Lansia Terawat Indonesia Bermartabat, Tema HLUN Tahun 2023

Friday, June 2, 2023





Hari Lanjut Usia (HLUN)/mardanurdin.com


 

Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat

Tema Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2023; Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat



Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata lansia?

Orang tua yang lemah dan tidak berdaya?

Sakit-sakitan dan senantiasa butuh perhatian?


Dahulu saya pun berpendapat demikian, tetapi seiring waktu apalagi saat saya telah memasuki usia 57 tahun saya mulai menampik pendapat itu. 

Lebih tepatnya, saya menolak kalau saya pun sedikit lagi menjadi lansia, wkwkwk.


Karena menurut Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021, Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. makanya saya mulai was-was, karena terhitung hari ini, jika Allah Subhanahu wataala menganugerahiku umur panjang maka 1,5 tahun lagi saya memasuki fase itu, LANSIA.


Membayangkan itu rasanya ngeri-ngeri sedap yah 

Merasa bersyukur karena perjalanan hidup saya sudah sejauh ini, tetapi yang sebenar-benarnya terjadi, jatah hidup saya di dunia semakin berkurang.


Namun, itulah proses yang tidak bisa kita hindari sebab menua itu pasti dan menjadi lansia itu rezeki. 



Batasan Usia Lanjut



Lansia dibedakan atas tiga jenis, yaitu:

  1. Lansia muda adalah orang yang berusia 60-69 tahun.
  2. Lansia madya adalah orang yang berusia 70-79 tahun.
  3. Lansia tua orang berusia 80 tahun ke atas.


Dari ketiga jenis lansia di atas, penduduk Indonesia yang tergolong lansia muda diprediksi oleh Data Badan Pusat Statistik (BPS) akan mendominasi dengan besaran 63,82% diikuti lansia madya dan lansia tua.

Diperkirakan Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua (ageing population) sejak tahun 2021 yang artinya 1 dari 10 penduduk Indonesia adalah lanisa.




Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia



Proyeksi Penduduk BPS, 2017, memperkirakan terjadi jendela peluang atau window of opportunity dalam kurun waktu 2020-2024, itu artinya Indonesia akan mengalami peningkatan  jumlah lansia yang jika tidak diatasi sejak dini maka akan menciptakan “beban” demografis pada pertumbuhan ekonomi.


Sekalipun peningkatan jumlah penduduk lansia menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan, tetapi pertambahan penduduk usia lanjut dapat juga berdampak negatif apabila lansia tidak lagi produktif dan justru menjadi beban bagi penduduk usia produktif.


Dilansir bkkbn.go.id, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa Indonesia dan beberapa bagian kawasan berisiko akan menghadapi tantangan khusus akibat proses penuaan yang cepat di mana Indonesia masih berada pada tingkat pendapatan yang relatif rendah sehingga bisa dikatakan Indonesia akan mengalami yang namanya “menjadi tua sebelum menjadi kaya”.



Permasalahan Pada Lanjut Usia (Lansia)



Lansia identik dengan ketidakberdayaan dari berbagai hal karena berkaitan dengan berbagai perubahan baik perubahan fisik maupun psikis.

Ada lima masalah yang dapat menyertai lansia, yakni:


  1. Ketidakberdayaan fisik sehingga menjadi tergantung pada orang lain.
  2. Ketidakpastian ekonomi yang memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya.
  3. Mencari teman baru guna menggantikan teman mereka yang telah meninggal atau pindah.
  4. Mengembangkan aktivitas baru untuk mengisi waktu luang.
  5. Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa. (Hurlock, 2002).


Berdasarkan jenis-jenis masalah yang menyertai lansia tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa masalah lansia bukan hanya faktor kesehatan saja, tetapi juga faktor psikologi, budaya dan sosial.



Upaya  Mempersiapkan Lansia 



Berikut ini adalah  beberapa aktivitas yang bisa dilakukan oleh lansia untuk membantu mengoptimalkan kesehatannya agar tetap terawat, sehat dan mandiri yang disaran oleh National Institute on Aging (NIA).



  • Lakukan gerak tubuh atau olahraga ringan.
  • Konsumsi makanan sehat yang sesuai.
  • Perbaiki pola tidur.
  • Jangan merokok atau berhenti merokok bagi perokok.
  • Jangan menggunakan alkohol dan obat-obatan terlarang.
  • lakukan medical check-up secara berkala dan teratur.
  • Peduli akan adanya depresi dan stress.
  • Melakukan kegiatan yang menyenangkan dan menyalurkan hobi.
  • Bertemu dengan orang yang disayangi.


Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat/mardanurdin.com




Sahabat lansia, dari sekian banyak aktivitas di atas, aktivitas mana yang sahabat lansia telah lakukan?


Baca juga:

Sambut Masa Pensiun dengan Berkonten Ria

Teruslah Hidup Dengan Berkarya


Lansia; Laskar Tak Berguna?



Lansia identik dengan masa pensiun, betapa banyak pensiunan yang merasa dirinya sebagai laskar tak berguna bahkan ada yang mencandai dirinya sendiri, bahwa sudah waktunya beristirahat karena sudah tidak dibutuhkan lagi.


Sungguh, istilah “laskar tak berguna” adalah lelucon yang sangat tidak lucu. Sebab pada dasarnya, setiap orang masih bisa berguna sekalipun sudah termasuk lansia.


Yang paling penting dan harus diyakini, bahwa masa pensiun bukanlah masa beristirahat terus menerus lalu menarik diri dari kehidupan sosial. Jika masa pensiun sudah tiba, maka segeralah beradaptasi dengan kondisi yang ada. 


Lakukan berbagai hal yang menyenangkan dan menyehatkan. Jangan biarkan otak mengalami proses kerusakan dan penurunan kemampuan (degenerasi) datang dengan cepat melebihi kecepatan berjalan ke toilet.


Kalau perlu buat jadwal kegiatan untuk melakukan hal yang disukai untuk diri sendiri, jadwal yang tidak ada absensinya, jadwal yang membebaskan lansia untuk bolos kapanpun ia mau.


Jadilah lansia yang berdikari terutama dalam masalah keuangan. Kalaupun mendapatkan bantuan dari anak, biarlah itu diberikan secara sukarela yang lebih kepada kewajibannya secara spiritual seorang anak terhadap orang tuanya, bukan kewajiban apalagi paksaan.




Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat




Tahukah Anda, kasus lansia di Jepang yang sengaja mencuri agar bisa dipenjara agar bisa menikmati hidup tenang, tinggal di “rumah” gratis juga makan dan minum gratis?


Lansia itu bernama Toshio Takata seorang lansia berusia 64 tahun yang sengaja mencuri sepeda agar ditangkap polisi kemudian dipenjara. Hal itu dia lakukan karena sudah putus asa memenuhi kebutuhan hidupnya ditambah rasa kesepian yang mendera.


Bukan hanya sekali dia melakukannya, karena setelah ia bebas ia melakukannya lagi dengan ancaman hukuman lebih lama, yaitu delapan tahun. Ia bahagia menerima hukuman itu, katanya;


"Saya menyukai karena bisa tinggal gratis. Bahkan setelah keluar nanti, saya punya uang banyak karena dana pensiun saya tidak terpakai oleh kebutuhan di rumah," ujar kakek berusia 64 tahun itu. (cnbcindonesia.com).
 

Harapan hidup di Jepang memang di atas rata-rata dunia, yakni 83 tahun sehingga tiap empat orang ada satu lansia, tetapi kehidupan para lansia itu tidak sebanding dengan kesejahteraannya. Tidak produktif secara ekonomi sementara tuntutan hidup semakin tinggi. 

Tentu saja pemerintah Indonesia tidak menginginkan hal seperti yang di Jepang itu. 

Bukankah penjara sudah dipenuhi orang-orang muda yang harusnya produktif atau orang-orang cerdas yang seharusnya bermartabat malah ikut dipenjara karena berbagai kasus? 

Jangan lagi ditambah lansia yang sengaja melakukan kejahatan demi untuk mencari tempat tinggal gratis dan makan minum gratis.

Mungkin itulah sebabnya tema Hari Lansia Nasional (HLUN) tahun 2023 ini adalah “Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat” 

Kita berharap para lansia tetap terawat, memiliki jaminan kesehatan dan jaminan kesejahteraan yang baik demi Indonesia bermartabat.

Bersatulah para lansia dalam upaya merawat kesehatan dan tetap mampu mencukupi kebutuhan sendiri agar tetap memiliki harkat kemanusiaan yang tinggi. 

Jangan malu-maluin yah.

Selamat Hari Lansia Nasional (HLUN) ke-27 yang diperingati setiap tanggal 29 Mei. 



#Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat”


Makassar, 2 Juni 2023


Dawiah


Referensi:
  1. https://www.bkkbn.go.id/berita-lansia-sehat-aktif-dan-bermartabat diakses pada tanggal 30 Mei 2023.
  2. https://suaramuhammadiyah.id/2023/05/29/lansia-terawat-indonesia-bermartabat-dalam-beberapa-sudut-pandang-1/ diakses pada tanggal 30 Mei 2023
  3. dr. Rizanti D. Kadarsan. 2019, Sejumput Kasih Untuk Lansia, Bitread.




13 comments

  1. Usia emas merupakan aset juga buat bangsa. Apalagi biasanya orang tua sudah mapan dan punya pengalaman bagus. Beberapa negara justru masih menggunakan pemikiran lansia untuk kemajuan negeri karena pengalaman dan kemampuan mereka. Semoga bisa sehat terus ya

    ReplyDelete
  2. Duuh iya ya mbak. Banyak lansia yang belum sempat memjadi kaya justru menjadi beban generasi di bawahnya..makanya ada istilah generasi sandwich yang memiliki banyak pikul beban ekonomi keluarga. Cuma ini adalah cara sedekah ke orangtua paling pertama untuk membantu menopang hidup. Apalagi sekarang banyak pekerjaan sistem kontrak yg ketika pensiun sama sekali tidak ada pengasilan bulanan.

    ReplyDelete
  3. Sepakat mbak. Sejak muda udah semestinya kita menjaga kesehatan fisik, psikis dan finansial agar di masa tua kelak tetap menjadi lansia yang sehat bermartabat

    ReplyDelete
  4. Persiapkan masa pensiun berarti termasuk persiapan masa lansia juga. Tak hanya itu aja ya, kesehatan dan keuangannya juga disiapkan

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah nih, ibu saya termasuk lansia tua yang masih aktif bergerak kesana kemari meskipun dengan segala keterbatasannya. Berkat ikhtiar beliau sejak awal menjaga konsumsi harian yang sehat, olahraga ringan dan punya banyak hobi yang menyenangkan, jadi ibu selalu sehat dan ceria.

    ReplyDelete
  6. Setuju mbak....salah satu pendukung lansia bisa terawat dengan baik adalah orang2 terdekat dari lansia itu sendiri ya. Kadang suka sedih melihat anak yang mengirim orang tuanya yang sudah lansia ke panti jompo...padahal lansia itu lebih butuh diperhatikan dan dibuat senang hatinya. Bila mereka bahagia tentu tidak akan merepotkan orang lain....semoga lansia2 yang ada di Indonesia terawat baik fisik, psikil maupun finansialnya supaya tetap terjaga martabatnya meski usia sudah tidak muda lagi.

    ReplyDelete
  7. Tema Hari Lanjut Usia Nasional kali ini memang sangat relevan ya mba. Semoga kita semua sehat hingga usia lanjut nanti

    ReplyDelete
  8. Dengan menerapkan hidup sehat, pikiran sehat, dan semuanya dimaknai positif, sebenarnya ini yang menjadi bibit untuk hidup sehat dan menjadi lansia terawat.

    ReplyDelete
  9. Jadi inget kalau lingkungan perumahan orangtuaku kebetula pada seusia semua. Jadi pas masa aktif, aktiiff semua.. Kini memasuki lansia pun bersama. Saling mendukung, saling mengingatkan dan saling bergembira bersama.

    ReplyDelete
  10. Oh ada ya Hari Lanjut Usia Nasional. Loh...dibilang Laskar Tak Berguna. Duh...segitunya yah. Banyak kok yg udah lansia masih aktif dan produktif. Pengennya sih engga ngerepotin anak, punya tabungan cukup, hidup sehat. Amiiin...

    ReplyDelete
  11. Di sekitar saya masih banyak lansia yang masih aktif, enerjik dan produktif. Termasuk mamah mertua saya.
    Tubuh mereka keliatan bugar dan sehat. Malah kalah dengan orang-orang muda yang ada di sekitarnya.
    BtW selamat Hari Lanjut Usia, ya, Bun

    ReplyDelete
  12. Iya, mindset kalau lansia itu tak berdaya yang harus dihilangkan, lansia tetap bisa sehat, aktif dan produktif ya Bunda..kayak lansia di luar negeri usia senja bepergian, belajar hal baru hingga kuliah lagi..

    ReplyDelete
  13. Segala aspek perlu diperhatikan terutama finansial. Tren generasi roti lapis sepertinya makin tinggi perkara seseorang harus menanggung orang tua dan juga anak-anaknya. Semoga lansia tetap bisa produktif, sehat, dan aktif sesuai kemampuan mereka.

    ReplyDelete