___ Bento; Antara Iwan Fals dan Jepang ___
Namaku Bento rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku bos eksekutif
Tokoh papan atas, atas segalanya
Asyik! ….
Ada yang tahu lagunya Iwan Fals di atas? Kalau kalian tahu dan sering dengar saat remaja maka fix, kalian termasuk Gen X, tapi generasi sesudahnya juga sudah kenal kok lagi ini, seperti Gen Y atau anak milenials yang lahir antara tahun 1981 – 1996 bahkan sebagian anak yang lahir antara tahun 1997-2009 yang dikategorikan sebagai Gen Z juga sudah familiar dengan lagu Bento ini.
Begitu topnya lagu Iwan Fals ini sehingga dikenal dalam beberapa generasi.
Disamping lagunya, penyanyinya juga sangat digandrungi oleh remaja gen X, seperti salah seorang adik iparku yang lahir pada tahun 70-an, sangat menyukai Iwan Fals sampai-sampai teman-temannya dan saya juga pada awalnya lebih mengenal namanya sebagai “Bento” daripada nama aslinya, wkwkwk.
Lagu Bento rilis tahun 1995 saat saya melahirkan anak ketiga dan 15 tahun kemudian anak saya itu kadang menyanyikan lagu Bento mengikuti kakak sulungnya yang tiap hari memutarnya di komputer.
Ketika pertama kali saya tahu tentang penyajian makanan dari Jepang yang disebut Bento, saya bertanya-tanya dalam hati.
“Mungkinkah Iwan Fals menciptakan lagu Bento terinspirasi dari nama makanan ini?”LOL.
Namun, jika ditelusuri sejarah tentang makanan Bento kemudian dibandingkan dengan lirik lagu Bento-nya Iwan Fals, kayaknya tidak ada hubungannya sama sekali deh.
Yah, sudahlah.
Toh. soal inspirasi, diinspirasi dan menginspirasi seseorang itu kadang terjadi tanpa disengaja dan direncanakan. Tiba-tiba saja inspirasi itu muncul bahkan tempat dan waktunya pun tidak bisa diprediksi.
Saya pernah menulis tentang hokben, semacam Bento juga, tetapi ini lebih kepada gerainya. Kalian silah baca di sini
Mengenal Bento
Bento adalah sebuah istilah dalam bahasa Jepang yang mengacu pada makanan yang disiapkan dan diatur dengan rapi dalam kotak makan untuk dibawa bepergian atau dimakan di tempat kerja atau sekolah. Bento memiliki sejarah panjang dan merupakan bagian penting dari budaya Jepang.
Dalam artikel, saya mencoba menjelaskan asal-usulnya, variasi bentuk dan tata letaknya, serta nilai budaya dan praktisnya dalam kehidupan sehari-hari.
Sejarah Bento
Bento memiliki asal-usul yang berkaitan dengan budaya Jepang dan telah berkembang sepanjang sejarahnya. Seiring waktu, bentuk dan kebiasaan mengonsumsi bento telah mengalami perubahan. Berikut ini adalah beberapa poin yang mungkin berkaitan dengan asal-usul bento.
Abad ke-5 hingga ke-15
Awalnya, bento disebut "Hoshi-ii" dan terdiri dari nasi yang dimasak dan dikeringkan untuk kemudian dibawa dalam perjalanan. Ini merupakan bentuk awal bento sebagai makanan praktis untuk dijinjing.
Periode Edo (1603-1868)
Bento mulai menjadi populer di kalangan rakyat biasa selama periode Edo. Para pekerja yang bepergian untuk bekerja membawa makanan dalam kotak kayu atau keramik bernama "Jubako."
Pertengahan Abad ke-19
Bento berkembang lebih lanjut dengan konsep "makunouchi bento," yang berarti "bento antara pertunjukan." Bento ini populer di kalangan penonton teater Kabuki dan sumo sebagai hidangan ringan selama pertunjukan.
Periode Meiji (1868-1912)
Dengan munculnya moda kereta api, bento menjadi lebih luas diterima sebagai makanan yang dapat dibawa bepergian. Bento mulai dijual di stasiun-stasiun kereta api.
Stasiun Utsunomiya merupakan salah satu stasiun yang mengaku sebagai penjual ekiben pertama, pada tanggal 16 Juli 1885, Stasiun Utsunomiya menjual ekiben berupa dua buah onigiri yang berisi umeboshi dan potongan acar lobak, dengan menggunakan daun bambu sebagai pembungkusnya.
Pada zaman Meiji, bento yang dibawakan oleh guru atau siswa juga populer. Saat itu sekolah belum memiliki kantin atau kantin sehingga guru dan siswa harus membawa makanan sendiri dari rumah. Kelas biasanya baru berakhir pada sore hari, jadi guru dan siswa di Jepang biasanya memakan bento mereka.
Sayangnya, pada era Taisho, kesenjangan antara kaya dan miskin sangat lebar. Itu terjadi setelah perang dunia I. Belakangan, muncul gerakan sosial untuk mengakhiri kebiasaan membawa bento ke sekolah. Bento dituding menunjukkan kekayaan kepada mereka yang mampu membawa beras ke sekolah.
Popularitas bento kembali naik seiring munculnya kotak aluminium untuk membawa makanan.
Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, bento menjadi solusi praktis untuk menyediakan makanan bagi mereka yang bekerja di luar rumah atau di lapangan pertempuran.
Setelah Perang Dunia II
Usai Perang Dunia II, tradisi membawa bento berangsur-angsur hilang. Hal ini disebabkan semakin banyak sekolah di Jepang yang menyajikan makan siang di kantin sekolah.
Bento kembali populer pada tahun 1980-an, ketika kotak polistiren sekali pakai muncul juga oven microwave untuk memanaskan kembali makanan bento ditambah munculnya toko makanan yang terbuka selama 24 jam, maka bento adalah solusinya.
Pada saat yang sama, bento buatan sendiri juga menjadi semakin umum, dan itulah sebabnya tradisi membawa bento dari rumah semakin meningkat.
Saat Ini
Hingga saat ini bento tetap menjadi bagian penting dari budaya Jepang. Bentuk dan variasinya yang beragam mencerminkan kreativitas dan keanekaragaman kuliner, serta kebutuhan mobilitas dalam kehidupan sehari-hari.
Isian Bento
Isian Bento dapat bervariasi tergantung pada preferensi individu dan tradisi lokal. Beberapa isian umum Bento meliputi:
Nasi (Gohan)
Umumnya menjadi bagian utama, bisa dihidangkan sebagai nasi putih atau dimasak dengan bumbu tertentu.
Lauk Utama (Okazu)
Daging, ikan, atau hidangan berprotein lainnya, bisa dimasak dengan berbagai cara seperti digoreng, direbus, atau dibakar.
Sayuran (Yasai)
Beragam sayuran, baik direbus, dikukus, atau diolah sesuai selera.
Telur (Tamago)
Misalnya, telur dadar, telur rebus, atau hidangan berbahan dasar telur lainnya.
Dessert (Kashi)
Buah-buahan segar, kue, atau camilan manis lainnya.
Tsukemono
Sayuran yang difermentasi atau diawetkan, seperti acar Jepang.
Makanan Ringan (Fukusai)
Misalnya, kroket, yakitori, atau tempura.
Suplemen (Furikake)
Bubuk berbagai rasa yang ditaburkan di atas nasi untuk menambah cita rasa.
Kreativitas dalam penyusunan Bento memberikan kebebasan untuk menggabungkan berbagai hidangan sesuai selera dan keinginan.
Jenis-jenis Bento
Ada banyak jenis bento dengan variasi isian dan tata letak yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa jenis bento yang populer.
Makunouchi Bento
Bento klasik yang terdiri dari nasi di bagian tengah, dikelilingi oleh berbagai lauk seperti ikan, daging, dan sayuran.
Kyaraben (Charaben)
Bento yang diatur dan dihias sedemikian rupa sehingga membentuk karakter atau gambar dari anime, manga, atau tokoh populer lainnya.
Yakiniku Bento
Bento yang berfokus pada daging panggang, seringkali disajikan dengan saus khusus dan sayuran.
Sushi Bento
Bento yang berisi variasi sushi, seperti nigiri, maki, atau sashimi, sering dilengkapi dengan saus soy dan wasabi.
Ekiben
Bento khusus yang dijual di stasiun kereta api di Jepang, menawarkan hidangan lokal dan khas daerah setempat.
Vegetarian Bento
Bento yang terdiri dari makanan tanpa daging, seringkali berfokus pada berbagai sayuran, tahu, dan produk kedelai.
Karaage Bento
Bento yang mencakup karaage, yaitu potongan daging yang digoreng tepung.
Tempura Bento
Bento dengan variasi tempura, di mana makanan dicelup dalam adonan tepung dan digoreng hingga renyah.
Chirashizushi Bento
Varian bento yang berisi chirashizushi, yaitu nasi dengan berbagai bahan atasnya seperti ikan, telur, dan sayuran.
Kaiseki Bento
Terinspirasi dari tradisi kaiseki (hidangan serangkaian) yang mencakup hidangan beraneka ragam dan disajikan dalam bento.
Setiap jenis bento mencerminkan variasi rasa, kebiasaan makan, dan kreativitas dalam penyusunan hidangan.
Dari berbagai jenis bento tersebut, jenis mana nih yang menjadi favorit kamu? Kalau saya, paling sering pesan Makunouchi Bento, yaitu bento yang klasik seklasik diriku saja deh, hahaha.
Penutup
Setelah membaca tulisan di atas, masihkah kepikiran tentang hubungan antara si Bento dari Jepang dengan si-Bento Iwan Fals dari Indonesia?
Makassar, 12 Maret 2024
Dawiah
Lengkap... mantap mba Dawiah. Ini juara TTM deh. Aku juga suka buat bekal anak sekolah jaman mereka masih cilik. Nah ... Pas pesantren dan kuliah di luar kita ya gak bikin lagi deh.
ReplyDelete