Cerita Pada Subuh Ramadan dan Hikmah Surat Luqman yang Tak Lekang Oleh Masa

Monday, April 25, 2022

  

 


Pada Subuh 24 Ramadan 1443 H, senang sekali rasanya membuka pintu pagar yang disambut dengan semilir angin yang sejuk, lalu berturut-turut pagar tetangga berderit dan muncul wajah-wajah yang tak asing dengan senyum dan anggukan kepala.


“Sendirian saja Bu Dawiah?”

“Iye, bapaknya anak-anak berangkat duluan.”

 

Percakapan  yang biasa dengan pertanyaan yang biasa pula, tetapi tak mengurangi rasa senang bertegur sapa dengan mereka. 


Hanya sekitar 200 meter dari rumah ke masjid sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki, cukup dekat sebenarnya, tetapi setidaknya bisalah meregangkan otot-otot kaki apalagi berjalannya beriringan sama tetangga dengan tujuan yang sama.

 

Semakin dekat ke masjid semakin banyak tetangga yang dijumpai maka semakin ramailah suasana di subuh yang biasanya lengang ini. 


Setiba di dalam masjid, sajadah dihamparkan lalu proses perjuangan khusyuk salat sunatpun dimulai.


Harus berjuang khusyuk karena jika lengah sedikit, tengok kanan kiri, senyum kanan kiri maka biasanya berlanjut dengan bercakap-cakap. 

 

Usai salat subuh dan mengucapkan salam, sudah ada jamaah yang duduk di sebelah kanan dan sebelah kiri yang tersenyum lalu acara ngobrolpun dimulai.


Ngobrolnya bisik-bisik sih, tetapi cukup menghalangi suara ustaz yang sedang ceramah. Jangankan menyimak isi ceramah ustaz, suaranyapun nyaris tak terdengar. Heuuu, kebiasaan yang tak boleh ditiru.

 

Maafkan Pak Ustaz, kalau kami tidak ngobrol tipis-tipis, alamat kepala berayun ke kanan dan ke kiri atau tunduk sedalam-dalamnya hingga hampir menyentuh sajadah dan akan tersentak bangun saat jamah di sebelah menggamit paha. 


“Ngantuk ya Bu?”

“Bukan ngantuk lagi, tetapi tertidur sejenak, hihihi.”

 

Sekalipun berusaha menahan kantuk saat ceramah, tetapi pada saat salat, mata dan hati alhamdulillah masih awas kok.


Buktinya surat Luqman yang dibacakan imam nyaring terdengar dan tanpa disengaja kenangan tentang yang menyertai lantunan surat Luqman menyeruak ingatan ke masa-masa mengikuti pengkaderan IPM.

 

Bukan tanpa sebab kalau Surat Luqman ayat 12 hingga 23 selalu dibacakan dan diperdengarkan kepada peserta pengkaderan IPM pada malam terakhir  atau malam pembaitan. 

Melainkan ada nasihat dan hikmah di dalamnya yang diperdengarkan agar menjadi nasihat buat semuanya.

 

Baca juga tentang waktu, Demi Waktu di sini

Luqman mendapatkan hikmah dari Allah Swt yang diabadikan dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 12 dan seterusnya.

 

“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.” (QS. Luqman:12).

 

 

Nasihat Luqman Kepada Anaknya

 

Ketika kita membaca  surat Luqman ayat 13 dan seterusnya maka yang terbayang adalah seorang ayah yang sedang menasihati anaknya tentang banyak hal.

 

Ada beberapa hal penting yang dinasihatkan Luqman kepada anaknya, yaitu:

  1. Jangan menyekutukan Allah, karena mempersekutukan Allah Swt adalah kezaliman yang besar.
  2. Berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu dan bersyukurlah kepada  Allah Swt dan kepada kedua orang tuamu. Terutama kepada ibumu karena seorang ibu telah  mengandung dalam keadaan payah serta menyusui hingga dua tahun.
  3. Seorang anak wajib menuruti perintah kedua orang tuanya dalam hal kebaikan. Jika dalam keburukan terutama soal  menyekutukan Allah, jangan menaati tetapi tetap memperlakukan mereka dengan baik.
  4. Mengingatkan bahwa setiap perbuatan sekalipun itu seberat biji sawi akan tetap dibalas oleh Allah, karena Allah Maha Halus dan Maka Mengetahui.
  5. Laksanakanlah salat dan lakukanlah amar ma’ruf nahi mungkar (menyuruh orang berbuat baik dan  melarang orang berbuat jahat atau berdakwah) karena itu adalah perkara yang penting dan bersabarlah ketika mengalami kesulitan dalam berdakwah.
  6. Janganlah memalingkan muka karena sombong dan jangan pula berjalan di muka bumi dengan angkuh karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.
  7. Sederhanalah dalam berjalan dan lunakkan suaramu.

 

Ketujuh nasihat Luqman terhadap anaknya itu pada dasarnya merupakan nasihat pula buat kita dan kaum muslimin semuanya. 

 

Lihatlah peringatan Allah Swt kepada hamba-Nya.


“Dan barang siapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kukuh , Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.” (QS. Luqman: 22).

 

Jangan bermain-main dengan peringatan Allah Swt sebab Allah tahu isi hati kita.

 

“ Dan barang siapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu (Muhammad) …… Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Luqman; 23).

Jangan sampai kita dipaksa mendapatkan azab yang keras.

 

“Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam azab yang keras.” (QS.Luqman: 24).

 

Demikianlah hikmah yang saya dapatkan pada subuh tadi sekaligus sebagai pengingat buat diri sendiri untuk menaati nasihat Luqman, manusia yang diberi hikmah oleh Allah Swt dan diabadikan dalam Al-Qur’an.

 

Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada tulisan yang kurang berkenan.


Makassar, 25 April 2022


Dawiah

 

 

20 comments

  1. Ibadah saat pagi terutama subuh memang deh rasa kantuk begitu menyelimuti. Kalau ke masjid, suami dan anak bungsuku juga bersuka cita, ada rasa yang beda. Seperti memulai hari dengan lindungan dan berkah dari Allah SWT. Terima kasih nasihatnya tentang perlakukan dan penghormatan kita kepada orang tua. Betul sekali, mbak Darwiah :)

    ReplyDelete
  2. Di masjid saya juga suka ada yang senang ngobrol, Bun. Ibu-ibu itu kalau udah ketemu temannya pasti langsung ngobrol. Iya, meskipun berbisik-bisik tetap aja mengganggu ya...

    ReplyDelete
  3. ini aku jadi ingat waktu ikutan parenting bersama Ayah Irwan juga membahas tentang surat Lukman ini mbak. Sampai aku catat itu jurnalnya tentang surat Lukman itu.

    ReplyDelete
  4. Hebat nih buat jadi pelajaran penting. Sederhana dan berdampak pada surga nih. masuk pintu surga sudah di depan mata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin ya rabbal alamin. Namun, nasihat Luqman kepada anaknya sesungguhnya nasihat itu buat diri sendiri. Perkara masuk surga itu urusan Allah Swt. Kita hanya berusaha berbuat sebaik-baiknya. Seperti tidak menyekutukan Allah dsb.

      Delete
  5. Butuh perjuangan ya mak untuk menahan ngantuk saat subuhan di masjid sekaligus menahan untuk gak ngobrol.. Terima kasih sudah mengingatkan tentang Surat Luqman ini mak...

    ReplyDelete
  6. Ngomongin tentang kantuk saat ceramah, jadi ingat seorang ustadz yg berkata :"kalau sering mengantuk &tidur saat ceramah, coba ajaklah orang2 yg kesulitan tidur sampai harus terapi dan beli obat. Mungkin dengan ceramah mereka bisa terlelap." Ustadnya malah gak marah.

    Setiap dengar surat al Lukman, suka penasaran siapa ya lukman ini. Sampai2 namanya dimuat di Quran, dijadikan nama surat, nasihatnya dipakai. Betapa panjang amal jariyahnya hingga akhir zaman.

    ReplyDelete
  7. Terimakasih mba sudah mengingatkan. Poin terakhir soal melunakan suara ini seperti reminder buat aku bahkan ketika marah pun harus bisa mengontrol diri.

    ReplyDelete
  8. Nasihat Luqman itu bagus sekali ... saya biasa berharap, andai ada yang bisa menyusunnya menjadi bahasa yang lebih gaul untuk anak2 sekarang ... mungkin mereka lebih tertarik membacanya, ya.

    ReplyDelete
  9. MashaAllah~
    Sosok Lukman ini memang luar biasa. Bukan Nabi atau Rasul namun namanya diabadikan dalam salah satu surah yang ada di Al-Qur'an.
    Memang menjadi orangtua apalagi Ayah yang baik, harus belajar dari sosok-sosok Ayah hebat dalam Al-Qur'an.

    ReplyDelete
  10. Nasihat-nasihat Lukman bisa kita tiru untuk mengajarkan akidah dan akhlak kepada anak-anak. Semoga kita bisa jadi orangtua sebaik Lukman.

    ReplyDelete
  11. Nasihat itu memang ditujukan untuk umat manusia. Bukankah Alquran diturunkan untuk menjadi petunjuk?
    Selalu ada hikmah ya dari setiap kisah yang kita alami. Terimakasih sudah berbagi

    ReplyDelete
  12. Ibadah subuh memang paling top ya bunda
    Nasihat nasihat Luqman memang paling bijak
    Parenting ala Luqman emang patut ditiru

    ReplyDelete
  13. Luqman ini manusia pilihan, ya. Nasihat-nasihatnya pada anaknya, yang pada dasarnya juga untuk dirinya sendiri, terus terwariskan dari dulu hingga kini hingga nanti, insyaa Allah. Luar biasa. Terima kasih Mbak sudah mengingatkan kembali akan pelajaran berharga dari rutinitas salat Shubuh dan nasihat Luqman :)

    ReplyDelete
  14. 7 nasihat Luqman buat anaknya itu masuk di salah satu bab pelajaran Qur'an Hadis di sekolah. Jadi ya kuingat-ingat karena nasihatnya memang bagus. Kudu diamalkan juga ya

    ReplyDelete
  15. MashaAllah sangat bermanfaat sekali bu, aku pun salah satu yang senang oleh syahdunya shalat subuh ke masjid dan di lanjut mendengarkan ceramah subuh tapi yaitu harus melawan kantuk yang luar biasa

    ReplyDelete
  16. Aku lama banget ga salat subuh di masjid mak. Tapi sementara ini ngalah dulu jaga rumah biar anak-anak yang jama'ah di masjid. Kesempatan untuk bisa berjamaah di masjid harusnya dimanfaatkan sebaik mungkin ya mak jangan disia-siakan.

    ReplyDelete
  17. Aku jadi teringat waktu ikut kelas parenting bersama ayah Irwan, beliau juga menceritakan tentang surat Lukman ini. Sampai aku catetin karena untuk reminder diriku juga mbak.

    ReplyDelete
  18. huhuhu aku gak pernah shubuh di Masjid. Sebenarnya rumah ke Masjid tinggal nyebrang dan jalan dikit sih. Tapi karena harus siap2 juga buat ke kantor, jadi gak pernah deh shubuh di Masjid

    ReplyDelete
  19. Masya Allah, jadi reminder banget mba. Semoga bisa menjadi teladan untuk menjadikan shalat subuh berjamaah di masjid menjadi suatu kebiasaan.

    ReplyDelete