Peranan ‘Aisyiyah Dalam Pendidikan dan Literasi di Indonesia

Thursday, May 25, 2023



'Aisyiyah dan Literasi Indonesia

Peranan ‘Aisyiyah Dalam Pendidikan dan Literasi di Indonesia


Pagi yang cerah pada Ahad 21 Mei lalu, saya ikut sibuk membantu Nabila memilih-milih buku yang akan dia bawa pada kegiatan organisasinya, kalau tidak salah mereka menamainya dengan “Lapak Buku.”

Sebelumnya saya menanyakan bagaimana bentuk kegiatannya. Apakah donasi buku atau gerakan membaca buku? 

Nabila menjawab kalau itu adalah kegiatan membaca buku yang dilaksanakan di salah satu taman Kota Makassar. 

Wah, keren. 

Setidaknya ada kepedulian pada perkembangan literasi dan saya berharap kegiatan itu tidak berhenti pada satu program organisasi mereka saja karena isu tentang rendahnya literasi di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan berada di zona rendah. 

Apalagi salah satu isu strategis yang menjadi perhatian 'Aisyiyah pada Musyawarah Daerah  Kota Makassar ke-17 baru-baru ini adalah “menguatkan literasi Sulawesi Selatan”

Oh yah, sebelumnya saya mau memperkenalkan terlebih dahulu tentang organisasi ‘Aisyiyah.


Sekilas Tentang 'Aisyiyah


‘Aisyiyah merupakan organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan pada 27 Rajab 1335 H bertepatan pada 19 Mei 1917 M di Kauman Yogyakarta.

Di laman ‘Aisyiyah.or.id dijelaskan bahwa berdirinya ‘Aisyiyah diawali dengan pertemuan yang digelar di rumah Kyai Dahlan yang dihadiri oleh K.H. Facrodin, K.H. Mochtar, Ki Bagus Hadikusumo bersama kader Dahlan dari perempuan, yaitu Siti Bariyah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busjro, Siti Wadingah, dan Siti Badilah.

Dari hasil pertemuan itu diputuskanlah berdirinya organisasi perempuan Muhammadiyah yang disepakati diberi nama 'Aisyiyah yang konon nama itu diajukan oleh K.H. Facrodin.

Nama tersebut terinspirasi dari nama istri Nabi Muhammad Sallalahu Alaihi Wassalam yang jika Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad Sallalahu Alaihi Wasallam maka ‘Aisyiyah bermakna pengikut  istri Nabi, yaitu Aisyah radhiyallahu anha.

Sedangkan inspirasi utama didirikannya  ‘Aisyiyah adalah pemahaman ayat Al Quran surah An - Nahl ayat 97, yang artinya adalah sebagai berikut.

“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl:97).

Berangkat dari surah itulah, ‘Aisyiyah bersama-sama Muhammadiyah melakukan  gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berasas Islam serta bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunn.


Peran Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah  Dalam Pendidikan di Indonesia


Kepedulian Muhammadiyah terhadap pendidikan tidak diragukan lagi. Hal ini bisa dilihat dari sekolah-sekolah yang didirikan, dikembangkan dan dibina oleh Muhammadiyah demikian pula berdirinya sejumlah perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Tercatat hingga pada tahun 2023, Muhammadiyah memiliki SD sebanyak 1094, SMP 1128, SMA 558 dan SMK sebanyak 554 jika diakumulasi maka jumlah sekolah yang didirikan oleh Muhammadiyah sebanyak 3334. (dikdasmenppmuhammadiyah).


Perguruan Tinggi dan Sekolah-Sekolah Muhammadiyah


Sedangkan organisasi otonom (ortom) yang pertama dibentuk Muhammadiyah yaitu ‘Aisyiyah tak kurang perannya dalam perkembangan pendidikan di Indonesia terutama pendidikan usia dini. 

‘Aisyiyah merupakan pelopor berdirinya pendidikan anak usia dini di Indonesia. Bermula dari pendirian Forbel Scholl pada tahun 1919 di Yogyakarta lalu berkembang manjadi TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal. 

Melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) ‘Aisyiyah yang bertugas sebagai penyelenggara usaha bidang pendidikan dasar dan menengah ‘Aisyiyah dalam lingkup pendidikan dasar dan menengah ‘Aisyiyah yang meliputi:


Pendidikan Usia Dini (PAUD)


  1. PAUD formal yaitu: Taman Kanak-kanak (TK) Bustaful Athfal dan SLB
  2. PAUD non formal meliputi Kelompok Bermain (KB)/Play Group, Taman Pengasuhan/Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis/Taman Bina Anak (TBA) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)


Pendidikan Dasar 


Pendidikan dasar dalam lingkup ‘Aisyiyah merupakan jenjang bpendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, meliputi:

  1. Sekolah Dasar (SD)
  2. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
  3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
  4. Masdrasah Tsnawiyah (MTs)
  5. Sekolah Luar Biasa (SLB)
  6. Pondok Pesantren, dan bentuk lain yang sederajat.


Pendidikan Menengah


Pendidikan menengah adalah lanjutan pendidikan dasar, meliputi:

  1. Sekolah Menengah Atas (SMA)
  2. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
  3. Madrasah ‘Aliyah (MA)
  4. Sekolah Luar Biasa (SLB)
  5. Pondok Pesantren, dan bentuk lain yang sejenis


Pendidikan Non Formal


Yang dimaksud dengan pendidikan non formal adalah pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal, meliputi:

  1. Madrasah Diniyah
  2. pendidikan kecakapan hidup
  3. pendidikan Remaja
  4. pendidikan pemberdayaan perempuan
  5. pendidikan keaksaraan
  6. pendidikan kesetaraan
  7. pendidikan ketrampilan
  8. pelatihan kerja, dan bentuk lain yang sejenis.


Berdasarkan data terakhir pada laman Aisyiyah.or.id tercatat jumlah amal usaha ‘Aisyiyah bidang pendidikan Dasar dan Menengah adalah 

  • 20.125 PAUD dan TK ABA
  • 4.398 Lembaga pendidikan setingkat SD, SMP, dan SMA
  • 3.904 Lembaga keaksaraan fungsional

Dari segi kuantitas maupun kualitas, peran ‘Aisyiyah dalam dunia pendidikan di Indonesia tidak diragukan lagi. Mendirikan, membangun dan membina secara sungguh-sungguh setiap amal usaha berupa sekolah dan Lembaga pendidikan adalah bukti nyata peran ‘Aisyiyah dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.

Bagaimana peran ‘Aisyiyah dalam literasi di Indonesia terutama bagi perempuan Indonesia?


Peran ‘Aisyiyah Dalam Perkembangan Literasi di Indonesia


Sejak tahun 1926, ‘Aisyiyah sudah memulai debutnya dalam dunia literasi melalui majalah Suara 'Aisyiyah. 

Suara 'Aisyiyah adalah majalah bulanan yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat 'Aisyiyah yang masih eksis sampai sekarang. Majalah ini bisa dikatakan sebagai majalah tertua di Indonesia yang eksis sejak zaman kolonial Belanda, zaman Jepang hingga zaman kemerdekaan.

Saat ini usia majalah Suara 'Aisyiyah hampir menginjak 100 tahun atau lebih tepatnya sudah berusia 97 tahun dan tetap eksis hingga sekarang, dan untuk menjawab tantangan teknologi digital maka majalah Suara 'Aisyiyah juga menerbitkan Suara ‘Aisyiyah Digital. 


Suara 'Aisyiyah/mardanurdin.com


Barangkali masih banyak yang meragukan bahwa kehadiran majalah Suara 'Aisyiyah belum sepenuhnya menjawab isu strategi literasi di Indonesia yang akhir-akhir termasuk dalam rendah berliterasi, tetapi kehadiran dan keeksisannya hingga kini adalah bukti bahwa 'Aisyiyah peduli dengan perkembangan literasi Indonesia.


Baca juga tentang Unsur Penentu Suksesnya Proses Pembelajaran   dan 

Masalah Pembelajaran IPA Menurut Guru PPG  di sini.


Penguatan Literasi Dalam Pandangan ‘Aisyiyah


Pada Musyawarah Daerah (Musydah) ‘Aisyiyah Kota Makassar ke-17 pada 6-7 Mei 2023 lalu oleh pimpinan wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan menyampaikan isu-isu strategis yang harus diperhatikan oleh pimpinan daerah Aisyiyah Makassar yang terpilih nanti, salah satunya adalah Menguatkan literasi Sulawesi Selatan.

Ada Sembilan isu-isu strategis, keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal yang disampaikan oleh pimpinan wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan. 

Mari fokus pada penguatan literasi Sulawesi Selatan, bahwa berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assesment (PISA) yang  dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, dari 34 provinsi di Indonesia, Sulawesi Selatan berada di urutan 11 dengan nilai indeks 38,82. 

Itu artinya, Sulawesi Selatan berada di zona rendah. 

Hal ini tidak terlepas dari budaya baca masyarakat Indonesia secara keseluruhan masih rendah bahkan cenderung asing. Bayangkan, hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang suka membaca. Hal itu berdampak pula pada produksi buku bacaan di Indonesia. 

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia dengan total jumlah bahan bacaan memiliki rasio nasioanl 0,09. Artinya hanya satu buku baru ditunggu oleh 90 orang setiap tahunnya. (Kemendagri.go.id).

Padahal standar UNESCO adalah minimal 3 buku baru untuk setiap orang setiap tahun.

Hiks … jauh sekali perbandingannya dan perjuangan untuk sampai pada standar itu membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

Sekalipun ‘Aisyiyah sudah menunjukkan eksistensinya terhadap literasi di Indonesia melalui kehadiran majalah Suara ‘Aisyiyah, tetapi itu belum cukup bahkan bisa dikatakan masih jauh dari kata menyentuh peningkatan literasi atau secara teknik, masih belum bisa meningkatkan daya baca warga ‘Aisyiyah itu sendiri apalagi perempuan Indonesia umumnya. 

Olehnya itu, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan memasukkan itu sebagai isu strategis ‘Aisyiyah agar menjadi perhatian  bagi setiap pimpinan daerah ‘Aisyiyah bahkan dalam penyampaian isu-isu tersebut dalam Musydah, pimpinan menitipkan pesan agar pada saat penyusunan program kerja pada setiap departemen agar memperhatikan isu-isu tersebut kalau perlu menjadikannya dasar penyusunan program kerjanya.

Sedikitnya ada enam cara yang akan dilakukan oleh ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan dalam menjawab tantangan isu rendahnya atau meningkatkan literasi di Sulawesi Selatan, yaitu:


  1. Memanfaatkan dan mengoptimalkan perpustakaan di sekolah.
  2. Menumbuhkan minat baca peserta didik dalam semua mata pelajaran.
  3. Memberikan motivasi secara berkelanjutan bagi peserta didik agar menemukan buku untuk membuatnya jatuh cinta pada membaca.
  4. Mengoptimalkan peran serta mahasiswa, masyarakat, akademisi, dan Lembaga kemasyarakatan dalam upaya pengadaan bahan bacaan yang sesuai karakteristik masyarakat dan peserta didik di lingkungan sekitar.
  5. Mendorong dan mendukung agar para ahli, pakar, akademisi, bahkan mahasiswa untuk berkarya dalam meramaikan produksi bahan bacaan nasional baik melalui buku fisik maupun digital.
  6. Semakin memperkenalkan dan mensosialisasikan pentingnya literasi di era ini.  (Sumber: Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sul-Sel).


Seperti yang dipesankan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan, bahwa polanya sudah dibuat berupa enam langkah tersebut di atas, maka eksekusinya baik secara penyusunan program kerja maupun praktik langsung di lapangan harus siap dilaksanakan oleh 24 Pimpinan Daerah, 215 Pimpinan Cabang, dan 764 Pimpinan Ranting serta 431 TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal, 6 SD ‘Aisyiyah. 3 Madrasah dan Pondok Pesantren yang tersebar di Sulawesi Selatan.

Karena literasi tidak bisa dibangun hanya oleh beberapa pihak saja, tetapi harus berkesinambungan dari hulu ke hilir tidak pula hanya menanti kebijakan dari stakeholder, tetapi kita harus siap menjemput bola. 

Namun, setidaknya peranan ‘Aisyiyah tidak bisa dipandang sebelah mata karena potensi sekolah yang dimiliki yang melibatkan banyak orang mulai dari guru-gurunya, orang tua peserta didik dan peserta didik itu sendiri.


Penutup


Sebagai warga Muhammadiyah dan telah menjadi pengurus ‘Aisyiyah beberapa periode di Makassar, saya sangat optimis dengan perkembangan literasi yang bisa dimulai dari guru-guru yang bertugas di TK Bustanul Athfal, guru-guru SD dan guru-guru Mts dan MA ‘Aisyiyah.

Harapannya, guru-guru inilah nanti yang menjadi agen literasi di sekolahnya masing-masing.

Semoga berjalan lancar.


Makassar, 25 Mei 2023


Dawiah


Referensi:

1. https://aisyiyah.or.id

2. https://suaraaisyiyah.id/

3. https://muhammadiyah.or.id/

4. Buku Isu-Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal, disampaikan pada Musydah Aisyiyah Kota Makassar oleh Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Sulawesi Selatan




50 comments

  1. Masya Allah, peran Aisyiyah dalam kehidupan serta pendidikan anak dan keluarga ini sangat besar ya. Jika dahulu tidak ada Aisyiyah, tak terbayangkan bagaimana jadinya literasi masyarakat kita pada umumnya. Idealnya, insya allah tetap kontinyu dan makin digalakkan segala kegiatannya supaya tujuan pendidikan negara kita tercapai dan semakin meningkat kualitasnya.

    ReplyDelete
  2. Baru tau kalau Muhammadiyah punya organisasi wanitanya. Iya memang Muhammadiyah identik dengan peran laki-laki ya.. Aisyiyah mewakili kaum perempuan Muhammadiyah. Semoga kedepannya bukan cuma dibidang literasi ya, tapi bidang lainnya Aisyiyah makin terus bermanfaat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Bengkulu cukup aktif Mba. Barusan juga ketemu di acara bahas soal KBGO ada perwakilan mereka datang.

      Delete
  3. Beberapa kali tau program dari organisasi ini, dan programnya juga seputar kesehatan ibu dan anak, jadi nggak sekedar literasi saja. Salut sih sama organisasinya, karena acaranya berlangsung secara kontinu, dan bisa jadi wadah untuk perempuan

    ReplyDelete
  4. Salut deh dengan ‘Aisyiyah aku tahu organisasi ini dulu teman kuliahku pernah ngajak pembukaan acara dari ‘Aisyiyah, sampai sekarang emang banyak peran di masyarakatnya ya terutama juga literasinya.

    ReplyDelete
  5. Salah satu yang menonjol dari Muhammadiyah itu ya soal pendidikan ya mbak? Dan baru tahu peran Aisyiyah sebagai wadah kaum wanita Muhammadiyah besar khusus mendorong pendidikan anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, Mba. Muhammadiyah nih emang bagus banget pendidikannya. Dan maju dimana2. Semoga Aisyiyah bisa jadi pelipor pendidikan untuk perempuan Indonesia ya.

      Delete
  6. well noted banget mba... anakku sempat sekolah di SD Muhammadiyah Rawamangun. Banyak belajar tentang kiprah Aisyiyah juga dalam pendidikan Indonesia

    ReplyDelete
  7. Baru tahu sejarah aisyiyah panjang dan lamaa juga ya di indonesia. salut deh, sekarang udah semakin berkembang pendidikan islamnya.

    ReplyDelete
  8. kiprah aisyiyah bagi pendidikan Indonesia udah ga terbantahkan lagi ya mbak. dari mulai tingkat PAUD sampai univ lengkap dan kualitasnya pun sangat baik. semoga edukasi literasi juga bisa terus digalakkan ya mbak supaya pendidik dan murid2 Indonesia makin cerdas

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepakat banget deh, di Lampung juga banyak banget kegiatannya dan di sini peran di public juga bagus deh

      Delete
  9. Masya Allah, aku juga kenal beberapa akdenya Mba, emang kegiatannya banyak dan postif juga. Berasa ke masyarakat kehadiran mereka. Jadi aku support mereka

    ReplyDelete
  10. Kontributor majalah Suara 'Aisyiyah ini hanya dari pengurus Muhammadiyah atau boleh melibatkan orang luar, Bunda?
    Sangat menarik sekali, mengingat aku dulu juga suka sekali langganan majalah remaja muslimah seperti Annida.

    ReplyDelete
  11. Kebetulan anak sulungku lulusan TK Aisyiyah, sayang harus pindah ikut ayahnya jadi ngak bisa lanjut ke SD Muhammadiyah, pengalaman anak pertama ku sekolah disini sangat puas karena gurunya punya cara unik agar anak lebih berani, soalnya anakku termasuk susah banget lepasnya waktu TK, dari sini aku jadi banyak tahu tentang Aisyiyah yang ternyata adalah organisasi perempuannya Muhammadiyah.

    ReplyDelete
  12. Masya Allah Bunda, ini lengkap banget info tentang Aisyiyah dan peranannya dalam dunia pendidikan di Indonesia. Apalagi dibagikan oleh warga Muhammadiyah dan pengurus senior Aisyiyah. Makasih infonya. Semoga terwujud harapan agar guru-guru nanti menjadi agen literasi di sekolahnya

    ReplyDelete
  13. Wah, bagus dan bermanfaat banget Aisyiah ternyata. Memang agak mengkhawatirkan ya tingkat literasi di Indonesia sekarang.

    Semoga makin ke depan bisa makin naik tingkat literasinya karena orangtua orangtua jaman sekarang mulai aware juga masalah ini, jadi sudah banyak juga yang mendukung edukasi literasi kepada anak-anaknya.

    Semoga Aisyiah juga bisa menjangkau orangtua muda untuk menciptakan generasi yang lebih melek literasi yaa

    ReplyDelete
  14. Menyejukkan sekali semua informasinya. Saya baru tahu kalau nama Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad Sallalahu Alaihi Wasallam dan ‘Aisyiyah artinya pengikut istri Nabi, yaitu Aisyah radhiyallahu anha. Terimakasih informasinya

    ReplyDelete
  15. Aku baru tahu 'Aisyiyah ini. Maklum, di sekitarku jarang ada yang Muhammadiyah. Btw, setuju bahwa literasi itu dibangun harus saling sambung menyambung, gak bisa satu orang aja

    ReplyDelete
  16. Sering denger soal Aisyiyah. Program2nya bagus ya mbak dan ternyata banyak kota/ daerah yang aktif kepengurusannya.
    Program2 literasi di Sulse-nya juga bagus2 mbak,semoga bisa terealisasi dengan baik semuanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku malah baru tau lho mbak. MasyaAllah aktif di banyak daerah yaa ternyata.

      Delete
  17. Untuk gabung ke organisasinya gimana ya? Sepertinya juga sering mengadakan event-event di kampus juga, kolab dengan mahasiswa, baru tau juga programnya, peduli dengan literasi

    ReplyDelete
  18. Aisyiyah adalah Ormas yang secara konsisten memiliki program edukasi wanita dan pemberdayaan pada muslimah binaannya khususnya anggota muhammadiyah, programnya juga bagus nih buat pemberdayaan perempuan

    ReplyDelete
  19. Literasi adalah salah satu kemampuan yang sangat penting untuk dikuasai ya mbak
    Memang butuh peran banyak pihak dalam mentebarkan literasi ini

    ReplyDelete
  20. luarbiasa peranan Aisyiyah dalam pendidikan di Indonesia, bahkan sudah tersebar 431 TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal, 6 SD ‘Aisyiyah. 3 Madrasah dan Pondok Pesantren Sulawesi Selatan

    ReplyDelete
  21. Minat membaca memang rendah sih ya. Antara malas, lalu banyak godaan lebih suka nonton acara2 online misalnya, baca2 dan menyimak media sosial juga. Harga buku sendiri juga mahal. Semoga Aisyiyah bisa mendorong masyarakat agar makin senang membaca ya

    ReplyDelete
  22. masyaAllah, luar biasa ya kiprah Aisyiyah dalam pendidikan di Indonesia. Sampai sekarang pun masih terasa ya perjuangannya dalam dunia literasi.

    ReplyDelete
  23. Amiin smoga lancar ya mba. Masya Allah tabarakallah, amar ma'ruf nahi munkar kewajiban seorang muslim dan muslimah. Masih eksis majalahnya ya udah lama, generasi penerus, estafet gini, keren. Programnya bagus2, moga selalu diberikan kelancaran ya mba.

    ReplyDelete
  24. Aisyiyah memang memiliki peran penting dalam peningkatkan literasi khususnya untuk anak-anak usia dini, kebetulan anak sulungku lulusan Taman Kanak-kanak Aisyiyah dan pelajaran yang didapatnya dari bangku TK membekas sampai saat ini, sayang lulus TK kami harus pindah mengikuti ayahnya tapi sekarang anakku kembali kuliah di kota tersebut dan masih sering mengunjungi TK-nya.

    ReplyDelete
  25. Peran Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam pendidikan di Indonesia besar banget ya.
    Waktu masih anak-anak, saya pernah ngerasain diajak jalan sama ibu-ibu Aisyiyah, kirain jalan-jalan biasa. Ternyata yang didatangi adalah daerah terpencil buanget yang jalannya dueng toreret waw banget lah. Nah tujuannya adalah memberikan edukasi di desa tersebut. Seperti mengajari baca orang-orang yg masih buta aksara, dan beberapa kegiatan lagi yang saya lupa.

    Tapi dari situ saya ingat betapa luar biasa ibu-ibu ini, yang mereka belajar bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk dikembangkan dan dibagi ke orang lain.

    ReplyDelete
  26. Peran Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam pendidikan di Indonesia besar banget ya.
    Waktu masih anak-anak, saya pernah ngerasain diajak jalan sama ibu-ibu Aisyiyah, kirain jalan-jalan biasa. Ternyata yang didatangi adalah daerah terpencil buanget yang jalannya dueng toreret waw banget lah. Nah tujuannya adalah memberikan edukasi di desa tersebut. Seperti mengajari baca orang-orang yg masih buta aksara, dan beberapa kegiatan lagi yang saya lupa.

    Tapi dari situ saya ingat betapa luar biasa ibu-ibu ini, yang mereka belajar bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk dikembangkan dan dibagi ke orang lain.

    ReplyDelete
  27. Masya Allah gerakan yang sangat mulia sekali. Memang Muhammadiah sudah bergerak dan banyak kontribusi dalam dunia pendidikan sampai saat ini. Semoga Aisyiyah juga bisa konsisten..

    ReplyDelete
  28. Anak anak sy sekolah sd smp di muhammadiyah mba, seminggu sekali ada kegiatan khusus literasi. Koleksi buku Perpustakaan smpnya bagus bagus. Sekolah muha Setiabudi Pamulang Tangsel termasuk sekolah swasta favorit, fasilitas lengkap sesuai juga dengan biayanya bulanan dan masuknya heuheuheu .

    ReplyDelete
  29. Baru tahu ada Aisyiyah, ternyata ini perempuan Muhammadiyah yang konsen pada pendidikan anak. Dan juga sudah berjuang untuk literasi di Indonesia melalui majalah Suara ‘Aisyiyah. Sepak terjangnya lumayan, apalagi Buya Hamka kan juga Muhammadiyah, karena itu Aisyiyah ikutan fokus pada literasi juga

    ReplyDelete
  30. Selalu kagum sama peran besar Aisyiyah dalam pendidikan dan literasi khususnya. Terus berkomitmen dan selalu punya inovasi untuk terus memberikan andil dalam memajukan kehidupan kaum muslimah yaa.

    ReplyDelete
  31. sebagai lulusan TK ABA aku turut bangga melihat kontribusi Aisyiyah hingga sekarang. Jaringan luas di seluruh Indonesia sangat bisa meningkatkan literasi di masyarakat.
    btw iyaa masalah di Indonesia itu akses bacaan yang masih minim, belum merata.

    ReplyDelete
  32. Masya Allah, luar biasa perannya Asyiyah Mak. Panjang umur dan berkah selalu. Sehat semua pengelolanya.

    ReplyDelete
  33. Mampir di sini jadi bertambah deh pengetahuanku tentang sejarah Aisyiyah.
    Dulu waktu masa kanak-kanak, aku hanya tahu Aisyiyah, perkumpulan perempuan Muhammadiyah dan belum banyak tahu sepak terjangnya.

    Kirain dulu hanya cukup sampai menghadiri pengajian rutin saja.
    Ternyata kini sudah merambah menjadi pejuang literasi ya.
    Barokallah.

    ReplyDelete
  34. Muhammadiyah dan Aisyiyah adalah organisasi yang benar-benar konsisten memberikan manfaat pada umat. Di daerahku pun, organisasi ini terus mengadakan kegiatan positif, aisyiyah khususnya semangat membuat ibu2 berdaya, soleha dan cerdas. semoga makin banyak kegiatan mereka yang possitif.

    ReplyDelete
  35. Peran Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam pendidikan di Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi ya, Mbak. Semoga agenda Aisyiyah untuk kemajuan literasi di Makassar tahun ini dan seterusnya juga akan berjalan lancar. Aamiin.

    ReplyDelete
  36. Semoga dengan begini, anak-anak banyak yang minat untuk membaca dan literasi anak kian tinggi. Dari dulu Muhammadiyah selalu menyediakan lembaga pendidikan yang unggul dan islami. Bagus banget.

    ReplyDelete
  37. Sering banget mendengar istilah Aisyiyah ini. Baru tahu deh dengan apa yang dimaksud. Besar dan penting banget ya peran Aisyiyah ini. Semoga selalu menebar manfaat positif. Tak hanya ke dalam organisasi tetapi juga keluar organisasi. Keren banget!

    ReplyDelete
  38. Tidak perlu diragukan lagi peran Aisyiyah dan Muhammadiyah dalam dunia pendidikan,kalau ga salah sudah dimulai dari jaman sebelum kemerdekaan, sduah aktif dalam dunia pendidikan.

    ReplyDelete
  39. Selama ini yg terkenal itu Muhammadiyah, ternyata ada 'Aisyiyah yg ternyata jg punya peran penting utamanya dalam pendidikan anak. Saya baru ngeh dan ingat kalau di dekat rumah juga ada PAUD yg dikelola oleh 'Aisyiyah dan kata orang2 bagus

    ReplyDelete
  40. Muhammadiyah dan Aisyiyah emang concern banget di bidang pendidikan ya. Walopun cuma liat dari jauh, tapi aku tau nih sepak terjang Aisyiyah karena pernah dengerin siaran radionya juga.

    ReplyDelete
  41. Wah anak anak aku juga alumni aisyiyah nih maaaaak.. alhamdulillah suka banget sama cara ajarnya, pendidikan agamanya juga bagus maaaak

    ReplyDelete
  42. Banyak sekali peran Aisyiyah dalam mengangkat martabat perempuan dan pendidikan anak. Masa yang sangat gemilang pada saat itu karena sebagian masyarakat memiliki kesadaran untuk mendidik anak perempuannya di luar rumah.

    ReplyDelete
  43. Di Jogja hampir semua anak yang muslim lulusan TK dari Aisiyah mak. Dimana-mana ada sekolahannya. Dan maju banget jadi favorit banyak orang tua. Guru-gurunya terkenal kredibel dan paham agama

    ReplyDelete
  44. Isu strategis ini: “menguatkan literasi Sulawesi Selatan” keren sekali ya Kak ... semoga bisa berlangsung berkelanjutan dan signifikan pengaruhnya bagi masyarakat.

    ReplyDelete
  45. Semoga Peran Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam pendidikan di Indonesia terus berkembang dan semakin banyak menghasilkan anak-anak cerdas, maju, bijaksana dan berpegang teguh di atas agama Allah.

    ReplyDelete
  46. Masyaallah perannya sudah penting sekali yaaa dalam memajukan kecerdasan muslim di Indonesia ...

    ReplyDelete