Sudah beberapa
hari ini saya tidak berniat menulis apalagi posting di blog.
Ide sih ada
saja yang muncul di kepala, tetapi saya acuh tak acuh dan malahan asyik membaca
cerita fiksi di aplikasi membaca online.
Anehnya, saya
mengeluhkan ke teman tentang kemandekan menulis saya itu. Bilang tak ada
idelah, lagi bad mood lah, lagi sibuk dengan kerjaan sekolah, lagi
pelatihan dan sebagainya.
Lucu kan?
Kalau dipikir-pikir, sepertinya saya memang lagi berada di suasana hati yang buruk.
Ini
untuk urusan menulis, apa lagi ya namanya? Istilah bahasa Inggris soalnya dan
saya rada-rada deh kalau urusannya istilah dalam bahasa asing.
Oh ya, writer’s
block!
Baru ingat saya. Itu tuh keadaan di mana penulis mengalami kebuntuan dalam menulis.
Psst,
dibisikin sama Om Google yang baik hati dan tidak pelit ilmu.
Katanya lagi, orang yang mengalami writer’s block biasanya dipicu oleh
beberapa hal, antara lain.
- Penulis melakukan riset yang lama sehingga idenya tidak jalan.
- Takut tulisannya dikritik. Ini nih tidak siap mentalnya.
- Terlalu perfeksionis, ingin menghasilkan tulisan yang sempurna.
Lah, terus saya
berada di level mana?
Pertama, saya
tidak sedang meriset untuk tulisan di blog pribadi saya. Ada sih tulisan saya
yang mandek karena persoalan riset. Itu tuh naskah fiksi yang pernah saya
ikutkan di tantangan menulis di facebook jadi buku. Ada yang ingat nda?
Tidak yah? Yah
sudah wkwkwk.
Kedua, saya
tidak pernah takut dikritik kok. Kritik saja tulisan saya. Saya siap dan
berterima kasih. Bukankah itu tambahan ilmu buat saya? Malahan merasa
tersanjung, karena itu berarti tulisan saya dibaca dengan sepenuh hati, bukan sekedar
menggugurkan kewajiban ngebewe, hahaha.
Hayoo, ada yang tersinggung perkara blog walking ini?
Ketiga, saya
tidak perfeksionis. Bagi saya tidak ada manusia yang sempurna termasuk tulisan.
Kan, yang sempurna itu hanya Yang Maha Sempurna itu sendiri. Makanya saya
percaya diri saja menulis dan posting di blog, bahkan saya percaya diri menarsiskannya
di semua media sosial saya, wkwkwk.
Lalu kenapa
saya mengalami kemandekan menulis?
Apa? Jawablah
Ferguzo!
Yah, sudahlah. Lupakanlah
penyebabnya. Lebih baik kita cari saja solusinya. Tidak baik loh, seorang yang
mengaku-ngaku penulis tetapi tidak menulis kayak saya.
Ngaku penulis,
tapi tidak ada tulisannya
Ngaku bloger,
tetapi blognya berisi sarang laba-laba bahkan ada yang sudah lupa kunci blognya
ditaruh di mana.
Untungnya saya
belum sampai di level itu. Blog saya masih aman, laba-labanya masih enggan
bercokol lama-lama di sana. Lah saya rajin membersihkannya kok.
Apalagi kunci
untuk membuka buka blog utama saya, masih aman. Setiap hari saya buka, minimal
mengecek, kapan terakhir saya posting.
Bahkan tahun ini berhasil menerbitkan dua buku non fiksi, sekalipun buku antologi.
Tidak
apa-apa kan? Antologi itu juga buku kok. Tenang saja, masih bisa dipamerkan di
media sosial. Ha-ha-ha. Dawiah emang begitu orangnya.
Kembali ke
solusi agar tidak kelamaan mandek menulisnya.
Sekali lagi Om
Google menjadi ujung tombak saya dalam mencari jawabannya, yaah minimal dapat
informasi tentang cara menghentikan writer’s block dalam jiwa saya yang
mulai rapuh.
Ih, apa seeh…
Dari berbagai
sumber yang ditampilkan oleh si Om yang tak pelit ilmu itu saya mendapatkan
beberapa caranya.
Mau bilang
terima kasih dulu sama si Om ah, I love you tallu cabbu Om Google!
Mmuahhh!!
Apa katanya Om Google?
Membaca Buku dan Mencari Inspirasi di Media Sosial
Yang ini sih
sudah saya lakukan. Membaca buku hingga tamat. Bahkan saking asyiknya saya
membaca hingga lupa menulis.
Terus buka
media sosial. Ini apa lagi, makin buntu. Yang ada, saya malah keasyikan membuka-buka
semua media sosial. Mulai dari grup WhatsApp, baca-baca kirimannya anggota grup
terus ke Facebook, pindah ke Instagram terusss hingga nontonin orang
masak-masak di Tiktok.
Kurang apa lagi
coba?
Jika kalian mengalami
hal yang sama, jangan mencontoh saya ya.
Tidak baik.
Siapa tahu,
kalian menemukan ide dan makin lancar menulis setelah membaca dan membuka media
sosial. Iya kan?
Berolahraga Ringan
Katanya, sehabis
olahraga biasanya badan segar dan pikiran kembali jernih.
Ok, saya lakukan!
Saya
jalan-jalan sore dong di mal, lanjut jajan hamburger (kata driver tercinta, tak
sahih jalan di mal tanpa makan) Bhahaha.
Woii, saya
salah dalam menginterpretasikan olahraga. Bukan begitu yang namanya olahraga.
Makanya saya gagal total.
Ingat Motivasi Menulis
Cobalah ingat-ingat lagi motivasimu menulis. Biasanya ampuh tuh untuk membangkitkan
semangat menulis kita. Ini masih saran dari si Mbah.
Apa yah
motivasi menulis saya?
Dahulu sebelum merasakan
nikmatnya dapat transferan hasil menulis, motivasi saya adalah mencurahkan isi
hati. Sayangnya saat ini, tidak semua curahan hati bisa dituangkan.
Masa iya saya
curhat tentang Ayangbeb yang kian hari kian manja. Maunya disiapkan sarapan
yang lengkap lauknya. Ada sayur bening kesukaannya, ada ikan masak kuning dan
sambal tomat.
Ih, tidak asyik sekali kan dituliskan?
Kalau sifat manjanya muncul, saya tidak perlu tulis di
blog, cukup mengirim link tiktok yang berisi pesan yang isinya seperti ini.
“Kalau kamu
mengharapkan istrimu punya penghasilan maka bersiaplah dia tak bisa 100% mengurus
rumah tangga. Kalau kamu mengharapkan istrimu mengurus rumah tanggamu secara
penuh, maka kamu harus bersiap memiliki penghasilan yang lebih banyak, sebab istrimu
tak bisa membantumu. Berkacalah! Setampan apakah kamu, sekaya apakah kamu?
Sudah sempurnahkah kamu?”
Daaaan, saya
sukses membuatnya terpaku. LOL.
Ingat! Ini
jangan dicontoh. Terutama yang baru membina rumah tangga, bisa perang dunia
kalian. Hahaha.
Motivasi saya menulis lainnya adalah ingin mendapatkan cuan.
Cuan darimana coba? Lah, kemarin
saya dapat job menulis, saya tolak. Tidak sesuai dengan hati nurani.
Oh yah, ada sih
pesanan artikel, sudah disetujui jumlah payment nya, tiga artikel
sekaligus, tetapi belum ada brief nya. Kalau briefnya sudah ada, produknya
sudah datang kan enak tuh. Langsung, cuss nulis!
Apa lagi yah cara
menghalau writer’s block?
Menulis Bebas
Nah, ini masih kata Om Google. Katanya menulis bebas itu bisa memancing otak kita untuk menggali kata-kata yang sebenarnya sudah ada dalam memori.
Benarkah itu?
Baiklah, saya
menulis bebas saja. Saya mau menulis apa saja yang ada di pikiran saya. Apaaaa
saja.
Termasuk
tulisan ini.
Ih, ternyata
sudah lebih 900 kata tanpa saya sadari. Terima kasih Om Google. selanjutnya
saya posting di blog ah.
Terima kasih kalian
sahabatku sudah meluangkan waktunya
membaca tulisan bebas saya. Sampai jumpa dengan tulisan saya yang lebih terarah
dan berbobot.
By the way, tulisan ini
judulnya apa yah?
Ini saja kali, “Menulis Bebas Bisa Menghalau writer’s block.”
Bisa juga nih kalian baca-baca tentang Rahasia Menulis di Blog. Ihsss, gaya juga ya saya, sok-sok kasi nasihat tentang menulis, padahal sering mandek juga. Ha-ha-ha.
Makassar, 13 Oktober
2021
Dawiah
Kereen, Buun! Tulisan bebasnya bisa sepanjang ini. Saya jadi dapat ide juga untuk menulis bebas. Sepertinya di blog saya belum ada tulisan bebas seperti milik Bunda, deh! :)
ReplyDeleteTapi mau menulis apa, ya? Gak mungkin juga curhat tentang masakan untuk suami hihihi
Bunda Dawiah ... Ya ampun, lama banget nih nggak main ke 'rumah' Begitu main, eh lah dalah saya malah ketawa terus. Bisaan nih Bunda cara menyambut tamu ke 'rumah', hahaha ...
ReplyDeleteTapi olahraga tuh memang efektif membangkitkan semangat loh, Bun. Jangan lupa ya Bun, pastikan tempat olahraganya tepat, jangan yang banyak booth penjual makanan, atau babang-babang yang bawa gerobak, xixixi ...
Kalau saya sih masalahnya udah capeeek, huhuhu ... Solusinya apa ini ya, Bun? Loh, malah minta wejangan.
Wah, terima kasih bunda motivasinya. Saya juga sering nih mager karena writer block dan bikin banyak alasan untuk gak nulis, hehehe. Tipsnya mantul nih bu, beberapa sudah sering saya praktikkan juga. Tapi memang butuh motivasi dari lua juga biasanya kalau saya, hehe
ReplyDeleteBun bun bunnnn... ya ampuuuun. Ini akuuuh bangeeeed. Dan endingnya sangat memotivasi. Malu euy ngaku blogger tp blognya kayak sarang laba2. Terimakasih telah menyadarkanku. Dan tulisan ini sungguh luar biasaaaaa.
ReplyDeleteBaca tulisan ini sambil diam-diam senyum sendiri hehehehe. Emang setiap penulis pernah mengalami writer's block. Akupun beberapa kali mengalaminya. Dan yang aku lakuin seringnya adalah justru take a breake for a while biar ide bisa masuk lagi. Apapun itu ya bun, yang penting semangat dan motivasi awal nggam kendor.
ReplyDeleteWaduuh saya kena tabok lupa kunci blog 😭😭. Tapi bukan blog yang sering dipake, blog yang lama tenggelam...
ReplyDeleteWriter's block adalah hal yang waja, Bum bagi penulis. Mungkin lagi jenuh, tapi kalau sudah semangat lagi, susah kan ya ngerem nulisnya? Keren deh, bunda produktif sekali menulisnya
Betul sekali. Intinya tetap menulis, ya. Nanti juga yang tampak kusut jadi terurai
ReplyDeleteAaaah Bunda....baca dari atas sampai bawah, jadi berasa "kena deh! Terutama yang dua ini:
ReplyDelete1.Takut tulisannya dikritik. Ini nih tidak siap mentalnya-->Karena dulu isinya blogku hampir semua tulisan tentang kisah kesehatan jiwa diriku sendiri. Jadi meski gak ada yang kritik, justru diriku sendiri yang ngomong, "ah ini lagi ini lagi, bosen lah!"
2. Terlalu perfeksionis, ingin menghasilkan tulisan yang sempurna-->sering banget udah nulis, dicek2 belum merasa sempurna, jadilah tulisan menghuni draf, tak kunjung di publish. Makasih ya bunda, atas tulisannya membuatku SADAR. besok2 harus rajin nge post tulisan yang mangkarak di draft.
Sukses selalu, Bunda🙏
hehehe
ReplyDeleteKayaknya aku juga berasa kena writer's block terus deh
Alesannya sih udah ketahuan yaitu yah emang males aja *plak*
Tapi menulis bebas ala curhat kayak gini emang paling enak yah mbaaak, berasanya lebih ngalir aja gitu. Kayaknya aku mau nyoba juga deh hehe
hahaha galau kena writer's block, lalu ditulis, ternyata malah terbebas dari writer's block.
ReplyDeleteMemang banyak penyebab writer's block ya mbak, dan kita pun sudah lakukan saran-saran, tapi kok kayak masih aja ga bisa pergi si writer's blocknya. Mungkin sebetulnya jangan merasa kena writer's block :D
Kangeeen menulis bebas tanpa tekanan, memang kalau udah kena writer's block udah kayak orang patah hati. Ngapa-ngapain nggak enak, beneran. Banyak ide tapi ngeliat laptop aja berat banget, apalagi mau ngetik hahaha...
ReplyDeleteAku pun kalau nulis trus kena writer block duh berasa bingung mau nulis apa. Harus lebih rileks dan baca buku bisa jadi pilihan buatku
ReplyDeletewah kesuakaan Ayangbeb Bunda Dawiah enak tenan..sayur bening, ikan kuning, sambel tomat. Mantaap!
ReplyDeleteSetuju, jika tulisan bebas bisa menghalau writer block..nulis ya nulis aja, jangan sampai ngakunya blogger tapi blognya penuh sarang laba-laba.
Jadi makin semangat baca pengingat ini
Beberapa bulan yang lalu itu saya juga mengalami jenuh menulis. Dari yang Google Analytics eroe, DA terjun bebas, dan ide mandeg. Jadi, makin mager buat ngegame. Dan akhirnya pelan-pelan menulis lagi, ya, meskipun gak tiap hari, setidaknya seminggu ada satu postingan di blog lah.
ReplyDeleteeamng sih ketika mikirnya bebaskan aja jadi ga ada beban, jd lebih dapet semangatnya buat nulis. apalagi yg udah lama ga nulis
ReplyDeleteMantap banget nih mbak, lagi writer's block aja bisa menghasilkan tulisan seseru ini, apalagi kalau sedang produktif, hohoho....
ReplyDeleteTernyata nulis bebas malah jadi seasyik ini ya, Bund. patut dicontoh nih. Idenya justru karena kita merasa lagi nggak mood menulis, eh ternyata malah jadi renyah banget ntulisannya.
ReplyDeleteDi blogku juga ada kategori curhat Mbk, nulis aja keseharian karena emang selega itu nulis di blog soal kegiatan sehari2 dibanding mandek jadi lama hehe
ReplyDeleteaku itu sering banget banyak ide tapi hanya sebatas ide, alesan males buka laptop eh enggak jadi nulis. kalau pakai hp malah edit foto atau video, kalau enggak malah main sosmed. ngomongin buku, terakhir nerbitin buku itu setahun yang lalu dan itupun atologi. heheh
ReplyDeleteHehehe mantuuul! Pernah baca tulisan tentang writer's block di novel anak. Tipsnya sama, tulis aja apa yang kamu rasa. Pokoknya tulis. Eh tahu-tahu dia jadi satu novel. Bisa terbit deh.
ReplyDeleteAlhamdulillah saya jarang ngalami writer block ini, maslaah di saya adalah waktu yang pas ketika menuliskannya itu, kadang emang butuh suasana sih, kalo udah mulai, udah ngalir aja, hehehe
ReplyDeletekadang bukan males nulis sih aku mba udah kadung ga ada waktunya padahal draft udah ada tapi ga diselesain karena kesibukan yang lain hahaha..bener baca buku, liat2 medsos ntar nemu ide2 buat tulisan..tulisan bebas kadang aku juga tau2 udah 1000kata
ReplyDeleteKalau saya ketika mandeg nulis, biasanya saya main dulu sama anak, nonton bareng , baca buku atau ngobrol sama temen. Atau kadang juga diskusi sama suami tentang suatu hal yang akan saya tulis mbak. Alhamdulillah sedikit banyak memabntu banget ketika mulai mandeg, jadi lancar lagi
ReplyDeleteSaya pernah ikut semacam pelatihan yang mengajarkan menulis bebas ini. Jadi menulis mengalir seperti menulis di diary. Fungsinya untuk mengumpuljan ide atau gagasan. Jadi hasil tulisan bebas itu jija sudah selesai (tanpa edit) terus dibaca ulang. Dari situ kemudian sikembangkan dan dirapikan lagi. Gt sih intinya..
ReplyDeleteBetul
ReplyDeleteKalau kita sering membaca pastinya ada bahan untuk menulis
Hanya saja di realita kehidupan saya, sering tidak punya waktu karena ada anak balita butuh perhatian
Bunda, ai lup yuuu pull. Sedang mandek aja akhirnya bisa nulis sepanjang ini. Bikin mesem pula nih isinya. Makasih bunda. Aku jadi terinspirasi. Aku juga mau nulis bebas aja ah biar tetap bisa ngisi blog. Minimal gak kosong-kosong amat lah ya blognya. Semangat terus ya bunda
ReplyDeleteAku malah kebanyakan ide mau nulis darimananya bingung mbak wakakak.
ReplyDeleteThanks mba sharingnya
Sharingnya inspiratif nih Bunda. Saya juga sering dong kena writers block ini biasanya ya saya pakai nonton drakor aja deh, hahaha
ReplyDeletePernah juga sih menulis bebas seperti yang Bunda sarankan dan memang benar ampuh, nanti setelah selesai baru deh diedit gitu
Akuuh, dah lama nih ngalamin writer block, padahal ide ya banyak berjubel di otak, tapi belum juga dapwt hidayah buat menuliskannya
ReplyDeleteAku ngerasa suasana hati juga bikin males nulis, hiks
ReplyDelete