Mengenal Konsep Keberagaman Peserta Didik di Sekolah Inklusi

Tuesday, January 12, 2021

 

                                      

Keberagaman Peserta Didik di Kelas Inklusi


Apakah yang kalian ketahui tentang  keberagaman peserta didik?

Sebelum menjawab, mari kita mengulik arti dari keberagaman itu sendiri.

Sejak lahir kita telah terbiasa dengan keberagaman. Melihat ayah yang berbeda dengan ibu kita dan mengamati orang-orang di sekitar yang berbeda satu sama lain, baik berbeda secara fisik, sifat, maupun karakternya.

Dengan kata lain, kita adalah bagian dari sekumpulan keberagaman yang ada di dunia, karena semesta diciptakan dengan keberagaman.

Pengertian tentang keberagaman manusia pada dasarnya sama dengan keberagaman peserta didik. Namun, pengertian keberagaman peserta didik di sekolah inklusi memiliki karakter tersendiri.

Hal inilah yang akan saya bagikan kepada kalian, sebagai hasil mengikuti kegiatan Bimtek GPK (Guru Pembimbing Khusus) beberapa waktu lalu, tepatnya  pada tanggal 24 September sampai dengan tanggal 3 Oktober 2020.

Catatan tentang kegiatan Bimtek GPK saya tuliskan juga di sini dan di sini

 

Bentuk Keberagaman Peserta Didik

 

Masyarakat beragam karena setiap individu yang ada di dalamnya juga beragam. Ya, kita memandang bahwa keberagaman itu adalah sesuatu yang normal. Demikian pula yang terjadi di sekolah, peserta didik beragam dan kelas merupakan bentuk kecil dari keberagaman yang ada di masyarakat.

Penamaan istilah “peserta didik” kepada siswa di sekolah saat ini, dianggap sudah tepat, mengingat cara pandang ini yang lebih positif dan dapat mengakomodasi keberagaman peserta didik dalam melihat kebutuhannya.

Secara garis besar, ada empat  bentuk keberagaman peserta didik, yaitu:

 

Keberagaman Fisik

 

Jelas terlihat bahwa peserta didik beragam fisiknya. Ada yang tinggi, sedang, pendek untuk ukuran dalam kelasnya. Ada yang gemuk, sedang, dan ada pula yang kurus. Jenis kelamin beragam, ada laki-laki dan ada perempuan. Ada peserta didik yang memiliki fungsi standar dan kelengkapan pada anggota tubuhnya, ada juga yang tidak.

 

Keberagaman Sensorik

 

Keberagaman sensorik dapat dilihat dari adanya peserta didik yang memiliki penglihatan atau  pendengaran tanpa hambatan. Ada pula peserta didik yang memiliki hambatan penglihatan atau hambatan pendengaran.

 

Keberagaman Sosial Ekonomi dan Demografis

 

Peserta didik memiliki keberagaman sosial ekonomi. Misalnya, ada peserta didik dari keluarga kaya, sedang, dan ada pula peserta didik yang berasal dari keluarga tak mampu.  Ada peserta didik yang tinggal di pedesaan ada pula yang tinggal di perkotaan, ada yang tinggal di perumahan ada pula yang tinggal di perkampungan.

 

Keberagaman Jenis Lainnya

 

Keberagaman jenis lainnya ini menyangkut dengan adanya hambatan perilaku dan emosi, kesulitan belajar spesifik, autis, dan sebagainya.

 

Konsep keberagaman peserta didik

Keberagaman Kemampuan Dalam Diri

 

Selain keempat bentuk keberagaman peserta didik tersebut di atas, terdapat pula keberagaman kemampuan yang ada di dalam diri peserta didik. Keberagaman kemampuan itu terdiri atas 10 jenis.

  1. Kemampuan sensoris
  2. Kemampuan kinestetik
  3. Kemampuan matematis
  4. Kemampuan berbahasa
  5. Kemampuan musikal
  6. Kemampuan religius
  7. Kemampuan memahami alam
  8. Kemampuan menguasai diri
  9. Kemampuan spasial
  10. Kemampuan bekerjasama dengan orang lain

 

Kesepuluh keberagaman kemampuan peserta didik tersebut sejalan dengan Mulitiple Intelegencies yang dikemukakan oleh Howard Gardner, bahwa setiap peserta didik memiliki satu atau lebih jenis kecerdasannya, tanpa melihat mana yang lebih menonjol.

Howard Gardner mengemukakan 8 jenis kecerdasan manusia, yakni;

  1. Kemampuan menggunakan nalar dan hubungan logis suatu peristiwa, menguasai penggunaan angka dan sebab akibat dengan baik yang disebut kecerdasan Logis Matematis.
  2. Kemampuan menggunakan kata baik secara verbal maupun tulisan, seperti yang dimiliki oleh orator dan penulis. Kemampuan ini disebut kecerdasan bahasa.
  3. Peserta didik  yang memiliki kecerdasan musikal adalah anak yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap irama, melodi ataupun warna suara. Mereka berbakat menjadi penyanyi atau komposer.
  4. Kecerdasan spasial visual merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam metransformasikan warna, garis, bentuk, dan ruang serta hubungan yang terjadi di dalamnya.
  5. Peserta didik yang memiliki kemampuan fisik seperti berolahraga dengan baik atau mampu melenturkan tubuhnya bagai penari merupakan kecerdasan kinestetik.
  6. Kemampuan menangkap ekspresi wajah, suara, gerak tubuh seperti yang biasa dimiliki oleh psikolog maupun pekerja sosial dikategorikan sebagai kecerdasan interpersonal.
  7. Sebaliknya, kemampuan untuk memahami diri sendiri seperti yang dimiliki spiritualis, penulis maupun psikologi, oleh Gardner dikategorikan sebagai kecerdasan intrapersoal.
  8. Dan, yang terakhir adalah kecerdasan naturalis. Suatu kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik yang mampu mengenali benda-benda fisik yang ada di alam. Kemampuan ini bisanya dimiliki oleh ahli biologi, aktivis pencinta alam maupun lingkungan.

 

Keberagaman Peserta Didik di Sekolah Inklusi

 

Di sekolah inklusi terdapat dua jenis peserta didik, yaitu peserta didik reguler dan PDBK (peserta didik berkebutuhan khusus).

Peserta didik reguler adalah peserta didik yang tidak memiliki hambatan yang berarti pada sisi fisik, mental kognitif maupun pada sensori. Mereka dapat mengikuti pembelajaran tanpa memerlukan layanan pendidikan khusus.

Sedangkan peserta didik berkebutuhan khusus adalah peserta didik mereka yang memiliki hambatan signifikan, baik pada fisik, mental kognitif, maupun sensorik. PDBK ini memerlukan layanan kebutuhan pendidikan khusus untuk dapat belajar bersama siswa reguler.

Perbedaan kedua jenis peserta didik itu lebih tepat disebut sebagai keberagaman peserta didik.

Satu hal yang harus dipahami tentang sekolah inklusi, bahwa sekalipun terdapat dua jenis peserta didik, yaitu peserta didik reguler dan PDBK, tetapi semua peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pembelajaran demi meningkatkan kualitas hidupnya tanpa kecuali.

Hak peserta didik itu berupa to live, to love, to play, dan to work, yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

 

To Live


To live artinya setiap peserta didik di sekolah inklusi berhak mengembangkan potensinya tanpa harus terhalangi atau dibatasi oleh kondisi hambatan yang dimilikinya. Keberadaan peserta didik berkebutuhan khusus merupakan tantangan bagi guru dalam  berkreasi untuk mengakomodasi layanan pembelajaran bagi peserta didiknya.


To Love


Peserta didik di sekolah inklusi harus merasa terlindungi. Guru harus bisa menciptakan aktivitas pembelajaran yang ramah, nyaman serta harus mengembangkan sikap peserta didik untuk saling menyayangi, mencintasi satu sama lain.

 

To Play


Peserta didik di sekolah inklusi harus bisa bebas bermain dan melakukan aktivitas pembelajaran baik sendiri-sendiri maupun secara berkelompok.  Peserta didik berkebutuhan khusus tidak boleh dihalangi untuk ikut berkompetisi ataupun melakukan aktivitas permainan di kelas maupun di lingkungan sekolah. Misalnya, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan perlombaan.

 

To Work


Peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya demi mengembangkan potensinya yang nantinya akan berguna dalam memasuki dunia kerja secara mandiri.

Keempat hak peserta didik itu merupakan indikator kualitas hidup setiap peserta didik, baik peserta didik reguler maupun peserta didik berkebutuhan khusus.


Menilik daripada keberagaman peserta didik baik peserta didik reguler maupun peserta didik berkebutuhan khusus, maka sangat penting setiap guru wajib menciptakan suasana kebersamaan dalam berbagai aktivitas agar seluruh peserta didik membaur dan saling interaksi satu sama lain.


Penutup


Saya bersyukur telah mengikuti kegiatan bimbingan teknik GPK, karena setelah mengikuti kegiatan itu, saya menemukan banyak ilmu dan wawasan saya bertambah terutama tentang pendidikan inklusi.

Walaupun usia pengabdian saya  dalam dunia pendidikan sudah melebihi 30 tahun, tapi saya merasa masih saja kurang informasi dan kurang ilmu dalam memaknai pendidikan itu sendiri.

Bagaimana saya dulu, waktu awal-awal menjadi guru, selalu merasa lebih pintar dari murid-murid saya sehingga mereka tidak berhak banyak tahu dan melebihi tahunya saya sebagai guru.

Duh, saya merasa berdosa mengingat kefakiran ilmu saya itu.

Bahkan di masa-masa itu, saya memandang murid-murid saya harus seragam pengetahuannya, seragam isi kepalanya sebagaimana pakaian mereka yang seragam.

Namun, saya wajib berterima kasih kepada diri sendiri atas usaha untuk terus belajar tanpa henti hingga saat ini.

Semoga dengan adanya pemahaman tentang keberagaman ini, wawasan saya semakin bertambah dan semua yang berkiprah dalam dunia pendidikan dapat lebih membuka hatinya dan menerima perbedaan keyakinan, fisik, gender, latar belakang keluarga, harapan, kemampuan, dan kelebihan sebagai sebuah anugerah dari Allah Swt.


Makassar, Januari 2021

Dawiah


Referensi:

Materi Diklat GPK







54 comments

  1. senangnya pendidikan jaman now tuh nggak kayak kita dulu ya mbak, duduk diam mendengarkan guru bicara, mencatat trus ulangan hahhaaa

    ReplyDelete
  2. Dengan anak aja masih ada beberapa perbedaan. Sebagai orang tua harus terus belajar memahami perbedaan karakter antara kakak beradik. Apalagi di dunia pendidikan yang keberagamannya lebih banyak ya, Mbak

    ReplyDelete
  3. Masha Allah pengabdian jadi guru sudah 30 tahun ya mbak. Semoga jadi ladang pahala dan insha Allah memberikan berkah atas ilmu yang sudah diberikan ya. ❤️

    ReplyDelete
  4. Alhamdulullah berguna banget ya ikutan Bimtek GPK. Gak cuma guru, sebagai orang tua juga aku harus membuang paling tau dari anak-anak. mereka juga ada kalanya lebih tau ya. Insya Allah ilm yang dibagikan buat murid-murid selali bermanfaat ya

    ReplyDelete
  5. MasyaAllah mba, Kamu guru yang luar biasa sekali karena telah bertumbuh. Saya berharap dan berdoa dengan setulus hati bahwa semua guru-guru di Indonesia pemahaman dan pemikiran tentang hal ini. Karena hal ini (keseragaman anak) adalah salah satu faktor utama kenapa saya memilih homeschooling.

    ReplyDelete
  6. Pastinya ya BUn, dengan mengenal dan belajar saling memahahami konsep keberagaman, biar mengajar tambah happy. Kadang ngurusin satu atau dua anak aja berbeda caranya tergantung karakternya masing2, apalagi kalo banyaak.
    Pokoke tetep semangat belajar terus.

    ReplyDelete
  7. Selamat ya, Bun sudah berhasil terpilih sebagai peserta Bimtek GPK (Bimbingan Teknik Guru Pembimbing Khusus. Semoga berkah dan ilmunya bisa terus mengalir manfaatnya

    ReplyDelete
  8. Jadi inget dulu anak-anak sekolah di sekolah inklusi jadi tahu anak2 yg berkebutuhan khusus, anak2 pun bisa jadi belajar banyak .... memang sekolahnya harus memenuhi persyaratan utk bisa menjadi sekolah inklusi ya...

    ReplyDelete
  9. Kalau baca tentang sekolah inklusi ini memang banyak hal yang bisa kita gali. jadi suka keinget anak sendiri. Anak saya sangat dekat dengan siswa di kelas inklusi di sekolahnya, dia merasa kenapa anak yang lain tidak mau berteman dengan ABK. Maka dia berteman baik dan mengasuh. Di situ lah saya sadar, sekecil itu anak saya sudah bisa menerima keberagaman.

    ReplyDelete
  10. nah harusnya sekarang sistem pendidikan kita pun bisa mengaplikasikan dan mengembangkan potensi anak berdasarkan kategori kecerdasannya yaa mba, jadi anak memiliki spesialisasinya sejak dini, itu harapanku banget sih

    ReplyDelete
  11. penting untuk memahami bahwa keberagaman itu bukan sesuatu yang menyulitkan dan harus dijauhi... sekarang harus lebih inklusif ya mba

    ReplyDelete
  12. Saluuut dengan para guru. Apalagi yang mengajar di sekolah inklusi. Pasti tantangannya lebih berat. Aku aja ngajar anak-anak sendiri, bisa kewalahan. Gimana dengan para guru ini. Pantas saja para guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa. jelas adanya memang. Kesabarannya dalam mendidik anak bangsa semoga menjadi amal kebaikan. Hanya Allah yang bisa membalasnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju pisan teh, saluut aku juga sama guruu, kbayang deh butuh kesabaran ngajar di sekolah inklusi, semoga penuh berkah dna tetep smangat.

      Delete
  13. Semoga pemahaman ini terus menyebar ke semua tenaga pendidik maupun non pendidik bahkan ke orang tua juga ya mbaaa....

    ReplyDelete
  14. masyaallah bunda Dawiyaaah, semoga selama mengajar ilmu yang diberikan menjadi keberkahan ya buun untuk anak didik bundaa dan untuk bunda sendiri tentunyaaaaa. dan bener ya buun coba sistem pendidikan lebih mengeksplore lagi nih potensi anak sesuai dengan keminatan dan ketertarikannya merekaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, ikut mendukung dan turut mendoakan Bunda Dawiyah. Semoga para peserta didik mendapatkan pendidikan yang layak dan bermanfaat aamiin

      Delete
  15. Puluhan tahun mengajar merupakan suatu kehormatan dan pengabdian yang luar biasa mbak. Ibu saya juga sudah 35 tahun mengajar. Btw saya baru belajar soal keberagaman ini dan semakin meningkatkan jiwa sosial dan juga merasa memiliki mbak.

    ReplyDelete
  16. Bab Keberagaman ini juga yang sedang dipelajari kaka, Bunda..
    Materi SD Kelas 4 dan ini sangat membantu kaka untuk memahami bahwa keberagaman memang dekat dengan lingkungan kita.

    ReplyDelete
  17. Bu, saya tuh awam banget kan tentang pendidikan inklusi ini. Mau bertanya, di saat mengikuti pembelajaran di sekolah, antara anak yang reguler dengan yang berkebutuhan khusus tadi ditempatkan satu kelas secara bersama-sama kah?

    ReplyDelete
  18. waaah aku baru tahu mbak kalau sekolah inklusi ada 2 jenis peserta didik, aku kira kalau sekolah inklusi itu ya anak2 yang berkebutuhan khusus, ternyata ada juga yang regular ya? beruntung banget bisa ikutan kegiatan bimbingan teknik GPK ini ya, banyak ilmunya. eh aku juga beruntung nih bisa baca postingan mbak :D

    ReplyDelete
  19. Saya belum menemukan sekolah inklusi disekitar tempat tinggal saya, atau mungkin sayanya yang belum tahu.

    Setiap anak luar biasa
    Mereka membawa misi nya masing2
    Jadi bagaimanapun keadaannya, semua anak harus dapat fasilitas pendidikan yg sama.

    Mkasih bundaa

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah.. dapat info tentang anak inklusi. Saya juga pingin nulis-nulis kayak gini kak. Temenku ada yang jadi mentornya anak abk, tapi kalau sekolah inklusi informasinya lebih banyak.. bukan satu tipe aja. Terimakasih kak. Nanti bakal tak baca-baca lagi..

    ReplyDelete
  21. Wah ternyata ada 8 kecerdasan manusia ya. Ada ga mba yang menguasai kesemuanya, atau paling maksimal ada brp yg bisa dikuasai?

    ReplyDelete
  22. Saya baru tahu mbak ternyata ada sekolah inklusi juga, saya jadi ingat waktu di sekolah SMP saya dulu punya beberapa kelas yang dibagi beradasarkan tingkat kepintarannya saja, seperti kelas a yang berisi rata-rata muridnya mempunyai tingkat kepintarannya masih rendah sampai ada yg bodoh, sedangkan kelas B itu isinya murid-murid pintar semua

    ReplyDelete
  23. Masya Allah bundaa, terima kasih sudah mau membagikan hasil dari bimbingannya, dari tulisan ini saya banyak dapet informasi baru tentang sekolah inklusi.

    ReplyDelete
  24. Keberagaman itu ternyata banyak seginya, mulai dari fisik, sensorik dan lain-lainnya. Wah jadi pelajaran baru juga bagi saya. Selamat mengajar dengan keberagaman yang bukan eksklusif tapi inklusif.

    ReplyDelete
  25. Baru tau kalau ada sekolah inklusi apalagi dengan beragam perbedaan yang ada, dan salut dengan guru-gurunya juga menyatukan perbedaan tsb. Dan makin aku belajar how to love each other, respect each other and spread love to everyone

    ReplyDelete
  26. Saya sangat awam sekali tentang sekolah inklusi, terima kasih atas informasinya sedikit banyak saya jadi mengerti perbedaannya dan berbagai macam keragamannya.

    ReplyDelete
  27. MasyaALLAH TabarokALLAH, semogaaaa keberkahan selalu menaungi para guru, utamanya yg dengan begitu sabar membimbing anak2 di sekolah inklusi.
    Selalu semangaaatt ya Bunda :D

    ReplyDelete
  28. Andai setiap sekolah di Indonesia menerapkan sekolah inklusi, betapa indahnya ya?
    Setiap anak mengenal keberagaman sejak masih kecil
    Saling tolong menolong dan kerjasama dalam kebaikan

    ReplyDelete
  29. Sudah 30 tahun mengabdi tapi masih terus belajar dan menggali ilmu ya, Bun. Keren sekali. Semoga banyak guru di Indonesia yang terus mau belajar dan membuat anak Indonesia semakin cerdas.

    ReplyDelete
  30. terima kasih ya mbak, saya jadi tahu banyak ttg keberagaman di sekolah inklusi
    mbak guru di sekolah inklusi ya? apa ni mbak pengalaman paling menantang saat mengajar di sekolah inklusi?

    ReplyDelete
  31. Wah udah lama banget ya. Aku dulu pernah juga jadi guru TK tapi gak lama. Sebagai guru memang harus lebih memahami keberagaman peserta didik ya. Agar kita bisa memberikan apa yang mereka butuhkan di sekolah dengsn lebih bijak.

    ReplyDelete
  32. Dengan memahami keberagaman peserta didik, seorang pengajar pun juga jadi lebih mengerti bagaimana teknik yang tepat untuk mengajar dan mendidik siswanya ya

    ReplyDelete
  33. Kalau sekarang, pasti sudah jadi guru teladan dan dicintai semua murid ini. Guru yang terus mengupgrade pengetahuannya dan mencoba mengerti muridnya yang beragam ini tentunya pasti disegani dan dihormati.

    ReplyDelete
  34. Semakin mengenal aneka keberagaman sejatinya semakin rendah hati ya bu ..karena Tuhan menciptakan banyak keberagaman dengan tujuan supaya manusia rendah hati dan tidak sombong

    ReplyDelete
  35. Barakallahu bu guru. Aku tuh salut sama guru2 apalagi guru2 di sekolah untuk ABK. Kesabarannya itu lho yg bikin terharu.

    ReplyDelete
  36. MasyaAllah Mbak, sudah mengabdi lama, selama 30 tahun.
    Alhamdulillah bisa terus dibekali dengan pelatihan semacam ini ya mbak.
    Kalau sekolah tempat Mbak mengajar berarti termasuk sekolah inklusi juga ya?

    ReplyDelete
  37. Ada tantangan tersendiri pastinya memberikan pengajaran di sekolah inklusi. Tapi dengan konsep-konsep keberagaman tersebut, membuat persamaan hak di antara anak-anak, bahwasanya semuanya berhak mendapat pendidikan yang layak.

    ReplyDelete
  38. MaasyaAlloh, wawasan yang sangat bagus. Semoga ini bisa diterapkan di banyak sekolah ya, supaya anak-anak mendapatkan pendidikan yang adil dan merata

    ReplyDelete
  39. Masya Allah, sudah 30 tahun mengabdi jadi pahlawan tanpa tanda jasa, luar biasa Mbak, salut Aku dg para guru, apalagi sistem pendidikan berbasis inkluso sosial pasti akan Ada banyak manfaatnya utk masyarakat.

    ReplyDelete
  40. Langsung ingat guru SD dulu, yang selalu mendengarkan dan memahami beberapa peserta didik yang memiliki 'kebutuhan khusus'. Sabar dan berusaha memahami. Salut buat para guru.

    ReplyDelete
  41. Aku belum pernah liat Bu... sekolah inklusi katanya ini bagus ya... untuk memberikan pendidikan yang sesuai dengan setiap anak yang punya keunikan masing-masing

    ReplyDelete
  42. Saya sebagai guru beberapa kali mengajarkan tentang keberagaman ke peserta didik meskipun tidak terlalu beragam anak-anaknya. Sejauh ini tentang inklusi,saya pernah dengar ada kawan yang bergerak untuk membuat komunitas anak inklusi dan mengembangkan konsep pembelajaran di sebuah sekolah. Pastinya untuk sekolah inklusi ini harus mendukung penuh kenyamanan anak-anak inklusi tersebut ya.

    ReplyDelete
  43. MAsyaAllah ibu sudah 30 tahun lamanya dan tidak ada kata jenuh malah terus belajar dan belajar, salam kenal dariku ibu semoga sehat terus ya bu

    ReplyDelete
  44. luar biasa, salut banget masih semangat belajarnya :) dan sistem pendidikan sekarang sudah semakin maju yaa :) untuk semua pihak, luar biasa sih :)

    ReplyDelete
  45. luar biasa semangat belajarnya bu :) aku baru pernah dengar saja tentang sekolah inklusi, luar biasa ya sekarang pendidikan sudah makin berkembang lebih baik :)

    ReplyDelete
  46. Salut dengan sosok guru yang mau memahami bagaimana kondisi anak muridnya dengan sepenuh hati dan mengajar dengan tanpa membandingkan antara satu anak dengan anak lainnya. Ternyata pemahaman keberagaman itu memang penting banget ya Mbak.

    Sukses terus Mbak.

    ReplyDelete
  47. Semangat terus dalam mengajar ya Bu. Semoga Sehat selalu. kita adalah bagian dari sekumpulan keberagaman yang ada di dunia, karena semesta diciptakan dengan keberagaman. Suka sekali kalimat itu. Lebih baik Kita saling menghargai perbedaan dan belajar mengapresiasinya sejak dini

    ReplyDelete
  48. Aku selalu salut dan menghargai terhadap guru yang mau melihat kondisi anak muridnya. Dan juga aware terhadap sekitarnya.

    ReplyDelete
  49. Ini menarik banget mba. Salut aku tuh dengan Guru-guru yang luar biasa. Semangat selalu ya

    ReplyDelete
  50. semangat menjadi guru mbaaa
    aku pun lagi belajar karakter anak termasuk cara pembelajarannya
    semangat bu guru

    ReplyDelete
  51. Soal 8 kecerdasan ini aku pernah dengar dan sepakat banget dengan konsep tersebut.

    Sekolah inklusi mengingatkanku skripsiku berkunjung k sekolah inklusi. Pertama kali tabu sekolah inklusi ya saat itu. Sekolah inklusi efektif mengajarkan anak soal keberagaman

    ReplyDelete
  52. Barokallah bu... semoga bermanfaat ilmunya! di sekolah saya juga beberapa kali menerima peserta didik berkebutuhan khusus. mereka tidak kami pisah dengan anak lain. tapi sejauh ini belum ada masalah berarti karena malah anak berkebutuhan khusus seperti ini mendapatkan perlakuan khusus dari anak lain. mereka tak sungkan untuk membantu dan jauh dari bullying.

    ReplyDelete