Manifestasi Cinta Tanpa Batas

Saturday, March 23, 2024


www.mardanurdin.com


Manifestasi Cinta Tanpa Batas Melalui Pertolongan-Nya

Barusan saya menulis tentang momen Ramadan yang tidak terlupakan. Bisa dibilang, momen-momen itu adalah bukti cinta-Nya kepada saya dan keluarga. Bisa melewati berbagai masalah dari yang ringan hingga yang sangat berat, tentu tidak bisa ujug-ujug. Pasti ada campur tangan Allah Azza Wajallah di sana. Siapalah saya ini, manusia yang memiliki banyak kekurangan. 

Bukti cinta Allah kepada hamba-Nya dimanifestasikan dalam berbagai bentuk, dan saya memaknainya dari berbagai pertolongan yang diberikan kepada saya.


Kepergian Bapak Untuk Selamanya


Saat bapak berpulang ke Rahmatullah, saya tidak kuasa menangis berlama-lama, otak saya dipenuhi berbagai macam kecemasan.

Bisakah mama menjalani kehidupan dengan tanggung jawab 4 anak yang masih butuh pendampingan dan biaya?

Bagaimana caranya saya membantu mama sedangkan saya dan suami jauh dari mereka?

Namun, Allah tidak pernah meninggalkan kami sedetik pun. Dia memberikan jalan keluar yang tidak disangka-sangka. Dimulai dari proses perpindahan saya dan suami dari daerah ke kota yang praktis akan serumah dengan mama, tiba-tiba berjalan lancar. Padahal sebelumnya, berbagai cara telah kami tempuh agar bisa pindah mengajar demi dekat dengan mama dan bapak yang waktu sudah sakit keras.  

Masih jelas dalam ingatan pesan bapak kepada suami, 

“Kalian akan pindah di waktu yang tepat, ikhtiar saja dan jangan lelah berdoa.”

Mungkin itulah maksudnya, kami pindah di waktu yang tepat, yaitu di saat mama membutuhkan laki-laki dewasa untuk mendampinginya dan membantu mengurus serta mengawasi kelima adik perempuan saya. 

Masih banyak pertolongan Allah lainnya yang saya terima yang tak ternilai besarnya, tetapi apalah arti karunia yang diberikan kepada hamba yang fakir ini  dibandingkan kebesaran-Nya.

Tantangan, masalah dan kesulitan datang silih berganti. Selesai masalah satu, datang masalah lain. Lolos dari satu kesulitan, datang kesulitan lain yang bisa jadi jauh lebih besar dan lebih sulit ditaklukkan.

Namun, di atas semua masalah, kesulitan dan tantangan itu, saya meyakini, bahwa Allah Azza wajallah, tidak mungkin memberi masalah yang tidak bisa saya atasi, sebagaimana janji-Nya dalam firman-Nya.

“Dan Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada Kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan). (QS. Al-Mu’minun: 62).

Ayat di atas menjadi salah satu pegangan kami setiap kali ditempah masalah dan musibah.


Rumah Kebakaran


Qadarullah, saya ditakdirkan tinggal bersebelahan rumah dengan rumah mama dan hanya dibatasi dinding tembok. Sungguh bahagia rasanya, bisa bertetangga dengan mama. Bisa dibilang, kami serumah, karena hampir setiap hari mama masak untuk dua rumah. 

Anak-anak saya malahan lebih memilih makan di rumah neneknya daripada di rumah kami sendiri. Ternyata ada hikmah di balik itu. 

Rumah saya dan rumah mama kebakaran di saat yang bersamaan. Itu artinya, saya dan mama mengalami musibah yang sama. 

Kami mengungsi di rumah yang sama, di rumah saudara untuk beberapa bulan lamanya. Hari-hari dalam pengungsian adalah hari yang penuh kehampaan. Kami berusaha nampak baik-baik saja, tetapi jauh di dalam hati tersimpan satu kecemasan.

Bisakah kami kembali menempati rumah yang sudah menjadi puing-puing? Dapatkah kami membangung rumah kami sementara tabungan jauh dari cukup? 

Sekali lagi, pertolongan Allah datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Perlahan, tetapi pasti, saya bisa keluar dari pengungsian sekalipun mengungsinya di rumah saudara sendiri. Mendirikan rumah tahap demi tahap hingga layak dihuni. 

Membawa mama dan keluarga adik yang serumah dengan mama untuk tinggal sementara di rumah saya. 

Memang awalnya terasa sulit membuat diri merasa lemah dan terbatas. Namun, keyakinan akan kehadiran-Nya selalu berhasil membuat kami bersemangat dan bangkit lagi dan lagi.

Pertolongan Allah adalah konsep sentral dalam iman yang membawa harapan dan kekuatan di saat-saat sulit. Keyakinan akan pertolongan Allah bukanlah sekadar suatu kepercayaan kosong, melainkan fondasi yang kokoh bagi kehidupan seorang mukmin. 

“Fa inna ma’al-‘usri yusroo, inna ma’al-‘usri yuroo.”

 Artinya:

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6-7).


Satu lagi janji Allah yang kami imani, bahwa setiap mendapatkan kesulitan pasti ada kemudahan setelahnya. 

Kami hanya berharap, semoga keyakinan itu adalah salah satu bentuk ketakwaan kami, karena kami berharap, ketakwaan itu menjadi jalan mendapatkan pertolongan-Nya.  Sebagaimana  Allah Subhanahu wataala menjanjikan banyak hal kepada hamba-Nya yang tertulis dalam Al-Quran. 

Pertolongan kepada hamba-nya yang bertakwa, sebagaimana yang tertulis dalam Surah Al-Ankabut ayat 69 yang artinya sebagai berikut.


"Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut: 69).


Pertolongan Allah bisa datang dalam berbagai bentuk, baik secara langsung maupun melalui perantara-Nya. Kadang-kadang, pertolongan Allah datang dalam bentuk solusi yang tak terduga dari masalah yang tampaknya tidak ada jalan keluarnya. 

Allah Azza Wajallah bisa memanifestasikan pertolongan-Nya melalui bantuan dari orang lain, peluang yang tiba-tiba muncul, atau kekuatan yang diberikan kepada hamba-Nya untuk menghadapi cobaan.

Penting bagi setiap hamba Allah untuk menanamkan sikap tawakal, yaitu kepercayaan sepenuhnya kepada Allah dalam segala hal. Tawakal bukanlah tindakan pasif atau menyerah begitu saja kepada nasib, melainkan sikap aktif yang didasari oleh keyakinan akan kekuatan dan pertolongan Allah. 

Dalam Al-Quran, Allah berfirman dalam Surah At-Talaq ayat 3, 

"Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupi (keperluan)nya."

Untuk lebih meyakinkan diri, maka tetaplah berpegang teguh pada janji Allah dan jangan malas meminta dan meminta, karena Allah sangat suka pada hamba-Nya yang selalu meminta dan bermohon kepada-Nya.

Dari Anas bin Malik dan Abu Hurairah-radiyallahu ‘anhuma- dari Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berfirman, “Jika hamba-Ku mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya satu hasta. Jika hamba-Ku mendekati-Ku satu hasta, niscaya Aku mendatanginya satu depa. Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku mendatanginya dengan berlari kecil.”  (HARI. Bukhari)

Pertolongan Allah adalah janji bagi mereka yang beriman dan bertakwa. Keyakinan akan pertolongan-Nya memberikan kekuatan, harapan, dan ketenangan di tengah badai kehidupan. Penting bagi setiap muslim untuk memperkuat iman dan tawakalnya kepada Allah, karena dalam kepercayaan itu terletak kekuatan yang tak terbatas.

Maka mintalah pertolongan dengan  banyak berdoa seperti yang diajarkan dalam firman-Nya.

".... Ya  Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaf kepada kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).

Setelah bermohon maka bersabarlah dan yakinkan diri, bahwa:

"Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS: Al-Baqarah: 214).


Demikian, semoga bermanfaat.


Makassar, 23 Maret 2024


Dawiah

Post a Comment