Aliran Rasa Skripsi KLIP 2022

Friday, December 16, 2022

 


 

Skripsi KLIP 2022

15 Desember 2022. 

Ternyata sudah 14 hari tidak menulis apa pun. Hanya sibuk merapikan tulisan yang pernah diposting sejak bulan Januari hingga November. Memilih dan memilah tulisan mana kira-kira yang bisa dikategorikan satu tema kemudian disatukan, dihitung jumlah katanya lalu dikonversi ke pdf untuk dijadikan skripsi sebagai tugas akhir pada Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP).

Saya memilih FLIPHTML  untuk menyimpan tulisan-tulisan saya yang jumlah katanya sebanyak 22999  sekaligus memublikasikannya.  Ah, satu kata lagi akan menjadi 23.000 kata. Tetapi saya memilih berhenti di angka itu, agar dapat angka cantik 999. 

Maknanya apa? Tidak bermakna apa-apa, kecuali ada yang mau mencocokologinya. Terserah kalian saja deh. Bagaimana bentuk skripsi itu? Kalian bisa membacanya dengan mengklik JURNAL 2022 ini 

Namun, sebelum saya memaksakan diri menuntaskan penyusunan skripsi ini sejak subuh hingga malam, ada pekerjaan lain yang juga menuntut untuk ditekuni. Merampungkan nilai-nilai siswaku juga menyicil penilaian PPG yang saya ampuh sebagai guru pamong.

Sibuk juga ya saya? Tiba-tiba kebayang, betapa betenya nanti kalau sudah purnabakti, tidak punya kerjaan yang menuntut untuk dikerjakan secepatnya, tidak mengajar, tidak menilai dsb.

Kata suami yang sejak 1 Desember ini sudah resmi pensiun, 

“nikmati saja hari-harimu dengan santai. Masak, beres-beres rumah, rawat tanaman dsb.”

Sayangnya saya bukan tipe seperti itu. Di dalam kepalaku terdapat labirin-labirin yang berisi berbagai macam rencana dalam rangka menyambut dan menjalani masa pensiunku. Saya ingin menulis ini-itu, mau melakukan ini-itu, mau jalan kesana dan kesitu. Ah, ruwet.

Sudahlah! 

Soal pensiun, nanti-nanti sajalah dipikirkan, yang penting sekarang, banyak-banyak berdoa agar tetap sehat, bisa berkarya dan dapat menanti masa pensiun dengan bahagia. 

Oh yah, kembali ke soal Skripsi KLIP. Ternyata saya menemukan tiga ciri khas dari tulisan saya, yaitu cerita ringan alias curhat alias cerita remeh temeh lalu tulisan yg saya beri label muhasabah, tetapi saya baca-baca lagi, ternyata masih tulisan curhat bertopeng nasihat, hahaha. 

Ada satu tema yang agak serius sedikit. Saya menyebutnya non fiksi hanya untuk membedakan kalau informasi yang saya tuliskan itu adalah fakta bukan hasil imajinasi semata. Tulisan yang masuk kategori non fiksi ini adalah hasil penelusuran dari sumber yang terpercaya. No Hoaks.

 

Seperti tahun sebelumnya, penyusunan Skripsi bukan sekadar mengumpulkan tulisan-tulisan yang ditulis selama kurang lebih 11 bulan itu saja, melainkan ada usaha lain yang memerlukan ketekunan. Seperti, membuat kover buku, mendesain tata letak atau istilah kerennya, layout, mengkonversi word ke pdf, mengepres file dan gambar agar bisa dikonversi dsb.

Huaa…ternyata cukup menyita waktu dan mengasah lagi skill terpendamku. Hahaha.  

Jika dibandingkan skripsiku tahun lalu dengan skripsi tahun ini, ada perbedaan yang cukup signifikan. Terutama kovernya. Kalau tahun lalu saya membuat kover dengan segenap jiwa sehingga cukup lama mengutak atiknya hingga jadi dan cukup memuaskan buat saya yang kurang memiliki jiwa seni, hahaha.

Namun, saya tidak bisa menyimpulkan, manakah yang lebih baik, kover tahun lalu atau tahun ini. Yang jelas, pembuatan kover skripsiku tahun ini terbilang cepat. Hanya beberapa menit, sat - set -sat - set jadi deh. Selain karena waktu yang mepet-mepet deadline, sepertinya usia juga memengaruhi, bahwa usia berbanding terbalik dengan keinginan. Semakin bertambah  usia semakin berkurang keribetannya.

Tahun ini saya memberi judul skripsiku dengan "Jurnal 2022" asli ini kehabisan ide, hahaha, sedangkan tahun lalu, saya menamai skripsiku dengan "Belajar Sepanjang Hayat" judul ini itu kesannya ada harapan dan semangat untuk terus belajar.  

Namun, sebenarnya saya lebih suka jika kalian membaca blogku saja. Masih banyak tulisan di blog yang tidak kumasukkan ke dalam skripsi ini. Serius! Saya lebih berterima kasih jika kalian mengulik sampai jauh tulisan-tulisan yang ada di sini. 

Mana yang lebih baik? Silahkan membandingkannya dengan mengklik tautan ini Belajar Sepanjang Hayat

Sementara itu, di laman media sosialku berseliweran pengumuman lomba menulis di blog.  Di antara lomba-lomba itu, ada satu sampai tiga yang saya save di note’s handponeku. Rencananya bahkan berniat mau ikut lomba itu, tetapi lupa dan tahu-tahu sudah keluar pengumumannya. 

Kalau sudah begitu, siapa yang salah?

Saya coba merenung dan mencari-cari biang keladinya, tetapi di dalam hati kecilku menggugat. 

“Hei Dawiah, jangan kemaruk! Kerjakan saja apa yang bisa kamu kerjakan dan utamakan pekerjaan yang menjadi kewajibanmu. Itu jauh lebih baik daripada memaksakan diri.” 


Maafkan yah!

Takzim buat sanubariku yang masih setia mengingatkan untuk tetap berpikir normal, tidak neko-neko dan tetap berjalan sesuai koridornya. Harus sadar diri, bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa terwujud dan tidak semua yang kita angankan menjadi kenyataan.

Tinggal beberapa hari lagi akan terjadi pergantian tahun Masehi. Tahun baru Masehi yang selalu seru dirayakan oleh seluruh dunia. Momen yang disambut dengan gegap gempita dan biasanya disambut dengan  resolusi-resolusi untuk tahun berikutnya.

Saya pun pernah ikut euforia itu, seru-seruan menulis resolusi tahun baru. Habis itu, saya lupa apa saja list resolusi yang telah ditulis. Kehidupan terus berjalan tanpa pernah berhenti walau sesaat. Resolusi yang tercipta mulai terlupakan dan uniknya, sering kali  resolusi itu terjadi tanpa dipersiapkan bahkan direncanakan. Terjadi begitu saja.

Salah satu resolusi yang selalu saya buat sejak mulai serius menekuni dunia kepenulisan ini adalah menulislah walau hanya satu kalimat sehari dan membaca buku walau satu paragraf sehari. Qadarullah, ini betul-betul terjadi. 

Sayangnya, yang lebih sering terjadi hanya menulis satu kalimat sehari dan membaca satu paragraf saja. Hahaha.

Mungkin untuk tahun depan, saya harus membuat resolusi yang lebih menantang. Seperti, menulis minimal 1 halaman sehari dan menamatkan buku minimal 1 buku sebulan.

 

Doakan semoga saya sehat dan terus menulis dan berkarya.

 

Salam Dari Makassar, 15 Desember 2022.

 

Dawiah

Read More

Elizabeth Setiaatmadja Entrepreneur yang Multitalenta

Friday, December 2, 2022



Elizabeth Setiaatmadja Entrepreneur



Bernama lengkap Elizabeth Ariestia Melawaty Setiaatmadja dan biasa dipanggil dengan Liz Setiaatmadja adalah perempuan multitalenta sekaligus entrepreneur. Sekalipun terlahir dari keluarga konglomerat, tidak serta merta menjadikannya perempuan yang manja dan tinggal menikmati saja privilege yang didapatkan dari keluarganya. 

Hal ini terlihat dari sepak terjangnya sejak ia masih SD hingga sekarang. Hal ini ia ungkapkan ketika kami berkesempatan berbincang secara virtual beberapa waktu lalu. Berikut adalah beberapa fakta tentang perempuan pebisnis dan aktif di sosial media ini.


Womenpreneur Indonesia 


Sebagai anak sulung dari Jahja Setiaatmadja, CEO Bank BCA, Liz Setiaatmadja tidak serta merta menjadi pebisnis yang sukses begitu saja. Ia membangun bisnisnya dari nol tanpa menggunakan nama besar ayahnya. 

Bisnis kesehatan dan kecantikan yang digelutinya sejak tahun 2014 berhasil mencapai posisi Shareholder International Company hanya dalam jangka waktu 4 bulan. Kemudian ia berhasil masuk dalam Top 30 International Sales South Asia dan mendapatkan Year End Competition Bonus hanya dalam waktu 9 bulan. Semua pencapaian itu ia dapatkan dengan kerja kerasnya. 

Mungkin banyak yang tidak tahu kalau Liz Setiaatmadja merintis bisnis justru ketika ia masih kuliah di Australia. Awalnya ia membangun bisnis bersama kekasihnya yang kini telah menjadi suaminya. Bisnis Productions House adalah bisnis yang mereka rintis sejak 2006. 


Memiliki Jiwa Sosial yang Tinggi


Elizabeth Setiaatmadja


Saat Indonesia mengalami masa pandemi, Liz Setiaatmadja tidak tinggal diam. Hatinya miris saat mengetahui kalau tenaga medis kekurangan baju APD. Karena itu ia merasa terpanggil untuk melakukan suatu gerakan.

Maka melalui Gerakan Peduli Medis yang ia bentuk pada 27 April 2020 dan ia sebarkan melalui akun instagram miliknya, ia bersama temannya, Martha berhasil mengumpulkan sumbangan senilai 20 Miliar hanya dalam waktu kurang lebih 2 minggu.

Gerakan ini adalah gerakan non-profit, sehingga seluruh dana yang masuk diperuntukan untuk menciptakan baju APD dan pada saat itu total baju APD yang berhasil disumbangkan sebanyak kurang lebih 400.000 baju.


“Saya membantu tim medis menyediakan baju APD, karena baju APD saat itu sangat mahal, maka saya memutuskan untuk memproduksinya sendiri.” Demikian kata Liz Setiaatmadja. 



Liz Setiaatmadja Sebagai Sociopreneur 


Elizabeth Setiaatmadja


Sukses sebagai womenpreneur Indonesia adalah salah satu modalnya dalam membangun networking expert. Selain karena kemampuannya berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan siapa saja, karakternya yang kuat dan berdedikasi tinggi menjadikannya pantas disebut sebagai sociopreneur.

Sebagai sociopreneur ia sangat aktif bergerak di dunia sosial. Maka tidak heran kalau ia mampu memengaruhi orang-orang dan menjadi pakar komunikasi yang aktif untuk menghubungkan berbagai pihak dalam mengatasi masalah bersama-sama, termasuk dalam dunia bisnis.

Akhir tahun 2020, jiwa sociopreneur seorang Liz Setiaatmadja memanggilnya untuk terlibat dalam proyek membantu Suku Anak Dalam. Walaupun proyek ini terpaksa terhenti karena sifat Suku Anak Dalam yang nomaden.

Tidak berhenti sampai di situ. Ia juga menunjukkan niat baiknya untuk memajukan UKM dengan mengajarkan ilmu marketing kepada para pelaku UKM sekaligus melakukan pendampingan agar produknya bisa diterima pasar, dengan catatan pelaku UKM harus menunjukkan konsistensinya serta disiplin mengikuti panduan yang diberikan.


Perempuan Multitalenta


Liz Setiaatmadja juga merupakan founder Belle Couture yang memproduksi dua jenis produk unggulan yaitu Caremax dan Aviair.

Caremax adalah produk masker yang memiliki kelebihan, yaitu tidak berbau dan memiliki lapisan antibakteri. Dengan menggunakan Masker Caremax, virus yang menempel pada lapisan masker akan mati pada menit kedua hingga menit ke-30. Olehnya itu, Lis berpikir, alangkah banyak orang yang tertolong jika masker ini tersebar ke seluruh Indonesia, sehingga secara tidak langsung sangat membantu tenaga kesehatan dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Produk unggulan lainnya dari Belle Couture adalah Aviair. Suatu produk kalung yang berguna melindungi dari dari partikel beracun di udara. Khusus produk ini, Liz telah berhasil menjual hingga ribuan pieces.

Dalam waktu dekat, Belle Couture juga akan memperkenalkan produk terbarunya Healthy Snacks, yaitu produk olahan berbahan sorgum yang sangat cocok untuk diabetes dan autisme.

Demikianlah beberapa fakta menarik dari sosok perempuan multitalenta ini. Jika kalian ingin lebih mengenalnya, silahkan mengunjungi media sosialnya yaitu Instagram @liz_setiaatmadja_official. 

Dapatkan juga skills komunikasi ala Liz melalui kanal Youtubenya @Elizabeth Setiaatmadja.


Makassar, 2 Desember 2022

Dawiah

Read More

Muhammad Rahmatullah, CEO Dr. Metz Restorative Clinic

Friday, November 11, 2022


 

Muhammad Rahmatullah, Ceo Dr Metz Restorative Clinic

 

Tidak semua orang bisa menjadikan rintangan sebagai peluang,  hanya orang-orang yang diberi daya kreativitas tinggi, inovatif, memiliki kepercayaan diri yang kuat dan tangguhlah yang bisa melakukan itu. 

Sifat-sifat itulah yang dimiliki oleh dr. Muhammad Rahmatullah, CEO Dr. Metz Restorative Clinik. 

Bagaimana seorang dokter yang memulai petualangan bisnisnya dari digital marketing menjadi sebuah klinik dengan nama brand  Dr. Metz Restorative Clinik dan sukses?

 

Transformasi Rumah Cantik Irna Menjadi Klinik Kecantikan 

 

Klinik restoratif, Klinik kecantikan

Tantangan terberat yang dihadapi dr. Muhammad Rahmatullah adalah modal. Beliau tidak memiliki modal yang cukup besar sehingga harus memulai usaha dengan modal seadanya. Berbekal tempat yang berukuran 2x3 meter, dr. Muhammad Rahmatullah memulai bisnis kecantikan dengan membuka salon yang diberi nama Rumah Cantik Irna. 


Setelah kurang lebih 10 tahun, sekitar tahun 2019, Rumah Cantik Irna bertransformasi menjadi klinik yang dibranding sendiri oleh ownernya, yaitu Dr.Metz Restorative Clinic. Maka praktis, klinik ini telah beroperasi sekitar tiga tahun. 

Tahap demi tahap ia berjuang membangun kliniknya hingga sekarang sudah memiliki 3 lantai dengan fasilitas yang memadai.

 

Kenapa diberi nama Dr. Metz Restorative Clinic?

Menurut tim Dr.Metz yang diwakili oleh Muhariyadi Kuncoro dalam zoom bersama Indscript pada 2 November lalu, Dr. Metz diambil dari nama beken dr. Muhammad Rahmatullah waktu beliau kuliah di kedokteran Universitas Jenderal Ahmad Yani.

Ternyata nama brand itu membawa berkah sehingga klinik itu terus berkembang bahkan di Sukabumi tempat ia praktik, sudah dapat menyediakan sekitar 24 skincare.

 

Muhammad Rahmatullah Dokter Ahli Jerawat

 

Dr Metz skincare

Lulusan Pascasarjana Anti Aging Medicine Universitas Udayana ini memiliki pengalaman menangani pasien yang hancur wajahnya karena kesalahan penggunaan skincare

Itu pula sebabnya, beliau menamai kliniknya sebagai restorative karena mayoritas pasien yang datang ke kliniknya itu adalah  mereka yang sedang mengalami beberapa kasus, salah satunya adalah kondisi wajah berjerawat.

 

Jika dahulu sewaktu masih berupa salon, hampir semua jenis permasalahan kulit ditangani. Setelah dibranding sebagai klinik restorative, Dr Metz mengkhususkan menangani pasien-pasien korban kosmetik abal-abal. 

 

 

Mengapa Tertarik Sebagai Dokter Estetik?

 

 


Menurut beliau, sekalipun dulu tidak bercita-cita sebagai dokter kecantikan, tetapi ia menyadari kalau jiwanya itu ada di service sehingga memilih berbisnis di bagian jasa    kecantikan. Seiring berjalan waktu, ia menyadari bahwa ternyata ia mampu mengubah orang dalam transformasi hidupnya. Dulu ada pasien yang jerawatan, lalu  menjadi depresi, malu, takut ketemu orang lain. Ternyata setelah kulit wajahnya menjadi tidak berjerawat lagi dan hidupnya jauh lebih berubah.

 

“Kondisi yang paling menginspirasi saya adalah bagaimana saya memberikan yang terbaik buat orang lain. Saya bahagia melihat pasien-pasien saya tidak lagi depresi akibat kulit wajahnya yang rusak karena jerawat. Selain memperbaiki kulit yang berjerawat, saya juga mengubah mindset mereka agar kehidupannya menjadi lebih baik.” 

 

Muhammad Rahmatullah Sebagai CEO Dr Metz Restorative Clinik

Klinik restoratif kecantikan

 

Selain sebagai dokter, Muhammad Rahmatullah juga sebagai pebisnis dengan mengembangkan beberapa layanan yang masih ada hubungannya dengan kecantikan kulit.  Saat ini ia mengembangkan Dr Metz Skincare, Foreman Skincare bahkan mulai merambah pada pelayanan konsultasi online, yaitu Doctorx Software. 

Doctorx Sofware Klinik Kecantikan adalah software cloud yang menggunakan infrastruktur as Service yang akan memantau kinerja klinik kecantikan.


Yang menarik dari Doctorx Sofware Klinik Kecantikan ini adalah pelayanan yang diberikan adalah gratis. 

“Kami melayani konsultasi gratis via WhatsApp. Silahkan mengirimkan keluhannya seputar kulit wajah, nanti kami akan membantu dengan memberikan saran sesuai masalah kulitnya.” Demikian yang disampaikan oleh Dr.Metz melalui zoom beberapa hari lalu. 

Jika kalian ingin mendapatkan edukasi seputar kecantikan kulit, silahkan mengikuti IG Dr.Metz di akun @doktermetz atau kunjungi kanal Youtube dokter Metz.


Read More

CURHAT

Sunday, October 2, 2022

 








Curhat

Sebenarnya saya ingin melampiaskan kekesalan tentang berbagai hal yang saya rasakan akhir-akhir ini, tetapi itu tidak mungkin saya lakukan. Pikiran warasku melarang, karena pada dasarnya itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Malahan bisa jadi menambah masalah baru.


Maka sedapat mungkin saya meredamnya. Namun, meredam rasa gelisah, kekesalan bahkan amarah adalah sesuatu yang tidak nyaman. Ibarat balon yang telah penuh dengan udara, tetapi masih juga ditiup maka yang ada balonnya bisa meletus.  


Bumm!!


Sudahlah  suara letusannya memekakkan telinga, balonnya pun pecah berantakan. Maka saya berpikir, rasa ini harus dikeluarkan, dilampiaskan seluruhnya agar tidak tertinggal sedikit pun di dalam hati.

Tetapi bagaimana caranya?


Biasanya kalau saya kesal kepada anak-anak yang tidurnya kelamaan atau lambat bergerak saat saya membutuhkan bantuannya, atau apalah itu, saya membuat gaduh di dapur (Hiiii, ini jangan ditiru ya teman-teman).


Cuci piring sambil ngomel, masak sambil ngomel, nyapu sambil ngomel. Pokoknya ngomel!


Jika kekesalan itu belum juga hilang, saya mengadu ke suami, meminta bantuannya untuk meneruskan omelan saya. Sayangnya, si ayangbebku itu bukan tipe orang yang gampang dihasut. 

Dengan santainya ia akan berkata, “kamu saja yang ngomel, saya sih tidak.”


Atau dia  bilang begini, “cukuplah kamu yang berkurang kecantikanmu karena amarah, saya tak mau kegantenganku berkurang gara-gara ikutan emosi.”


Jika kalian berada di posisi saya, bagaimana perasaan kalian?

Saya yakin, kalian makin emosi kan? Hahaha.


Ada yang bilang, jika kamu sedang marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Jika masih juga marah, maka berbaringlah. Masih marah juga, maka basuhlah wajahmu lalu berwudhu. 


Kedengarannya mudah, tetapi tidak semudah mempraktikkannya. Soalnya saya pernah melakukannya. Saat marah saya bangkit dari duduk lalu berdiri, lah, emosi saya ikutan berdiri. 


Saya berbaring, malah ketiduran dan marah itu masuk ke dalam mimpi. Mimpi diburu anjing gila pula. Saya  terbangun dari tidur dengan napas ngos-ngosan bagai habis “berlari kencang”  maka makin emosilah saya. 


Jurus terakhir, saya berwudhu lalu salat sunat. Lah, habis salat saya tertidur di atas sajadah, sayangnya saya tidak bermimpi padahal saya berharap mengalami mimpi indah.


Sesuatu yang indah, sekalipun itu hanya mimpi akan terasa juga senangnya. Namun, mimpi bagi orang seperti saya belum tentu itu ilham, mungkin hanya bunga-bunga tidur yang tidak nyata. Jadi, ngapain menikmati sesuatu yang tidak nyata sekalipun itu indah. Jadi untuk apa saya berharap bermimpi indah, toh itu tidak nyata.

Jadi kau maunya apaaaa?

Mimpi indah atau mimpi buruk? Ha-ha-ha-ha-ha.



Hidup Sekali, Berarti, lalu Mati






Untungnya saya mempunyai hobi yang bisa menghempaskan semua kekesalan di hati. Cukup duduk di pojokan lalu membaca atau menuliskan semua rasa yang ada. Saya bisa asyik menulis di notes handpone atau menulis langsung di laptop. 

Saya menuliskan semua kekesalan, kemarahan dan kesedihan atau apa pun itu. 


Nah, buku yang berhasil menghalau kekesalan saya hari ini adalah buku karya Ahmad Rifa’I Rif’an. Seperti biasa, saya tidak menulis reviewnya karena belum tuntas saya baca. Saya hanya mau bilang, kalau buku ini bagus. Judulnya saja sudah meneduhkan hati.


Ada beberapa kutipan yang rasanya sangat mengena di hati yang sedang kacau, kesal apalagi bersedih. 


“Jangan pernah meremehkan mahakarya Tuhan dengan pilihan hidup kita yang kerdil. Jangan pernah melecehkan mahakarya Tuhan dengan aktivitas kita yang kecil.” (Ahmad Rifa’I Rif’an)



Saya memaknai kutipan di atas sesuai perasaan saya saat membaca buku ini, bahwa jangan remehkan mahakarya Tuhan dengan mengisi hidup kita dengan kemarahan. 

Siapa mahakarya Tuhan itu? Yah, saya, kamu, kita!

Jadi, jangan kesal-kesal lagi yah wahai emosi jiwaku. 


“Berjihadlah sesuai dengan peran sosial yang telah kau pilih.” (Ahmad Rifa’I Rif’an)


Ada dua kata yang istilahnya berbeda, tetapi maksudnya sering disamakan, yaitu jihad dan qital. Jihad berarti perjuangan dalam arti yang umum, sedangkan qital berarti peperangan. (halaman 32)


Islam tidak pernah mempersempit makna jihad pada perang saja. Namun, jihad bisa berarti berperang melawan hawa napsu.

Kemarahan, kekesalan dan kesedihan adalah napsu yang bisa berkobar bagai api yang menyala-nyala. Dan, itu adalah napsu yang dibisikkan oleh setan, maka berjihadlah dengan memerangi hawa napsumu wahai jiwa yang rapuh. 


Satu lagi kutipan yang berhasil menembus kepala saya dalam buku ini, yaitu:


“Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tetapi  satu telunjuk (tulisan) sanggup menembus jutaan kepala.” (Sayyid Quthb)


Kalimat-kalimat yang terukir dalam buku ini telah mampu menembus kepala hingga ke dasar otakku. 

Mungkin terlalu tinggi jika saya berharap tulisan saya akan menembus jutaan kepala orang, tetapi tulisan itu akan meredakan amarah, kekesalan dan kesedihan saya adalah nyata adanya.


Manusia itu memang selalu berkeluh kesah, tetapi Allah Swt telah membekali manusia dengan hati dan pikiran, maka gunakanlah hati untuk mengelola perasaan dan perdayakan pikiran untuk memikirkan akibat dari meluapkan perasaan secara membabi buta.


Seperti pesan dalam buku ini, hidup hanya sekali maka isilah dengan sesuatu yang berarti sebab setelahnya kita akan mati.


Alhamdulillah, saya telah berhasil mencurahkan hati saya melalui tulisan ini. Mohon maaf jika temanya random. Namanya juga curhat kan yah.


Baca juga curhatan saya lainnya di sini 📌 Sepatutnya Kita Saling Mengenal


Makassar 2 Oktober


Dawiah



Read More

10 Masalah Pembelajaran IPA Hasil Identifikasi Guru Peserta PPG Dalam Jabatan Tahun 2022

Saturday, October 1, 2022





Insyaallah hari ini adalah pertemuan terakhir untuk jadwal kuliah pendalaman materi bagi kelas 011 IPA PPG dalam jabatan kategori 2 Tahun 2022, di mana saya diberi amanah sebagai guru pamong mendampingi dosen dari Universitas Negeri Makassar (UNM). 


Sejak memasuki kelas dengan materi Kegiatan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Langkah ke - 4 Explorasi Alternatif Solusi pada kelas 011 IPA kemudian langkah ke – 5 Menentukan Solusi hingga tiba pada  langkah ke – 6 Membuat Rencana Aksi, setidaknya ada sepuluh permasalahan yang ditemukan oleh bapak dan ibu guru  peserta PPG tahun ini. 


Kesepuluh permasalahan itu adalah hasil identifikasi mereka di kelas-kelas yang mereka ajar. Demi mengabadikan hasil identifikasi tersebut, saya menuliskannya di sini.

Apa sajakah kesepuluh masalah tersebut? Berikut pemaparannya.



Peserta Didik Kurang Aktif Mengikuti Proses Pembelajaran


Pada umumnya guru-guru yang mengalami keadaan peserta didik (selanjutnya saya menggunakan kata siswa) yang kurang aktif, cenderung merasa siswanya yang memang tidak mau aktif dilihat dari keadaan siswa yang  hanya datang, duduk, mendengar dan pulang. 

Sekalipun begitu, guru tidak bisa serta merta menyalahkan siswa, karena pasti ada sesuatu yang salah dalam proses pembelajaran. 

Bisa jadi materi yang disajikan kurang menarik atau gurunya yang tidak mampu mengelola kelas dengan baik sehingga tak bisa memancing keaktifan siswa.


Untuk permasalah ini, umumnya peserta PPG mencoba mengatasinya dengan menggunakan berbagai jenis model pembelajaran atau penggunaan media, metode dan sebagainya.



Peserta Didik Kurang Berminat Belajar IPA



Sebenarnya untuk mengukur siswa berminat atau tidak berminat diperlukan satu alat ukur yang valid dan reliabel. Namun, berdasarkan diskusi yang kami lakukan melalui zoom, umumnya para guru peserta PPG menyimpulkan, bahwa siswa yang kurang berminat belajar IPA dilihat dari sikap siswa yang nampak bermalas-malasan selama proses pembelajaran berlangsung. 


Yap, bisa jadi demikian, sebab jika dilihat dari pengertian minat itu sendiri, bahwa seseorang yang berminat melakukan sesuatu ditunjukkan dengan sikapnya yang penuh perhatian dan selalu berusaha terlibat dalam setiap proses pembelajaran. Dia juga memperlihatkan perhatian yang lebih serta memperlihatkan respon yang tinggi.



Peserta Didik Tidak Termotivasi Belajar IPA



Motivasi dan minat nampaknya serupa, tetapi tidak sama. Jika minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau bergairah melakukan sesuatu, maka motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu. 


Terdapat dua jenis motivasi terkait dengan pembelajaran siswa, yaitu: motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik. Perbedaan dari kedua jenis motivasi belajar siswa ini terletak pada asal munculnya motivasi itu sendiri.


Motivasi belajar intrinsik dipengaruhi oleh keinginan siswa itu sendiri karena ingin mencapai tujuan tertentu, misalnya mau mendapatkan nilai baik agar bisa lanjut ke sekolah yang diinginkan, atau masuk ke perguruan tinffi tertentu, mau membanggakan orang tua, dan sebagainya.


Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena faktor dari luar, seperti lingkungan, misalnya karena berada di lingkungan teman-temannya yang mau berprestasi sehingga merasa harus belajar juga, atau karena janji akan diberikan hadiah oleh orang tua jika mendapatkan prestasi atau meraih nilai tinggi.


Permasalahan yang kerap didapatkan guru IPA adalah siswa tidak termotivasi mengikuti pelajaran IPA dan ini tentu memengaruhi keaktifan belajar siswa maupun pencapaian pengetahuan IPA. Untuk masalah seperti ini, biasanya guru memikirkan akar permasalahannya lalu mencari solusi pemecahannya agar siswa yang diajar termotivasi belajar IPA.



Kemampuan Peserta Didik Dalan Memahami Konsep IPA Rendah


Permasalahan berikutnya yang diperoleh dari hasil identifikasi guru-guru adalah siswa kurang memahami konsep IPA.  Jika dikaji lebih mendalam, pemahaman konsep IPA di SMP bisa jadi dipicu oleh ketidakmampuan guru IPA dalam mengajarkan konsep IPA itu sendiri, hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan guru IPA yang beragam.


Pelajaran IPA di SMP itu mencakup pelajaran Biologi, Fisika dan Kimia. Sedangkan guru-guru yang mengajar IPA biasanya berlatarbelakang pendidikan  yang berbeda. Kalau bukan berlatar pendidikan Biologi biasanya berlatar pendidikan Fisika atau pendidikan Kimia. 


Beberapa kali saya berbincang-bincang dengan guru-guru yang mengajar IPA, ada yang mengaku cukup kesulitan mengajar materi Biologi  karena ia berlatar belakang pendidikan Fisika atau sebaliknya.


Walau demikian, tanggung jawab guru untuk mengajar di kelas tak bisa diabaikan begitu saja. Oleh karena itu, guru-guru IPA harus terus mengupgrade ilmu pengetahuannya terutama untuk materi IPA yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.



Sering Terjadi Minskonsepsi IPA Pada Peserta Didik



Terjadinya miskonsepsi IPA pada siswa ini biasanya disebabkan oleh latar belakang pendidikan gurunya. Seperti yang dikemukakan sebelumnya. Terjadinya miskonsepsi IPA jauh lebih berbahaya daripada kekurang mampuan siswa dalam memahami konsep-konsep IPA, dan ini tidak bisa dianggap hal yang biasa. 

Guru-guru IPA harus lebih berhati-hati dalam menjelaskan konsep-konsep IPA apa pun latar belakang pendidikannya. 




Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Rendah



Masalah lain yang banyak ditemukan di kelas adalah rendahnya pengetahuan anak dalam literasi sains. Dari berbagai kajian literatur dijelaskan, bahwa ruang lingkup sains dilihat dari tiga komponen utama, yaitu  sains dilihat dari  aspek produk (pengetahuan), aspek keterampilan proses (psikomotorik), dan aspek sikap ilmiah (afektif).  


Aspek produk dalam sains meliputi beragam produk dan hasil temuan dalam sains diantaranya fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.  Yang paling penting dipahami, bahwa literasi sains bersifat multidimensional bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains, melainkan lebih dari itu.

 

Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh para guru peserta PPG yang mengidentifikasi masalah rendahnya literasi sains ini di kelasnya, umumnya disebabkan oleh model dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak cukup memadai dalam menerapkan literasi sains. 



Hasil Penilaian Kognitif IPA Peserta Didik Rendah



Hasil penilaian kognitif IPA atau penilaian pengetahuan IPA siswa juga banyak diangkat oleh guru peserta PPG dan akar masalahnya disebabkan oleh berbagai macam, mulai dari model pembelajaran yang diterapkan hingga penggunaan media pembelajaran.



Hasil Penilaian HOTS IPA Peserta Didik rendah



Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi  bagi peserta didik menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan terutama saat hasil PISA dirilis pada tahun 2015 yang diikuti oleh 72 negara. 


Indonesia berada pada peringkat ketiga dari bawah untuk sains, peringkat terakhir untuk membaca, peringkat kedua dari bawah untuk matematika. Tentu ini sangat memprihatinkan buat kita semua. 

Berdasarkan kajian-kajian oleh para ahli, siswa Indonesia dinilai tidak mampu menyaingi negara-negara lain karena masih lemah dalam hal berpikir tingkat tinggi.

Hal ini seiring dengan hasil identifikasi masalah yang ditemukan oleh guru peserta PPG.



Tidak Bisa Menggunakan Media Pembelajaran IPA 



Masalah lain yang ditemukan adalah siswa belum terbiasa menggunakan media pembelajaran IPA. Barangkali yang dimaksud adalah siswa kurang terampil menggunakan alat atau media saat melakukan eksperimen, atau praktik-ptaktik IPA baik di dalam laboratorium maupun di luar laboratorium. 


Menurut saya, hal ini bukan masalah siswa saja melainkan masalah guru itu sendiri. Karena pada dasarnya, siswa itu hanya mengikuti apa yang diarahkan atau diperintahkan oleh gurunya. 

Jika guru menggunakan media pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran maka lambat laun media pembelajaran IPA  menjadi sesuatu yang tidak asing lagi bagi siswa. Misalnya, penggunaan mikroskop, pengukuran arus dengan amperemeter, dan sebagainya.



Pencapaian Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kurang 



Masalah terakhir yang ditemukan oleh guru peserta PPG adalah hasil belajar IPA siswa kurang. Umumnya peserta PPG mendapatkan akar masalahnya karena berbagai sebab, misalnya penggunaan media pembelajaran IPA yang kurang maksimal, kurang menerapkan model pembelajaran, metode dan strategi yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan bahan ajar.



Demikianlah sepuluh masalah-masalah yang umum ditemukan oleh guru-guru peserta PPG Dalam Jabatan Tahun 2022. Dan, berdasarkan pengalaman saya sebagai guru yang mengajar mata pelajaran IPA, masalah-masalah tersebut sering pula saya alami dari tahun ke tahun.  


Namun, setiap masalah selalu ada jalan untuk mengatasinya. Bapak ibu guru peserta PPG telah belajar banyak tentang cara mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Mereka telah menemukan solusi lalu  merancang perangkat pembelajaran untuk dipraktikkan nanti saat PPL bahkan ketika mereka kembali ke sekolah masing-masing.


Hikmah yang saya dapatkan sebagai guru pamong di PPG ini tak ternilai harganya. Bahwa tugas  guru yang utama adalah menanamkan nilai-nilai baik agar tercipta karakter yang baik dan mencerdaskan mereka sebagai generasi penerus bangsa.

Demikian, semoga bermanfaat.



Makassar, 1 Oktober 2022


Dawiah 

Read More