduduk bumi merasakan kecemasan yang sama. Bisa dibilang tahun 2020 adalah tahun pandemi yang melanda dunia.

Sepanjang tahun, berita pendemi ini memenuhi media, baik media cetak maupun media elektronik sehingga tiap hari kita disuguhi berbagai macam informasi tentang COVID-19.

Sayangnya tidak semua informasi yang beredar mengedukasi masyarakat. Banyak informasi justru menjerumuskan orang untuk tidak memercayai keberadaannya, sehingga banyak yang abai. Akibatnya, penyebaran virus COVID-19 semakin merebak.

Hingga akhirnya pemerintah mengambil tindakan dengan memberlakukan PSBB dan WFH. Sekolah-sekolah diliburkan, kantor-kantor juga ditutup, bahkan salatpun dianjurkan dilaksanakan di rumah saja.

Rasanya saat itu keadaan sangat mencekam.

 

Kenali Gejala COVID-19

 

Daripada kita trauma tak beralasan, mari mengenali gejala COVID-19 agar bisa mengambil tindakan yang semestinya. Informasi tentang gejal virus ini sangat mudah didapatkan, artikelnya menyebar di berbagai media.

Kita dapat pula mencari informasi akurat di Halodoc, bisa dengan cara membaca artikel yang terkait dengan virus corona atau bertanya langsung menggunakan menu chat yang tersedia di web Halodoc.

Tersedia pula aplikasi Halodoc yang bisa memberi solusi kesehatan yang lengkap, mulai dari konsultasi online dengan dokter terpercaya hingga membeli obat bebas tanpa harus ke apotik, bahkan Halodoc dapat memberi solusi periksa di rumah sakit  tanpa antri.

 

Mengenai gejala COVID-19, WHO menjelaskan bahwa respon orang terhadap COVID-19 berbeda-beda. Ada yang bisa pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit tapi ada juga yang harus dirawat secara intensif.

Gejala umum yang terjadi pada orang yang terpapar COVID-19 adalah sebagai berikut.


  1. Demam
  2. Batuk kering
  3. Kelelahan


Di samping gejala umum, ada pula gejala khusus, gejala yang tidak umum, yaitu:


  1. Nyeri pada tenggorokan
  2. Diare
  3. Mata merah (konjugtivitis)
  4. Hilangnya indra perasa atau penciuman
  5. Terjadi bintil-bintil merah pada kulit
  6. Perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki

 

Setelah mengenali gejala-gejala tersebut di atas, maka tanggung jawab kita selanjutnya adalah mencegah diri dan keluarga dari paparan virus COVID-19

 

Cara Mencegah COVID-19

 

Melindungi diri dari penyebaran virus ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab kita terhadap keluarga.  Jargon tentang jaga diri dan keluarga dengan 3M sudah dihafal mati. Dan belakangan menjadi 4M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Mengenakan masker saja tidak cukup mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya. Maka harus mencuci tangan secara rutin dengan menggunakan sabun dan air. Kalau perlu menggunakan cairan pembersih tangan berbahan alkohol.

Selain itu, menjaga jarak aman terutama dengan orang yang bersin atau batuk adalah tindakan lainnya.

Jika Anda batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan atau tisu. Jangan sentuh mata, hidung, dan mulut Anda.

Jangan keluar rumah apabila merasa kurang sehat atau tidak enak badan. Sebaiknya hubungi penyedia layanan kesehatan agar dapat segera mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat.

Demikian langkah-langkah yang dapat kita lakukan agar terhindar dari paparan virus COVID-19.

Mari terus menjaga kesehatan diri dan keluarga serta orang-orang yang kita cintai sembari menanti datangnya vaksin virus corona.  Karena menurut Halodoc, saat ini Lembaga Eijkman sudah memulai upaya pengembangan vaksin yang dinamai vaksin Merah Putih. Ditargetkan awal tahun 2021, PT Biofarma sudah bisa menerima vaksin covid tersebut, kemudian dilakukan formulasi produksi dalam rangka uji klinis.  

Semoga proses pengembangan vaksin tersebut berjalan lancar dan hasilnya sesuai dengan harapan kita agar penyebaran COVID-19 dapat segera teratasi dan masa pandemi segera berlalu.

Salam sehat dan tetap jaga kesehatan.

Read More

Kenali Penyakit Osteoporosis

Friday, December 11, 2020

Kenali Penyakit Osteoporosis




Osteoporosis adalah salah satu jenis penyakit yang sudah diketahui oleh hampir semua orang. Tetapi apa dan bagaimana penyakit ini? Terus terang, saya baru mencari informasi tentang penyakit yang menyerang tulang ini setelah mamaku mengalaminya.

Sebelumnya, mari simak dahulu cerita mamaku dengan penyakit osteoporosisnya.

 

Sebelum Mama Divonis Kena Osteoporosis

 

Tahun 2017, tiba-tiba mamaku mengeluh sakit di bagian pinggul dan punggungnya termasuk persendian beliau. Saya dan adik langsung membawanya ke dokter ahli tulang, karena kami berpikir mama terkena penyakit tulang.

Oleh dokter, beliau disuntik katanya suntikan vitamin untuk tulang. Tapi tidak ada perubahan. Keluhan mama semakin tak terbendung. Akhirnya kami membawanya ke rumah sakit.

Tiga hari di rumah sakit, hasil foto tulangnya keluar, dan oleh dokter dikatakan kalau ada tulang mama patah di bagian pinggul.  Satu-satunya jalan adalah mama harus dioperasi.

Mama tidak mau dioperasi, sayapun kurang setuju. Saya khawatir dengan proses operasi nanti, usia mama sudah sepuh dan tulangnya pastilah tak sekuat ketika masih muda.

Entah dari mana  idenya, tiba-tiba mama minta diurut. Katanya, ada orang yang pandai mengurut di daerah Takalar, salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan.

Singkat cerita, mama dibawa ke sana untuk diurut dalam keadaan memakai kursi roda, karena tidak bisa berdiri dan berjalan dengan baik, mama merasa sangat  kesakitan.

Masya Allah, alhamdulillah, pulang dari tukang urut, rasa sakit di pinggulnya berkurang. Bahkan beliau tak memakai kursi roda walaupun masih berjalan tertatih dituntun oleh adik saya.

Saya dan keluarga berpikir, mama sudah sembuh sisa pemulihan saja. Dua pekan kemudian, mama harus kontrol lagi ke tukang urutnya. Kembali mama diantar ke sana. Pulangnya, mama nampak semakin sehat. Beliau sudah bisa berjalan tanpa dituntun.

 

Ternyata Mama Terkena Penyakit Osteoporosis

 

Tidak sampai sebulan, mama kembali mengeluh. Kali ini sakitnya di bagian punggung. Saya terkesiap, punggung mama terlihat melengkung dan tampak semakin pendek. Di sekolah saya menceritakan perihal mama saya ke teman-teman.

Salah seorang teman yang bernama Hj. Hasma mengisahkan tantenya yang pernah mengalami ciri yang sama, dan ternyata tantenya itu kena penyakit osteoporosis. Beliau juga bercerita kalau tantenya sekarang sudah sehat setelah ditangani oleh  dokter Arman, ahli tulang yang  bertugas di Ratulangi Medical Center Makassar.

Saya langsung membawa mama ke sana. Setelah diperiksa oleh dokter Arman, mama dibawa ke ruang radiologi untuk menjalani foto  rontgen. Tak lama hasilnya keluar.

Innalillah! 

Dokter memperlihatkan beberapa bagian tulang mama yang kropos. Mama menderita penyakit Osteoporosis dan harus menjalani pengobatan dengan minum obat secara teratur selama 3 bulan.

Saya sempat bertanya ke dokter, “apakah mama saya akan dioperasi dok?”

Dokter Arman tersenyum dan menjelaskan dengan sabar.

“Tidak perlu dioperasi. Usahakan saja  minum tiga jenis obat ini sesuai aturan. Tulang yang kropos sudah tidak bisa diperbaiki, obat ini bertujuan memperkuat  tulang lainnya yang belum kropos agar bisa mengimbangi tubuh pasien.”

“Jangan melakukan aktivitas berat ya Bu. Jangan sampai tulang ibu patah dan menembus otot, itu sakitnya luar biasa,” sambung Pak dokter.

Demikianlah, mama dengan tertib dan sabar menjalani proses pengobatan selama 3 bulan.

Alhamdulillah, saat ini mama sudah bisa beraktivitas ringan, sudah bisa jalan dan paling penting tidak lagi mengeluh kesakitan. Sekalipun tubuhnya tidak bisa kembali normal dan berdiri tegak, setidaknya sudah tidak memakai kursi roda lagi.

 

Fakta Tentang  Penyakit Osteoporosis

 

Kisah mama yang terkena penyakit osteoporosis membawaku ke berbagai artikel tentang penyakit tersebut.

Dilansir alodokter.com, di Indonesia 23% perempuan berusia 50-80 tahun mengidap osteoporosis. Ini berarti, bukan hanya perempuan yang berusia 60 tahun ke atas saja yang bisa kena penyakit osteoporosis.

 

Apa itu Osteoporosis?

 

Osteoporosis  adalah penyakit yang menyebabkan menipisnya tulang dan kurangnya massa tulang sehingga tulang menjadi kropos dan gampang patah.

 

Penyebab Timbulnya Penyakit  Osteoporosis


Beberapa referensi menyebutkan, bahwa ada 10 penyebab orang terkena penyakit osteoporosis.


1    1. Jenis Kelamin

Perempuan lebih berisiko terkena osteoporosis dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan hormon pada saat menopause. Setelah perempuan mengalami masa menopause terjadi penurunan kepadatan tulang akibat menurunnya kadar esterogen.


2.  Usia

Semakin tua usia kita, semakin besar resiko terkena osteoporosis.


3. Riwayat Keluarga

Jika salah satu  orang tua atau keluarga ada yang menderita osteoporosis, maka kemungkinan kita juga akan memiliki resiko terkena ostoporosis. Baca ini, saya harus waspada ini.


 4. Ukuran Rangka Tubuh

Semakin kecil ukuran rangka tubuh seseorang, semakin besar pula resiko terkena osteoporosis.


5. Kadar Hormon

Memiliki kadar hormon yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat pula menyebabkan osteoporosis, seperti kekurangan hormon estrogen atau testosteron atau kelebihan hormon tiroid atau kelenjar adrenal.


 6. Faktor Makanan

Makanan yang kurang mengandung kalsium dapat mengakibatkan berkurangnya kepadatan tulang. Massa tulang bisa semakin menurun apabila kurang asupan makanan yang mengandung kalsium.


7. Gangguan Makan

Penderita penyakit anoreksia beresiko osteoporosis, karena anoreksia atau gangguan pola makan yang tidak sehat akan menyebabkan berkurangnya asupan makanan yang mengandung kalori, protein, dan kalsum.


8. Kurang Aktif

Yang dimaksud dengan kurang aktif adalah orang yang jarang bergerak, misalnya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk duduk saja. Hm, hati-hati nih para penulis dan bloger, jangan duduk melulu menulis ya.


9. Merokok

Jangan merokok, karena zat yang terdapat pada rokok mengakibatkan terganggunya proses  metabolisme hormon, penyerapan kalsium sehingga mengganggu pembentukan dan penyerapan tulang.


10. Minum minuman beralkohol

Minum alkohol dapat juga meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis.


Baca juga perihal kesehatan berikut ini.


1. Penyakit pada sistem reproduksi

2. Mari hitung obesitasmu



Kalau sudah mengetahui 10 penyebab munculnya penyakit osteoporosis, apa lagikah yang harus dilakukan untuk mencegah resiko kena penyakit itu?

 

Cara Mencegah Penyakit Osteoporosis

 

Di atas sudah diterangkan tentang 10 penyebab timbulnya resiko kena penyakit osteoporosis, maka logikanya untuk mencegah terjadinya osteoporosia,  maka kita harus menghindari faktor  risikonya, seperti:

  1. Berhenti merokok bagi yang terlanjur kecanduan merokok.
  2. Tidak minum minuman beralkohol.
  3. Mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium tinggi.
  4. Mengonsumsi vitamin D atau suplemen jika dirasa perlu.
  5. Rutin berolahraga.

Dan terakhir, ini pesan khusus buat kalian perempuan yang sudah seumuran saya atau di atas saya dan telah memasuki menopause, cegahlah osteoporosis dengan rutin kontrol ke dokter. Jika dirasa perlu, lakukan terapi penggantian hormon.

Demikianlah, semoga bermanfaat. Tetap jaga kesehatan.


 

Read More

Kambu Paria, Masakan Peria Khas Makassar

Tuesday, December 1, 2020

 

Pernah dengar peribahasa berikut ini?

“Pucuk diremas dengan santan, urat direndam dengan tengguli, lamun peria pahit juga.”

Artinya: Orang yang tabiatnya buruk, jahat, sekalipun diberi kekayaan dan pangkat, sifatnya tidak akan berubah.

Tapi saya tak akan membahas peribahasa di atas. Saya fokus ke kata peria saja. Ternyata dalam kamus KBBI, peria itu adalah tumbuhan menjalar, bunganya kecil-kecil berwarna kuning dan buahnya seperti mentimun dengan permukaan kulit yang berbintil-bintil. Ciri khas dari tanaman ini adalah  buah dan daunnya rasanya pahit.

Teman-teman saya yang orang Jawa menyebutnya “pare” sedangkan di daerah saya, yaitu Sulawesi Selatan menyebutnya paria.

Ini adalah buah yang paling sering saya jadikan sayur karena paling disukai suami. Kadang saya tumis dicampur udang dengan bumbu kemiri, bawang putih, bawang merah, dan cabai. Kadang juga saya tambahkan pete. Kalau lagi malas makan sayur tumis-tumisan, maka peria saya masak bersama dengan kacang hijau dan diberi santan sedikit. Bahkan ditumis tanpa campuran apapun, tetap disukai oleh hampir semua anggota keluarga saya.

Dari semua resep peria yang biasa saya masak, kambu paria adalah masakan peria yang menjadi primadonanya. Karena semua anggota keluarga saya suka. Kalaupun anak bungsu saya tidak suka buah perianya karena pahit, tapi ia tetap makan karena suka makan isiannya saja atau dalam bahasa daerah saya disebut kambu.

Maka masakan ini disebut Kambu Paria.

 


Manfaat Buah Peria

 

Beberapa referensi menuliskan bahwa buah peria memberikan pengaruh pada metabolisme glukosa sehingga mampu menghambat sel kanker, menurunkan kadar gula dalam darah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai ramuan herbal bagi penderita diabetes. Selain itu, tanaman peria dapat dijadikan jus untuk mengobati penyakit  disentri. Berkhasiat pula menyembuhkan sakit encok. 

 

Manfaat Masakan Kambu Paria

 

Masakan Kambu Paria selain bahan dasarnya adalah peria, ada juga  ikan dan kelapa sangrai. Manfaat buah peria sendiri telah dijelaskan di atas. Sekarang, mari kita lihat manfaat ikan dan kelapa sebagai bahan dasar lainnya.

Pada umumnya, jenis ikan yang digunakan pada masakan ini adalah ikan teri. Tapi bisa juga menggunakan ikan cakalang dan ikan tongkol. Manfaat ikan teri dan jenis-jenis ikan laut lainnya adalah sebagai sumber protein yang akan menambah massa otot dan menambah daya tahan tubuh.

Kalsium dalam ikan teri jika dibandingkan dengan ikan air laut lainnya merupakan salah satu yang tertinggi. Ikan teri juga mengandung zat besi yang bermanfaat menambah darah dan mencegah terjadinya anemia.

Sedangkan kelapa adalah buah yang kaya manfaat. Dilansir oleh alodokter.com. Buah kelapa mengandung nutrisi yang sangat bermanfaat buat tubuh kita karena mengandung vitamin C, protein, kalium, magnesium, dan serat. Kelapa juga rendah karbohidrat dan kalori.

Dilihat dari bahan-bahan dasar masakan kambu paria yang kaya dengan manfaat pada kesehatan kita, maka tak ada alasan untuk tidak menyukainya. Apalagi ditambah dengan rempah-rempah, seperti bawang putih, serai, bawang merah, dan lengkuas, yang juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita.

Penasarankah kalian untuk mencobanya? Nah ini saya tuliskan resepnya.

Jika ingin mengetahui lebih banyak lagi resep masakan yang kaya manfaat, kalian boleh ke link  https://id.theasianparent.com/ berbagai resep makanan ada di sana. Salah satunya adalah masakan bubur ayam ini, silahkan klik  resep bubur ayam yang gurih ini, 


 

Resep Kambu Paria


 

Bagaimana membuat masakan kambu paria? Berikut resepnya.

 

Bahan


  • 3 biji peria, dipotong-potong
  • 300 gram Ikan teri
  • 1 butir telur, diambil putihnya
  • 1 biji kelapa parut, sangrai dan haluskan
  • 150 ml santan kental
  • 200 ml santan cair
  • Minyak kelapa secukupnya
  • 1 batang serai
  • Asam jawa dan kunyit kering secukupnya

 

Bumbu yang Dihaluskan


  • 3 siung bawang putih
  • ½ sendok teh merica
  • 2 ruas jari lengkuas

 

Cara Membuat


  1. Kukus peria yang telah dipotong-potong sesuai selera hingga setengah matang. Angkat dan keluarkan bijinya.
  2. Bersihkan ikan teri dan buang kepalanya lalu masak bersama asam jawa dan kunyit. hingga matang. Angkat lalu haluskan.
  3. Sebagai bahan isian. Campurkan bumbu yang telah dihaluskan dengan ikan teri dan kelapa sangrai. Kemudian tambahkan putih telur, aduk-aduk secara merata.
  4. Masukkan bahan isian ke dalam pare yang telah dikeluarkan bijinya. Sisakan bahan isian secukupnya.
  5. Masak kambu paria dengan santan cair dan sisa bahan isian hingga mendidih. Terakhir turunkan santan kental lalu masak terus hingga mendidih.
  6. Angkat dan sajikan di atas mangkok atau piring saji.

Tertarik mencoba masakan ini?

Yuk, praktikkan!

Catatan:  Resep ini berasal dari mama saya, Ibu Mahabuba.

 

Read More