Suatu
hari saya dikejutkan oleh suara tangis murid perempuan saya yang duduk di
barisan belakang, Dia sesenggukan sambil menelungkupkan mukanya di atas meja.
Perlahan saya mendekati dia lalu duduk di sebelahnya sembari bertanya.
“Ada
apa Nak, kenapa menangis?”
Tiba-tiba
dia meraung lalu memeluk saya, “Bu saya kena penyakit parah.”
“Sakit
apa? Bagian mana yang sakit?” Saya ikutan panik.
“Tempat
kencingku mengeluarkan darah.” Bisiknya takut.
Rasanya
ingin ketawa, tapi saya menahannya. Perlahan saya memapahnya, menuntunnya ke
ruangan guru. “Ikut Nak, nanti ibu jelaskan, kenapa itu bisa terjadi.”
Itu
drama yang terjadi sama siswaku puluhan tahun lalu. Mengapa itu terjadi? karena
dia belum paham tentang siklus haid pada perempuan.
Masih
lekat dalam ingatan saat Nabila putri bungsu saya mengalami peristiwa haid untuk pertama kalinya. Dia menanggapinya santai saja walau ada kesan
takut-takutnya sedikit. Itu karena dia sudah sering melihat, mendengar, bahkan
telah dibekali informasi soal hal itu.
Saat pelajaran agama Islam, oleh gurunya
dijelaskan cara mandi wajib untuk mensucikan diri setelah haid selesai, ia tuntaskan rasa keingintahuannya dengan
bertanya ke saya, ke tante-tantenya bahkan ke saudara sepupunya, apakah itu
haid, bagaimana bentuknya, apakah sakit, dan sebagainya.
Saya
bersyukur karena itu bertanda putri saya telah beranjak dewasa. Ia sudah
memasuki masa aqil balik. Sayangnya tidak semua anak perempuan seberuntung
Nabila, punya keluarga yang mau terbuka membahas hal itu.
Seperti murid yang saya ceritakan di atas dan masih banyak anak perempuan lainnya
yang mengalami haid pertama dan tidak
tahu apa-apa.
Saat Anak Pertama Kali Mendapatkan Haid, Apa yang Mesti Anda Lakukan?
Sebagaimana
yang kita ketahui, bahwa haid atau menstruasi adalah proses keluarnya darah
dari vagina yang terjadi akibat siklus bulanan. Peristiwa ini adalah
sesuatu yang normal dan dialami oleh semua perempuan yang telah memasuki akil
baliq. Biasanya haid pertama kali dialami oleh perempuan yang berusia 12 tahun
hingga 15 tahun, tergantung kepada kondisi masing-masing, karena haid pertama
setiap perempuan berbeda-beda.
Sekalipun
peristiwa haid ini adalah sesuatu yang biasa, tapi masih banyak yang belum memahami
sepenuhnya terutama bagi anak yang baru pertama kalinya mengalami haid. Karena
itu sangat penting membekali diri dengan pengetahuan dalam mendampingi putri
kita saat mereka mengalami perubahan luar biasa pada tubuhnya itu.
Apakah
yang semestinya dilakukan jika berada di situasi seperti itu?
Pertama, berdialoglah
dengan anak, bisa dimulai dengan bercerita tentang pengalaman ibu ketika mengalami hal serupa. Tujuannya agar
anak menjadi lebih terbuka. Dengarkan ceritanya, siapa tahu mereka sudah pernah mendengar tentang menstruasi dari
orang lain, mungkin dari temannya atau bisa jadi dari tontonan. Nah,
berdasarkan ceritanya, ibu bisa mengambil kesimpulan tentang pengetahuannya,
jika ada informasi yang keliru yang dia ketahui, maka akan mudah meluruskannya.
Kedua, jelaskanlah
pengertian menstruasi secara bertahap dan dengan bahasa yang sederhana kepada
anak, agar mudah dipahami. Dapat dimulai tentang pengertian menstruasi, proses terjadinya, juga waktu datangnya menstruasi. Misalnya,
menstruasi yang dialami seorang perempuan biasanya terjadi setiap dua puluh
delapan hari dan pada umumnya siklus menstruasi kurang dari tujuh hari.
Ketiga, jelaskan
pula cara-cara penggunaan pembalut. Berikan pengertian, bahwa pembalut harus
diganti sekurangnya tiga kali sehari, jangan membuang pembalut di sembarang
tempat, dan pembalut yang kotor karena
sudah dipakai sebaiknya dibungkus dengan baik sebelum dibuang ke tempat sampah.
Keempat, selain
memberikan penjelasan tentang menstruasi secara fisik, anda juga seharusnya
menjelaskan makna menstruasi bagi kehidupan perempuan. Bahwa, menstruasi
merupakan salah satu tanda terjadinya masa peralihan anak menjadi remaja, maka
anak harus lebih menjaga pergaulannya, terutama kepada lawan jenis.
Kelima, bagi
muslimah, inilah waktunya menerangkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh perempuan yang sedang menstruasi sehubungan dengan ibadah. Bahwa
perempuan yang sedang mengalami menstruasi tidak boleh melaksanakan salat dan puasa. Jika
masa menstruasi berakhir, maka perempuan muslimah belum bisa mengerjakan ibadah
salat dan puasa sebelum mandi wajib.
Keenam,
informasikan kepada anak bahwa perempuan yang sedang haid tidak berarti tidak
bisa hamil sekalipun melakukan hubungan seksual pada saat haid. Beberapa fakta
memperlihatkan bahwa berhubungan intim saat haid bisa menimbulkan kehamilan,
sekalipun peluangnya kecil.
Jangan Panik!
Jagalah Kebersihan Selama Masa Haid
Selain
keenam hal tersebut di atas, kita juga
harus menjelaskan cara sederhana menjaga kebersihan selama masa haid, seperti
berikut ini.
- Cucilah tangan setiap kali akan menyentuh vagina. Sebenarnya mencuci tangan pada saat akan menyentuh vagina, tidak hanya dilakukan pada saat haid saja, tetapi sebaiknya dilakukan setiap akan menyentuh vagina. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan vagina.
- Gunakanlah pembalut yang lembut dan aman untuk menampung darah haid, jangan menggunakan kain atau saputangan, karena tidak akan menyerap darah haid. Pilihlah pembalut yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit di sekitar vagina.
- Gantilah pembalut sesering mungkin, tergantung volume darah haid. Semakin banyak darah yang dikeluarkan semakin sering mengganti pembalut. Ganti pula pembalut setiap kali habis mandi atau buang air besar. Jangan memakai pembalut terlalu lama.
- Bersihkanlah vagina setiap kali mandi, jika perlu gunakanlah air hangat untuk membersihkan vagina.
- Bagi yang beraktivitas di luar rumah atau yang mau bepergian, maka bawalah pembalut dan celana dalam sebagai persediaan. Ini untuk jaga-jaga, siapa tahu di tempat yang dituju tidak ada atau jauh dari penjual pembalut .
- Pembalut yang kotor atau yang sudah digunakan sebaiknya dibungkus dengan rapi sebelum dibuang, hal ini tidak ada hubungannya dengan kelancaran haid, tetapi hanyalah adab saja, bahwa membuang sesuatu yang jorok, seperti darah haid sebaiknya dibungkus.
Demikian,
semoga bermanfaat.
Penyakit Pada Sistem Reproduksi
Mengenal Ciri-Ciri Perkembangan Emosi Remaja