Refleksi Diri, Melalui Surat Cinta Untuk Diri Sendiri
Assalamualaikum Dawiah, apa kabarmu hari ini?
Saya adalah dirimu yang jujur yang akan bicara apa adanya tentang dirimu.
Melalui surat ini, saya juga mau bilang, kamu hebat sudah bertahan sejauh ini. Di usiamu yang menjelang 60 tahun, kamu masih cantik, masih sehat, dan masih berkarya. Itu artinya kamu luar biasa.
Namun, saya mau titip pesan yang banyaaaak khusus buat fisik dan kepribadianmu, terutama tentang emosional dan spiritualmu.
Jauhkan dirimu dari mimpi yang muluk-muluk, tetaplah seperti sekarang ini yang berpijak pada duniamu yang sesungguhnya, sebab terlalu banyak impian bisa membuat dirimu tidak fokus untuk satu tujuan yaitu berjalan di jalan yang lurus sesuai tuntunan nabi kita, Muhammad Sallallahu alaihi wassalam.
Peliharalah kesehatanmu. Ingatlah sehat adalah kunci dalam melakukan banyak hal. Jika sesekali kamu sakit, maka itu adalah cara-Nya menggugurkan dosamu maka terimalah itu dengan ikhlas sembari berikhtiar untuk sembuh.
Pilihanmu baru-baru ini untuk kembali berolahraga ringan sudah baik, saya sangat setuju, sekalipun agak sedikit terlambat. Bukan agak sih melainkan terlambat, tetapi seperti katamu dan kata pelatihmu, tidak ada kata terlambat untuk memulai hal yang baik.
Jika fisikmu telah sehat, jangan lupa beri asupan nutrisi bagi jiwamu. Jalankan ibadah dengan khusyuk, kurangi menggulirkan jarimu di media sosial. Saya mengamati, kamu sering sekali terdistraksi dengan hal-hal tidak penting. Kadang hanya mau mencari informasi atau kata kerennya, mau meriset bahan tulisan, eh, kamu terdistarksi dengan media sosial, entah itu facebook, instagram dan paling sering dengan whatsApp, sampai-sampai kau lupa dengan tujuanmu membuka gawai.
Jangan lagi ya! Itu tidak baik bagi manajemen waktumu.
Penuhi hatimu dengan maaf yang banyak dan tulus kepada orang-orang yang pernah mengecewakanmu. Bukan demi orang-orang yang menyebalkan itu, tetapi itu untuk dirimu sendiri.
Ketahuilah, semakin kamu menyimpan kemarahan maka semakin penuhlah ransel jiwamu yang seharusnya diisi dengan kebaikan.
Memang sulit melupakan pengkhianatan seseorang, tetapi itu bukan urusanmu. Jika orang berbuat buruk kepada kita maka sesungguhnya keburukan itu akan kembali kepadanya. Percayalah. Saya sering sekali melihat hal seperti itu.
Fokuslah pada cita-citamu yang ingin berakhir dengan baik, yaitu husnul khotimah. Saya tahu, itu sungguh sangat sulit, karena setan dan turunannya tidak suka dan tidak rela melihat hamba-Nya berjalan di jalan yang baik. Karena itu, perkuat jiwamu, penuhi dengan doa-doa meminta perlindungan kepada Allah Azza wajallah.
Sekali lagi saya ingatkan, usiamu sudah tidak muda lagi. Gerbang kematian semakin dekat. Jika dihitung-hitung, tidak sampai 5 tahun lagi kamu di dunia ini apabila takdirmu mengikuti usia Rasulullah yang wafat di usia 63 tahun. Kamu? Sudah hampir sama kan?
Eits, saya tidak bermaksud menakut-nakuti kamu, tetapi itulah kenyataannya. Syukur-syukur, usiamu bisa seperti mamamu, tetapi usia yang banyak akan ada konsuekuensinya. Sebab semakin tua seseorang semakin lemahlah fisiknya.
Ibarat tanaman, semakin lama tanaman itu hidup maka semakin berkuranglah daya produktivitasnya, daun-daunnya akan semakin sering menguning dan berguguran.
Kamu bisa merasakan sekarang kan? Lututmu sudah sering berbunyi kretiuk-kretiuk ketika kamu bangkit dari sujud, bukan?
Itu artinya apa?
Pelumas di sendi-sendi tulangmu semakin sedikit. Kamu juga sering mengeluh leher kaku, kepala pening yang bertanda kolesterolmu mulai tidak stabil.
Saya ingat loh, sewaktu kamu ke Puskesmas memeriksakan kesehatanmu, hasilnya menunjukkan kalau kolesterolmu sedikit di atas angka normal. Memang sih, masih sedikit, tapi jika tidak diantisipasi, lama-lama akan makin jauh dari batas normal.
Oh yah, saya mau bilang bahwa saya salut atas usahamu untuk terus menulis dan menjaga konsistenmu dalam berkarya. Memang belum menunjukkan hasil yang maksimal, tapi tahukah kamu? Di mata orang lain, kamu si Dawiah yang makin tua makin keren loh.
Eits, jangan bangga dulu, karena itu menurut pendapatku. Kita kan bestie, jadi penilaian saya sifatnya subyektif. Namanya juga kita bestie kan.
Saya juga mau bilang betapa berharganya dirimu, betapa kuatnya dirimu dan membawa saya dalam perjalanan panjang yang berliku.
Sejauh ini, kita telah melakukan yang terbaik, bahkan dalam situasi-situasi yang sulit sekalipun.
Saya bangga atas kekuatanmu dalam menghadapi berbagai rintangan. Setiap kali kita nyaris jatuh, kamu dengan sigap menggapai tanganku untuk bangkit kembali.
Di mata saya, kau istimewa. Salah satu sifatmu yang saya sukai, kau selalu peduli terhadap orang lain dan siap memberikan bantuan tanpa pamrih. Jangan pernah meragukan nilai-nilai tersebut, karena dunia membutuhkan lebih banyak orang seperti dirimu.
Selain itu, saya ingin memberimu apresiasi yang tulus atas keberanian dan keteguhanmu dalam menghadapi tantangan. Meskipun takdir seringkali mengkhianati harapan, kau tidak pernah menyerah.
Kau terus maju, terus berjuang, dan terus berkembang sebagai individu yang lebih baik. Ini adalah bukti kekuatanmu yang luar biasa dan saya bangga menjadi bagian dari perjalananmu.
Jangan lupa menyayangi dirimu. Luangkan waktu untuk dirimu sendiri, lakukan hal-hal yang membuatmu bahagia, dan jangan ragu untuk sesekali memanjakan dirimu sendiri.
Ingat pula untuk selalu berdoa buat dirimu dan masa depanmu dunia akhirat. Saya dengar-dengar, doamu akhir-akhir ini selalu untuk anak-anakmu, suamimu, saudaramu dan orang lain saja, sehingga saya berkali-kali mencolek hatimu dan berbisik.
Hei Dawiah! Berdoa juga untuk dirimu sendiri dong!
Ingat, kamu itu manusia banyak dosa juga, rajin-rajinlah mohon ampun sama Allah, berdoa dan memohonlah agar diberikan cahaya-Nya walau secercah.
Minta, minta, dan mintalah apa saja untuk dirimu sendiri, amankan posisimu di mata Allah dan Rasul-Nya.
Agar harapanmu berakhir husnul khotimah tercapai. Di sini, sisi lain dari dirimu akan selalu mendoakanmu dan mengaminkan doamu juga.
Semoga surat ini bisa menjadi pengingat dirimu agar kau bisa menggandeng tangan saya dan kita berjalan ke arah yang lurus menuju jalan yang diridai oleh Allah Azza wajallah.
Terakhir, jangan ragu untuk membaca kembali surat ini ketika kamu merasa membutuhkan nasihat ya.
Salam dari saya, Dawiah yang sesungguhnya.
Makassar, 25 Maret 2024
Dawiah
So sweeet mbaaaa ☺😍. Surat yang menyentuh walo untuk diri sendiri. Dan isinya mengingatkan ku juga utk selalu sadar menjaga diri, usia udh makin nambah, maut ga ada yg tahu kan. Jadi harus mulai skr perbanyak ibadah. Siapa yg ga mau husnul-khatimah. Impian setiap muslim 😍
ReplyDelete