Bersama Atasi Perundungan

Sunday, April 2, 2023

 

Bullying/mardanurdin.com


Bersama Atasi Perundungan


Masih belum move on dari drama Korea yang berhasil menempati urutan pertama di Netflix, apalagi kalau bukan The Glory.

Moong Don membalas sakit hatinya akibat dirundung selama bersekolah. Berhari-hari merasakan penyiksaan secara verbal dan fisik dan itu yang membuatnya menyimpan dendam bertahun-tahun.

Lalu menyusun rencana pembalasan tanpa ampun, sekalipun tidak membalas dengan tangannya sendiri. Cukup memainkan perannya sebagai guru dan rahasia-rahasia yang ia simpan bertahun-tahun.

Begitulah perundungan akan selalu membawa dampak buruk baik bagi yang dirundung maupun pelaku perundungan. Dampak buruk menimpa kesehatan fisik dan mental bahkan pada kasus yang berat, perundungan dapat memicu Tindakan yang fatal, seperti membunuh dan atau bunuh diri.

Perundungan yang dialami oleh Moong Don terjadi di dalam lingkungan sekolah, itu menggambarkan bahwa perundungan biasanya terjadi di sekolah dan pelakunya umumnya adalah siswa terhadap temannya sendiri. 


Perundungan Dalam Lingkungan Sekolah

Bullying/mardanurdin.com


Pertengahan November tahun 2022 lalu kita dikejutkan oleh berita adanya kasus perundungan yang terjadi di salah satu SMP di Bandung. Bermula dari permainan “cek ketampanan” atau main tebak-tebakan siapa orang yang mengetuk helm yang digunakan salah seorang peserta permainan, terus berlanjut pada tindak kekerasan oleh salah seorang siswa. 

Permainan ini sebenarnya menggunakan tangan dengan ketukan halus, tetapi menjadi tindak kekerasan setelah salah seorang peserta justru menggunakan kakinya untuk menendang helm yang dipakai oleh temannya.

Sebagai guru, saya pun pernah mendapatkan laporan dari orang tua tentang perundungan yang dialami anaknya, sekalipun tidak sedahsyat yang ada di drakor The Glory ataupun yang dialami oleh siswa SMP di salah satu sekolah di Bandung itu.

Sayang sekali orang tua itu baru menyampaikan keluhannya saat penerimaan rapor kelulusan sehingga saya dan pihak sekolah tidak bisa lagi mengatasi masalahnya.

Kenapa bisa lolos setelah satu tahun menjadi anak wali saya?

Karena baik siswa yang mengalami perundungan maupun temannya yang menjadi saksi saat perundungan terjadi tidak melaporkan kepada saya maupun kepada guru-guru lain.

Usut punya usut, bentuk perundungan yang dialami siswa saya itu bukan perundungan kontak fisik langsung melainkan nonverbal tidak langsung. Dia dikucilkan oleh teman-temannya karena lambat dalam menerima pelajaran. Saya menyesal terluput dari keadaan itu, karena seingat saya, anak itu baik-baik saja, walaupun tergolong anak yang penyabar dan pendiam.

Semoga dengan masifnya usaha mencegah perundungan dalam lingkungan sekolah kita tidak menemukan lagi kasus-kasus perundungan lainnya.

Sebab efek perundungan itu dapat mengancam semua orang yang terlibat, termasuk anak yang dirundung, anak pelaku perundungan, anak yang menyaksikan perundungan, bahkan sekolah dengan isu perundungan melakukan secara keseluruhan. 



Perundungan Atau Bercanda?




Suatu hari saya mendapati salah seorang siswiku menangis di pojokan. Kemudian saya menanyakan keadaannya. Ternyata ia merasa diejek oleh salah seorang siswa dan teman-temannya yang lain ikut tertawa.

Ketika saya masuk kelas dan mempertanyakan pokok masalahnya, ternyata hanya persoalan nama bapak. Si pelaku memanggil temannya dengan menggunakan nama bapaknya.

“Dia memanggil saya dengan nama bapakku Ibu, lalu bertanya di mana Amir? Teman-teman lain menjawab, di kantor polisiiii.” 

“lah, apa hubungannya antara nama bapakmu dengan kantor polisi?” Tanya saya sembari menahan geli. 

Teman-temannya serentak menjawab, “bapaknya polisi Ibu. Cocok to kalau bapaknya ada di kantor polisi.”

“Nak…nak… apa perlu saya panggilkan bapaknya di kantor polisi agar datang menjemput kamu semua lalu dibawa ke kantor polisi?”

Kelas menjadi hening. Akhirnya teman-temannya minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. 

Jika diamati kisah siswa saya di atas, sepertinya itu hanya bercandaan semata, tetapi bercanda yang terus menerus disertai suara ejekan sesungguhnya itu sudah termasuk perundungan. 

Maka sangat penting memberi penjelasan kepada anak-anak tentang perbedaan tindakan bercanda dengan perundungan.

 


Dampak Perundungan


Bullying/mardanurdin.com


Tahukah kalian kalau perundungan itu tidak hanya memberi efek negatif bagi korban, tetapi pelaku dan penonton juga akan mengalaminya? 

Dampak terhadap korban sudah pasti yang paling jelas adanya, karena bisa menimbulkan depresi, marah dan sedih.

Sedangkan dampak bagi pelaku adalah si pelaku mudah marah, bersifat agresif, tipikal memiliki watak keras. Jika dibiarkan maka si pelaku bisa menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan bisa berkembang menjadi perilaku kriminal lainnya.

Bagi penonton, jika perundungan dibiarkan tanpa tidak lanjut maka siswa bisa berasumsi bahwa perundungan adalah hal biasa dan bisa diterima secara sosial dan makin parah jika mereka merasa tidak perlu menghentikannya.


Bagaimana Mengatasi Perundungan?


Terdapat dua hal yang perlu dilakukan, yaitu usaha pencegahan dan penanganan menggunakan intervensi pemulihan sosial (rehabilitasi).


Pencegahan


Pencegahan terjadinya perundungan diimplementasikan secara komprehensif dan terpadu, mulai dari anak, keluarga, sekolah dan masyarakat. 

Dalam hal pencegahan melalui anak dengan memberdayakan anak agar : 

  • Anak mampu mengenali kemungkinan munculnya gangguan.
  • Anak bisa membela diri saat terkena perundungan.
  • Anak-anak dapat membantu ketika mereka melihat intimidasi berlangsung (berbagi/rekonsiliasi, mendukung teman dengan memulihkan kepercayaan, melapor ke sekolah, orang tua, tokoh masyarakat).


Pencegahan melalui keluarga yaitu meningkatkan ketahanan keluarga dan penguatan pola asuh. Antara lain:

  • Memercayai nilai-nilai agama dan mengajarkan kasih sayang antar sesama
  • Berikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan menunjukkan cara memperlakukan anggota keluarga.
  • Membangun kepercayaan diri anak, meningkatkan keberanian dan kekuatan anak, serta mengembangkan keterampilan sosial anak.
  • Ajarkan etika kepada orang lain (meningkatkan perhatian dan rasa hormat), memberikan peringatan pendidikan ketika anak melakukan kesalahan
  • Libatkan anak dalam memperoleh informasi kunci dari televisi, internet dan media elektronik lainnya.


Pencegahan Melalui Sekolah

Sekolah merencanakan dan merancang program pencegahan yang menyertakan pesan kepada siswa bahwa intimidasi di sekolah tidak dapat diterima dan membuat kebijakan "anti-intimidasi". 

  • Menjalin komunikasi yang efektif antara guru dan siswa
  • Diskusi dan ceramah tentang perundungan di sekolah
  • Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman
  • dan menguntungkan.
  • Tawarkan untuk membantu siswa yang menjadi korban perundungan
  • Menyelenggarakan pertemuan rutin dengan orang tua atau komite sekolah


Pencegahan Melalui Masyarakat

Pencegahan melalui masyarakat dengan membentuk kelompok masyarakat yang menangani perlindungan anak di tingkat desa/kelurahan (Community Integrated Child Protection atau Perlindungan Anak Terintegrasi Berbasis Masyarakat : PATBM).


Penanganan Dengan Tindakan Rekonstruksi Sosial (Rehabilitasi)


Ini adalah proses intervensi yang memberikan gambaran jelas kepada pelaku perundungan bahwa perundungan adalah perilaku yang tidak boleh dilakukan di sekolah. 

Pemulihan dilakukan dengan mengintegrasikan siswa yang dirundung dan mereka yang melakukan perilaku agresif (perundungan) ke dalam komunitas sekolah bersama dengan komunitas siswa lainnya sehingga menjadi siswa yang tangguh dan anggota komunitas sekolah yang patuh dan mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Nilai-nilai inti dari pemulihan sosial ini adalah rasa hormat, pertimbangan, dan partisipasi. Prinsip yang digunakan adalah:

  • Mengharapkan yang terbaik dari orang lain
  • Tanggung jawab atas perilaku dan menghargai perasaan orang lain
  • Tanggung jawab atas apa yang dilakukan
  • Peduli terhadap orang lain.


Penutup


Apa pun alasannya, perundungan tidak bisa ditolerir. Siapa pun pelakunya, perundung harus ditindaki. Jika itu terjadi dalam lingkup sekolah, maka semua yang ada di sekolah harus turun langsung secara bersama-sama mengatasinya. 

Mengatasi terjadinya perundungan harus dimulai dari proses pencegahan. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

Mari bergandeng tangan bersama atasi perundungan di mana pun.


Makassar, 2 April 2023


Dawiah

Post a Comment

Fill in the form below and I'll contact you within 24 hours

Name

Email *

Message *