Alasan Lama Tidak Update Blog

Thursday, October 19, 2023

 


Update Blog/mardanurdin.com
Sumber Foto: Dawiah


Sejak memproklamirkan diri sebagai bloger, rasanya ada yang kurang ketika tidak membuka blog dalam rentang waktu sepekan. Walaupun terkadang, hanya sekadar buka saja tanpa menulis dan posting di blog.

Duuuh, masih bisa ndak yah disebut bloger kalau hanya buka-buka blog tanpa posting tulisan? Tepuk jidat deh.

Namun, saya masih bersyukur karena blog utamaku ini, yaitu mardanurdin.com tidak sampai lumutan hingga dipenuhi jaring laba-laba. Bahkan hari ini saya masih sempat posting satu tulisan tentang Desa Sejahtera Astra. 

Kalau kamu ada waktu, boleh dong bertandang ke sini.

Namun, jarak antara postingan sebelumnya ke postingan terakhir itu lumayan lama, satu bulan lebih. 

Eh, saya baru sadar kalau ternyata bulan September lalu, saya hanya berhasil posting satu tulisan. Du..du..duh… masih juga ngotot disebut blogerkah kamu Dawiah?

Apa kabar dengan blog lamaku dawahnatsir.blogspot.com? 

Di sini itu terakhir posting 12 Juni 2023. Masih amanlah yah, belum juga setahun, eh. 

Oh yah, saya punya satu blog lagi yang saya jadikan sebagai buku diary digital, namanya Dawiah_Note’s. Isinya belum seberapa karena saya memang berencana menuliskan curahan hati saja. Terakhir saya curhat di sana 20 September 2023.


Eh, tunggu … tunggu … tunggu!

Bukankah blog ini sebagian isinya curhat juga kan yah? 

Ha-ha-ha-ha…. Ternyata saya memang hobi menulis tulisan curhat saja. 


Oh yah ada lagi blog gratisanku lainnya yang bertajuk Maruddaniki.wordpress.com. Di sini itu terakhir posting Tanggal 6 Januari 2022. Sudah satu tahun lebih 9 bulan.  

Yaah, begitulah. Niatnya mau ternak blog, tapi yang diternak itu blog remeh temeh semua, kurang pula isinya maka lengkaplah sudah disebut bloger angin-anginan. 

Kembali ke tema, apa alasannya lama tidak update blog?

Setelah dipikir-pikir sambil merenungi secara lebih mendalam, saya menemukan beberapa hal yang membuat jarang update blog.


Faktor Kesehatan


Sejak usia saya memasuki usia cantik secantik-cantiknya, wkwkwk, gampang sekali rasanya lelah lalu berujung pada terganggunya kesehatan. Terutama pada area kepala. Apalagi jika berlama-lama di depan gawai atau di depan layar laptop. 

Kepala terasa berat dan mata pun rasanya kering. Kalau gangguan ini datang menyerang maka saya gantung laptop lalu berbaring sepanjang hari sembari menikmati rasa sakit.


Faktor Kesibukan di Sekolah


Alhamdulillah, masa kerja saya sebagai ASN masih berjalan hingga akhir tahun 2024, hm, sudah bisa dihitung kan usia saya?

Menjalankan tugas sebagai guru hingga pukul 14.30 itu rasanya cukup berat dan melelahkan, mungkin ini juga faktor usia. Makanya setelah tiba di rumah, bawaannya hanya mau istirahat dan tiduran saja.

Alih-alih menulis, berbaring jauh lebih menyenangkan. 


Pekerjaan Domestik Tidak Ada Habisnya


Adakah yang merasa kalau pekerjaan di rumah itu tidak pernah ada habisnya? Bangun tidur beres-beres rumah, bergelut seharian di dapur dengan segala printilannya, lalu pindah ke area kamar dengan pakaian yang menanti untuk dirapikan.

Pokoknya pekerjaan rumah itu rasanya tidak pernah habis. Padahal hari Sabtu dan Ahad rencananya mau dipakai buat jalan-jalan syantik kayak artis-artis. Katanya, healing tipis-tipis gitulah.

Bahkan saya berencana menulis pada setiap hari Sabtu dan Ahad, daftar ide sudah nangkring di dinding untuk dieksekusi, tapi lagi-lagi terabaikan oleh setumpuk pekerjaan domestik.


Tidak Ada Job


Nah, ini alasan yang paling masuk akal, hahaha.

Sudah jadi pemakluman kalau saat ini bloger dituntut multitalent. Yaah, jadi fotografer, videografer, copy writer, bahkan jadi instagramer hingga jadi tiktokers. Semua itu bukan maunya bloger yah, melainkan tuntutan pemberi job bloger. 

Karena tuntutan ini - itu dari brand atau pemberi job, bloger selevel dan seusia saya itu lewat alias tidak lolos dari ketegori yang ditentukan.

Entah itu dari sisi usia, punya anak kecil, punya follower tiktok sekian, dan sebagainya. 

Padahal, kan, bisa saja diperuntukkan buat cucu. Nah, kalau syaratnya seperti ini saya pasti lolos. Atau boleh pakai kemenakan, pinjam anak tetangga dan seterusnya.  Abaikan usianya, siapa pendamping pelengkapnya, seperti usia anaknya dan sebagainya, karena tulisan bloger, reviewnya itu jujur dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Percayalah!

Sayangnya brand lebih sering melirik instagramer dan tiktokers daripada bloger. Padahal review bloger lebih bisa dipertanggungjawabkan, lebih logis, diksinya lebih soft dan menarik. Iya kan? Cobalah bertanya kepada bloger, pasti mereka ngacung tinggi-tinggi sambil teriak, setujuuuu!

Kalau ada job, mau tidak mau, bloger pasti rajin update blognya. Siapa yang mau nolak cuan kan? 


Berniat Menulis Buku?


Nah, ini saya lagi. 

Saya bercita-cita menerbitkan buku minimal satu buku setiap tahun. Kalau tidak bisa buku solo, buku antologi juga tidak apa-apa. Setidaknya adalah satu buku yang terbit dengan karyaku dan nama penaku nangkring di sana.

Karena cita-cita itu, sepanjang tahun 2022 hingga 2023, saya berjuang menulis satu buku fiksi, kata kerennya, novel, yang hingga saat ini, belum selesai dan belum layak diterbitkan.

Jika sudah berjibaku dengan draf itu, otomatis blog terabaikan. Sebab tidak mungkin ide itu saya tuangkan dalam blog. Ide itu mahhhaaal loh. 


Merasa Tidak Dianggap


Pentingkah seorang bloger diperhitungkan oleh orang lain? Menurut saya, sangat penting. Sebab bloger adalah pekerjaan istimewa yang keren. Jauh lebih keren dari tiktokers, percaya deh.

Bloger adalah penulis merdeka yang tidak terkekang oleh ruang dan waktu. Bloger harus mempunyai pikiran yang matang dengan kepiawaiannya menuangkan ide dalam bentuk tulisan.

Walaupun terkadang sedih mengetahui pandangan anak-anak generasi Z, seperti murid-murid saya terhadap bloger. Mereka umumnya tidak tahu apa itu blog padahal mereka hampir setiap hari mencari materi pelajaran dan mencari jawaban soal atas tugas-tugasnya pada blog orang.

Mereka lebih mengenal instagramer, videographer, tiktokers dan content creator, padahal kenyataannya banyak juga instagramer menuliskan bionya sebagai bloger, tapi begitu ditelusuri akunnya, kok tidak ada tulisannya atau minimal link blognya. 


Media Sosial Penghibur Sekaligus Pembunuh Waktu


Itu saya, kalau kalian tidak mau ngaku, tidak apa-apa, tapi setidaknya dalam hati kalian, mengiyakan. 

Kalau sudah asyik menggulirkan jemari di laman media sosial maka bisa lupa waktu. Dari akun satu ke akun lainnya, dari video reels ke reels berikutnya. Begitu saja terus hingga mata lelah, wkwkwk.

Kalau mata sudah lelah maka muncullah alasan untuk tidak menulis, hahaha. Ini sama saja membuka aib diri sendiri, hahaha.


Yuk, Para Bloger, Semangat Lagi, Nulis dan Posting!


Ini penyemangat buat saya dan bloger di luar sana. Hibernasinya jangan kelamaan karena Indonesia tidak memiliki musim dingin, adanya musim kemarau yang berkepanjangan lalu disusul dengan musim hujan hingga kebanjiran.


Apa yang harus dilakukan?


Jika sudah bisa menuangkan apa saja penyebab terjadinya malas update blog, maka lakukanlah yang berlawanan dengan penyebab itu, seperti:


Jangan sakit, artinya selalu jaga kesehatan, rajin olah raga, makan makanan bergizi, dan sebagainya.

Kurangi scroll-scroll media sosial, karena ini menghambat semua pekerjaan bahkan mencuri waktu istirahatmu.

Perbaiki manajemen waktu, misalnya pekerjaan domestik, kalau bisa dilakukan lebih awal maka lakukan secepatnya, jangan menunda waktu. 

Tidak ada job? Jangan bersedih, terus menulis dan posting karena kata orang-orang, setiap tulisan akan menemukan takdirnya sendiri.

Abaikan tanggapan orang. Percayalah, bloger masih lebih keren dibandingkan pengangguran.

Maka jadilah bloger sekaligus penulis buku. Wajibkan waktu duduk beberapa menit untuk menuangkan ide, ada atau tidak adanya job.

Maka nanti kalian akan bangga mengatakan, 

"Saya penulis dan saya bloger."

 Keren kan?


NgeblogAsyikBarengKEB


Makassar, 19 Oktober 2023

Dawiah


#YukNgeblogLagi

#NgeblogAsyikBarengKEB



Post a Comment