5 Buah Penyebab Kulit Putih

Wednesday, January 29, 2020


Ingin Memiliki Kulit Putih? Gunakan 5 buah ini!


Scincare akhir-akhir ini semakin ngetop, seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang menyadari bahwa memiliki kulit  bersih  dan mulus adalah salah satu cerminan dari kulit yang sehat.

Bagaimana dengan kulit yang putih?

Pada umumnya, perempuan Indonesia masih menganut kepercayaan, bahwa cantik itu adalah jika memiliki kulit yang putih. Padahal tidak sepenuhnya benar.
Ada yang memiliki kulit coklat, sawo matang, bahkan hitam tetapi tetap terlihat cantik. Karena cantik itu sifatnya relatif, tergantung dari sudut mana kita memandangnya.

Namun demikian, kulit putih masih menjadi impian primadona bagi perempuan Indonesia, mungkin karena kulit putih memberikan indikasi bersih dan sehat.

Apakah sahabat ingin kulitnya nampak putih?  Saya sih yes!😅

Nah, menjadikan kulit nampak putih itu bisa dengan cara alami, misalnya mengonsumsi buah atau sayuran. Tetapi tidak semua buah maupun sayuran yang memiliki khasiat yang sama.

Buah apa sajakah yang bisa digunakan untuk untuk merawat kulit agar kulit nampak putih? Cobalah konsumsi lima jenis buah berikut ini.

Apel



Sumber: Pixabay

Buah ini sudah tak asing lagi kan? Perempuan mana coba yang tidak kenal buah ini. Buah yang bisa dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu ini, ternyata berkhasiat mengangkat sisa-sisa debu yang menempel pada kulit. Sisa-sisa debu inilah yang menjadikan kulit tampak kusam dan terlihat tidak putih dan bersih.

Caranya adalah, gunakan pasta apel  yang dicampur dengan gliserin dan pulp. Oleskan pada kulit selama kurang lebih 15 menit. Kemudian  cucilah dengan air.

Bisa juga menggunakan masker dari buah apel dengan cara, apel diparut lalu didiamkan di dalam kulkas selama kurang lebih satu jam, setelah itu oleskan pada kulit wajah bahkan ke seluruh tubuh. Lakukan secara rutin. Insya Allah kulit akan nampak putih dan bersih.

Bengkuang


Sumber Shutterstock


Sejak dahulu, bengkuang sudah dikenal sebagai buah yang berkhasiat memutihkan kulit, karena bengkuang mengandung pachyrhizon, rotenon, vitamin B, dan vitamin C.
Cara menggunakannya cukup sederhana, yaitu:

Kupas kulit bengkuang lalu cuci hingga bersih, kemudian parut dan peras hingga menghasilkan air perasan yang cukup. Air perasan tersebut disimpan di dalam wadah hingga menghasilkan endapan seperti tepung.

Endapan itulah yang digunakan sebagai masker pada wajah. Bisa pula dibalurkan ke seluruh kulit, terutama yang selalu terkena sinar matahari. Setelah kering, bilaslah dengan air dan keringkan dengan handuk.  


Lemon



Sumber: Pixbay


Akhir-akhir ini, lemon bagaikan buah primadona yang disarankan diminum bersama air hangat pada pagi hari. Kabarnya, bisa mencegah penyakit maag dan bisa pula berfungsi sebagai antioksidan. Tetapi saya tidak membahas soal itu.

Bukan rahasia lagi kalau lemon mengandung vitamin C. Kandungannya itulah yang menjadikan lemon berkhasiat  menjadikan kulit tampak cerah dan putih bersih.

Caranya, peras lemon dan campurkan dengan satu sendok madu. Pakailah campuran tersebut sebagai masker kulit. Biarkan kering 15 hingga 20 menit, lalu bilas dengan air bersih. Lakukan secara rutin.

Pepaya


Sumber Pixabay

Buah pepaya mengandung  enzim papain, magnesium, niasin, karoten, dan potasium. Selain itu, pepaya juga mengandung vitamin A, C, E, dan K.  Karenanya, buah pepaya  dapat membantu melindungi kulit akibat  paparan sinar matahari.

Cara menggunakannya cukup sederhana, yaitu dengan menggosokkan  secara langsung irisan daging pepaya ke wajah dan seluruh tubuh yang biasa terkena sinar matahari. Biarkan mengering, lalu bilas dengan air. 

Jika ini dilakukan secara rutin, tiga hingga empat kali seminggu maka insya Allah  kulit akan nampak putih dan bersih.


Tomat


Sumber Pixabay


Selain lemon, tomat juga diketahui mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Karena itulah, tomat dipercaya berkhasiat memutihkan kulit.
Bagaimana cara menggunakannya?

Parut tomat dua hingga tiga biji lalu tambahkan air perasan lemon dan air mawar secukupnya. Aduk hingga tercampur rata. Oleskan pada kulit dan diamkan beberapa saat. Bilaslah dengan air. Lakukan secara rutin, insya Allah  impian mendapatkan kulit putih akan terwujud.

Bagaimana sahabat, gampang kan?

Sudah siapkah sahabat tampil cantik dengan kulit putih yang bersih dan sehat?
Selamat praktik, semoga bermanfaat.


Referensi: Buku Hidup Sehat Cara Hembing dan klinikkecantikan



Read More

Surat Edaran Mendikbud RI Nomor 14 Tahun 2019

Tuesday, January 21, 2020


Manifestasi Surat Edaran Mendikbud RI Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP


Penyampaian materi oleh Ibu Hj.Tarmini,S.Pd.,MM.Pd
Sumber Foto: MGMP IPA Kota Makassar

Sebenarnya saya enggan  menghadiri undangan MGMP IPA Makassar pada hari Kamis, 16 Januari 2020 lalu, berhubung  karena jam mengajar saya di sekolah cukup padat.

Tetapi saat melihat agenda kegiatannya, berupa pengejawantahan atau manifestasi dari  Surat Edaran Mendikbud RI Nomor 14 Tahun 2019, maka rasa enggan itu berubah menjadi semangat, dipicu oleh keingintahuan tentang bagaimana MGMP IPA menyikapi surat edaran tersebut.

Ternyata kegiatan ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari semua guru IPA di Makassar, baik guru yang mengajar di SMP Negeri maupun SMP Swasta. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang membludak.

Namun kapasitas tempat pelaksanaan kegiatan di Gedung PT Penerbit Erlangga, hanya bisa menampung tak lebih dari 200 orang.
Terpaksa Ketua MGMP IPA Makassar, Drs. Makmur Hidayat, M.M membatasi pendaftaran hingga  150 orang saja.

Ini membuktikan bahwa guru-guru di Makassar, khususnya guru SMP Mata pelajaran IPA sangat antusias dan menyambut baik Surat Edaran   Mendikbud Tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Sumber MGMP  IPA Kota Makassar

Sumber MGMP  IPA Kota Makassar

Kegiatan ini menghadirkan satu-satunya narasumber, yaitu Ibu  Hj Tarmini, S.Pd., MM,Pd. Beliau adalah pengawas sekolah jenjang SMP mata pelajaran IPA.

Sebelum saya menuliskan apa saja yang dipaparkan oleh beliau, mari kita melihat apa isi  arahan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadien Makarim yang termaktub dalam surat edaran tersebut.


Arahan Kebijakan Baru



Terdapat empat hal penting yang dituliskan dalam surat edaran tersebut, yakni:

Pertama, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid.

Kedua, dari  13 komponen RPP yang diatur dalam peraturan sebelumnya (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016) yang menjadi komponen inti hanya ada tiga, yakni  tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assessment), sedangkan komponen lainnya bersifat pelengkap.

Ketiga, sekolah, kelompok guru mata pelajaran sejenis dalam sekolah, Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (KKG/MGMP), dan individu guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP secara mandiri untuk keberhasilan belajar murid.

Keempat, RPP yang telah dibuat tetap dapat digunakan dan dapat pula disesuaikan dengan ketentuan dimaksud pada angka 1, 2, dan 3.


Pengejawantahan atau manisfestasi Surat Edaran Mendikbud RI Nomor 14 Tahun 2019 dijelaskan secara gamblang oleh ibu Hj Tarmini, S.Pd.,MM.Pd yang saya rangkum sebagai berikut.




Versi Full Page & One Page




RPP versi lama berupa versi halaman penuh  terdiri atas 13 komponen, yakni Identitas Sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester, Materi/Sub Materi, Tahun Pelajaran, Alokasi Waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar/Indikator, Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Model Pembelajaran, Media Pembelajaran, Sumber Belajar/Alat Bahan, Langkah Pembelajaran, dan Penilaian (assessment).

Sedangkan RPP versi baru berupa versi satu halaman, komponennya terdiri atas:  Identitas Sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester, Materi/Sub Materi, Tahun Pelajaran, Alokasi Waktu, 3 Kompetensi Inti, Tujuan Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, dan Penilaian (assessment).

Untuk komponen lainnya bersifat sebagai pelengkap dan guru bebas memilih secara mandiri. Yang jelas, guru harus menemukan potensi majemuk murid melalui pengembangan pada kegiatan pembelajaran



Bagaimana Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran?




Selanjutnya Ibu Hj. Tarmini menjelaskan tentang pengembangan pada kegiatan pembelajaran yang terdiri atas enam cara, yaitu:


  • Kegiatan pembelajaran hendaknya terintegrasi melalui lintas Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran lain.
  • Tetap menerapkan 4C/4K, yaitu Critical Thingking, Comunication, Creativitas, dan Colaboration.

  • Kegiatan pembelajaran seharusnya menerapkan Literasi Baru, Numerik, dan Karakter (PPK).

  • Membiasakan siswa melakukan pembelajaran dan penilaian yang  berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) HOTS  agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya.


  • Mengenali potensi kecerdasan majemuk siswa.




Teori Kecerdasan Majemuk (The Multiple Intelligences)



Menurut Wechsler (dalam Suryabrata, 2005), kecerdasan merupakan usaha untuk mengarahkan  dan meningkatkan kemampuan individu agar dapat bertindak secara baik dan terarah, bisa lebih rasional dan bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya.

Tolok ukurnya bukan hanya dinilai dari kemampuan logikanya, tetapi dapat pula dilihat dari kemampuan lain. Jenis-jenis kecerdasan itu, oleh Howard Gardner disebutnya sebagai kecerdasan majemuk.

Ibu Hj. Tarmini menerangkan dan memberi contoh satu persatu kesembilan kecerdasan majemuk berdasarkan pengalaman beliau sebagai guru.

Logika matematika adalah memahami proporsi dan  hipotesis serta permasalahan matematika. Siswa yang memiliki kecerdasan logika matematika memiliki kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang, senang dengan pelajaran numerik dan berhitung.



Kecerdasan verbal -  linguistik adalah berpikir menggunakan kata-kata dan penggunaan bahasa. Siswa yang memiliki kecerdasan verbal linguistik biasanya menguasai bahasa lisan dan tulis untuk mengungkapkan perasaan dan dirinya,


Kecerdasan spasial  merupakan kemampuan mengenali dan memanipulasi pola-pola di ruang yang luas atau berpikir dalam tiga dimensi. Siswa dengan kecerdasan spasial ini biasanya senang mencoret-coret, menggambar dan berkhayal membuat desain sederhana.

Kecerdasan musikal  adalah kemampuan siswa mengenali suara dan menyusun nada, irama dan dapat membedakan nada, ritme dan timbre. Siswa dengan kecerdasan musikal ini biasanya suka belajar sambil bernyanyi.

Kecerdasan kinestetik ditandai dengan kemampuan siswa dalam mengontrol gerak tubuh dan memanipulasi objek. Siswa yang memiliki kecerdasan ini biasanya suka sekali dengan pelajaran olah raga.

Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan memahami alam, manusia, hewan, dan tumbuhan. Siswa dengan kecerdasan naturalis ini tampak sebagai penyayang hewan dan tumbuhan.

Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan dalam memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Siswa dengan kecerdasan jenis ini ditandai dengan kemampuannya berkomunikasi dengan baik, bisa memimpin temannya dan suka sekali berorganisasi.

Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan dalam memahami diri sendiri. Siswa dengan kecerdasan intrapersonal cenderung kelihatan pendiam dan mandiri.

Kecerdasan eksistensial adalah kepekaan untuk mempersoalkan arti hidup, kematian, dan proses semesta.



Penyusunan RPP 




Sesi kedua dalam kegiatan ini adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang  efisien, efektif, dan berorientasi pada murid, sesuai arah kebijakan baru dari Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019.

Pada sesi  ini, kegiatan dipandu oleh dua orang guru sebagai perwakilan dari pengurus MGMP IPA Kota Makassar yaitu Hj. Nuryamsi,S.Pd.,M.Pd (beliau juga adalah pengurus IGI Pusat) dan Satwika, S.Pd.,M.Pd.

Peserta dibagi atas tiga kelompok, yaitu kelompok kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX.  

Setiap kelompok berdiskusi dan bermusyawarah  menyusun satu contoh RPP pertingkat berdasarkan nama kelasnya.

Kelompok kelas VII menyusun RPP IPA kelas VII, kelompok kelas VIII menyusun RPP kelas VIII, dan seterusnya.



mardanurdin.com
Ketiga foto di atas bersumber dari MGMP Kota Makassar




Selanjutnya hasil dari musyawarah tersebut oleh masing-masing guru yang hadir akan meneruskan  dan menyosialisasikan  di sekolah masing-masing. Demikianlah kegiatan MGMP IPA Kota Makassar. 

Alhamdulillah, perjuangan melawan rasa enggan saya menghadiri kegiatan ini, berbuah manis.

Ada dua manfaat yang saya dapatkan, pertama,  bisa meng - up grade lagi ilmu mengajar saya sekaligus mendapatkan suntikan  semangat untuk mengajar lebih baik dan lebih baik. 

Kedua, saya bisa bersilaturahim dengan guru-guru IPA se-Kota Makassar. 

Terima kasih MGMP IPA Kota Makassar, terutama bapak ketua, Drs. Makmur Hidayat, M.M  dan seluruh pengurus MGMP IPA Makassar.

mardanurdin.com

mardanurdin.com
Sumber pribadi

Terima kasih pula saya haturkan kepada narasumber yang hebat, ibu pengawas Hj.Tarmini, S.Pd.,MM.Pd. Ilmu dan pengalaman yang dibagikan insya Allah sangat bermanfaat buat saya dan rekan-rekan guru IPA lainnya.  





Sumber:  kemdikbud.go.id



Read More

Gagal Jadi Anak Bungsu

Saturday, January 18, 2020


Gagal Jadi Anak Bungsu



Dia lahir pada bulan Juni tahun 1997. Ia menjadi putra keempat dalam keluarga kami. Selama tujuh tahun ia menjadi anak bungsu dan mendapatkan perhatian lebih  dari kakak-kakaknya, sayangnya dia sering tak dilibatkan dalam permainan karena dianggap masih terlalu kecil untuk permainan anak besar. Dia bernama Faisal Fahmi dan lebih sering dipanggil Ami.


Tak Nyaman Jadi Anak Bungsu



Jika ketiga kakaknya main bola, Ami hanya ditugaskan berdiri di pinggir lapangan menonton dan memungut bola jika bola keluar dari lapangan.  Saat ketiga kakaknya heboh membahas taktik permainan selanjutnya, ia hanya duduk sendiri memainkan bola kertas buatan kakaknya.

Saya pernah tanya ke mereka, kenapa tak ikutkan adiknya main. Ketiganya serentak menjawab, “Masih kecil Mama.”

Katanya, nanti jatuh dan kakinya luka atau kepalanya kena bola dan benjol.
Mungkin itu sebabnya ia kurang akrab dengan kakak-kakaknya.

Namun begitu, jika ada anak lain yang mengganggu dia  maka ketiga kakaknya akan kompak melindunginya. Mereka akan membalas orang tersebut. Bahkan saat bermainpun, ketiga kakaknya akan ikut main demi memenangkan dia.

Seperti  waktu itu, ia bermain kelereng dengan teman sebayanya. Kelerengnya sudah hampir habis, ia gelisah dan selalu menengok ke kakak-kakaknya yang juga sedang main dengan jenis permainan yang berbeda.

Si sulung melihat kegelisahannya, ia lalu menghentikan permainannya dan berkata penuh wibawa.
Ical. Uci berhenti-ko main itu, kita main kelereng bareng Ami!

Sontak keduanya berhenti lalu bergabung dengan adiknya, main kelereng. 
Tak cukup 15 menit, lawan mainnya dihabisi. Semua kelereng milik lawan beralih ke mereka berempat.

Hasilnya, anak tetangga pulang sambil menangis.
Hiks..hiks… ceccengi Ami, naborongiki kakaknya.”
Tahun 2004, kedudukannya sebagai anak BUNGSU  tergeser dan itu anugrah tersendiri buat dia. Ia menjadi kakak dan sangat menikmati perannya itu.
Sambil berbisik ia bercerita ke saya, 
Ma untung Nabila lahir, sekarang saya juga sudah jadi kakak.”
Kamu nda suka jadi anak bungsu?” Tanya bapaknya.
Kusuka-ji  Pak, tapi tidak terlalu suka.” Jawabnya lugu.

Mungkin maksudnya dalam hal-hal tertentu ia merasa nyaman jadi anak bungsu, tetapi kurang nyaman pada hal lain,  terutama bermain bersama kakak-kakaknya.



Untung Ami Bisa Naik Motor



Saat Ami berusia 15 tahun, diam-diam ia diajari naik motor oleh kakak sulungnya. Kakak kedua dan ketiga melapor ke saya. 
Ma Ami belajar naik motor, kenapa diizinkan, nanti jatuh.” Lapor Uci.
Masih kecil - ki mama, dia belum bisa menguasai motor.” Ical menimpali.

Ah, mereka terlalu mengkhawatirkan adiknya.

Untungnya kecemasan mereka tidak terjadi. Ami berhasil meyakinkan kedua kakaknya kalau ia bisa mengendarai motor. Kelak kedua kakaknya itulah yang pertama kali menikmati kepintaran Ami naik motor.

Saat Uci, putra ketiga kuliah di ATKP, Ami yang selalu antar jemput  dia ke asramanya di Salodong. Setiap ia pulang mengantar atau menjemput kakaknya, ada saja cerita yang ia bawa tentang kakaknya itu. 

Bagaimana kakaknya yang cuek saat berjalan di depan yuniornya, padahal yuniornya sedang memberi hormat, tentang sikap kakaknya yang pendiam tapi suka cerita macam-macam saat dibonceng, tentang cita-citanya yang ingin kerja di luar kota Makassar, dan apa saja yang ia perbincangkan dengan kakaknya itu.


Baca juga tentang: Uci di sini 


Dan saya sangat berterima kasih tentang itu. Saat  Uci beranjak dewasa, ia semakin sulit diajak bicara. Sibuk dengan tugas kampusnya ditambah lagi ia hanya bisa pulang ke rumah sekali dalam sepekan. Sekalinya pulang, ia malah main game dengan saudara-saudaranya.


Kabur Dari Pesantren



Suatu hari ia mengabarkan kalau ia diangkat menjadi  guru mengaji di tempatnya mengaji. Hm, pantas saja beberapa anak tetangga memanggilnya ustaz.
Karena itulah kami sepakat memasukkan dia ke pesantren. Mungkin ia mau menekuni bidang agama.

Sayangnya ia hanya bertahan selama delapan bulan. Ia kabur dari pesantren setelah melewati  drama tiga babak.  Anak yang kelihatannya penurut dan pendiam itu, bisa membangkang juga rupanya.

Keluar dari pesantren ia pindah ke sekolah baru, tak sampai sebulan ia merasa tak cocok dengan sekolah barunya.   Akhirnya ia kami pindahkan lagi ke Madrasah Aliyah. 
Alhamdulillah ia suka dan bertahan hingga tamat sekolah.

Dan itulah satu-satunya masa tersulit kami dalam menghadapi perubahan sikapnya.


Pendiam yang Jenaka



Banyak orang yang mengatakan dia anak yang pendiam, tetapi tidak begitu jika bersama keluarganya.

Ia suka sekali bercerita apa saja kepada saya, termasuk tentang pemain-pemain bola idolanya. Darinya saya mengenal Steven Gerrard, Mohamed Salah, Christian Ronaldo, dan beberapa pemain sepak bola lainnya.

Saya banyak mengenal karakter teman-temannya, melalui ceritanya. Caranya bertutur yang diselingi dengan banyolan tak jarang mengundang tawa.

Kadang dia memanggil saya dengan panggilan “neng” atau “Sis”
Saat mengobrol  dengan dia melalui  wahtsApp kadang mengundang tawa, ada saja kata-kata unik yang diungkapkan. 





Yah dia telah dewasa sekarang dan lima tahun terakhir, dialah yang selalu setia mengantarkan saya kemana-mana. Dia menjadi anak andalan dalam keluarga besar kami. Siapapun yang minta pertolongan kepadanya, ia selalu siap membantu.

Saya yakin, siapapun pendamping hidupnya kelak akan sangat bahagia hidup bersamanya karena ia penyayang dan perhatian, seperti kasih sayang dan perhatiannya kepada saya.


Jika saya kurang sehat, selain bapaknya Ami lah yang selalu berada di samping saya, menjaga dan merawat dengan sabar. Raut wajahnya tak pernah cemberut sekalipun ia lelah. 

Ia gagal menjadi anak bungsu, tetapi ia mensyukuri itu. Katanya, setidaknya
pernah menjadi anak bungsu selama tujuh tahun.
Untunglah adik yang menggagalkan predikat itu anak perempuan, maka masih bisalah  disebut sebagai anak bungsu laki-laki.

Teruslah menjadi anak yang sabar dan baik hati. Kelak semua cita-cita dan harapanmu akan terwujud, saya jaminkan dengan doa-doa  yang akan mengetuk  Arasy sepanjang usia saya. 

Catatan: 
Cecceng (bahasa Makassar) = curang
Naborongiki = dikeroyok

Read More

Wisuda IXV Tahun 2020 STT Bandung

Sunday, January 12, 2020


Sekolah Tinggi Teknologi Bandung  Mewisuda 209  Mahasiswa pada Wisuda XIV Tahun 2020




Apa yang tebersit di pikiran sahabat, manakala menyaksikan prosesi wisuda?  Terharu dan bangga kan?

Sayapun begitu, terharu, senang, dan bangga sembari berdoa, semoga para wisudawan dapat mengamalkan ilmunya dan mengaplikasikannya di masyarakat.

Perasaan dan doa itu berulang lagi kemarin pada Sabtu, 11 Januari 2020, saat menyaksikan prosesi wisuda mahasiswa STTB pada acara wisuda ke-  XIV di Harris Hotel & Conventions Hall, padahal saya hanya menyaksikannya melalui live streaming di instagram STTBandung.

Prosesi Acara




Pukul 08.00 acara dibuka oleh pembawa acara yang diteruskan dengan masuknya para wisudawan diiringi lagu dari paduan suara mahasiswa STTB.

Selanjutnya adalah penampilan tarian selamat datang oleh mahasiswa dari tim Unit Seni Tari STT Bandung, dilanjutkan dengan acara pembukaan  Rapat Senat Terbuka oleh Ketua STT Bandung, bapak Muchammad Naseer, S.Kom.,M.T.

Setelah menyanyikan secara berturut-turut lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta, dan lagu Mars Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, acara dilanjutkan dengan laporan dari ketua STTB, bapak Muchammad Naseer, S.Kom.,M.T.  Selanjutnya adalah sambutan oleh Ketua Yayasan, Dr.Dadang Hermawan.

Menghadirkan Keynote Speaker Hebat




Acara yang tak kalah pentingnya pada upacara wisuda XIV STTB ini adalah pembacaan orasi oleh Dr.Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA. Melihat dan mendengar orasi ilmiah beliau  serasa menghadirkan bapak Prof Dr. BJ Habibe. Secara Pak Ilham itu adalah putra sulung beliau.

Pada kesempatan itu, Ilham Akbar membawakan orasi ilmiahnya yang berjudul “Peranan Generasi Muda dalam Penerapan Teknologi dan Inovasi di Era 4.0.”

Beliau memaparkan empat hal yang perlu diperhatikan oleh negara manapun di dunia untuk mencapai potensi maksimal untuk masa depan, yaitu:

     1. Berinvestasi ke Human Capital
     2. Berinvestasi ke Ilmu Pengetahuan & Teknologi (IPTEK)
     3. Membina dan mendukung Inovasi & Kewirausahaan
     4. Meminimalkan Kemiskinan

Berinvestasi ke Human Capital dan ke IPTEK merupakan prasyarat untuk membina dan mendukung inovasi dan kewirausahaan. Ketiga hal ini akan memberi kontribusi signifikan dan berkesinambungan dalam meminimalkan kemiskinan.

Masih dalam orasi Pak Ilham, terdapat lima megatrends global yang mengubah dunia, yaitu (1) urbanisasi cepat (2) perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya (3) pergeseran kekuatan ekonomi global (4) perubahan demografi dan sosial (5) Gebrakan teknologi. Untuk menjawab pertanyaan dan  memenuhi kebutuhan dari kelima megatrends ini diperlukan teknologi, inovasi, dan kewirausahaan.

Orasi ilmiah Pak Ilham diakhiri dengan kesimpulan sebagai berikut.

  •  Ekonomi di masa mendatang harus menghandalkan pada inovasi agar dapat memiliki daya saing tinggi. Untuk mencapainya, masyarakat terutama pemuda perlu aktif di UKM rintisan, seperti Start-Up diberdayakan dengan teknologi informasi dan komunikasi.
  • Mengerti dan menguasai rincian dan proses teknologi - inovasi -kewirausahaan adalah kunci untuk pengembangan negara dan bangsa di masa mendatang.

 Wisudawan Wisudawati Terbaik


Sebanyak 209 mahasiswa diresmikan sebagai lulusan STTB yang berasal dari tiga program studi yang terdiri dari 113 mahasiswa Teknik Industri, 70 mahasiswa Teknik Informatika, dan 26 mahasiswa Desain Komunikasi Visual.

Dari sekian banyak wisudawan dan wisudawati terdapat beberapa di antaranya yang meraih prestasi yang membanggakan. Mereka mewakili jurusannya masing-masing.

Siapa sajakah mereka?.

Program Teknik Industri 

  Virgiawan Candra Bhakti, S.T peraih skripsi terbaik dengan judul, “Perancangan dan Pengembangan Hospital Transfer Bed dengan Pendekatan Karakuri.”

    Indra Rukmana, S.T peraih skripsi terbaik dengan judul, “Optimasi Produksi Dyeing Finishing dengan Metode Integer Linear Programming”

    Zaenal Uyun, S.T peraih skripsi terbaik dengan judul, “Perbaikan Produk Meja Belajar Lipat Multifungsi Ergonomis untuk Meningkatkan Motivasi dan Semangat Belajar Menggunakan Metode Kasei Engineering”


 Wisudawan terbaik  adalah Dheyu Laksmi  Wulandari, ST

Program Teknik Informatika


   Deri Hermawan,  S.Kom peraih skripsi terbaik dengan judul, “Aplikasi 3D Virtual Reality Sebagai Media Bantu Terapi Acrophobia Berbasis Android.”

   Regina Sukma Citra, S.Kom peraih skripsi terbaik dengan judul, “Klarifikasi Ujaran Kebencian dengan Metode Naïve Bayes Classification di Sosial Media Facebook Berbasis WEB”

    Yasti Aisyah Primianjani, S.Kom peraih skripsi terbaik dengan judul, “Rancang Bangun Sistem Pemutus Aliran Listrik KwH Meter Pascabayar Berbasis WEB Menggunakan Mikrokontroler”

Wisudawan terbaik Muhammad Rizal Mutaqin, S.Kom.


Program Desain Komunikasi Visual  


  Andri Setiawan, S.Ds peraih skripsi terbaik dengan judul, “Perancangan Aplikasi Rencana Anggaran Biaya Membangun Rumah”

   Bagus Arya Suseno, S.Ds peraih skripsi terbaik dengan judul, “Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Publik dan Peta Wilayah RT )7 RW 08 Baleendah Kabupaten Bandung”

  Luthfi Alfaritzi, S.Ds peraih skripsi terbaik dengan judul, “Perancangan Boardgame Pengenalan Permainan Tradisional Jawa Barat untuk Anak (Usia 8-12 tahun) di Kota Bandung”

Wisudawan terbaik  adalah Tiffani Zeta D, S.Ds


Alasan Kuliah di STTB


Salah satu yang menarik minat orang tua untuk memasukkan anaknya kuliah  di STTB adalah, STT Bandung selalu menghasilkan lulusan yang siap bekerja dan terjun langsung ke masyarakat.

Maka tak heran jika terdapat tiga  perusahaan bersedia bekerjasama yang dibuktikan dengan penandatanganan MoU kerjasama dengan perusahaan tersebut, yaitu PT. Dirgantara Indonesia, Jasa Marga, dan Biofarma.


Selain itu, apa yang diorasikan oleh Pak Ilham, terutama untuk menjawab peranan generasi muda dalam teknologi dan inovasi di Era 4.0 sangat sejalan dengan program-program yang ditawarkan oleh STT Bandung di mana tujuannya adalah menghasilkan lulusan dan tenaga ahli yang mumpuni dan dapat bersaing di Era 4.0.


Demikian hasil liputan upacara wisuda XIV Tahun 2020 Sekolah Tinggi Teknolgi Bandung.

Selamat kepada orang tua wisudawan dan para wisudawan, semoga ilmunya berkah dan dapat berkontribusi langsung dalam meminimalkan kemiskinan di Indonesia melalui inovasi-inovasinya.  



Read More