Memasuki sesi 2 pada tantangan menulis di KLIP, penyakit malas menatap laptop semakin menjadi-jadi, sekalipun setoran tulisan di Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) masih aman, dapat badge You’re Good, badge terendah di rapor klip. Artinya, saya masih bisa menyetor 10 tulisan dalam sebulan dengan menulis di gawai.
Bulan pertama di sesi 2, yakni bulan Mei hanya berhasil menulis 7767 kata dengan rata-rata kata setiap setoran adalah 777 sedangkan di bulan Juni hanya bisa menulis 7109 kata dengan jumlah kata rata-rata 711 untuk 10 setoran.
Beda sekali pada bulan pertama di sesi 1 di mana pada bulan Februari saya mendapatkan badge “You’er Excellent dengan jumlah kata 25591, kemudian terus menurun mulai bulan Maret hingga bulan Juni.
Nah, hari ini 12 Juli 2025, saya berusaha menghalau rasa malas itu dan kembali menyapa laptop kesayangan dengan mencoba membangun kembali chemistry yang pernah terjalin sangat erat antara saya dan si MacBook ini. Semoga bisa konsisten.
Ada banyak draf tulisan di notes gawai saya, juga di folder “NUN” di laptop yang seakan mati suri di sana. Pikirku, menyelesaikan draf-draf itu sajalah, kan tinggal menulis ulang, mengembangkan ide-ide dan seterusnya. Ah, gampanglah itu.
Ternyata tidak semudah itu, Esmeralda.
Buka draf ini, buntu. Buka draf lainnya, malas, ide mampet. Mencoba mengklik draf satunya lagi, tidak klik. Akhirnya saya tutup folder draf itu.
Saya mencoba menyusun outline di mana idenya sudah hampir membusuk di kepala, berengsek!
Sama saja.
Maka di sinilah saya sekarang. Mengeluhkan ide yang mampet, menorehkan kekesalan atas semua kebuntuan itu dan menulis terus tanpa arah.
Kalau tidak salah, menulis seperti ini oleh para ahli disebutnya freewriting atau menulis bebas.
Kalau menurutku, menulis seperti ini adalah menulis tanpa arah yang jelas atau menulis random.
Yah, tidak apa-apa, Dawiah. Setidaknya kamu mencoba membangun hubungan lagi dengan laptopmu kan? Kataku mencoba membujuk diri sendiri, heuuu.
Tidak perlu juga mencari biang keladinya apa lagi menyalahkan kegiatan offline yang memang cukup dinamis akhir-akhir ini, toh selalu ada waktu luang untuk menulis, kamunya saja yang tidak bisa menangkap peluang itu, Dawiah.
Alih-alih membuka laptop, kamu malah sibuk menggulirkan jari-jarimu di media sosial. Ketemu resep makanan, salin link lalu kirim ke wa, dengan harapan, suatu saat akan dipraktikkan.
Ketemu qouts bagus, simpan, atau salin buat jadi pengingat nanti, dan seterusnya hingga lupa kalau waktu terus berjalan tanpa berhenti walau sejenak.
Demikian batin saya mengomeli kebodohan diri. Ayoo, bangkitlah, ingat usiamu makin banyak. Masa iya, kamu tidak bisa berjuang mencapai cita-citamu menulis minimal satu buku solo lagi sebelum harapan itu dihentikan oleh waktu.
Eh, malah lari ke nulis buku sih.
Lah, nulis santai saja di blog masih tersendat apalagi menulis buku, hahaha.
Mari menertawakan diri sendiri sebelum sang waktu datang menertawakan sambil menjulurkan lidah, mengejek dengan sangat keras.
Saya akhiri dengan memuji diri, bahwa setidaknya, saya sudah menulis bebas dan berharap, semoga tulisan bebas ini bisa menjadi awal kebangkitan saya menulis lagi.
Doakan yah.
Makassar, 12 Juli 2025
Post a Comment