Punya Teman Akrab di Komunitas Blogger?
Bicara tentang sahabat, saya kadang berpikir, “apakah ada yang mau menjadi sahabat saya, baik dalam keadaan senang apalagi dalam keadaan susah?”
Saya mempertanyakan hal itu, karena saya termasuk orang yang susah bersahabat. Lebih senang berteman saja dengan siapa saja.
Alhamdulillah, ternyata ada beberapa yang mau bersahabat dan mengakui saya sebagai sahabatnya dan saya pun menganggapnya sahabat.
Kan, ada yang sudah kita anggap sahabat, dia nya menganggap biasa saja atau dia yang sok bilang, kita bersahabat yah, tapi kelakuannya bikin naik darah.
Jadi, punya sahabat yang sehati itu susah-susah gampang.
Di dunia nyata saya merasa memiliki sahabat sejati dan berharap, semoga dia pun berpikiran sama. Kami dipertemukan oleh Allah dalam suatu organisasi. Awalnya kami hanya berteman biasa, tetapi seiring dengan waktu, pertemanan kami semakin dekat dan akrab.
Bermula dari seringnya kami saling curhat tentang apa saja lalu tanpa disengaja kami pun semakin didekatkan oleh semesta.
Foto dokumen Misykat Malik Ibrahim |
Bagaimana bisa “memproklamirkan” persahabatan kami?
Semua itu didasari oleh suatu masalah yang kadangkala kami bingung mencari solusinya, lalu kami berbincang, sama-sama mencari jalan keluarnya dan akhirnya masalah terpecahkan.
Saat saya betul-betul butuh pertolongan, dia ada dan ikhlas membantu saya. Demikian pula sebaliknya, saat dia sedang butuh-butuhnya bantuan, insyaallah saya selalu siap membantunya.
Sejak masih usia belasan hingga kami sama-sama sudah jadi nini-nini, persahabatan itu terus terjalin. Semoga terus begitu hingga bisa bergandengan di surga.
Selain dia yang ada di foto tersebut, saya juga punya sahabat yang terjalin sejak SMP hingga saat ini, sekalipun pernah kehilangan kontak untuk jangka waktu lama. Ajaibnya, kami dipertemukan dan kembali akrab dalam dunia kepenulisan.
Sumber foto: Dawiah |
Punya banyak teman di komunitas blog? Mengapa akrab dengan teman tersebut?
Demikian tema harian di hari kedua pada Blog Challenge yang diadakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dalam rangka menyambut Hari Blogger yang jatuh pada 27 Oktober.
Ada beberapa komunitas blog yang saya ikuti dan di setiap komunitas itu ada teman yang cukup akrab dengan saya. Teman tempat saya bertanya banyak hal tanpa sungkan dan malu.
Sebenarnya di dalam komunitas bloger ada saja teman yang sigap menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penanya termasuk saya, selama pertanyaan itu berhubungan dengan blog dan kepenulisan, dan itu bukan indikator kami sudah akrab.
Pertanyaannya, apakah kamu punya teman akrab dalam komunitas bloger?
Saat pertanyaan ini diajukan, ada dua nama yang muncul dalam ingatan. Keduanya sama-sama anggota komunitas KEB.
Saya memanggil beliau Mbak Hani, pemilik blog haniwidiatmoko.com.
Mungkin karena kami hampir seumuran, saya tidak tahu, apakah saya yang lebih tua dari beliau atau lebih muda, tetapi kami sering saling bercerita tentang apa saja, terutama tentang “nasib” kami saat pensiun nanti.
Sumber foto: Dawiah |
Mungkin itu sebabnya kami akrab, merasa senasib sebagai orang tua yang betul-betul sudah banyak umurnya, waka..waka..waka..
Nah yang satu ini, sudah tidak diragukan lagi kedekatan kami. Saya bisa gabung di berbagai komunitas bloger berkat dia. Dia yang sudah lama menekuni dunia bloger dan jauh lebih dahulu ngeblog daripada saya, yang paling rajin update blog sehingga selalu menjadi teladan bagi para bloger Makassar.
Sumber Foto: Mugniar |
Saya memanggilnya Niar, kalau lagi formal, saya menuliskan Dik Niar karena usianya jauh di bawah usia saya.
Kami jarang bertemu sebenarnya, hanya kalau ada acara kopdar di komunitas kepenulisan atau ada acara yang berhubungan dengan dunia menulis yang sama-sama kami tekuni, tapi komunikasi lancar jaya melalui media sosial terutama WhatsApp.
Saya bisa cerita panjang tentang apa saja kepada dia. Mulai tentang kepenulisan, tentang blog hingga tentang keluarga. Sehingga tanpa disadari, saya banyak mengenal orang-orang dekatnya melalui ceritanya, demikian juga sebaliknya.
Lucunya, dia bisa ikutan kesal sama orang yang dia tidak kenal sama sekali hanya karena saya kesal kepada orang tersebut. Bisa pula ikutan suka sama orang yang saya suka.
Untungnya kami ketemu setelah sama-sama sudah berkeluarga. Bisa dibayangkan seandainya kami seumuran, bisa geger dunia pertemanan karena membenci dan suka bahkan mungkin cinta pada orang yang sama, hahaha.
Mengapa bisa sedekat itu?
Alasan pastinya saya tidak tahu. Mungkin karena kami memiliki minat yang sama dalam dunia kepenulisan. Sama-sama suka ngeblog dan saya suka curhat tentang apa saja ke dia sementara dia adalah seorang pendengar yang baik.
Yap!
Dia pembaca dan penyimak yang baik untuk semua cerita curhat yang saya sampaikan. Semoga dia pun merasa akrab dengan saya, agar saya tidak bertepuk sebelah tangan, hihihi.
Teman Dunia Akhirat
Dalam memilih teman, saya termasuk orang yang cukup selektif. Jika orang tersebut merugikan untuk urusan dunia dan akhirat maka sedapat mungkin saya hindari. Menjauh pelan-pelan tanpa membenci.
Pilih-pilih teman, bisakah dikategorikan orang angkuh?
Sebagai orang muslim, mari menyimak hadist di bawah ini.
“Perumpamaan teman yang baik dan buruk itu seperti pembuat wewangian dan pandai besi. Siapa yang membawa wangi-wangian, maka ia dapat memberikannya kepadamu, atau kamu membeli darinya, atau setidak-tidaknya menerima wangi darinya. Adapun pandai besi itu, pakaianmu mungkin terbakar karena dia, atau kamu mendapatkan bau tidak enak karena dia.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Hadits di atas menjelaskan bagaimana kita harus selektif dalam memilih teman. Jika bersahabat dengan orang-orang yang bertakwa, maka akan mendapatkan banyak kebaikan, bagai orang yang memakai minyak wangi yang akan menyebarkan keharuman dari minyak wanginya.
Kebaikan yang didapat dari persahabatan dengan orang-orang salih lebih besar dan utama dibandingkan dengan orang yang memakai wewangian.
Sebab bersahabat dengan orang yang beriman dan memiliki ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wataala sudah ada pahalanya, apalagi jika kita menyukai dan meneladani amal salihnya maka kelak kita akan dikumpulkan oleh Allah di surga.
Kriteria sahabat yang baik adalah sahabat yang mau mengingatkan kita akan jalan yang benar, menjadi kekuatan ketika kita gagal, menjadi penghibur ketika kita bersedih, menjadi pembimbing ketika kita terjebak, mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia atau agama.
Suatu keutamaan yang juga mendatangkan kebahagiaan yang besar ketika kita berteman dengan orang-orang yang bertakwa, dimana persahabatan itu sampai ke surga dan kekal selamanya.
Hal ini tentu saja merupakan kebahagiaan yang luar biasa karena persahabatan tidak berakhir ketika salah satu dari kita menghadapi kematian. Salah satu anggapan akan adanya persahabatan di hari kiamat adalah orang-orang yang saling mencintai (termasuk sahabat) akan berkumpul di hari kiamat.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Setiap orang dikumpulkan bersama orang-orang yang dicintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Untuk memfasilitasi hal tersebut, Allah SWT lebih memilih seseorang mendoakan sahabatnya yang lain agar sama-sama bisa masuk surga dan dipertemukan kembali.
Hasan Al-Bashri berkata:
“Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat.” (Ma'alimut Tanzil).
Persahabatan itu tidak hanya di dunia nyata, di dunia maya pun bisa kita dapatkan orang-orang yang bisa dijadikan teman akrab yang akan selalu memperingatkan untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
Jadi, sudahkah kamu memiliki sahabat dunia akhirat?
Makassar, 20 Oktober 2023
Dawiah
#YukNgeblogLagi
#NgeblogAsyikBarengKEB
Post a Comment