Cerita Ramadan Pada 1 Ramadan 1444 H

Friday, March 24, 2023

 




Cerita Ramadan Pada 1 Ramadan 1444 H


Beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan, ibu-ibu jamaah masjid di daerahku mulai sibuk mempertanyakan, “kapan puasa?”

Sebagai kaum “minoritas” di lingkunganku di mana tanggal penentuan 1 Ramadan atau lebaran Idul Fitri dan Idul Adha kadang berbeda dengan mereka, pertanyaan seperti itu sudah biasa.

Penentuan 1 Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha secara umum di Indonesia mengikuti hasil sidang isbat oleh pemerintah yang selalu disiarkan secara langsung melalui media televisi, sedangkan saya sekeluarga sejak bergabung di organisasi Muhammadiyah mengikuti jadwal yang diedarkan oleh persyarikatan, yaitu perhitungan penentuan tanggal ketiga peristiwa saklar bagi umat muslim itu berdasarkan perhitungan Hisab. 

Jangan ditanya apa alasannya apalagi mengajak berdebat, sebab terlalu panjang penjelasannya dan saya tidak berkompeten di bidang itu. Kita jalankan saja sesuai keyakinan kita masing-masing. Toh, nanti di akhirat kita akan mempertanggungjawabkan pilihan kita masing-masing kan?

Namun, di masjid dekat rumah saya di mana tempat saya dan keluarga salat berjamaah, sering merasa terintimidasi oleh beberapa oknum ustaz yang berceramah. 

Ustaz itu kadang menyinggung-nyinggung soal persyarikatan Muhammadiyah maupun ormas lain yang tidak sependapat dengan mereka, baik secara tidak langsung maupun secara langsung dan terang-terangan.

Untungnya, jamaah pada umumnya tidak memedulikan ucapan ustaz tersebut dan bersikap biasa-biasa saja karenanya saya bersikap acuh tak acuh juga atas ucapan para ustaz itu. Walau kadang sedih melihat fenomena ini sebab inilah salah satu kelemahan Islam di Indonesia. 

Nampak sangat besar dan kuat, tetapi sebenarnya sangat lemah dan cenderung mudah diadu domba.

Baiklah, mari  tinggalkan perkara itu, kita fokus saja pada semaraknya menyambut bulan Ramadan 1444 H yang bertepatan pada 23-3-2023 M. Hal ini  tergambar jelas dengan melimpah ruahnya jamaah masjid yang akan melaksankan salat tarawih pertama. 

Ada hal atau kejadian yang selalu berulang pada setiap Ramadan sejak dulu kala di masjidku, yaitu penitipan tempat di dalam masjid wkwkwk, tetapi ini khusus berlaku di area jamaah muslimah.

Beberapa  jamaah perempuan selalu menyimpan sajadahnya di barisan depan untuk menandai bahwa itu adalah tempatnya. Kalau datang tepat waktu sih tidak masalah, yang bermasalah adalah jika yang punya sajadah telat datang. 

Biasanya jamaah yang paham soal titip menitip sajadah itu akan menyimpan sajadahnya di belakang lalu mengisi sajadah titipan yang orangnya belum datang itu jika salat berjamaah sudah mau dilaksanakan, selanjutnya orang yang di bagian belakang akan mengisi sajadahnya, demikian seterusnya. 

Setelah selesai salat berjamaah, masing-masing kembali ke posisi yang sebenarnya hingga pemilik sajadah titipan datang.

Tetapi tenang saja, keadaan seperti ini hanya berlangsung selama kurang lebih sepuluh hari. Setelahnya, masjid kembali lowong. Sebagian jamaahnya sudah pindah ke pusat-pusat belanja untuk persiapan lebaran. Hahaha.


Aktivitas Pada Hari Pertama Ramadan




Sudah memasuki tahun kelima saya menjalani Ramadan dengan keluarga yang tidak lengkap. Dua anakku sudah tidak serumah kami lagi. Mereka sudah memiliki keluarga sendiri dan tinggal di luar daerah.

Namun, ada kebiasaan yang belum bisa saya ubah dari tahun ke tahun, yaitu selalu sibuk menyiapkan makanan yang banyak seakan-akan semua anak-anakku dan keluarganya kumpul untuk menjalani sahur pertama.

Ramadan kali ini pun demikian. Saya sibuk memasak kari ayam kampung kesukaan suami dan anak-anak sebagai menu sahur hari pertama. Satu panci penuh kari ayam sudah tersedia padahal yang akan makan sahur pertama masih formasi seperti tahun lalu, hanya berlima. 

Seperti yang diprediksi Nabila, kari ayam yang saya masak sepenuh hati itu tidak habis bahkan sisanya masih banyak.

Persiapan berbuka puasa juga demikian. Hampir seharian di dapur memasak untuk persiapan buka puasa. Kali ini saya memasak Kambu Paria. Tadinya saya mau pasangkan dengan udang asam manis, tetapi lagi-lagi Nabila menegur. 

“Terlalu banyak lauk Mama, kari ayam saja yang dipanasi, tuh masih banyak di kulkas dan masih bisa dimakan.” 

Kali ini saya nurut, tetapi tetap memasak ikan  Pallu Kacci pesanan ayangbeb. Memasak Pallu Kacci tidak memerlukan waktu lama, cukup menggunakan air asam, taburi kunyit kering dan garam lalu masak dengan api kecil. 

Yang paling penting sebenarnya, masakan itu adalah kesukaan saya dan suami.

Sedangkan memasak kambu paria buat saya memerlukan effort yang lumayan tinggi. Tahapannya banyak dan cukup ribet. Harus sangrai kelapa parut, tumbuk ikan, masak paria hingga setengah matang dan seterusnya.

Kalau tidak percaya seribet itu cara masaknya, kalian baca saja Cara Memasak Kambu Paria dengan mengklik link di bawah ini

READ MORE

Tips Sederhana Decluttering

Wednesday, March 1, 2023

 



Tips Sederhana Decluttering 

Seberapa seringkah kamu merasa lelah karena melihat rumah yang berantakan? Merasa sudah beres-beres dengan maksimal, tetapi masih juga terasa sumpek. Ada saja barang yang berserakan dimana-mana, berantakan tidak beraturan. Dan, merasa pekerjaan rumah itu tidak ada habis-habisnya. 

Saat mau beres-beres rumah secara total kita bingung mau mulai dari mana. Apakah di ruang tamu terlebih dahulu, atau di kamar tidur atau di dapur? Akhirnya tidak melakukan apa-apa atau justru membongkar seluruh bagian rumah yang berakhir dengan bertambahnya pekerjaan. Kalau sudah begitu maka tanpa disadari kita telah mengalami stres.


Decluttering


Ah, jangan sampai yah… Gara-gara rumah berantakan kesehatan mental kita terganggu. Jadi, apa yang harus dilakukan?

Salah satu teknik yang bisa kita lakukan agar terhindar dari stres akibat rumah berantakan adalah decluttering. Apakah itu decluttering? Teruskan bacanya yah.



Pengertian Decluttering



Decluttering mulai banyak dikenal orang saat Marie Kondo mempopulerkannya dalam bukunya yang berjudul The Lifechanging Magic of Tidying Up. Dalam buku tersebut dijelaskan kalau aktivitas merapikan rumah dengan menyimpan barang-barang yang sudah tidak dibutuhkan lagi atau cenderung bikin hati tidak bahagia disebut decluttering.

Bukan hanya merapikan barang-barang atau menyimpannya, tetapi juga menyingkirkannya dari rumah, entah itu diberikan kepada orang yang membutuhkan atau sekalian dibuang. 

Decluttering ibarat detoks untuk rumah kita, yaitu  mengeluarkan “racun” yang mengganggu atau mengeluarkan barang-barang yang tidak diperlukan lagi lalu menatanya agar rumah menjadi lebih lega dan lapang. 



Manfaat Decluttering


Selain menjadikan rumah lebih bersih, nampak luas dan lapang, decluttering juga bermanfaat buat kesehatan mental. Setidaknya ada 4 manfaat melakukan decluttering, dikutip dari WebMD, yaitu:

Menurunkan resiko stres akibat sering melihat dan membersihkan rumah yang berantakan.

Lebih fokus saat mengerjakan sesuatu atau mencari barang tertentu. 

Menurunkan resiko asma dan alergi yang disebabkan oleh debu yang menempel pada barang-barang yang menumpuk dan berceceran dimana-mana.

Dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan lebih efektif.



Bagaimana Cara Melakukan Decluttering?



“Anda bisa mulai melakukan decluttering dari hal-hal yang kecil dulu, misalnya merapikan suatu tempat selama 5 menit perhari untuk membantu membentuk kebiasaan decluttering agar tidak terasa memberatkan.” (Dilansir dari laman Becoming Minimalist).


Saya mencoba tips di atas, tetapi saya gagal. Ternyata yang namanya konsisten itu butuh perjuangan dan doa, hahaha. 

Bagaimana bisa menyisihkan waktu hanya 5 menit kalau rumah sudah terlanjur berantakan? Maka saya mencoba melakukan decluttering kecil-kecilan ala saya yang sok sibuk ini. 

Cara decluttering


Memulai dari Tempat dan Area Tertentu


Tempat pertama yang akan saya rapikan adalah lemari buku, karena  barang yang paling sering berantakan di rumah saya itu adalah buku. Buku-buku lama dan sudah usang saya singkirkan dan masukkan dalam dus lalu saya tawarkan kepada keluarga yang mau menampungnya. 

Lalu saya mulai menyusun sedemikian rupa agar semua buku yang sekiranya saya perlukan nampak jelas dan setidaknya judul bukunya bisa terbaca. Langkah ini memudahkan kita untuk menemukan buku yang ingin kita baca. 

Area berikutnya adalah dapur. Di sini saya membuang barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, seperti penutup panci dan penutup toples yang sudah tidak memiliki pasangan hidup lagi, mungkin pancinya bocor dan toplesnya pecah sementara penutupnya masih awet. 

Area ketiga adalah kamar tidur. Di kamar tidur selain tempat tidur ada juga meja kerja, lemari pakaian, lemari hias dan rak tempat menyimpan jilbab dan pakaian dalam. Di sini, tempat tidur dan meja kerja cukup rapi jadi aman. 

Namun,  rak jilbab, lemari hias dan lemari pakaian yang perlu diperhatikan. Ada apa di dalam sana? Nah, dari rak jilbab saya berhasil menyingkirkan beberapa jilbab instan yang sudah lama tidak terpakai. Demikian pula dari lemari hias, saya mendapatkan beberapa pernak-pernik yang sudah tidak terpakai.

Area berikutnya adalah ruang tengah. Di sini, lagi-lagi terdapat rak buku yang berisi buku-buku lama dan kertas-kertas foto copyan. 

Berhubung kegiatan decluttering ini baru saya mulai dalam dua pekan ini maka masih ada area lain yang belum tersentuh, yaitu area di lantai atas. Semoga pekan depan proses decluttering  sudah bisa berpindah ke area itu.



Menyingkirkan Satu Barang Tidak Terpakai Setiap Hari



Langkah ini saya mulai terapkan sejak pertama kali memutuskan proses decluttering. Setiap hari, tanpa berfokus ke area tertentu saya menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Yang masih bisa dipakai orang lain, saya donasikan sedangkan yang sudah tidak layak pakai langsung masuk tong sampah.

Langkah ini cukup efektif mendetox rumah dan pikiran saya. Bagaikan membuang racun-racun dalam tubuh, sedikit demi sedikit tetapi dilakukan secara konsisten.



Menyediakan Kotak Tempat Menyimpan Barang



Saat melakukan decluttering, tidak semua barang serta merta dibuang atau didonasikan. Biasanya ada barang yang masih kita butuhkan ada juga barang yang perlu diperbaiki. Olehnya itu, kita membutuhkan beberapa kotak. 

Setiap kotak sebaiknya diberi label sesuai fungsinya. Misalnya, kotak tempat menyimpan barang  yang akan didonasikan, kotak untuk menyimpan barang yang masih dibutuhkan, kotak tempat menyimpan barang yang akan diperbaiki. 

Untuk barang yang akan dibuang, saya langsung membuangnya di tong sampah. 


Demikian tips sederhana saya dalam decluttering rumah. 

Satu hal yang penting dalam melakukan langkah decluttering adalah kita harus pandai-pandai menyortir barang dan memiliki sifat tega. Tega membuang barang kenangan yang sudah tidak berfungsi dan tidak layak pakai. 

Decluttering memang tidak mudah, tetapi dengan  melakukan langkah-langkah yang sederhana dan teratur akan memudahkan kita melakukannya. Lakukanlah dengan tenang dan bergembira, jangan men- decluttering rumah jika kamu sedang galau dan STRONG (stres tak tertolong).


Selamat bersih-bersih rumah yah. 


Makassar, 1 Maret 2023 


Dawiah

READ MORE

Mengukir Kenangan di Balocci

Wednesday, February 15, 2023


Mengukir Kenangan di Balocci

Sabtu pagi yang cerah, saya bersama Bu Ida meninggalkan kota Makassar menuju desa di kaki gunung Bulusaraung. 

Sepanjang perjalanan saya sibuk mengumpulkan serpihan-serpihan kenangan yang mulai mengabut dalam ingatan.

Bukan tidak penting, tetapi banyak bagian dari kenangan itu yang pernah saya dan Ayangbeb niatkan untuk meninggalkannya di situ saja. Kami sepakat untuk tidak membawanya sekalipun itu hanya kenangan.

Namun, yang namanya kenangan, kita tidak bisa begitu saja mengabaikannya. Kadang datang menyeruak dalam ingatan tanpa diundang.

Dan, hari Sabtu itu saya dipaksa untuk datang ke asal kenangan. Lalu, saya sibuk menatanya agar bisa tercipta utuh. Tak perlu semuanya, cukup menghadirkan wajah-wajah murid yang pernah kami ajar pada tahun 1986 sampai tahun 1993.

Sekitar pukul 11.00 mobil yang saya dan Bu Ida tumpangi memasuki halaman sekolah. Hanya saya dan Bu Ida yang turun sedangkan anaknya Bu Ida yang menyopiri kami memutar mobilnya ke rumah kakaknya bu Ida untuk istirahat.

Saya berjalan memasuki halaman sekolah dengan kenangan yang tidak utuh. Terlalu banyak yang hilang dan saya susah payah menghadirkannya kembali.

Apalagi setelah bertemu mantan murid-murid yang saya ajar sekitar 35 tahun lalu. Mereka serempak menyambut kami dengan senyum lebar disertai kata-kata manis.

"Masyaallah, bu guruku tidak berubah, masih seperti dulu."

"Bu guru masih cantik."

Masyaallah, sambutan manis yang melambungkan perasaanku.


Dokpri. Saya di antara mantan muridku


Dokpri Melepas kangen dengan mantan muridku


Pada dasarnya semua orang berubah, tetapi kadang perasaan kita yang tidak bisa beranjak dari ingatan lama. Misalnya fisik saya saat pertama kali menginjakkan kaki di kaki Gurung Bulusaraung ini, saat usia masih 22 tahun pastinya mengalami banyak sekali perubahan dibandingkan saat ini di mana usia sudah setengah abad lebih.  

Kalaupun murid-muridku mengatakan “masih seperti dulu, tidak berubah, masih cantik dsb.” Bukan berarti tidak ada perubahan melainkan mereka yang merasa sangat berubah karena mereka terus bertumbuh dan berkembang dengan cepat.

Bayangkanlah anak SMP, usia masih belasan, masih unyu-unyu lalu berproses menjadi dewasa, ada yang telah menikah bahkan ada yang sudah bercucu dan seterusnya maka pastilah perubahannya sangat nampak.


SMP Standar Balocci Dalam Bingkai Kenangan




Tahun 1986 saya menginjakkan kaki di sekolah yang diberi nama SMP Standar Balocci. Saya tidak tahu, apa sebabnya disebut sekolah standar. Yang jelas sekolah itu masih baru dan satu-satunya sekolah negeri tingkat menengah pertama di kecamatan Balocci. 

Dari semua personil yang bertugas di SMP Standar, hanya kepala sekolah dan bujang sekolahnya yang sudah menikah. Selebihnya, mulai dari kepala Tata Usaha, staf Tata Usaha hingga guru-gurunya masih lajang dan masih muda. 

Rata-rata guru yang ditempatkan di sekolah itu adalah alumni diploma IKIP, tidak ada satu pun yang sudah bergelar sarjana. 

Ada yang lepasan Diploma 2 bahkan ada yang hanya Diploma 1. Diploma 2 artinya hanya mengecap pendidikan guru selama 2 tahun dan Diploma 1 yaah belajar jadi guru di IKIP hanya 1 tahun. 

Jadi kalian bisa menghitung usia guru-gurunya bukan?

Yang tertua waktu itu adalah yang sekarang menjadi suami saya, kelahiran 1962 karena itulah beliau didaulat menjadi wakil kepala sekolah. 

Jadi bukan karena kompetensi atau pengalamannya yang menjadi dasar penunjukan jadi wakil kepala sekolah. Lah, kita semua sama-sama guru baru, minim kompetensi apalagi pengalaman.

Kalau soal pengalaman mengajar, mungkin saya masih bisa menepuk dada waktu itu, karena saya sudah mengajar sejak tahun 1984, dua tahun sebelum terangkat menjadi guru ASN dan ditempatkan di sekolah itu. 

Namun, soal kompetensi, kita sama. Sama-sama masih belajar dan berjuang mengukir prestasi. 

Berada di lingkungan baru dan minim fasilitas membuat jiwa kotaku memberontak. Tidak ada listrik, tidak ada air bersih, pasar jauh dan hanya beroperasi dua kali sepekan. Itu semua yang memicu niatku untuk segera pindah dari sana.

Namun, takdir berkata lain. 

Allah Swt telah menulis di Lauhul Mahfudz kalau jodoh saya menanti di Balocci. Kita sama-sama lahir di Kota Makassar, jauh-jauh dibawa ke desa untuk dipertemukan dan ditakdirkan membangun rumah tangga. Begitulah, jodoh memang rahasia Ilahi.

14 Februari 1990 saya menikah dengan Pak Wakil Kepala Sekolah dan mencoba bertahan stay di sana hingga lahir anak kedua. Tahun 1993, saya memaksa Ayangbeb pindah dan kembali ke kota asal yaitu kota Makassar. 

Usaha pindah mengajar sebenarnya sudah kami lakukan sejak hamil anak pertama, tetapi baru terwujud saat anak kedua lahir.  Oktober 1993 saya resmi mengikuti ayangbeb yang 3 bulan lebih dahulu pindah ke SMP Negeri 7 Makassar. 

Lalu jejak kehidupan dan semua kenangannya selama di Balocci, perlahan tapi pasti mulai memudar. Kami terus melangkah dan hanya sesekali bercerita kepada anak-anak, bahwa dahulu ibu bapaknya ini dipertemukan oleh Allah di suatu desa di kaki gunung Bulusaraung. 


Setelah 35 Tahun


Sebenarnya mengunjungi kembali desa Balocci ini bukan yang pertama kalinya. Setelah pindah pada tahun 1993, saya bersama Ida pernah mengunjungi desa ini pada tahun 2018 dan mengabadikannya dalam tulisan yang berjudul Menapaki Jejak 32 Tahun.


READ MORE

Ceriakan Kulit Sehatmu Dengan Scarlett Jolly Series

Thursday, February 9, 2023

 


Review Scarlett


Ceriakan Kulit Sehatmu Dengan Scarlett Jolly Series



Hai, tidak terasa kita sudah berada di bulan kedua tahun 2023. Apa kabar sahabat-sahabat pendamba kulit glowing? Masihkah kalian bingung mencari produk untuk kulit cantikmu? Masih bingung menentukan pilihan?

Sini merapat ke mari, saya mau kasi info yang bagus agar harapan dan dambaanmu bisa segera terwujud. 


Yap, sebagai sesama pendamba kulit sehat, bersih dan glowing kita tuh tidak boleh bersaing, tetapi kita harus saling dukung saling nasihat menasihati serta saling berbagi info tentang dunia penskinkeran agar seluruh perempuan Indonesia termasuk saya dan kamu mendapatkan kulit yang sehat, bersih dan glowing. 

Sebelum saya pindah ke lain hati alias beralih ke produk Scarlett, saya tergolong orang yang tidak setia pada satu jenis produk. Belum tuntas dengan brand A pindah lagi ke brand B akibatnya kulitku tidak menunjukkan perubahan yang sesuai harapan.

Kemudian sekitar 2 tahun lalu, saya mencoba serangkaian produk bodycare Scarlett. Ternyata kulit dan seleraku nyantol ke Scarlett dan masih setia sampai sekarang. 

Awal Januari tahun ini saya mencoba produk barunya Scarlett. Produk – produk tersebut adalah Body Scrub Jolly, Brightening Shower Scrub Jolly, Body Serum Jolly, Fragrance Brightening Body Lotion dan Fragrance Body Cream.

Sesuai janji saya pada postingan sebelumnya bahwa selain menggunakan body scrub dan shower scrub masih ada tiga produk Scarlett lagi sebagai rangkaian dari Jolly Series Scarlett  yang telah saya aplikasikan pada kulitku.

 

READ MORE

Resolusi Membaca Tahun 2023

Sunday, February 5, 2023


mardanurdin.com
Dibuat menggunakan desain canva

Inilah 12 Buku yang Akan Saya Baca Pada Tahun 2023


Ada sepuluh buku baru yang saya beli pada akhir bulan Desember tahun 2022, kesepuluh buku itu rencananya akan saya baca sepanjang tahun 2023. Ini adalah caraku mengeksekusi salah satu resolusiku tahun ini, yaitu membaca minimal satu buku dalam sebulan. Tidak berani lebih dari itu, karena kesibukan lain terutama tugas utamaku sebagai guru tidak boleh terabaikan hanya karena membaca buku atau menyelesaikan targetku itu.

 

Sebenarnya membaca yg kumaksud dalam resolusi itu adalah membaca buku selain buku pelajaran karena membaca buku pelajaran sudah otomatis saya lakukan manakala pembelajaran akan saya laksanakan. 

 

Untuk mencukupkan jumlah buku sesuai penanggalan Masehi, maka saya masukkan list dua buku yang sudah lama saya beli, tetapi belum tamat saya baca. Maka total buku yang tersedia sudah pas dengan jumlah bulan penanggalan Masehi, yaitu 12 buku.

 

Alhamdulillah target untuk bulan Januari sudah berhasil bahkan berhasil pula saya tulis reviewnya, Buku “Bila Masa Tua Tiba” berhasil saya tamatkan dalam waktu 33 hari, jadi molor dua hari dari target. 


READ MORE

Review Buku "Bila Masa Tua Tiba"

Friday, February 3, 2023

 



Review Buku "Bila Masa Tua Tiba"

 

Saat mengunjungi si sulung di Jakarta, saya menyempatkan diri mendatangi toko buku yang paling terkenal di Indonesia, yaitu toko buku Gramedia di Jl. Matraman. 

Salah satu buku yang menarik perhatian dan akhirnya masuk dalam tas belanjaku adalah buku karangan Muhammad Yasir, LC yang berjudul Bila Masa Tua Tiba.

 

Buku ini related dengan keadaanku sekarang dan saya memang sedang mencari buku agama yang berkaitan dengan usia tua. Maka saat melihat buku ini terpajang manis saya langsung jatuh hati. Apa saja daya tarik buku ini? Mari kita bahas.


 

Detail Bila Masa Tua Tiba


 

Judul: Bila Masa Tua Tiba

Penulis: Muhamad Yasir, Lc

Bahasa: Indonesia

Penerbit: Pustaka Al-Kautsar

Tahun Terbit: 2021

Jumlah Halaman: 228

ISBN: 978-979-592-913-0

Harga: Rp. 99.500 (Harga P. Jawa)

 


Tentang Penulis


 

Penulis buku Bila Masa Tua Tiba adalah Muhamad Yasir, Lc.

Pada halaman terakhir yaitu halaman 228 ada sekilas tentang penulis. Dijelaskan kalau penulis ini lahir di Bungintimbe, Sulawesi Tengah, 8 Mei 1976.

 

Muhamad Yasir, Lc sudah menulis puluhan buku anak dan dewasa. Beliau juga adalah penerjemah buku berbahasa Arab. 


Sebagai lulusan Imam Muhammad Ibnu Sa’ud University, LIPIA Jakarta maka tak heran jika karya-karyanya pada umumnya bertema agama Islam apalagi beliau adalah peraih tiga kali Islamic Book Fair Award. Dan itu pula alasanku memiliki buku ini.


 

Sinopsis Buku 


 

Masa tua bagi seorang muslim episode sekaligus kesempatan terakhir sangat menentukan nasib di akhirat. Masa terindah sekaligus penuh kekhawatiran. Tidak ada lagi periode hidup setelah itu kecuali kematian. Jika baik masa tua, akhirat pun akan baik, jika buruk, akhirat pun menjadi buruk.

 

Buku, “Bila Masa Tua Tiba” ini, adalah renungan, pencerahan serta berita gembira kepada setiap yang berusia tua bahwa mereka manusia termulia dan dimuliakan, disayangi penduduk langit dan bumi, Allah menyiapkan banyak rukhsah, hak-hak istimewa, kebaikan dan berkah yang tidak diberi kepada selainnya.

 

Juga, tentang kisah inspirasi masa tua Nabi, para sahabat, tabi’in, ulama dan orang shaleh terdahulu. Tentang potret masa-masa indah Nabi bersama orang tua di masanya.

Dan, pelajaran hidup penting dari orang-orang berumur, bagaimana mereka mengisi masa tuanya dengan beragam kebaikan dan amal shaleh abadi serta menuntaskan janji kepada Allah sebelum akhirnya berpulang. Semakin tua semakin shaleh, arif dan takut kepada Allah, bukan semakin tua semakin tak bahagia.


 

Daftar Isi


 

Buku ini terdiri atas 8 bab dengan sub bab yang bervariasi jumlahnya. 


  1. Bila Masa Tua Tiba adalah bab pertama sekaligus penulis menjadikannya sebagai judul buku. Terdiri atas 6 sub bab yang dimulai pada halaman 3 sampai halaman 16.
  2. Umur Hadiah Terindah Dari Allah adalah bab 2 yang terdiri atas 5 sub bab sebanyak 12 halaman.
  3. Saat-Saat indah nabi Bersama Orang Tua merupakan bab 3 terdiri atas 6 sub bab sejumlah 6 halaman.
  4. Keistimewaan Orang Tua Muslim jumlah sub babnya lumayan banyak, yaitu 30 sub bab yang dimulai pada halaman 42 sampai halaman 88.
  5. Renungan dan Tadabur Masa Tua dimulai dari halaman 90 sampai halaman 130 yang terdiri atas 20 bab.
  6. Sebaiknya Jika Sudah Tua terdiri atas 18 sub bab dengan jumlah halaman sebanyak 33 halaman.
  7. Selanjutnya, bab “Belajar Hidup Dari Orang Tua Shaleh Terdahulu terdiri atas 27 bab yang dimulai dari halaman 170 sampai dengan halaman 214.
  8. Penutup dari buku ini adalah bab “Sebelum Berakhir” yang hanya terdiri atas 5 sub bab dengan jumlah 7 halaman.

 

 

Review Buku

 



Buku dengan hard cover ini semakin terasa mewah manakala membaca keseluruhan isinya. Banyak hal baru yang menginspirasi jiwa sembari merenung bahwa tua itu tak selamanya tidak baik, maka jangan berkecil hati menghadapi masa tua karena kita itu sangat disayang sama Allah. Semakin tua selama menjadi muslim yang taat maka akan semakin disayang Allah.

 

Buku yang berukuran 20,5 x 20,5 cm ini menyajikan kisah-kisah yang menyejukkan kalbu. Tatkala Rasulullah Saw begitu menyayangi dan menghormati orang tua seperti yang digambarkan pada halaman 192. 


Diceritakan oleh Asma putri Abu Bakar, “Ketika Nabi memasuki Makka dan beliau masuk ke dalam masjid, Abu Bakar dan ayahnya (Abu Qahafah) datang menemui Nabi. Saat Nabi melihatnya beliau berkata.

 

“Wahai Abu Bakar, mengapa engkau tidak membiarkan ayahmu di rumahnya saja dan aku yang datang menemuinya.”

 

Begitu hormatnya Nabi kepada orang tua yang menggambarkan adab dalam memperlakukan orang tua. Selain isinya yang “daging” semua, saya juga sangat terkesan dengan qouts-qouts yang dalam buku ini. 


Qouts-qouts itu terkadang berupa ayat-ayat Al Qur’an atau hadist atau kalimat-kalimat dari para tabi’in maupun dari ulama.

Maka sangat pantaslah kalau penulis menuliskan kalimat di awal membuka buku ini, yaitu”

 

“Buku ini mengajak merenungi keindahan masa tua; episode sekaligus kesempatan terakhir sebelum berpulang. Menjemput banyak rukhsah, hak-hak, kebaikan dan berkah Allah yang tidak diberi kepada selain orang tua.  Dan, belajar bagaimana Nabi, sahabat, tabi’in, ulama salaf dan orang saleh terdahulu melewati masa tuanya dan menyelesaikan hidup dengan benar sebelum dipanggil Allah.” (Halaman sampul).

Cara penyampaiannya pun tidak berlebihan dengan diksi yang kadang membingungkan. Isinya padat, simple tetapi penuh dengan makna.


 

Kelebihan dan Kekurangan


 

Tentang keseluruhan isi buku Bila Masa Tua Tiba ini bisa dikatakan nyaris tidak ada celanya. Namun, seperti kata pepatah, tiada gading yang tidak retak maka demikian pula dengan buku ini.

 

Kekurangan sekaligus kelebihannya adalah buku ini terlalu besar ukurannya juga tebal sehingga agak sulit membawanya kemana-mana. 

Coba dibayangkan, beratnya saja sudah 555 gram ditambah ukurannya yang lebar terus mau dibawa kemana-mana, kebayang berat dan bikin repotnya bukan? 

 

Namun, kekurangan itu sekaligus kelebihannya, karena kertasnya yang tebal dan kuat sehingga tidak mudah sobek dan terlepas dari lemnya.

 

Saya juga suka dengan bentuk tulisan pada judul di setiap bab dan sub babnya berupa tulisan indah dengan warna kuning sedikit keemasan.

 

Bagaimana Harganya?

 

Harga bukunya berbeda-beda tergantung di mana kita membelinya. Saya membayar sebanyak Rp.99.500, karena saya membelinya saat masih berada di pulau Jawa sementara harga buku “Bila Masa Tua Tiba” di luar pulau Jawa cukup jauh perbedaan harganya. Sedangkan di shopee harganya Rp.105.000 belum termasuk ongkos kirimnya.


 

Penutup


 

Jika kalian merasa perlu mempersiapkan diri dalam menyongsong masa tua atau saat ini sudah berada pada masa itu seperti saya, maka memiliki buku ini bisa menjadi salah satu nasihat buat diri. 


Saya bersyukur telah memilikinya karena saat ini saya sedang membersamai mama saya yang kadang butuh cerita-cerita inspirasi sebagai penghibur di masa tuanya. Maka cukuplah saya menyampaikan kabar gembira tentang betapa sayangnya Allah kepada orang tua yang taat dan tetap memelihara iman islamnya. 

Saya berharap dengan mendengar cerita saya tentang isi buku ini, mama bisa semakin tenang menjalani masa tuanya, demikian pula saya.


Makassar, 4 Februari 2023  


Dawiah

 

 

 

 

READ MORE

Praktik Bioteknologi Konvensional Pada Kamis Manis Bersama Anak-Anak yang Manis

Thursday, February 2, 2023



Kamis Manis Bersama Anak-Anak yang Manis

Praktik Bioteknologi Konvensional Pada Kamis Manis Bersama Anak-Anak yang Manis


Kamis, 2 Februari 2023 seperti biasa, kegiatan rutinku sebagai guru adalah bersiap-siap ke sekolah sebelum pukul 07.00 sekalipun jarak dari rumah saya ke sekolah itu bagaikan sepelemparan batu saja, tetapi kadang juga saya terlambat ke sekolah. 

Ada-ada saja penyebabnya, misalnya Ami putra keempatku yang selalu mengantar dengan motornya tiba-tiba masuk toilet di saat saya sudah siap-siap. Atau saya keasyikan buka aplikasi WhatsApp dan baca-baca pesan yang masuk. Heuu … ini contoh yang tidak baik.

Dan, yang paling sering menjadi penyebab saya terlambat ke sekolah adalah saat saya datang ke mama pada pagi hari, menemaninya minum teh, mengajaknya ngobrol dan saya merasa tak enak hati meninggalkannya disaat beliau sedang senang-senangnya mengobrol.

Namun, kata Ayangbeb, itu alasan saya saja, karena sesungguhnya itu bisa diatasi. 

Ah, beliau belum tahu saja, bahwa betapa senangnya hati ini saat melihat binar bahagia di mata mama, mendengarnya bercerita, melihat senyumnya bahkan mendengar gelak tawanya. Itu tuh serasa dunia ini milik kami berdua. 

Tetapi apa pun alasannya, terlambat ke sekolah adalah hal yang tidak baik dan saya berjuang untuk tidak mengulanginya. Karena dulu, saya paling benci terlambat ke sekolah. Saya selalu berdiri di pintu kelas sebelum bel berbunyi dan menunggu siswa datang satu-satu. 

Semakin disiplin saat diberi amanah sebagai kepala sekolah. Selalu cepat datang karena harus membersamai anak-anak melakukan zikir pagi sebelum masuk kelas. 

Saya pikir-pikir, rasanya saya makin lambat bergerak dan tidak selincah dulu lagi. Apakah penyebabnya karena faktor usia? Di mana semakin banyak usia tingkat kegesitan melakukan ini - itu semakin berkurang. Bisa jadi, hahaha.


Kamis Manis Bersama Anak-Anak yang Manis


Kamisku hari ini adalah hari yang manis bersama siswa-siswiku yang bersikap manis. Alhamdulillah, pembelajaran berlangsung seru dan anak-anak mengikutinya dengan antusias.

Untuk pelajaran IPA saya menggunakan metode pembelajaran tanya jawab yang didahului dengan membaca materi secara bergiliran. Setiap siswa bertugas membaca dengan mengeraskan suaranya dan temannya yang lain menyimak. Pada waktu tertentu, saya hentikan lalu menunjuk secara acak untuk menyambung bacaan itu. 

Ini mirip dengan teknik membaca nyaring yang biasa diterapkan pada anak SD. Selanjutnya, siswa saya tugaskan membuat soal dilengkapi dengan jawaban, materinya diambil dari bahan bacaan yang telah mereka baca.

Tahap berikutnya, setiap anak melemparkan soal kepada siswa yang saya tunjuk secara acak dengan catatan, setiap yang berhasil membuat soal mendapatkan satu poin, siswa yang ditunjuk menjawab jika jawabannya benar juga mendapat satu poin. Jika tidak bisa dijawab, soalnya dikembalikan ke penanya untuk dijawab sekaligus menjelaskan kepada temannya, maka sipenanya bertambah poinnya.

Teknik ini baik untuk memicu daya konsentrasi anak sekaligus mengetahui daya literasi dasarnya, berupa literasi baca tulis.

Ternyata menggunakan teknik ini seru dan cukup heboh. Ketika temannya yang tidak berhasil menjawab dengan benar, si penanya bersorak karena itu berarti ia bisa menjelaskan jawabannya dan berhasil meraih dua poin. Sementara yang gagal menjawab tidak berkecil hati karena masih bisa mendapatkan satu poin saat ia berkesempatan membacakan soalnya, syukur-syukur kalau soanya tidak terjawab agar bisa meraih dua poin.


Mengapa Membaca Nyaring?


Membaca nyaring bertujuan untuk mengetahui keterampilan anak membaca dalam intonasi, tekanan kata, pemenggalan kata, kemampuan menggunakan tanda baca dan pemenggalan frasa. Selain itu, membaca nyaring bisa menjadi latihan anak dalam berkomunikasi lisan bagi pembaca dan latihan menyimak bagi pendengarnya. Bisa juga sebagai latihan meningkatkan kemampuan adaptasi diri bagi anak yang pemalu.

Hasil kegiatan membaca, menyimak dan tanya jawab yang saya lakukan untuk tiga kelas IPA, saya dapatkan sedikitnya 3 hasil evaluasi, yaitu:

  1. Masih ada siswa saya yang belum mahir membaca tanda baca, terutama tanda baca tanya. 
  2. Masih ada siswa saya yang kurang lancar membaca, tetapi ada juga siswa yang terlalu cepat membaca sehingga mengabaikan tanda koma dan tanda titik. Melaju bagai kereta api. 
  3. Masih ada yang kurang menyimak terbukti saat diberi tugas membuat soal, mereka membuat soal di luar dari bacaannya. Padahal perintahnya jelas. “Buatlah satu soal dari bacaan yang telah kalian baca tadi.”

Namun, saya patut berbangga, siswa-siswa saya pada umumnya sudah bisa membaca dan menyimak dengan baik. Kalaupun ada yang masuk dalam ketiga kategori di atas, itu hanya segelintir dan tidak terlalu parah sebenarnya serta masih bisa diperbaiki selama mereka mau berusaha.


READ MORE

Fill in the form below and I'll contact you within 24 hours

Name

Email *

Message *