Sariamin Ismail; Google Doodle Hari Ini

Saturday, July 31, 2021


Sariamin Ismail, Google Doodle Hari Ini

 

Sudah cukup lama saya memperhatikan setiap perubahan logo khusus saat membuka beranda google, yang disebut google doodle.

Sekilas dan tidak terlalu mengundang rasa penasaran saya.

Namun, hari ini saya merasa ada yang unik dan mengundang rasa ingin tahu saya. Perlahan saya mengklik google doodle itu yang berupa ilustrasi seorang perempuan yang mengenakan pakaian daerah Minang, ternyata ada tulisan “Ulang Tahun  ke-112 Sariamin Ismail.”

Jika kalian mengklik lebih lama sedikit maka akan mengarah ke berbagai artikel tentang Sariamin Ismail.

Siapakah Sariamin Ismail itu?

 

Sariamin Ismail Novelis Perempuan

 


Dari beberapa sumber, dijelaskan kalau Sariamin Ismail adalah seorang penulis novel perempuan pertama di Indonesia yang lebih dikenal sebagai Selasih Seleguri.

Beliau lahir di Talamau, Pasaman Barat, Sumatra Barat pada 31 Juli 1909. Maka tak heran jika ilustrasi Sariamin pada google doodle itu adalah seorang perempuan yang berpakaian adat Minang.

Dalam buku Biografi Selasih dan Karyanya terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1995, dijelaskan kalau Selasih atau Sariamin terlahir dengan nama Basariah.

Oleh orang tuanya, Laur Datuk Rajo Melintang diganti menjadi Sari Amin disebabkan Basariah  kecil sering sakit.

Kemudian Sariamin sendiri menggabungkan namanya dari Sari Amin menjadi Sariamin.

Pada tahun 1941, Sariamin menikah dengan seorang pokrol atau pembela perkara yang bernama Ismail. Maka namanya berubah menjadi Sariamin Ismail.

Tulisan-tulisan Sariamin menyebar di beberapa surat kabar, seperti Pujangga Baru, Panji Pustaka, Asjarq, Sunting Melayu, dan Bintang Hindia. Media-media itulah tempat Sariamin menorehkan karyanya.

Sariamin pernah menggunakan beberapa nama pena atau nama samaran, yaitu Seleguri, Sri Tanjung, Ibu Sejati, Mande Rubiah, Sri Gunung, Mande Rubiah, Selasih, Seleguri dan menggabungkan kedua namanya, yaitu Selasih Seleguri.

Nama pena Selasih Seleguri inilah yang ia sematkan pada novel pertamanya yang berjudul Jikalau Tak Untung yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1933.

Walaupun Sariamin pernah menjadi anggota parlemen daerah untuk Provinsi Riau, tetapi ia tak pernah berhenti menulis hingga akhir hayatnya.

 

Sariamin Sang Guru

 

Sebenarnya profesi Sariamin adalah seorang guru, tetapi ia lebih dikenal sebagai penulis atau pengarang. Menurut Sariamin, 

"seorang pengarang adalah perencana yang idealis, sedangkan pegawai pemerintah seharusnya menjadi pelaksana yang idealis."

Selain guru dan penulis, Sariamin juga seorang aktivis. Lihat saja sejumlah organisasi yang pernah diikutinya berikut ini.

  1. Pengurus Persatuan  Guru Indonesia (PGI) di Bukittinggi
  2. Sekretaris Serikat Kaum Ibu Sumatra (SKIS)
  3. Pengurus Persatuan Normaalschool di Padang Panjang tahun 1937

 

Bahkan Sariamin juga aktif di dunia politik yaitu sebagai anggota JIB dan KIM (Keputrian Indonesia Muda). Keaktifannya ini dikarenakan pada waktu itu rakyat Indonesia sedang gencar-gencarnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, Sariamin tetap aktif di dunia politik dengan menjadi anggota DPR Riau pada tahun 1947  hingga tahun 1949.

 

Karya-Karya Sariamin
 

Selain novel pertamanya yang berjudul Jikalau Tak Untung itu,  yang menjadikan beliau dinobatkan sebagai novelis perempuan pertama di Indonesia, masih ada beberapa karya beliau lainnya yang tercatat dalam sejarah.

Karya-karya beliau itu adalah sebagai berikut.


  1. Pengaruh Keadaan, terbit tahun 1937
  2. Puisi Baru, berupa antologi puisi terbit tahun 1946
  3. Rangkaian Sastra, terbit tahun 1952
  4. Seserpih Pinang Sepucuk Sirih, antologi puisi terbit tahun 1979
  5. Panca Juara, terbit tahun 1981
  6. Nakhoda Lancang terbit tahun 1982
  7. Tuturan Kak Murai, Kembali ke Pangkuan Ayah, terbit tahun 1986
  8. Ungu: Antologi Puisi Wanita Penyair Indonesia, terbit tahun 1990

 

Kepiawaian Sariamin menciptakan karya yang luar biasa pada zamannya tak lepas dari kebiasaannya menulis sejak kecil. Hal ini terlihat dari puisi yang ditulisnya saat masih kecil.

 

Ayah dan bunda orang jauhari

Mengapa ananda disuruh kemari

Malang nasibku tidak terperi

Seperti pipit di sangkar Nuri

 

Ananda biasa bunda manjakan

Duduk dibelai makan dibujuk

Mandi disiram tidur dipeluk

Sekarang menangis karena ejekan

 

Konon puisi ini ditulis Sariamin saat berusia 10 tahun, karena bersedih diejek oleh teman-temannya (Femina,1978:64 dalam Riwayat Hidup Selasih)

 

Penutup

 

Google Doodle menulis, "Sariamin mulai menjelajahi dunia puisi pada usia 10 tahun, dan pada usia 16 tahun, tulisannya diterbitkan di beberapa surat kabar,”

“Selamat ulang tahun, Sariamin Ismail! Terima kasih telah menginspirasi generasi baru wanita untuk menggunakan suara mereka,” tulis Google Doodle hari ini.

Dan saya menulis ini.

 

“Terima kasih Google, telah mengabarkan kepada dunia, bahwa literasi Indonesia sudah maju sejak dahulu kala, jauh sebelum Indonesia merdeka.”

  

Kepada kalian generasi milenia, apakah sebabnya kalian masih berpangku tangan, menonton orang-orang berlatih mengasah kecerdasan literasinya, sementara pendahulu kita sudah sejak lama menorehkan sejarah literasi di bumi persada tanah air.

Ayolaaah!

Jangan hanya mengagumi karya mereka saja, tetapi buatlah mereka kagum akan karyamu!


Baca juga tentang:

Tiga Tokoh Sastra Paling Berpengaruh

Novel Lama yang Masih Membekas Dalam Ingatan


Sumber: Repositori Kemdikbud; Riwayat Selasih

 

Makassar, Sabtu 31 Juli 2021

Dawiah


Read More

Inilah Unsur Penentu Suksesnya Proses Pembelajaran

Thursday, July 29, 2021





 

Assalamualaikum.

Hai, kamu yang berprofesi guru, apakah kamu sudah tergolong guru yang sukses?

Apakah strategi mengajarmu sudah berhasil membuat betah anak didikmu di kelas selama kamu mengajar? Yaah itu sih kalau ngajarnya tatap muka.

Atau pernahkah kamu mendapati siswamu tertidur di kelas atau bermain saja dan tidak memperhatikan materi yang diajarkan? 

Jika itu terjadi, berarti ada hal yang salah dalam proses pembelajaran. Maka segeralah kamu introspeksi diri, siapa tahu kejadian itu bukan disebabkan oleh siswa yang malas atau nakal, karena bisa jadi hal itu terjadi dikarenakan kamu sebagai guru yang kurang mampu mengusai kelas, dalam istilah pendidikan disebut kurang pengelolaan kelas.

Itu adalah pembelajaran tatap muka, bagaimana kalau pembelajaran dilakukan secara daring.

Baiklah, kita lupakan sejenak pembelajaran daring yang kadang bikin darting. Mari kita membayangkan sedang mengajar secara tatap muka di kelas.

Sebagai seorang guru tentu selalu mencari startegi mengajar agar sukses dalam menjalankan tugasnya. Ketika guru datang ke sekolah untuk menjalankan tugasnya, maka 75% waktunya dihabiskan di kelas, dan hanya dua puluh lima persen di ruang guru atau di kantor.

Nah, saat di dalam kelas itulah berlangsung suatu proses pembelajaran.

Agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik atau lebih tepatnya dikatakan sukses, maka perhatikanlah unsur-unsur yang menunjang kesuksean tersebut.

Berikut ini adalah unsur-unsur yang menentukan suksesnya proses pembelajaran.


 

Lingkungan Fisik

 


Lingkungan fisik dalam proses pembelajaran merupakan daerah tempat belajar siswa, baik di kelas maupun di luar kelas.

Sebelum melakukan pembelajaran, perhatikanlah dampak-dampak yang ditimbulkan sehubungan dengan tubuh siswa, misalnya guru mengajak siswanya belajar di luar kelas, maka perhatikanlah kondisi fisik tempat tersebut.

Apakah tempat itu sudah sesuai dengan keadaan mental siswa, apakah siswa akan merasa nyaman di tempat itu atau tidak.

Jika berlangsung di dalam kelas, maka perhatikanlah pengaturan meja dan bangku. Jika memungkinkan ubahlah pengaturan meja dan bangku tersebut sesuai keinginan siswa dan kebutuhan mereka.

 


Lingkungan Sosial

 


Bangkitkan rasa memiliki dan rasa diikutsertakan dalam kelompok-kelompok yang dibentuk. Aturlah kelompok-kelompok secara heterogen, tujuannya agar setiap anak merasa dibutuhkan dan saling membutuhkan. 

 

Presentasi atau Penyajian

 

Saat kamu menyajikan materi pembelajaran maka jangan melakukannya secara monoton. Variasikan cara penyajian materi agar siswa tidak bosan. 

Beberapa pakar psikologi menyatakan, bahwa waktu konsentrasi anak hanya 20 menit, karenanya lakukanlah penyegaran setiap 20 menit dengan mengubah metode atau memberikan selingan-selingan.

Kaitkan setiap konsep pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari agar anak lebih mudah memahami dan merasa tidak asing dengan konsep yang diajarkan oleh gurunya.

 


Materi Pembelajaran


 

Dalam hal materi pembelajaran, maka tekankan isi, arti, relevansi dan manfaat setiap materi pembelajaran yang akan diajarkan agar siswa termotivasi serta tertantang untuk belajar. 

Ajarkan konsep-konsep yang gampang dicerna dan lebih spesifik serta hindari mengajarkan konsep-konsep yang umum agar materi yang diajarkan tidak menjadi bias.

Sesuaikan kurikulum dengan keadaan siswa, sarana dan prasarana agar tidak terjadi ketimpangan antara kurikulum dengan keadaan atau situasi real-nya.

 


Pembelajaran Bermakna

 


Agar proses pembelajaran bermakna bagi siswa, maka siapkan rencana kegiatan yang akan membangun ingatan jangka panjang mereka, misalnya melakukan refleksi yang sehubungan dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Gunakanlah sumber-sumber teknologi untuk mendapatkan informasi kemudian diintegrasikan dengan pemahaman siswa. Misalnya mencari informasi melalui internet.

 


Produk



Siapkan proyek-proyek untuk mengaplikasikan pencapaian pemahaman siswa setelah melalui proses pembelajaran.

Gunakan pula taksonomi Bloom dalam menyusun tugas-tugas, pertanyaan-pertanyaan maupun soal-soal. Rancanglah berbagai macam produk dan tes bagi siswa untuk mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

Demikianlah.

Oh yah, sambil menanti berakhirnya masa pandemi, tidak apa-apalah kita mempelajari teori-teori  tentang cara mengajar yang sukses.

Teori saja dahulu praktiknya kemudian. Ha-ha-ha.

 

 

 

Read More

7 Penganan Olahan Dari Pisang Khas Sulawesi Selatan

Monday, July 26, 2021

  



 

Pisang adalah sejenis tanaman herba yang sangat populer di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Selain rasanya yang manis dan enak, pisang juga mengandung berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan.

Pisang dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah, pisang juga dapat pula diolah menjadi berbagai macam penganan. Seperti di Sulawesi Selatan, terdapat berbagai jenis penganan hasil olahan dari pisang.

Nah, berikut ini adalah 7 penganan olahan pisang yang menjadi penganan khas dari Sulawesi Selatan.

 

Pisang Epe’

 

Penganan ini sangat populer di Sulawesi Selatan, terutama di kota Makassar sebagai ibu kotanya.  Epe’ adalah bahasa Makassar yang berarti dijepit, jadi pisang epe adalah pisang yang dijepit.

Jenis pisang yang digunakan adalah pisang kepok atau dalam bahasa Makassar disebut  unti bainang. Sebelum pisang dijepit, terlebih dahulu pisang dibakar hingga matang. Kemudian disajikan bersama air gula aren.

Pisang epe’ mudah ditemukan di sepanjang pantai Losari di mana para penjual pisang epe’ menggunakan gerobak yang dilengkapi dengan alat pembakar.

Jika kalian berkunjung ke Makassar, datanglah ke Pantai Losari. Di sana kalian bisa memilih gerobak mana yang mau disinggahi untuk mencicipi pisang epe’.

Dahulu resep pisang epe’ sangat sederhana, cukup disirami dengan air gula aren. Beberapa tahun terakhir, resep pisang epe’ dimodifikasi dengan berbagai varian rasa dan taburan yang beraneka. Mulai dari rasa durian dengan taburan coklat, keju, dan kacang.

Tentu saja ini makin membuat pisang epe’ semakin disukai oleh masyarakat, terutama dari kalangan milenia.

 

Pisang Ijo

 

 

Penganan ini paling sering ditemui pada bulan Ramadan, karena masyarakat Sulawesi Selatan menyediakan penganan ini sebagai makanan buka puasa. 

Bahan dasarnya adalah pisang raja yang telah matang dan dibungkus dengan adonan tepung bercampur santan. Disajikan bersama saus santan dan siraman sirup manis.

Jenis sirop yang paling sering digunakan adalah sirop DHT, produk asli kota Makassar.


 

Pallu Butung

 

Seperti halnya pisang ijo, penganan ini juga paling sering dijadikan makanan pembuka saat buka puasa. Yang membedakannya dengan pisang ijo, adalah pisangnya tidak dibungkus dengan adonan tepung melainkan langsung dikukus.

Setelah masak, pisang diiris sesuai selera kemudian disirami saus santan manis. Lebih maknyus lagi jika ditambahkan serutan es batu lalu disirami dengan sirop DHT.



Sanggara Balanda

 

 

Sanggara adalah bahasa Bugis Makassar yang artinya goreng. Jadi sanggara balanda adalah pisang goreng Belanda. Yang membedakan antara pisang goreng pada umumnya dengan Sanggara Balanda ini adalah jenis pisang, proses penggorengan, dan  cara penyajiannya.

Jenis pisang yang digunakan adalah pisang raja. Proses penggorengannya dilakukan dua kali. Yang pertama pisang digoreng setengah matang, kemudian diangkat lalu diolesi dengan mentega, kemudian dibelah sedikit untuk diisi dengan campuran kacang atau coklat. Setelah itu direkatkan kembali, lalu dicelupkan ke dalam telur dan digoreng.

 


Sanggara Peppe

 


Disebut Sanggara Peppe, karena penganan yang terbuat dari pisang mentah ini digoreng setengah matang kemudian dipeppe (bahasa Makassar) = dipukul atau diketuk, lalu digoreng kembali.

Jika kalian ingin merasakan nikmatnya makan sanggara peppe maka makanlah bersama dengan sambal terasi.


 

Songkolo Bandang

 

 

Songkolo Bandang adalah penganan yang bahan dasarnya adalah pisang dan ubi kayu. Pisang dibalut dengan parutan ubi kayu kemudia dikukus. Setelah matang, dihidangkan dengan taburan kelapa dan gula pasir.

 

 

Barongko

 

Ini adalah penganan yang paling sering dihidangkan pada hari-hari istimewa di Sulawesi Selatan, seperti pesta pernikahan, pesta rakyat, menyambut tamu kehormatan, dan pada hari lebaran.

Penganan ini berbahan dasar pisang yang diblender hingga halus, kemudian dicampur  dengan telur, gula pasir dan santan kental. Adonan tersebut  dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus.

 

Tiga olahan dari pisang tersebut pernah saya tuliskan resepnya. Jika kamu penasaran. Silahkan ke postingan berikut.


3  Resep Olahan Pisang Khas Sulawesi Selatan ada di sini 

Makanan Khas Daerah Makassar lainnya bisa dibaca di sini 


 

Read More

Belajar SEO Gratis di SEO Moms Community

Sunday, July 25, 2021

 





Saya mengenal sedikit tentang SEO dari Mugniar, bloger Makassar yang sudah malang melintang di dunia perblogeran. Hanya saja perkenalan itu sekedar mengetahui singkatan SEO, yaitu Search Engine Optimization yang artinya optimasi blog  agar blog atau website kita mudah ditemukan oleh mesin pencari.

Lucunya, beliau juga mengaku kalau ilmu SEO nya masih minim. Wah, kalau bloger selevel Niar saja mengaku kurang mengerti tentang SEO, apalagi saya yang baru serius ngeblog lima tahun terakhir ini.

Hingga suatu hari, tanggal 20 April 2020, lagi-lagi Mugniar yang memberi informasi sekaligus mengajak saya daftar belajar SEO diiringi dengan kalimat, 

“cepat ki’, banyak peminatnya.”

“Kelas SEO gratis.”

Tanpa pikir panjang, langsung registrasi. Setelah registrasi, saya baru ingat kalau belum berterima kasih sama Niar, soalnya saya fokus ke kata “cepat ki”, hahaha.

Dua hari kemudian, kembali Niar japri dan mengingatkan, “apakah sudah cek email dari SEO Moms?”

Dasar saya yang merasa kurang percaya diri, saya jawab saja, “mungkin saya tidak terpilih.” Ternyata salah. 

Saya terpilih saudara-saudara!

Lah, foundernya memang mencari bloger perempuan yang masih “bayi” soal SEO, pastilah saya terpilih apalagi saya mengikuti anjurannya Niar, “cepat-ki” hahaha. Gercep dong saya.


Berkenalan dengan SEO Moms Community

 

SEO Moms merupakan media belajar SEO secara online yang dibentuk pada tanggal 25 Januari 2020 oleh Qbenk bloger asal Kubu Raya Kalimantan Barat.

Menurut Bang Qbenk, beliau mendirikan SEO Moms sebagai penghormatannya terhadap ibundanya yang bernama Mudiyah binti Sangaran yang wafat pada tanggal 25 November 2019.

Sungguh terharu mendengar niat tulus beliau. Mendedikasikan ilmunya buat ibunda tercinta. Saya membayangkan, betapa bangga ibu beliau di alam sana “melihat” anaknya mengajar para bloger perempuan dengan niat pahalanya untuk beliau.

Langsung ingat deh anak-anak saya. Jika nanti saya tiada lagi di dunia ini, adakah anak saya yang mau mendedikasikan ilmu dan tenaganya buat saya? Setidaknya bisa menambah terangnya alam kubur saya.

Lah, ini kenapa pikiran saya kemana-mana yah? Jadi melow deh.

 

Saya kuli bangunan dan ibu saya tukang cuci pakaian tetangga, saya berjuang untuk berhasil menjadi bloger dengan modal warnet,” Bang Q membuka kelas SEO dengan kalimat yang bikin hati saya makin syahdu.

 

Bang Qben yang bernama asli M.Sahlan adalah satu-satunya suhu kami sekaligus pendiri SEO Moms yang dengan tulus ikhlas mengajar SEO bagi pemula.

Semoga amalannya ini diterima oleh Allah Swt sehingga menjadi pemberat amalan baik untuk ibunda Bang Q, amin.


 

Mengapa Bergabung di SEO Moms Community

 


Mengapa saya gabung di SEMOC? Tentu saja karena mau belajar SEO.

Selain itu, SEO Moms Community  yang disingkat SEMOC  saya pilih karena menurut saya, inilah tempat yang paling pas buat bloger pemula seperti saya. Alasan utamanya lagi, karena saya diterima belajar di SEO Moms.

Bang Q mengajar kami dengan sangat sabar. Kalian tahu sendiri kan, bagaimana hebohnya perempuan kalau lagi ngumpul.

Belum selesai dijawab pertanyaannya, eeh tambah lagi pertanyaannya.

Satu lagi yang membuat  saya nyaman belajar di SEO Mom’s Community (SEMOC) adalah pesan Bang Q yang menyatakan bahwa, 


SEO Moms dihadirkan bukan untuk memberatkan membernya melainkan untuk meringankan ibu dan calon ibu, jadi belajarnya jangan ngotot, sesuaikan saja dengan waktu dan kemampuan Moms.”


Nah, menenangkan sekali bukan? Apalagi buat emak seperti saya yang rada-rada lalod (lambat loading) dalam dunia per SEO-an, ha-ha-ha.


 

Ikut Kompetisi Mini SEO

 


Ini pengalaman pertama saya sekaligus pengalaman yang bikin dumba-dumba. Sudah tahu materi yang diberikan Bang Q belum bisa saya praktikkan secara maksimal, malah berani-beraninya ikut lomba mini SEO.

Sekalipun hanya mini SEO, tetapi ada kata SEO-nya di mana selama ini setiap ada lomba yang ada penilaian SEO-nya pasti saya ngacir duluan.

Namun, demi membuktikan keseriusan saya belajar di SEMOC maka bismillah saya ikut lomba kompetisi mini SEO Rinaresep.

Menang?

Boro-boro menang, berada di 80 besar peringkat di Google saja tidak.

Oh yah, saat saya menulis tulisan ini, iseng-iseng saya mencari postingan saya itu. Ternyata sudah berada di urutan ke-50, hahaha.

Saat postingan tentang resep masakan Rinaresep.com dilupakan orang barulah postingan saya terbaca di urutan ke-50.

Sepertinya Mbah Google mau bilang, “kamu belajar lebih giat lagi.”

Yaah, tak apalah, setidaknya saya sudah memenangkan keraguan dan ketakutan saya ikut lomba SEO.

Baiklah, sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya mau bilang, 


“Terima kasih ya Bang Qbenk, terima kasih sudah sabar menjawab pertanyaan saya yang kadang tidak nyambung dengan materi.

 

Terima kasih SEMOC, sudah menjadi tempat belajar yang menyenangkan.

Kalian punya pengalaman belajar SEO juga? Cerita dong di kolom komentar.

 

Ahad, 25 Juli 2021

Dawiah

 

Read More

Hikmah Syawalan di Masa Pandemi

Friday, July 23, 2021


Hikmah Syawalan di Masa Pandemi



Sebenarnya tulisan ini langsung  menjadi draf  sesaat setelah saya pulang dari menghadiri acara syawalan yang diadakan oleh Muhammadiyah Cabang Bontoala Makassar.

Sayang tidak sempat saya tuntaskan disebabkan berbagai kesibukan. Alasaan, bilang saja mager, ha-ha-ha.

Bulan Syawal sudah dijadikan tradisi bagi umat Islam di Indonesia dan menjadikannya sebagai  ajang silaturahim, ajang saling halal menghalalkan, saling maaf memaafkan kesalahan-kesalahan yang telah berlalu.

Ada yang melakukan tradisi syawalan dengan cara mengadakan kegiatan di rumah saja, kumpul dengan keluarga atau mengundang tetangga lalu pengajian dan makan-makan

Ada pula yang melakukannya secara resmi. Biasanya acara resmi ini diselenggarakan oleh organisasi-organisasi,  komunitas-komunitas tertentu atau bahkan oleh instansi pemerintahan.

Berhubung tahun ini kita masih dalam masa pandemi, maka kebanyakan acara syawalan dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) saja.

Kurang seru sih, tetapi mau bagaimana lagi, yang penting pesan silaturahim dan syawalannya sampai.

 

Syawalan Muhammadiyah Kota Makassar

 



Organisasi Muhammadiyah di kota Makassar juga melakukan acara syawalan dengan dua cara, yaitu secara luring (luar jaringan) dan secara daring. 

Mengingat kapasitas ruangan dibatasi, maka yang tidak dapat mengikuti secara luring boleh bergabung secara daring lewat aplikasi zoom.

Acara langsung atau luring ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Kursi-kursi diatur sedemikian rupa, sehingga untuk berbicara dengan teman di sebelah yang berjarak 1 meterpun, kami lakukan dengan cara mengirim pesan di whatsApp sembari saling tersenyum atau terbahak atau menganggukkan kepala.

Padahal senyum manis saja kan tak terlihat karena ditutupi oleh masker. Cukuplah mata yang memberi isyarat kalau kami tersenyum atau bahu terguncang saat terbahak-bahak.

 

Pada tahun ini, ada dua acara syawalan yang saya ikuti secara luring.

Acara syawalan pertama adalah syawalan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah Kota Makassar yang dirangkaikan dengan Milad ke-104 Aisyiyah Tingkat Kota Makassar.

Sayangnya acara ini terlalu lama, sehingga saya tidak bisa mengikuti acara dengan tuntas. 

Mesti terpotong dengan salat zuhur dan makan siang, akibatnya hikmah Syawalan yang dibawakan oleh Prof.Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed tidak bisa saya simak dengan baik.

Acara syawalan kedua adalah acara syawalan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah Cabang Bontoala Kota Makassar di Gedung Serbaguna Aisyiyah Sulawesi Selatan.

Acara syawalan di masa pandemi ini yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah Cabang Bontoala Kota Makassar, dihadiri oleh para anggota Muhammadiyah, Aisyiyah, para pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiya Cabang Bontoala.

Acara di Gedung Serbaguna Aisyiyah ini juga dilaksanakan dengan dua cara, yaitu secara luring dan daring.

Tetap juga, acaranya dirangkaikan dengan acara lain. Biar hemat waktu dan biaya kali ya.

Kalau acara syawalan di Muhammadiyah Daerah Kota Makassar dirangkaikan dengan Milad ke-104 Aisyiyah Tingkat Kota Makassar, maka acara syawalan di Cabang Bontoala dirangkaikan dengan pelantikan terpadu pimpinan Pemuda Muhammadiyah dan pimpinan Nasyiatul Aisyiyah Cabang Bontoala.

Acara syawalan di Gedung Serbaguna Aisyiyah menghadirkan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, bapak Dr.KH.Mustari Bosra,MA.

Saya menyimak dengan baik penjelasan beliau tentang hikmah syawalan yang disampaikan secara jelas dan terperinci itu. 

Daaan, berikut inilah rangkumannya.

Selamat menyimak.

 

 

Hikmah Syawalan 

 

 


Hikmah syawalan yang dibawakan oleh Dr.KH.Mustari Bosra,MA dijelaskan dengan santai, tetapi penuh hikmah. 

Beliau menjelaskan, bahwa Al- qur’an menggunakan 3 term  terkait pemberian maaf dan pemberian  ampun, yaitu:


  1. Fa’fuu
  2. Wasfaruu
  3. Wagfiruu


Ketiga kata-kata ini masing-masing memiliki penekanan sendiri-sendiri dalam hal pemberian maaf dan ampunan.


Fa'fuu


Kalau memberikan maaf dalam bentuk  fa’fuu, artinya suatu kesalahan orang lain yang pernah kita terima, itu tetap ada bekasnya. Ilustrasinya, ibarat kita menulis kemudian setelah ditulis lalu dihapus atau menyetip tulisan tersebut, maka tetap ada bekas setipnya.

 

Wasfaruu


Jika menggunakan kata wasfaruu, itu tidak ada bekasnya sama sekali. Dan inilah  yang dikehendaki oleh gemblengan puasa Ramadan, untuk kita menjadi orang yang bertakwa.

Di mana kita bisa memaafkan orang lain sebelum orang lain meminta maaf  atau sebelum orang lain menyakiti, kita sudah lebih dahulu melapangkan dada sehingga tidak ada tempatnya kesalahan orang lain pada diri kita lagi.

 

Wal aafiina anin-nas = memaafkan kesalahan orang lain, bahkan tidak ada bekasnya sama sekali. 

Inilah yang disebut ikhsan.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-qur’an surat Ali ‘Imran ayat 134 yang artinya sebagai berikut.

 

“(yaitu) orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”

 

Wag'firuu


Kata ketiga, yaitu wag'firuu, Allah mengampunkan dosa dengan menggunakan istilah gafaraah, yagfiru zunuba yang tercantum dalam Al-qur’an surat Az Zumar ayat 53, yang artinya sebagai berikut.

 

“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

 

Beliau menjelaskan lebih jauh, bahwa semua amal perbuatan itu akan diperlihatkan nanti di akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-qur’an surat Az-Zalzalah ayat 7-8

      Famaiy ya’mal mithqala zarratin khai raiy yarah

      Wa maiy-ya’mal mithqala zarratin sharraiy yah

Artinya:

 

Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”

 

Namun, dihapuskan dalam pertanggungjawabannya. Tidak memberikan lagi berat dalam timbangan. Ibaratnya sudah tercatat bahwa kesalahan kita adalah  ini … ini dan ini … , tetapi kemudian dicoret dan dianggap tidak pernah ada.

 

Nah, ketiga term ini, faa’fuu, wasfaruu, dan wagfiruu diharapkan dimiliki oleh setiap orang yang telah berpuasa.

Pada kesempatan inilah, di acara syawalan atau halalbihalal kita mengharapkan, apa yang sudah pernah terjadi, yang menyakiti hati kita, maka coret saja atau hapus saja atau lupakan saja.

Dengan harapan ke depan, kalaupun ada orang yang menyakiti, tidak memberi tempat lagi di hati kita, sehingga kita memaafkan sebelum dia menyakiti kita. 

Inilah  ikhsan, inilah yang paling tinggi tingkatannya dan paling diharapkan bagi yang berpuasa.


Baca juga:  Adab Islami Dalam Pergaulan di sini.



Kesimpulan

 

Hikmah syawalan yang disampaikan oleh bapak Dr.KH. Mustari Bosra,MA ini, pastinya sangat berat dilakukan.

Mungkin mudah untuk mengucapkan, “iya, saya memaafkan kamu.” tetapi menghapusnya begitu saja atau melupakannya, butuh waktu dan perjuangan.

Apalagi memaafkan orang sebelum ia menyakiti. 

Lah, orangnya belum menyakiti, kita sudah terlebih dahulu memaafkan. Ibaratnya jangan tunggu orang itu meminta maaf, langsung saja dimaafkan.

Namun, itulah yang disebut ikhsan. Sifat dan sikap paling tinggi tingkatannya. Ini pula yang diharapkan bagi orang yang berpuasa.

Maka lebih lanjut bapak Dr.KH.Mustari Bosra,MA menitip pesan, bahwa di tempat ini, saat kita mengikuti acara syawalan ini, kita saling memaafkan, saling halal menghalalkan. Dalam arti kita merelakannya, memaafkannya, mengampuninya dan sebagainya.

 

Sudahkah kalian meminta maaf dan meminta keikhlasan orang yang telah kamu sakiti?

Sudahkah kalian memaafkan orang-orang yang menyakiti hatimu?

Jangan hanya mengharapkan maaf dari orang lain, sementara hatimu begitu sulit memaafkan orang yang telah menyakiti.

Walaupun berat, tetapi kita harus berlatih ikhlas memaafkan orang yang telah menyakiti, kemudian berjuang dengan sekuatnya untuk meraih ikhsan, sehingga tidak ada lagi tempat di diri kita buat menyimpan kesalahan orang lain.

Mari memohon kepada Ilahi Rabbi, agar kita diberi sifat LUPA terhadap kesalahan dan keburukan orang lain.

Sekian, semoga bermanfaat.

 

Makassar, 23 Juli 2021

Dawiah

Read More