Muswil IGABA, Jalan Panjang, dan Rindu yang Menyelinap Diam-Diam

Sunday, December 21, 2025

 

 


www.mardanurdin.com

Muswil IGABA, Jalan Panjang, dan Rindu yang Menyelinap Diam-Diam

Read More

ASUS Perkuat Kepemimpinan Laptop AI dengan Jajaran Copilot+ PC Berperforma 45+ TOPS

Saturday, December 20, 2025

  

 


ASUS Vivobook S14


ASUS Perkuat Kepemimpinan Laptop AI dengan Jajaran Copilot+ PC Berperforma 45+ TOPS



Saya pikir setelah pensiun sudah tidak membutuhkan laptop terbaik dengan teknologi terbaru lagi. Dengan laptop yang ada dan bisa dipakai mengetik (=menulis) itu sudah cukup. Karena itulah saya memutuskan memberikan laptop ASUS lama milikku ke sekolah  TK yang baru saja kupimpin. 

 

Kupikir, apalah yang mau dikerja di sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu, kan? Kalau hanya membuat administrasi sekolah, laptop lama pun bisa.

Iya, memang bisa, tapi di era serba digital sekarang, semua administrasi sekolah mulai dari tingkat TK dan seterusnya tidak sesederhana itu. 

 

Misalnya, menginput data di Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) sekolah sebagai basis utama perencanaan dan evaluasi pendidikan nasional, pengimputan datanya memerlukan laptop yang lebih bagus.

 

Setidaknya memiliki standar minimum Copilot dan PC dengan kecepatan Neural Processing Unit yang mumpuni.

 

Namanya juga berkutat dengan berbagai data dan memerlukan waktu penginputan yang cepat dan lengkap.

Olehnya itu, saya berpikir, bahwa sudah waktunya laptop Asus ku yang “ketinggalan zaman” diistirahatkan dengan damai lalu digantikan dengan Asus yang lebih canggih dari segala segi. 

 

 

 

Together We Win, Together We Grow

 

 

Dengan tema “Kita Menang dan Tumbuh Bersama” Asus kembali menggelar acara Gathering Blogger Asus pada 11 Desember 2025 di The Rinra Hotel Makassar.

Saya dan teman-teman dari Bloger Anging Mammiri diundang menghadiri acara tersebut.

 

Tiba-tiba tersadar. 

Hm, saya masih bloger yang artinya saya punya kewajiban menulis dan pasti masih butuh laptop terbaik.

 

Fix ini. Asus lama harus diganti!

 

Obsesi mengganti laptop semakin meronta-ronta manakala mendapatkan informasi tentang ASUS kembali menghadirkan rangkaian produk inovasinya yang dirilis sepanjang tahun 2025.

 

Dari semua jenis laptop yang diperkenalkan, seperti Zenbook series, Vivobook S14 Series, ProArt, hingga  ROG series. Saya jatuh hati sejatuh-jatuhnya kepada laptop ASUS Vivobook S14

Kenapa saya menjatuhkan pilihan pada ASUS Vivobook S14? 

Mari simak penjelasannya berikut ini.



Baca juga tentang ASUS di sini 

 


Kenal Lebih Dekat dengan ASUS Vivobook S14



ASUS Vivobook S14


 

Asus Vivobook S14 memiliki banyak keunggulan dibandingkan laptop ASUS lainnya termasuk kompetitor sekelasnya. Vivobook S14 juga memiliki prosesor generasi baru seperti Intel® Core™ Ultra Series, AMD Ryzen™ AI Series, hingga Qualcomm Snapdragon® X Series. 

 

Ada lagi ini keunggulan yang tidak dimiliki oleh laptop pada umumnya, yaitu panel OLED 14" menjadikan tampilan warna lebih bagus dengan detail lebih jelas. Buat yang suka berselancar dan menonton film di laptop, maka Vivobbok S14 memberi kenyamanan dengan menghadirkan ruang lebih luas dengan rasio layar 16:10

 

Performa 45+ TOPS memungkinkan fitur-fitur seperti Copilot+ pemrosesan bahasa alami, dan optimisasi performa secara real-time berjalan mulus tanpa menguras baterai. ASUS tidak hanya menawarkan laptop AI, tetapi menghadirkan ekosistem perangkat yang siap mengubah cara orang bekerja, berkreasi, dan berinteraksi dengan teknologi.

 

Nah, di acara Gathering Asus Blogger ini, diperkenalkan ASUS Vivobook S14 dengan berbagai varian, seperti: 

 

ASUS Vivobook S14 S3407QA

ASUS Vivobook S14 S3407CA

ASUS Vivobook S14 M3407HA

ASUS Vivobook 14 A1407CA

ASUS Vivobook 14 A1407QA

ASUS Vivobook 14 M1407KA

 

 

Setiap varian memiliki keunggulannya masing-masing.

ASUS Vivobook S14 S3407QA dan S3407CA  ini paling pas dimiliki oleh mereka yang mengutamakan gaya, portabilitas, dan performa. Kehadiran laptop AI bertenaga dengan efisiensi energi yang sangat tinggi. Masa aktif baterai laptop ini bisa mencapai di atas 16 jam, karena baterainya berkapasitas 70WHrs.

 

Menariknya ASUS Vivobook S14 S3407QA bukan hanya memenuhi standar, tapi sudah melampau standar karena kehadiran NPU 45+ TOPS. Ini berarti Vivobook S14 S3407QA bisa memproses perintah berbasis AI lebih cepat dan melakukan lebih dari 45 triliun operasi AI per detik. 

Wow banget, kan?

 

Sedangkan ASUS Vivobook S14 M3407HA paling pas buat mereka yang membutuhkan keseimbangan antara performa AI tinggi dan grafis yang lebih powerful. Laptop AI ini cocok untuk pelajar dan pekerja yang membutuhkan laptop andal.

 

Untuk segmen entry-level, ASUS Vivobook 14 A1407CA, A1407QA,  dan M1407KA juga hadir sebagai solusi laptop AI dengan fitur yang tetap unggul. Hal ini membuktikan bahwa teknologi AI canggih kini bisa diakses oleh lebih banyak pengguna.


 

Kelebihan lain dari ASUS Vivobook S14


 


Kelebihan lain dari ASUS Vivobook S14 yang tidak bisa diabaikan adalah desainnya yang tipis dan lebih ramping tanpa mengurangi jumlah port, seperti USB-A, USB-C, HDMI, hingga microSD. Pengguna ASUS Vivobook S14 bisa menghubungkan proyektor, flashdisk, monitor tambahan tanpa menggunakan adaptor tambahan. 

 

Dengan jajaran laptop AI yang begitu luas, ASUS memastikan setiap pengguna, mulai dari pelajar, kreator, profesional bisnis, hingga power user dapat merasakan manfaat nyata AI dalam kehidupan sehari-hari. 


 

Layanan Purna Jual Komprehensif



ASUS Vivobook S14


 

Untuk produk-produk laptop terbaik, ASUS menghadirkan standar baru dalam layanan purna jual melalui garansi internasional hingga 3 tahun dengan cakupan di 114 negera, memastikan pengguna dapat merasa aman dan terlindungi di berbagai negara.

ASUS berkomitmen menghadirkan layanan purna jual yang komprehensif dan bernilai lebih. Semakin dibuktikan dengan layanan yang menanggung 100 persen biaya perbaikan dan suku cadang untuk kerusakan akibat kesalahan pengguna ASUS, misalnya akibat benturan dan tumpahan cairan. 


Perlindungan ini tidak hanya meminimalkan risiko kerugian, tetapi juga memastikan perangkat tetap berada pada performa optimal selama masa pakai.

 

Ada lagi ini yang menarik di acara ASUS Gathering Blogger Makassar ini, yaitu ASUS memperkenalkan berbagai asesoris, seperti mouse, keyboard. ASUS pen, adapter hingga bagpack. 

 

Maka pantaslah kalau ASUS menjadi perusahaan multinasional sekaligus produsen motherboard, PC, monitor, kartu grafis, dan router terbaik di dunia dengan visi sebagai perusahaan teknologi terdepan dan paling inovatif di dunia.

 

Dengan 16.000 lebih karyawan yang tersebar di seluruh dunia, termasuk lebih dari 5.000 profesional di bidang R&D, ASUS memimpin industri teknologi melalui desain serta inovasi canggih untuk menghasilkan perangkat cerdas terbaik yang dapat dinikmati oleh semua penggunanya.

 

Sebagai bukti dari komitmen terhadap inovasi, desain dan kualitas, ASUS telah memenangkan lebih dari 72.192 penghargaan dari organisasi teknologi terpandang dan media IT dari seluruh dunia sejak tahun 2001 lalu. Sebuah hal yang hanya bisa dicapai oleh perusahaan yang memiliki visi dan misi mendalam untuk terus mengejar inovasi terbaik. Dari semua penghargaan yang diterima, banyak di antaranya ditujukan untuk produk tablet dan smartphone ASUS, sebuah bukti nyata komitmen ASUS dalam hal inovasi, desain dan kualitas.

 

Di tahun 2025, ASUS kembali mengukuhkan diri sebagai pemimpin pasar laptop di Indonesia dengan penguasaan pasar lebih dari 30%. Pencapaian tersebut juga menandakan bahwa ASUS telah menjadi pemimpin pasar laptop consumer di Indonesia selama lebih dari satu dekade berturut-turut. 

 

Awesome ASUS!



Makassar, 20 Desember 2025

Dawiah

 

 

Read More

Seminar Parenting; Dampak Pengasuhan dan Disiplin Positif Sejak Usia Dini

Thursday, September 18, 2025



Seminar Parenting- www.mardanurdin.com



Rabu, 10 September 2025 kami, kepala sekolah dan guru  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta satu orang perwakilan orang tua siswa diundang menghadiri seminar pengasuhan yang dilaksanakan oleh Bunda PAUD Kota Makassar. 

Seminar yang berlangsung di Ballroom Alamanda lantai 1 Hotel Aryaduta Makassar itu mengusung tema “Dampak Pengasuhan dan Disiplin Positif Sejak Usia Dini pada Pengembangan Karakteristik yang Inklusif”

Tema yang menarik dan menurutku cukup berat dicerna untuk pertemuan sehari saja. Sebagaimana ilmu-ilmu parenting pada umumnya yang tidak bisa langsung diaplikasikan dalam rumah tangga. Ada banyak proses yang mesti dijalani yang tidak mudah semudah mendengar penjelasan dari narasumber.

Namun, menghadiri seminar parenting pasti tidak sia-sia selama peserta seminar menyimak dengan baik lalu pelan-pelan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena ada banyak miskonsepsi tentang pola pengasuhan yang mungkin telah kita lakukan atau yang kita pahami.

Maka belajar dari para ahli di bidangnya, seperti psikolog, pendidik maupun para pegiat parenting adalah salah satu jalan buat para orang tua untuk “kembali ke jalan yang benar”

Saya yakin, itulah tujuan Bunda PAUD Makassar melaksanakan seminar ini.

Dalam susunan acara tertulis, ada dua pemateri dalam dua sesi. Di sesi 1, dibawakan oleh ibu Ola Z. Pontoh, S.Psi.,M.Psi dengan judul “Pengasuhan dan Disiplin Positif.”

Di sesi kedua, membahas tentang “Dampak Pengasuhan dan Disiplin Positif” yang dibawakan oleh ibu DR.Asniar Khumas,S.Psi.,M.Si.


Pengasuhan dan Disiplin Positif


Di sesi pertama, narasumber, Ibu Ola Z.Pontoh ,S.Psi.,M.Psi memulai dengan dua pertanyaan.

  1. Bagaimana pengalaman Anda diasuh saat masih anak-anak? 
  2. Peristiwa apa yang paling menyenangkan dan peristiwa apa yang paling menyedihkan?

Kedua pertanyaan itu dijawab oleh salah seorang peserta, bahwa yang menyenangkan adalah saat bersama orang tua, disayangi dan dipeluk sedangkan yang tidak menyenangkan adalah saat orang tua membanding-bandingkannya dengan saudara atau dengan orang lain.

Mungkin dalam benak kita semua, setuju dengan jawaban itu, bahwa dalam perjalanan hidup kita sejak kecil hingga dewasa akan ada saja peristiwa dan perlakuan yang baik dan tidak baik yang pernah kita alami. 

Ada yang sangat membekas di hati dan di pikiran  hingga sulit dilupakan dan ada yang biasa saja dan kita sudah tidak ingat lagi.

Apakah perlakuan buruk itu termasuk pengasuhan negatif dan sebaliknya perlakuan baik yang kita dapatkan adalah pengasuhan positif?

Mari kita coba pelajari berdasarkan penjelasan dari Ibu Ola. 


Pengasuhan Positif


Ibu Ola menekankan bahwa yang dimaksud dengan pengasuhan anak  adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang menetap dan berkelanjutan.

Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa pengasuhan positif  menyangkut tiga hal, yaitu:


  1. Pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang hangat antara anak dan orangtua serta mendukung tumbuh kembang anak. 
  2. Pendekatan yang mengedepankan penghargaan, pemenuhan dan perlindungan hak anak, serta kepentingan terbaik anak.
  3. Upaya untuk memberikan lingkungan yang bersahabat dan ramah sehingga anak dapat berkembang lebih baik.


Di mana dan siapa  saja yang berperan penting  dalam mewujudkan pengasuhan positif tersebut?

Yang pasti, ada tiga lingkungan, yaitu:


Lingkungan Rumah

Dalam lingkungan rumah ada orang-orang dewasa yang berperan penting dalam mewujudkan pengasuhan positif, ada  ayah, ibu, kakak, kakek, nenek, bisa jadi ada juga om, tante, sepupu hingga asisten rumah tangga. 


Lingkungan Sekolah

Sedangkan di lingkungan sekolah ada  Kepala sekolah, guru, administrator, penjaga sekolah (satpam), bujang sekolah, dan semua warga sekolah lainnya.


Lingkungan Masyarakat

Tetangga, teman sepermainan anak dan orang-orang yang tinggal di sekitar rumah merupakan bagian dari lingkungan Masyarakat.


Ketiga lingkungan itu sangat berperan dalam menciptakan pengasuhan positif. Sebab itu orang tua wajib mengamati dan mengetahui ketiga lingkungan itu, apakah cukup sehat dan mendukung pengasuhan yang positif untuk anaknya.

Misalnya, orang tua sudah menerapkan pengasuhan positif untuk anaknya dalam lingkungan rumah, lalu anaknya bergaul di lingkungan sekolah atau di lingkungan masyarakat yang tidak mendukung atau tidak sejalan dengan pengasuhan yang telah diterapkan dalam lingkungan rumah, maka bisa saja terjadi perubahan signifikan pada anak akibat pengaruh dari kedua lingkungan tersebut.

Akibatnya orang tua mesti memulai lagi dari awal dan tentu memerlukan usaha yang lebih keras lagi. 

Dari sini, kita bisa menyimpulkan, bahwa pengasuhan positif untuk anak-anak kita tidak bisa dilakukan sendiri. Harus ada dukungan dan kerja sama yang baik oleh semua pihak dari semua lingkungan.  


Baca juga Jangan Berkata "Jangan" Kepada Anak 


Disiplin Positif


Jika pengasuhan positif menyangkut pengasuhan  maka disiplin positif merupakan pembentukan kebiasaan dan tingkah laku anak yang positif dengan kasih sayang. Tujuannya kurang lebih sama dengan pemberian pengasuhan positif, yaitu agar anak menjadi mahkluk sosial dan  tumbuh serta  berkembang dengan sebaik-baiknya.

Mendisiplinkan anak ke arah yang positif memiliki tiga tujuan, yaitu: 

  1. Agar anak bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya.
  2. Agar anak mendapatkan kesempatan untuk membangun tingkah laku sesuai dengan lingkungannya.
  3. Agar anak memahami mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk.


Bagaimana Cara Mendisiplinkan Anak?


Ibu Ola memaparkan beberapa cara dan tindakan yang harus dilakukan orang tua, guru, dan orang dewasa yang ada di lingkungan anak dalam mendisiplinkan anak, yaitu:


  1. Sabar dan percaya diri
  2. Tenang
  3. Memilih waktu yang tepat
  4. Konsisten
  5. Memberikan contoh dan penjelasan
  6. Tidak mudah menyerah
  7. Menghindari melakukan kekerasan


Ketujuh cara itu nampaknya mudah dituliskan, tapi sulit dilakukan apabila orang tua, guru dan orang dewasa di lingkungan masyarakat tidak Ikhlas melepaskan egonya.

Namun, alih-alih  mengeluh tentang sulitnya mendisiplinkan anak maka sebaiknya, mari membayangkan jika anak kita sudah beranjak dewasa, lalu jawablah pertanyaan yang diberikan oleh ibu Ola.


“Jika anak Anda sudah beranjak dewasa, karakter seperti apa yang ingin Anda lihat dari anak? Bentuk hubungan seperti apa yang Anda inginkan?”


Pasti jawaban kita semua sama. 

Kita mau anak kita memiliki karakter yang positif, tidak mudah putus asa, tidak cengeng, dan hal positif lainnya.

Kita mau memiliki hubungan yang berkualitas, hangat, dan penuh  kasih sayang yang tulus.

Untuk mendapatkan semua itu, tentu memerlukan perjuangan yang konsisten, kesabaran yang ekstra, dan ilmu pengasuhan yang mumpuni.

Maka marilah belajar bersama agar bertumbuh bersama  demi mendapatkan anak yang berkualitas dan generasi penerus bangsa yang berkualitas pula.

Ibu Ola menutup sesi satu dengan mengutip kalimat bijak dalam novel Guru Aini karya Andrea Hirata.


“Guru terbaik adalah guru yang tak kenal lelah mencari cara agar muridnya mengerti.” 


Sebagai penutup dari tulisan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ola Z. Pontoh ,S.Psi.,M.Psi atas pemaparannya yang sangat baik dan mengedukasi.

Semoga peserta dan terutama saya dapat mengambil ibrah dari seminar ini. Terima kasih juga kepada bunda PAUD Makassar atas pembelajaran melalui seminar parenting ini.

Insya Allah tulisan berikutnya mengenai pemaparan yang disampaikan oleh narasumber kedua di sesi 2. 


Seminar Parenting; www.mardanurdin.com
Sumber foto: dokumen Dawiah



Makassar, 18 September 2025

Salam dari saya


Dawiah

Read More

Menulis Akan Membuat Otakku Baik-Baik Saja

Tuesday, September 16, 2025



 


 

21. 50

 

Saya melihat jam dinding masih berada di angka 21.50 artinya masih ada waktu sekitar 1 jam lebih 10 menit untuk menyelesaikan tulisan ini. Sesuai alarm yang saya setel untuk jam tidur saya, paling lambat jam 23.00 sudah harus tidur dan memaksa mata dan pikiran terlelap.

 

Saya merasa harus menuliskan ini karena selama dua pekan ini kepala saya dipenuhi berbagai macam pikiran yang berlarian di kepala. Berisik sekali.

Ide bertumpuk- tumpuk, tapi tak mampu dieksekusi.

 

Alasannya selalu tentang waktu yang tidak bisa diatur. Padahal mana mau itu waktu diatur, adanya kita yang harus mengatur diri, mengatur aktivitas agar bisa seiring dan sejalan dengan waktu yang produktif. 

 

Kali ini saya tidak mau menulis tentang kegelisahan diri karena sudah cukup lama tak menulis apalagi menulis panjang di blogku ini. 

Tidak Mau!

Titik!

 

Sudah terlalu sering saya curhat tentang itu. Tidak percaya? Coba saja berselancar di blog ini, ada berapa banyak curhatan saya tentang tidak produktifnya saya menyelesaikan tulisan dengan berbagai macam alasan. 

Ada yang curhat berbalut motivasi diri, ada curhat berkamuflase tips agar tidak burnout ada juga cara menghalau agar tidak kena writer’s block, dan sebagainya.

 

Setelah saya pikir-pikir dan merenungi lebih dalam lagi, di dalam diri saya itu, tidak ada burnout, tidak ada writer’s block. Adanya saya MALAS saja. 

Bermalas-malasan di kamar sambil scroll-scroll media sosial sampai mata lelah. 

Beuuhhh!

 

 

Apakah Berhenti di Tengah Jalan?

 

 

Mungkinkah terpaksa menyerah mengikuti tantangan menulis di facebook?

 

Sebenarnya sejak awal saya ragu mengikuti tantangan menulis selama 66 hari di grup Nulis Aja Dulu (NAD), tetapi tantangan itu bertajuk 66 Hari Terpaksa Menulis, artinya peserta memang wajib memaksakan diri untuk menulis selama 66 hari. 


Syarat untuk mengikuti tantangan ini sangat mudah, tidak terikat pada jumlah kata, jenis dan tema tulisan. Bebas saja. Mau fiksi atau non fiksi, tulis puisi pun bisa yang mungkin hanya tiga baris dengan jumlah kata kurang dari 20 kata yang penting targetnya menulis selama 66 hari selama tiga bulan.  

Namun, tulisan itu  harus tetap memperhatikan kelayakannya. Mengingat tulisan yang ditulis di platform dimana semua orang bebas membacanya, maka sangat penting memperhatikan ketentuan dan kaidah penulisan.

 

Dihitung-hitung, 66 hari selama tiga bulan, itu artinya hanya menulis 22 tulisan setiap bulan dari bulan Agustus sampai bulan Oktober. 

 

Hanya...?

 

Kenyataannya, hari ini sudah hari ke-42 dan saya baru berada di hari ke-12. Astagaaa sudah ketinggalan 30 hari. Ternyata menulis 22 tulisan dalam sebulan, tidak segampang itu, Esmeralda!


Namun, ini baru pertengahan bulan September, berarti masih ada waktu sekitar 45 hari lagi. Bisakah saya menaklukkan tantangan itu?

Atau saya mundur saja?

 

Ah, saya galau, kawan. 

 

 

Tantangan di KLIP

 

 

Nah, satu lagi nih tantangan menulis yang saya ambil. Tantangan menulis  ini sudah 4 tahun saya ikuti. Alhamdulillah, ini sudah tahun keempat dan di tahun ini saya berhasil menaklukkan tantangan menulis di sesi 1 dan sesi 2 dan saat ini memasuki sesi ketiga. 


Sesi 1 dari bulan Januari – April dan Sesi 2 (Mei – Agustus) saya lolos dengan perolehan You’re Good. Walaupun masih berada di peringkat rendah, tapi saya bersyukur karena masih tetap di KLIP ini.


Nah, di sesi ketiga ini, saya mulai was-was. Sudah memasuki pertengahan bulan September dan saya baru menyetorkan SATU tulisan sedangkan untuk menaklukkan tantangan dalam perbulan itu, hanya dituntut menyetorkan 10 saja tulisan.

Link setorannya pun bebas pakai platform apa saja. Dari blog, media sosial (Facebook, Instagram, X, Thread) bahkan di Google dokumen pun bisa.

 

Segampang itu tantangan di KLIP ini sebenarnya. 

 

 

Mengapa Mengikuti Tantangan Menulis?

 


Lagi-lagi ini pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang-orang. Kenapa sih menyiksa diri mengikuti tantangan ini-itu, sana-sini, dsb?

Kenapa ya?


Saya juga sering bertanya kepada rumput yang tak lagi bergoyang, hahaha.

Namun, saya menemukan jawabannya sendiri, bahwa kalau tak ditantang, saya suka bermalas-malasan dan membiarkan pikiran saya melanglang buana tanpa batas atau bahkan terdiam dan tidak melakukan apa-apa.

 

Padahal menurut psikolog, membiarkan otak kita tak berpikir dan tidak menstimulasinya maka pendar-pendar sel syaraf cenderung diam dan tidur bahkan mati.

Bayangkan kalau otak kita mati. 

 

Disclaimer:

 

“Cara menstimulasi otak setiap orang itu berbeda-beda yah. Ada yang menstimulasi otaknya dengan memasak, misalnya mencoba resep-resep baru. Ada dengan menjahit dengan mencoba membuat pola baju, pola rok atau membuat keterampilan lain. Ada juga yang membaca buku, membuat konten di berbagai platform digital, dan masih banyak lagi.”

 

Untuk saya pribadi, menulis adalah salah satu cara saya mempekerjakan otak agar tidak diam dan tidur. 

 

Nah, mengikuti tantangan menulis menurut hemat saya adalah jalan pintas dalam memaksa otak saya bekerja. 



23. 35

 

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 23.35, sudah lewat 30 menit dari jam tidur saya. Sudah waktunya saya mengakhiri tulisan ini. 

 

Saya menutupnya dengan kalimat, Menulis Akan Membuat Otakku Baik-Baik Saja.”

 



Menulis Akan Membuat Otakku Baik-Baik Saja _ www.mardanurdin.com
Sumber: dokumen Dawiah




Makassar, 16 september 2025

Salam dari saya

 


Dawiah

Read More

Amanah Baru

Monday, August 4, 2025





 

Pada dasarnya, tidak ada orang yang betul-betul pensiun jika kata pensiun diartikan sebagai orang yang berhenti bekerja. Namun, jika kata pensiun yang diartikan dalam KBBI adalah tidak bekerja lagi karena masa tugasnya sudah selesai.

Maka dengan terpaksa, bisalah saya disebut sebagai pensiunan. 

Apakah saya betul-betul sudah pensiun? 

 

Amanah Baru

 

Pagi itu saya bergegas bangun dari bermalas-malasan saat salat subuh tunai dijalankan. Beranjak ke kamar mandi yang jarang sekali saya datangi pagi-pagi, sejak masa persiapan pensiun tiba. Masa persiapan pensiun versi saya adalah  libur akhir  semester ganjil di bulan Desember, di mana saya akan benar-benar pensiun pada bulan Januari. 

 

Saya memaksakan diri mandi pagi sekali, karena ini adalah hari pertama saya menjalankan amanah baru yang kerjanya sama dengan profesi saya sebelumnya, yaitu guru.

Jika sebelumnya, selama kurang lebih 40 tahun, saya menjalani profesi sebagai guru SMP maka tahun ini, naik dua peringkat. 

 

Saya memasuki sekolah dengan hati penuh sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Saya berusaha mengembalikan ingatan pada situasi yang hampir sama ketika belum pensiun, tapi keadaannya sangat jauh berbeda.

 

Dinding ruangan sekolah ini penuh warna yang didominasi warna hijau, media pembelajaran berupa huruf Hijaiah  yang terbuat dari karton dan kertas minyak tertempel manis di sana. Di dekat jendela kaca berderat botol-botol plastik berisi cairan yang berwarna-warni lalu ada kursi-kursi mungil yang tertata rapi di sekeliling meja yang lagi-lagi penuh warna.

 

Seorang gadis kecil menyapa ramah.

“Ibu, guru baru saya yah?”

Kujawab dengan senyuman dan anggukan, takjub melihat wajah-wajah mungil mereka, senyum semringah tanpa beban dan dosa. 

 

Ibu Aminah, perempuan yang hampir seumuran dengan saya, mungkin usianya hanya terpaut  5 tahun dengan usia saya, ikut menyapa dengan senyum yang tak kalah semringahnya.

 

“Selamat datang, ibu kepsek.” 

“He..he..he..” Saya merangkul bahu dan  keresahannya. 

 

Mungkin baru kali ini dia mengalami pergantian pimpinan sebelum masa periode pimpinan berakhir.  Ada banyak hal yang membuat pimpinan persyarikatan mengambil keputusan itu, termasuk memilih saya untuk menggantikan dan bertanggung jawab memulihkan keadaan agar kembali normal bahkan diharapkan menjadi lebih baik. 

Bismillah saja. 

 

Hari berikutnya adalah hari-hari penuh keceriaan dan kegembiraan. Soal adanya anak yang bermasalah, bagi kami itu bukan masalah yang berat, sebab sejak anak itu dititipkan di sekolah, kami sudah tahu tentang keistimewaannya. 

 

Menjalankan AMANAH ini bukan sekadar mengisi waktu luang, sebab ternyata banyak sekali pekerjaan yang mesti saya lakukan, dan yang paling menguras energi, adalah belajar mendidik anak-anak mungil titipan orang tuanya. 

 

Sangat berbeda dengan mengajar dan mendidik anak yang sudah beranjak remaja, di mana kepribadian mereka sudah terbentuk dan hampir sempurna. 

Sedangkan anak-anak yang diamanahkan di sekolah ini, adalah anak yang masih berada di tahap-tahap akhir pada periode emas. 

 

Ini adalah hal baru sekaligus pengalaman yang berulang dari mengajar, mendidik, dan mendampingi anak-anak saya sendiri puluhan tahun silam. 

Saya boleh bilang kepada diri sendiri.

“Saya belum pensiun dari profesi yang saya cintai sejak dahulu.”


Baca juga:


Aisyiyah Peduli Lingkungan


Kegiatan Aisyiyah Makassar



Amanah Baru/www.mardanurdin.com
Dokumen Dawiah




Makassar, 4 Agustus 2025


Dawiah

 

 

Read More

'Aisyiyah Peduli Lingkungan Melalui Pelatihan Pengelolaan Sampah; Pembuatan Ecobrick

Friday, July 18, 2025



Aisyiyah peduli lingkungan


Read More

Kegiatan ‘Aisyiyah Kota Makassar

Sunday, July 13, 2025




Semalam ketika saya menyetorkan tulisan di form setoran harian KLIP, saya melihat satu kalimat penyemangat pada akhir form, yaitu:

 

“Kamu hebat sudah menaklukkan tantangan menulis hari ini.”

 

Hm, manis sekali dan sangat menghargai usaha penulis dan penyetor tulisan. Seakan mengisyaratkan, bahwa memang menulis konsisten itu adalah tantangan yang sulit ditaklukkan, makanya kalau sudah berhasil menulis hari itu, artinya penulis telah menaklukkan diri sendiri, menaklukkan kemalasan dan kebuntuan pada dirinya.

 

Freewriting yang saya setorkan semalam itu, saya tulis usai menghadiri rapat daerah ‘Aisyiyah Kota Makassar, lalu tulisan pun berlanjut pada dua paragraph di atas. Niatnya, saya mau menyelesaikan tulisan itu esok pagi, kenyataannya menjelang malam barulah ada kesempatan membuka laptop dan menulis.

 

Serupa dengan konsisten menulis, mengikuti kegiatan di Aisyiyah  juga membutuhkan komitmen dan istiqamah  sesuai dengan amanah yang telah diterima pada awal menyetujui hasil Keputusan musyawarah.  


 

Serba-Serbi Ber‘Aisyiyah


 

Aktif di Muhammadiyah adalah pilihan hati saya sejak SMP, sejak saya mengenal ortom Muhammadiyah, yaitu Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) pada tahun 1979. 

 

Keaktifan saya sempat terhenti selama kurang lebih 7 tahun, saat saya terangkat menjadi guru ASN di daerah yang cukup terpencil saat itu. 

Tujuh tahun kemudian, saya dan keluarga kecil saya saat itu berhasil pindah di kota pada tahun 1993. Saya bukan hanya pindah melainkan pulang dan kembali ke rumah orang tua saya yang otomatis jiwa ke Muhammadiyahan saya pun kembali menggelora.

 

Berhubung saya bukan lagi pelajar, maka tidak mungkin aktif lagi di IPM dan jalan terbaik adalah bergabung di ‘Aisyiyah yang dahulu kami sebut sebagai ibunda.

Yah, tahun itu saya resmi menjadi “ibunda-nya” anak-anak IPM, Pemuda Muhammadiyah dan Nasiyatul Aisyiyah.

 

Entah Musycab keberapa saat itu, saya dipilih menjadi salah seorang pengurus ‘Aisyiyah Cabang Ujung Tanah, Makassar dan sejak hari itu, saya tidak pernah “kemana-mana” lagi.

 

Walaupun pada waktu itu, saya belum bisa aktif sepenuhnya karena masih memiliki tanggung jawab sebagai ibu, istri dan ASN, tetapi saya tidak pernah meninggalkannya. 

 

Semakin tak punya alasan mengabaikan amanah itu ketika masa pensiun saya tiba. Dimulai pada Januari tahun ini, saya merasa lebih terpanggil dan semakin fokus menjalankan amanah tersebut.



 

Rapat Rutin 'Aisyiyah Makassar
Sumber foto: dokumen Dawiah



Salah satu kegiatan rutin yang wajib dihadiri oleh pengurus cabang adalah rapat daerah yang dilaksanakan sekali sebulan. 

 

Di mana setiap rapat selalu ada program kerja daerah yang dibicarakan, direncanakan atau laporan pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah terlaksana sebelumnya.

 

Demikian pula rapat bulanan, Sabtu kemarin. Ada empat hal yang dibahas, yaitu: 

 

Pertama

Pelaksanaan Musyawarah Pimpinan Cabang (Musypimcab) harus dilaksanakan oleh setiap cabang paling lambat pada bulan Agustus 2025 diikuti dengan  penjelasan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan Musypimcab tersebut.

 

Kedua

Kegiatan Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA).

 

Ketiga

Tindak lanjut Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik yang telah dilaksanakan bulan Juni 2025. 

 

Keempat

Rencana pelaksanaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ‘Aisyiyah (PKBM). 

 

 

Saya fokus pada Keputusan rapat tentang tindak lanjut kegiatan Pelatihan Pengelolaan Sampah organik yang telah dilaksanakan pada 18 Juni 2025 lalu, karena kebetulan, saya ikut pelatihan mewakili cabang Ujung Tanah.

 

Bahwa, ada beberapa poin yang mesti dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten, yaitu:

 

Setiap cabang membuat bank sampah. Untuk hal ini, saya masih belum mengerti bagaimana prosedurnya. 

 

Lalu ada pula himbauan yang bersifat keharusan, bahwa setiap sekolah di lingkungan sekolah ‘Aisyiyah menyediakan tempat sampah organik dan non organik. 

 

Dan yang terakhir adalah himbauan untuk meminimalis sampah setiap ada  kegiatan yang dilaksanakan oleh ‘Aisyiyah cabang, sebagai bentuk peduli pada lingkungan yang bersih dan sehat.

 

Misalnya, pengadaan konsumsi pada acara pengajian cabang atau kegiatan lain, mengupayakan untuk tidak menggunakan bahan plastik dan styrofoam. 

 

"Tentang EPS ini, umumnya masyarakat menyebutnya Styrofoam, padahal itu keliru. 


Tentang hal ini, pun akan saya tulis nanti, tetapi harus meriset lebih dalam terlebih dahulu.

 

Setiap anggota dan pengurus ‘Aisyiyah membawa tempat air minum manakala menghadiri acara-acara Aisyiyah  dengan harapan meminimasli penggunaan air mineral berwadah plastik. 

 

Apa saja yang dipelajari pada kegiatan Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik itu? Insya Allah akan saya tulis nanti pada postingan berikutnya.



 

Makassar, 13 Juli 2025

 

Dawiah

 

 

Read More