Mengenal Ciri-Ciri Perkembangan Emosi Remaja

Tuesday, July 7, 2020

Mengenali ciri-ciri perkembangan emosi remaja

Mengenal ciri-ciri perkembangan emosi remaja. Sebagai guru yang mengajar sejak tahun 1984, bertemu dan berhubungan  dengan remaja atau sekarang lazim disebut sebagai anak baru gede (ABG) adalah hal biasa.

Saya mengamati perubahan emosi mereka yang berfluktuasi dari waktu ke waktu.  Kadang emosinya memuncak sehingga tak jarang bersinggungan baik dengan temannya maupun dengan gurunya sendiri, tapi terkadang pula emosinya stabil, menjadi anak yang manis dan menggemaskan.

 

Pengertian Remaja

 

Kata remaja menurut KBBI V daring adalah: mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin. Sedangkan menurut Monks dkk, remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, fase perkembangan yang berpotensial dari aspek kognitif, fisik, dan emosi.

Pengertian tentang remaja dibatasi secara konseptual oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dengan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Dijelaskan lebih jauh, bahwa:

  • Secara biologis merupakan perkembangan individu yang ditandai dengan seksual sekunder hingga pada kematangan seksual.
  • Secara psikologi dilihat dari individu yang mengalami perkembangan psikologi dengan mengacu pada pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa.
  • Secara sosial ekonomi adalah terjadinya peralihan ketergantungan ekonomi dan sosial kepada keadaan yang lebih mandiri.

Jika menilik dari pengertian remaja yang berarti anak yang akan memasuki masa dewasa, maka remaja adalah masa yang penuh gejolak, di mana  emosinya tidak menentu. Terkadang menggelora tetapi di lain waktu meredup.

Karena emosinya yang belum stabil maka terlihat kalau remaja memiliki nyali yang besar, seakan tidak memiliki rasa takut sedikitpun.

 

Masa Pertumbuhan Remaja

 

Terdapat empat masa pertumbuhan remaja ditinjau dari usia, yaitu: masa pra-pubertas, masa pubertas, masa akhir pubertas, dan periode remaja Adolesen.

 

Masa Pra-Pubertas

 

Remaja yang masuk dalam masa pra-pubertas berada di usia 12 hingga 13 tahun. Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja, ditandai dengan meningkatnya hormon seksual dan perkembangan organ-organ reproduksi.

Pada masa pra-pubertas ini, perkembangan intelektualnya berkembang dengan pesat. Tak heran remaja di masa ini sangat berani mengkritik, merasa sangat pandai, akibatnya terlihat berani membangkang.

Walau pada dasarnya tidak bertujuan membangkang, mereka hanya berani menantang aturan yang dianggap membelenggu kebebasannya. Olehnya itu, para orang tua harus lebih menurunkan egonya menanggapi sikap mereka, karena sikap berani menantang itu diiringi pula dengan perasaan membutuhkan pertolongan.

Dampingilah mereka dengan bijaksana sebelum mencari “pertolongan” ke orang lain, yang bisa saja orang lain itu bukan orang yang tepat.

 


Masa pra-pubertas


Masa Pubertas

 

Ini adalah masa di mana perkembangan fisik anak sangat menonjol. Ia berada di usia 14 tahun hingga  16 tahun, disebut juga sebagai masa remaja awal.

Bagi remaja wanita  biasanya ditandai dengan datangnya menstruasi dan bagi pria ditandai dengan mimpi basah. Perubahan-perubahan itu berdampak pada kebanggaan akan fisiknya sendiri atau justru sebaliknya, merasa malu dengan fisiknya.

Keinginan seksualnya mulai menguat, sehingga pendampingan terhadap mereka harus lebih ditingkatkan. Pengenalan gender diberikan dengan hati-hati tetapi tegas, karena di masa inilah remaja mulai mengerti tentang penampilan dan daya tarik terhadap lawan jenis.

Dampingi dengan baik, berikan pengertian tentang gender dan pembatasan antara lawan jenis sekaligus memberikan pengetahuan tentang buruknya  hubungan yang sejenis.

Masa pubertas

 

Masa Akhir Pubertas

 

Masa akhir pubertas berada pada rentang usia 17 hingga 18 tahun. Pada masa ini, fisik remaja  sudah lebih matang dan perkembangan seksualitasnya sudah tercapai sepenuhnya. Namun, perkembangan psikologisnya masih belum sempurna.

Pada umumnya remaja di usia ini sudah menerima kodratnya, apakah sebagai laki-laki ataupun sebagai perempuan dengan catatan ia sudah melewati masa sebelumnya, yaitu masa pubertas dengan baik.

 

Masa Remaja Adolesen

 

Usia remaja pada periode ini adalah 19 – 21 tahun disebut sebagai periode remaja Adolesen. Pada masa ini perkembangan fisik, emosi, dan psikisnya telah mencapai kematangan yang sempurna.

Idealisme mereka sudah mulai diperjuangkan dan sudah mempelajari segala sesuatu yang abstrak. Sudah memiliki cita-cita yang jelas, minat dan bakatnya sudah terbentuk dengan baik, sehingga arah kehidupannya sudah nampak jelas.

 

Perkembangan Emosi Remaja

 

Bagaimana dengan  perkembangan emosi remaja? Mari kita membahasnya satu persatu.

Terdapat sembilan ciri-ciri perkembangan emosi remaja  yang menggambarkan kondisi remaja yang sesungguhnya, yaitu 1) kematangan emosi; 2) memiliki minat pada bidang-bidang tertentu; 3) minat rekreasi; 4) minat sosial; 5) minat pribadi; 6) minat terhadap pendidikan; 7) minat terhadap pekerjaan; 8) minat terhadap agama;  dan 9) minat terhadap hal-hal simbolis

 

Kematangan Emosi

 

Pada akhir masa remaja, biasanya mereka menjadi lebih mampu untuk mengendalikan emosi. Remaja mulai dapat menahan diri untuk tidak meledakkan emosinya di hadapan orang lain, melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya, itulah pertanda bahwa remaja sudah mulai menunjukkan kematangan emosinya.

 

Memiliki Minat Pada Bidang-Bidang Tertentu


Sepanjang masa remaja, minat yang dibawa dari masa kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang sifatnya lebih matang.  Hal ini disebabkan karena remaja akhir memiliki tanggung jawab yang lebih besar sehingga membatasi minatnya.

 

Minat Rekreasi

 

Secara bertahap permainan-permainan pada masa kanak-kanaknya akan menghilang. Dan menjelang awal masa remaja, pola rekreasi individu hampir sama dengan pola akhir masa remaja dan awal masa dewasa.

 

Minat Sosial

 

Adanya minat remaja yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperolehnya untuk mengembangkan minat tersebut. Terdapat perbedaan antara remaja yang memiliki status sosial dan ekonomi yang baik dengan remaja yang memiliki status sosial dan ekonomi sebaliknya dalam hal mengembangkan minat sosialnya.

 

Minat Pribadi

 

Minat pribadi adalah kecenderungan remaja untuk menampilkan dirinya, melalui pakaian dengan model-model terbaru di mana mereka menganggap bahwa penampilanlah yang akan membuat mereka di terima di lingkungan sosial. Beberapa remaja yang lebih berpandangan positif berminat pada peningkatan prestasinya, atau minat mandiri agar dapat lebih berwibawa sehingga lebih dihargai.  

 

Minat Terhadap Pendidikan

 

Minat remaja terhadap pekerjaan sangat mempengaruhi minat mereka terhadap pendidikan. Remaja pada umumnya menganggap bahwa pendidikan adalah jalan untuk mendapatkan pekerjaan. Namun bagi remaja yang lebih dewasa pemikirannya justru memandang keberhasilan dalam olahraga dan seni sama pentingnya dengan keberhasilan dalam tugas sekolah.

 

Minat Terhadap Pekerjaan

 

Remaja yang telah duduk di bangku sekolah menengah atas, SMA atau yang sederajat sudah mulai memikirkan masa depannya dan inilah yang menjadi alasan mereka untuk berminat terhadap pekerjaan. Anggapan remaja pada umumnya adalah memiliki pekerjaan merupakan syarat mutlak untuk masa depan yang baik.

 

Minat Terhadap Agama

 

Remaja juga memiliki minat yang baik terhadap agama, menganggap agama sesuatu yang penting, hal ini terlihat dari keikutsertaan mereka dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

 

Minat Terhadap Hal-Hal Simbolis

 

Anggapan remaja tentang tinggi rendahnya status sosial seseorang digambarkan dengan hal-hal yang bersifat simbolik. Akibatnya mereka lebih mempercayai kelompoknya sehingga terkadang berperilaku mewakili kelompoknya tersebut.

Ironisnya, beberapa remaja yang kurang pengawasan menunjukkan hal-hal simbolik dalam bentuk perilaku menyimpang atau kenakalan remaja sebagai lambang prestise, misalnya minum minuman keras, penggunaan obat terlarang, dan lain-lain.

Baca,  Membangun kekuatan keluarga di sini
Baca, Bagaimana mengelola emosi di sini

Setelah mengetahui ciri-ciri perkembangan emosi remaja, maka giliran kitalah sebagai orang tua yang harus mendampingi anak dan membimbingnya, karena remaja selalu membutuhkan penanganan yang arif dan bijaksana dalam mengelola emosinya.

Demikian, semoga bermanfaat

 

 

 

 


64 comments

  1. Aku zaman remaja lumayan banyak protes kalau masalah pribadi. Sama ortu gak terlalu dekat dan gak sering ketemu kan. Alhamdulillahnya gak sampai yang aneh-aneh. Cuma ngomel doang, hahaha

    ReplyDelete
  2. Remaja memang fase yg super duper challenging buat ortu.
    Anakku sekarang 14 thn, dan yaahhh begitulah :D
    Beneran menguras emosi jiwa emak bapaknya

    ReplyDelete
  3. anakku baru masuk usia 10 tahun, masih pre teen ya atau pra remaja, dan rasanya harus mempersiapkan diri buat menghadapi anak remaja dengan emosinya

    ReplyDelete
  4. Sebagai ibu yang punya 2 anak remaja, saya tahu bahwa menurunkan ekspektasi adalah cara terbaik untuk tetap santuy dalam menghadapi anak. Mereka ingin diberi kebebasan tapi tak mau yang dimintai tanggung jawab. Dan dilakukan saat memang mau.
    Jadi ya gitu deh. Lower expectation saja dan let them action by themselves.
    Setiap ibu berhak mendapatkan kewarasannya. Hihihi

    ReplyDelete
  5. Noted...pra pubertas, pubertas, masa akhir pubertas dan masuk masa adolensence... TFS kak... memang sich mendidik anak remaja bukan perkara mudah masa transisi dulu saya akrabnya.. masa menjelang dewasa

    ReplyDelete
  6. Orangtua harus terus selalu mendampingi anaknya saat remaja karena pertumbuhannya sangat challenging. Kalau saat masa pertumbuhannya sampai salah tingkah, duhhh suram masa depan nya.

    ReplyDelete
  7. Anakku baru 4 tahun, bunda😂. Duh keinget dulu remaja ngapain ajaa...kurang atau malah buang2 waktu kayanha huhu. Bener banget anak remaja ini padahal klo dibimbing bener ada remaja kaya muhammad al fatih ya bs menaklukan constantinople 🙈

    ReplyDelete
  8. Belum menikah tapi tulisan ini bisa jadi bekal nanti ketika udah menikah dan punya anak untuk mengenal emosi yg dihadapi dalam setiap fasenya.

    Sangat challenging banget menghadapi anak2 usia remaja apalagi di jaman skrg yg serba digital, di mana mereka bisa mendapatkan info yg beragam di internet dgn sekali klik.

    Terima kasih bunda tulisannya

    ReplyDelete
  9. Anak-anak saya sudah melewati masa pra-pubertas. Tetapi, di masa itu memang berasa jungkir baliknya. Memang harus sabar-sabar menghadap anak di masa seperti itu :D

    ReplyDelete
  10. Perkembangan remaja di setiap era selalu berbeda ya mbak, karena ini aku rasakan sekali dari aku remaja dulu, sepupu dan ponakan. Apalagi jaman sekarang ini ya, aku dan pak suami selalu bilang nanti kalau anak kita beranjak dewasa harus terus didampingi gak boleh lengah.

    ReplyDelete
  11. Ini tahap-tahap yang akan saya lewati nanti. Saya punya 1 anak perempuan dan 2 anak kembar laki-laki. Duh, ngebayanginnya aja udah deg-degan. Hihihi.

    ReplyDelete
  12. Anak zaman sekarang masa pubertas nya susah susah gampang untuk diatasi, harus banyak sabar kalau ngak bisa darah tinggi menghadapinya

    ReplyDelete
  13. Perkembangan anak remaja sekarang jauh lebih pesat di bandingkan kondisi terdahulu. Jadi penanganan dan pengawasannya lebih ekstra. Terima kasih diingatkan Bun.

    ReplyDelete
  14. Pas banget ini, aku lagi sering kewalahan menghadapi perubahan emosi dan perilaku anakku yang masuk usia remaja. Semoga bisa mendampingi dia melalui masa ini dengan baik.

    ReplyDelete
  15. Ya Allah, punya anak remaja masyaallah, kudu cerdik dan bisa milih cara ngadepinnya. Semoga kita bisa mengikuti alurnya, tanpa merusak masa depannya. yang paling diwaspadai ya yang mereka mudah sekali masuk komunitas yang disukai dan membuat aturan sendiri :)

    ReplyDelete
  16. Fase-fase yang selalu saya hadapi karena saya mengajar level SMA. Banyak ups and downs nya. Ada yang masih transisi dan ada yang sudah menuju kedewasaan. Seru.

    ReplyDelete
  17. Bener nih Bunda, kedua anak saya di usia remaja sekarang. Dan semua ciri di atas sedang dialami mereka. Tugas saya kini dan Bapaknya mendampingi anak dan membimbingnya,agar mereka arif dan bijaksana dalam mengelola emosinya.

    ReplyDelete
  18. Dua hal yang terpikirkan oleh saya saat membaca tulisan ini. Pertama, saya teringat masa-masa remaja yang penuh dengan pemberontakan. Haha. Kedua, saya deg-degan akan menghadapi masa pra-pubertas anak saya 6 tahun kedepan. Huhu. Semoga semua berjalan baik.

    ReplyDelete
  19. Jaman SMK saya hoby banget hiking dan naik gunung sampai ditegur orang tua karena anak perempuan malah jarang di rumah. Doyan camping dan bergaya tomboy.

    Terus di kamar saya, banyak poster pemain bola. Jajannya saya ya tabloid bola dan soccer. Sampai-sampai saya jadikan kliping wkwkwkw

    ReplyDelete
  20. Anak remaja jmn now beda ya dng jmn dahulu..skrg mrka lebih lugas dan lebih spontan berbicara ttg apa saja yg tdk sesuai dng pemikirannya..sbg ortu hrs bnyk mendengar ya..dan mengarahkan tentunya

    ReplyDelete
  21. Aku punya adik remaja usianya 17 tahun. Pas ditanya minatnya apa dia masih bingung nggak kayak aku dulu udah lantang bilang pengen jadi penulis. Mungkin dia masih proses pencarian jati diri ya mbak nggak bisa dipaksakan harus ngomong. Hehe.

    ReplyDelete
  22. wah, there is good information for me because i have girls, thank for your sharing.

    ReplyDelete
  23. Mbaaaa aku belum belajar soal parenting untuk remaja soalnya anakku masih under 7 years old.
    Baca artikel ini jadi nyocokin dengan kondisi keponakanku yang udah remaja. Jadi lebih ngerti oooh mereka itu di tahap ini yaa soalnya emang sikapnya tuh beda dari yang dulu.

    ReplyDelete
  24. Bacaan yang bermanfaat banget ini kak. Setidaknya sebagai persiapan saat saya menghadapi dua anak perempuan yang beranjak remaja kelak.

    ReplyDelete
  25. Bersiap dari sekarang ilmu menghadapi masa remaja, karena anak-anak hanya ingin didengar tanpa ada kalimat perintah yaa, Bunda.
    Semoga bisa mendampingi dengan baik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadin ingat masa-masa remaja yang penuh dengan semangat.
      Kadang semangat untuk melawan orangtua juga..
      Semakin dilarang, semakin tampak berkilau.

      Sekarang aku sadar, aku banyak salah sama orangtua, Bun..
      Sedih banget kalau diingat-ingat.

      Delete
  26. Initiny Kita menjadi teman anak ya mba lbih bnyak mendengar mereka ketimbang Kita harus mendikte tetapi tetap harus diawasi juga

    ReplyDelete
  27. Aku dulu pendiem masa remajanya mba heheheh. Tapi sekarang udah terbuka sama ibuk dulu kan malu. Ngadapi anak yang beranjak dewasa PR banget buat orangtua ya mba. Ah jadi bisa sedikit tau nantinya harus bagaimana

    ReplyDelete
  28. Setuju Bun, kita sebagai orang tua harus bisa mendampingi anak dan membimbingnya, karena remaja selalu membutuhkan penanganan yang arif dan bijaksana dalam mengelola emosinya.

    ReplyDelete
  29. Wah baca ini kayak lagi baca teori perkmbangan waktu kuliah nih mba jehehehe dulu aku remaja sih insecure mba untung skrg ga haha

    ReplyDelete
  30. Tantangan banget nih menghadapi anak2 di masa remajanya... banyak hal yang harus dipahami juga ya sama ortu..

    ReplyDelete
  31. Kusimpaaann ini Postingaann.. Harus belajar sejaknsekaesng perispan mengjadapibanakku yang akan remaja nantinya

    ReplyDelete
  32. Anak sulungku sudah masuk masa pubertas nih mba. Sudah mulai bisa keukeuh mempertahankan apa yang menjadi pendapatnya. Nggak bisa menggunakan cara yang biasa-biasa saja, misal kita ingin begini, ya dia wajib menuruti kata-kata kita. Malah justru kalau banyak diajak bicara dari hati ke hati, bakalan luluh sih biasanya kekerasan hatinya itu.

    ReplyDelete
  33. Sebagai orang tua memang seharusnya mengetahui perkembangan anak saat masa remaja ini. Karena masa remaja ini masa yang labil dan anak sedang dalam proses pencarian jati diri. Makanya orang tua harus bisa menjadi sahabat yang mengerti akan kebutuhannya. Makasih banyak sharenya mbak, sangat bermanfaat sekali buat saya yang saat ini mendampingi anak saya yang sedang beranjak remaja

    ReplyDelete
  34. Masa remaja kalau dalam teori Identitas Erik Erickson memang ada di tahap paling kompleks. Masa transisi dan banyak peran baru sekaligus. Kadang bikin bingung, kadang bikin canggung. Semoga kita yang berhadapan langsung dan punya tanggung jawab menuntun para remaja selalu diberikan kekuatan dan kemudahan untuk bekerja sama menggapaikan cita-cita mereka dan bangsa. aamiin

    ReplyDelete
  35. Kalau zaman saya dulu menjadi remaja berbeda jauh dengan yang saya lihat sekarang ini. Anak remaja sekarang lebih berani gitu ya dalam mengekspresikan diri. Mungkin karena derasnya arus informasi dan peran media sosial. Semoga orang tua yang memiliki anak remaja bisa membimbing anak-anaknya kelak menjadi anak yang beretika.

    ReplyDelete
  36. Wow mengajar sejak 1984 benarkah? saya baru lahir tahun itu Bu hehe. Artikel yang sangat bermanfaaat, anak saya baru 10tahun mau masuk pra remaja, kenapa yan anak-anak sekarang cepet gedenya? merasa dewasa sebelum waktunya...

    ReplyDelete
  37. punya adek yang lagi proses masa remajanya. bener sih, emosinya kadang masih labil, hehe.

    ReplyDelete
  38. Usia remaja memang sangat rentan terpengaruh dari lingkungan, makanya sejak kecil anak-anak harus diarahkan ke lingkungan sosial yang baik, sehingga bisa punya akar yang kuat dalam menjalani hidup, khusus masa remajanya ya bun.

    ReplyDelete
  39. waini.. penting bgt nih tuk org ky sy yg punya 2 remaja usia 13 & 15. Beda zaman, ga bisa disamain dgn jaman emaknya remaja dulu. hehe.. Thanks sharingnya yaa

    ReplyDelete
  40. Masa remaja tuh emang warna warni banget haha. Aku pernah ngajar anak SMP SMA gitu dan memang mereka punya karakter masing", emosinya juga sering berubah". Sampe kadang malah gurunya dijutekin wkwk

    ReplyDelete
  41. Terimakasih informasinya bermanfaat buat ibu muda seperti saya nanti bisa sharing kepada anak

    ReplyDelete
  42. Wah ma kasih mba dawiah. Ini ilmu banget buat saya. Kebetulan anak saya lagi masa2 remaja pubertas nih. Jadi kudu siap ilmu psikologinya

    ReplyDelete
  43. Makasih infonya, mendampingi anak remaja memang berbeda dari anak kecil dan perlu ilmu yang tepat

    ReplyDelete
  44. Karena belum nikah aku save infonya kak, waktu remaja aku sepertinya anak manis yang banyak macem2 dehh cuma sering ngomel2 aja dan marah2 sampai sekarang sie ini. Apalagi zaman sekarang ya extra pembelajaran sabar buat paa orangtua

    ReplyDelete
  45. Mendampingi anak usia prapubertas itu tantangan banget deh buat saya yang emosional. Tapi semoga abis baca artikel ini saya bisa lebih sabar dan memahami anak sulung saya.

    ReplyDelete
  46. sharing yang sangat bagus mba nanti kalau aku sudah punya anak di usia remaja gini mulai bisa belajar dan memahami mereka, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk mereka, aku izin bookmark artikelnya ya mba

    ReplyDelete
  47. Walau pada dasarnya tidak bertujuan membangkang, mereka hanya berani menantang aturan yang dianggap membelenggu kebebasannya. Olehnya itu, para orang tua harus lebih menurunkan egonya menanggapi sikap mereka
    ..


    Tojeng ini dih Kak.
    Anak2ku beda ki caranya. Affiq diam tapi kelihatan dinbajasa tubuhnya. Kalau Athifaf, alhamdulillah lebih ekspresif bahasa tubuh plus nyerocos ki.😂

    ReplyDelete
  48. Makasih banyak infonya mbak, anak-anakku masih kecil. Cuma memang perlu banyak belajar buat mendampingi mereka di masa pra puberitas dan puberitas biar kita bisa jadi sahabat yang asyik buat mereka.

    ReplyDelete
  49. perlu agak was was ketika memasuki fase pubertas, perlahan mengajari anak untuk menentukan arah yang benar ya :D

    ReplyDelete
  50. Bagaimana ya menumbuhkan minat terhadap agama lebih kuat lagi bagi anak remaja, supaya tidak mudah terbawa arus.

    ReplyDelete
  51. Menurutku para org tua harus baca artikel ini biar tahu anaknya lagi dalam kondisi yang mana.. Bener kan mba?

    ReplyDelete
  52. yang pastinya emosi anak remaja sangatlah mudah rentan dan mudah di pengaruhi sama seperti saya haha

    ReplyDelete
  53. Emang ya bun masa pubertas itu kudu hati-hati. Soalnya saya dulu jg gitu. Ibu saya sampe capeek bilanginnya haha. Ya namanya remaja lebih setuju kata temen dibanding kata ortu. Sekarang semenjak nikah sadar diri banget. Makasih bun sharingnya

    ReplyDelete
  54. Informasi yang sangat bermanfaat, remaja usia yang berkembang harus benar arahnya...

    ReplyDelete
  55. Saya baru tahu di usia 21 tahun, termasuk masa remaja adolesen, di usia itu saya malah sudah menikah 😅

    ReplyDelete
  56. Terima kasih pencerahannya Bun kubintangi untuk bahan mengasuh anak pra remajaku..

    ReplyDelete
  57. Sejak SD aku punya buku harian Bun, jadi ingat masa-masa pueral ini. Ketika itu aku bisa merasakan perubahan emosi yang tadinya enteng-enteng saja tiba-tiba merasa begitu tertekan. Aku bertanya-tanya pada diri sendiri, kenapa ya kok perasaanku tidak enak, sering pengen nangis, mood swing kenceng banget..Ah ternyata dari sana ya jawabnya, tubuhku sedang mempersiapkan hormon untuk masuk ke masa pubertas :)

    ReplyDelete
  58. Kalo soal memahami remaja sih emang bunda jagonya, soalnya pengalamannya mengajar anak remaja di sekolah, serta anak sendiri, udah kaya banget.

    ReplyDelete
  59. Jujur aku kdg cemas mikirin, bakal mampu ga ya handle anak2 saat mereka bertambah besar. Makanya aku jg sering membaca artikel2 parenting gini, utk tahu bagaimana menghadapi saat anak2 kita bertambah besar.

    Bukannya ga pernah tau fase2 itu, aku sendiri pernah melaluinya. Justru Krn pernah melewati tahapan2 tadi, jd kuatir jangan sampe anak2 bakal membangkang di belakang misalnya :(. Aku akuin, aku dulu seperti itu, saking ketat dan kerasnya papa mendidik dulu :D. Mungkin itu yg bikin aku ga mau terlalu keras ke anak. Ga pengen mereka malah jd tertutup ke aku nantinya .

    Makasih artikelnya mba. Berguna utk semua orangtua yg akan menghadapi anak2nya di saat remaja :)

    ReplyDelete
  60. Anak sulung mulai masuk fase remaja nih, Mbak. Emang anak seusia itu sudah punya pemikiran sendiri, jadinya kalau ada yang ga sependapat dia protes. Tantangan banget, deh.

    ReplyDelete
  61. Bismillah jadi PR banget untuk. Menjaga anak.. Meski belum jadi ibu aku pun hatus menyiapkan bekal ilmu sejak dini biar nggak kagok ya bun.. Makasih sharing nya bun

    ReplyDelete
  62. Mendekati remaja, memang perlu mengenal mereka dulu yaa, karena karakternya bebrbeda dengan anak juga bukan orang dewasa juga. Ini saya juga lagi belajar lagi bagaimana mengelola emosi mereka, karena memang tidak mudah ya mbak, apalagi jika di masa kanak-kanak ada yang terlewati pengelolaan emosinya

    ReplyDelete
  63. tulisan Bunda ini jujur bikin sya degdegan yaa.. ada kekhawatiran menghadapi perkembangan mental anak menjelang masa remajanya.. apalagi saya termasuk dekat sekali dengan anak, pengennya bisa akrab terus sampe selamanya Bun..

    ReplyDelete