Bimbingan Teknik Guru Pembimbing Khusus; Tahap Pemahaman |
Pendidikan
Inklusi sudah lama menarik perhatian saya, terlebih ketika Ikatan Guru
Indonesia (IGI) memprakarsai satu kanal pelatihan yang khusus tentang
pendidikan inklusif. Kanal itu dinamai SAGUPASI (Semua Guru Paham Pendidikan Inklusif).
Di mana menurut foundernya, Ibu Hj. Nur Syamsih,
M.Pd dan Ibu Rusnani, M.Pd cakupan output yang diharapkan
kanal ini adalah peningkatan dan penguatan layanan Inklusi bagi anak dengan
kebutuhan khusus di Sekolah Umum, termasuk di daerah 3T (terdepan, terluar dan
tertinggal) untuk setiap jenjang (PAUD-SD-SMP-SMA/K).
Tetapi saat itu saya belum konsentrasi ke kanal
itu karena masih fokus ke kanal Satu Guru Satu Buku atau SAGUSAKU
yang sejak awal berdirinya saya telah bergabung
hingga dikukuhkan sebagai Pelatih Nasional Sagusaku IGI.
Butuh waktu 2 tahun menahan rasa penasaran saya
terhadap pendidikan inklusi ini hingga suatu waktu di SIM PKB, Kemendikbud
mengumumkan pendaftaran bagi guru yang berminat mengikuti Bimtek menjadi Guru Pembimbing Khusus (GPK) yang dibuka mulai
tanggal 11 Juli – 31 Juli 2020.
Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim
sayapun mendaftar.
Tak berapa lama, pengumuman bagi guru yang
lolos dan terpanggil mengikuti Bimtek GPK Tahap Pemahaman keluar.
Alhamdulillah, saya lolos dan termasuk salah satu peserta di angkatan ke-3 yang
berlangsung tanggal 24 September – 3 Oktober 2020.
Sekilas Tentang Bimtek GPK
Guru Pembimbing Khusus disingkat GPK merupakan program
pemenuhan guru pembimbing khusus. Program ini adalah salah satu program
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Guru dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah
dan Pendidikan Khusus.
Tujuan utamanya selain memenuhi kebutuhan guru pembimbing
khusus (GPK) juga untuk meningkatkan kompetensi guru di sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif serta sekolah umum yang melayani pendidikan bagi peserta
didik yang beragam.
Menurut Ditjen GTK Dr. Iwan Syahril, PSd di laman website
Kemendikbud, proram ini merupakan salah satu langkah Ditjen GTK dalam merespon
salah satu permasalahan dalam pendidikan inklusi, yaitu ditengarai masih banyak
GPK yang kompetensinya rendah serta masih kekurangan guru pembimbing khusus.
Pak Ditjen GTK juga berharap, guru-guru yang telah mengikuti
bimtek ini diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu menciptakan komunitas
pembelajar bagi guru-guru GPK di sekolah inklusi lain untuk saling belajar
dalam rangka meningkatkan kinerja dan performanya.
Syarat dan Mekanisme Bimtek GPK
Apakah semua guru bisa
mengikuti bimbingan teknis GPK? Tidak segampang itulah Ferguzo! Semua bimbingan
teknik, pelatihan, workshop, dan semacamnya pastilah bersyarat dan ada
mekanisme. Demikian pula Bimtek GPK ini.
Syarat mengikuti Bimtek GPK selain dia harus guru pastinya, ada pula syarat-syarat lainnya. Berikut syarat-syaratnya yang bersumber dari laman Kemdikbud.go.id.
- Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-1/D-IV.
- Memiliki latar belakang pendidikan bukan dari Pendidikan Khusus. Bagi yang sudah memiliki sertifikat pendidik, bidang studinya bukan dari Pendidikan Khusus.
- Belum pernah mengikuti pelatihan pendidikan inklusif, pendidikan khusus atau sejenisnya, dibuktikan dengan surat pernyataan belum pernah mengikuti pelatihan tersebut.
Tahap Pelaksanaan Bimtek GPK
Bimbingan teknis GPK dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama
berupa tahap pemahaman konsep yang dilaksanakan secara daring. Tahap ini
disetarakan dengan 36 Jam Pembimbingan (JP) meliputi 18 JP belajar mandiri dan
18 JP dengan kehadiran dan bimbingan narasumber.
Tahap kedua adalah tahap penguasaan keterampilan. Rencananya
akan dilaksanakan pada tahun 2021 di mana peserta Bimtek mengikuti proses
belajar secara luring atau tatap muka. Tujuannya adalah GPK lebih menguasai
keterampilan dalam menangani peserta didik berkebutuhan khusus.
Pembukaan Bimtek GPK Secara Online
Sekalipun dilakukan secara daring, pembukaan
Bimtek Angkatan ke-3 berlangsung cukup hikmat dan sukses. Beberapa hal yang sempat
saya catat adalah laporan dan arahan dari Direktur GTK Dikmen Diksus bapak Dr.
Praptono, M.Ed sebagai berikut.
- Terdapat 5 angkatan/tahap Bimtek dan angkatan ke-3 terdiri atas 1200 peserta akan dipandu secara online yang terbagi atas 60 kelas.
- Setiap kelas virtual disiapkan satu orang narasumber, satu orang admin, dan satu orang instruktur. Mereka bertiga akan mengawal proses bimtek selama 9 hari.
- Selama proses Bimtek, peserta Bimtek mengikuti empat kali video converens (vicon) dan selebihnya kegiatan mandiri.
Sebelum mengakhiri laporan ke Ditjen GTK serta arahan ke peserta Bimtek, bapak
Praptono meminta kepada Bapak Ditjen GTK untuk memberi sambutan sekaligus
membuka secara resmi Bimtek GTK Angkatan ke-3 tahun 2020.
Berikut 10 hal yang saya rangkum dari sambutan Ditjen GTK, Dr.
Iwan Syahril, PSd.
- Hal yang paling utama dalam tranformasi pendidikan kita adalah murid. Ini adalah fokus kita semua dalam kerangka lebih bahwa negara kita saat ini mempunyai mimpi besar dengan syaratnya SDM yang unggul. SDM unggul inilah yang menjadi hal pokok dalam pendidikan kita.
- Kita ingin SDM yang berkompetensi global namun bernilai Pancasila untuk bisa mencapai visi Indonesia tersebut.
- Menjadi guru itu adalah menjadi teladan, motivator, dan pemberdaya sesuai amanat Bapak Pendidikan kita Bapak Ki Hajar Dewantara. Bahwa, pendidik itu harus menjadi teladan, menjadi motivator, dan memberdayakan sehingga anak-anak didiknya bisa menjadi mandiri atau merdeka.
- Menjadi guru juga adalah sebuah amanat untuk menjadi pembelajar yang tak berkesudahan, sehingga menjadi guru adalah teken kontrak untuk menjadi pembelajar terus menerus karena murid selalu membawa keunikan-keunikan, mudah berganti-ganti yang terus menjadikan kita untuk terus belajar dan belajar.
- Jika kita tidak belajar maka kita (guru) akan tertinggal, apalagi kalau guru yang tidak mau terus menerus belajar artinya SDM unggul yang kita cita-citakan tidak akan tercapai.
- Bapak Ditjen GTK juga menitip pesan, khususnya bagi guru peserta bimtek GPK untuk membimbing dan melayani anak berkebutuhan khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
- Jajaran Ditjen GTK berkomitmen untuk terus menguatkan bagaimana kapasitas kita semua semakin baik lagi dalam melayani anak berkebutuhan khusus.
- Bapak Ditjen juga menitipkan pesan kepada narasumber dan instruktur dalam Bimtek ini untuk menyampaikan informasi-informasi yang terkini, dari ilmu pendidikan khusus sebagai bagian dari upaya kita untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi murid berkebutuhan khusus maupun guru-guru peserta Bimtek.
- Harapannya, kita semua menjadi guru penggerak dalam menyebarkan informasi ilmu pengetahuan kepada guru-guru lainnya. Filosofi penggerak ini merupakan salah satu inti dari bagaimana kita melakukan tranformasi pendidikan di Indonesia.
- Bapak Ditjen mengharapkan agar program ini dapat menjadi awal yang baik bagi kemajuan penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia.
Hari Pertama Bimtek GPK
Sesuai jadwal, Bimtek GPK berlangsung selama 9 hari. Hari
ke-1 kegiatannya ada tiga, yaitu video conference (vicon) dimulai sejak jam 08.00 WIB hingga pukul 11.00.
Dalam kegiatan vicon terdapat tiga kegiatan, yaitu: Pembukaan, Penjelasan
Teknis, dan Paparan Kebijakan.
Penjelasan teknis yang dimaksud adalah penjelasan bagaimana
menggunakan LMS di dalam SIM PKB
masing-masing guru. Learning
Management System (LMS) atau Sistem
Manajemen Pembelajaran itu sendiri merupakan sistem komputer yang dikembangkan
untuk mengelola, mendistribusikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan.
Sistem inilah yang digunakan selama bimbingan teknis GPK berlangsung. Termasuk
pretest dan pengumpulan tugas-tugas mandiri.
Kegiatan pada hari pertama diakhiri dengan kegiatan mandiri
di mana sebelumnya dilakukan pretest. Namanya juga pretest, pada umumnya
peserta mendapatkan nilai rendah termasuk saya. Tapi inilah pemicu buat semua
peserta untuk lebih konsentrasi lagi belajar dan belajar.
Bagaimana keseruan kegiatan saya pada Bimtek GPK ini?
Tunggu cerita saya selanjutnya ya.
Referensi: Kemdikbud.go.id