Persiapan Haji, Lakukan Secara Bertahap

Wednesday, November 20, 2019





Suatu hari seorang petugas KBHI datang mengantarkan surat panggilan mengikuti manasik haji.  Sontak undangan itu membuat kami bahagia, seketika itu juga saya sujud syukur.

Kalau sudah dapat undangan manasik, itu berarti  nomor porsi haji kami sudah keluar. Sesaat kemudian, saya berpikir, “kenapa begitu cepat undangan manasik hajinya yah? 
Musim haji masih lama, bulan Ramadan saja belum  tiba.”
Saya menjadi ragu, jangan-jangan ini penipuan.

Esoknya saya ke kantor Departemen Agama, bagian urusan haji dan umroh. Di sana saya mendapatkan informasi, bahwa nomor porsi saya, suami, dan mama memang sudah keluar, hanya saja surat keputusan resminya belum terbit.

Alhamdulillah. 
Penantian kami selama 9 tahun akhirnya akan segera terwujud.
Maka sejak saat itu, saya melakukan persiapan-persiapan.

Sahabat pembaca!

Berikut ini saya tuliskan beberapa persiapan yang saya lakukan juga beberapa saran sesuai yang saya alami selama menunaikan ibadah haji. Semoga bermanfaat, terutama bagi sahabat yang akan menunaikan ibadah haji.

Persiapan Awal


Setelah yakin nomor porsi haji kami sudah keluar, hal pertama yang saya lakukan adalah mengecek saldo tabungan haji. Walaupun sejak awal mendaftar sebagai calon jemaah haji 9 tahun lalu, saya rutin menabung ke rekening tabungan haji, namun sangat penting mengecek jumlahnya untuk mengantisipasi saat pelunasan, sekaligus memastikan berapa biaya pelunasan ONH tahun berjalan.

Terdapat dua jenis ongkos naik haji, yakni ongkos naik haji (ONH) reguler dengan ONH Plus. Perbedaannya terletak pada harga, fasilitas, dan nomor antrian.

Calon jemaah haji yang memilih ONH Plus dikenakan biaya lebih tinggi, karena  fasilitas hotel yang lebih baik dan lebih dekat ke lokasi-lokasi prosesi haji. Selain itu, nomor antrian lebih cepat dan masa tinggal di Arab Saudi lebih cepat.

Sedangkan calon jemaah haji reguler, masa penantian keberangkatannya lebih lama, bisa sampai puluhan tahun. Fasilitas hotel lebih jauh dari lokasi prosesi haji, dan masa tinggal di Arab Saudi lebih lama.

Karenanya biaya setoran awalnya juga berbeda. Jika  ONH reguler cukup menyetor Rp. 25.000.000 untuk mendapatkan nomor porsi, maka ONH Plus jauh lebih besar.

Ongkos naik haji  berbeda-beda tergantung dari daerah embarkasi dan domisili calon jemaah haji. Misalnya, calon jemaah haji yang berangkat dari daerah Indonesia Barat ongkosnya  berbeda dengan calon jemaah yang berangkat dari daerah Indonesia Timur. Tergantung dari zona berdasarkan ketentuan yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.

Untuk tahun ini, kami yang berangkat dari embarkasi Sultan Hasanuddin Ujung Pandang, dikenakan biaya sebesar  Rp. 39.207.741,- Berarti sisa pelunasannya adalah Rp. 14.089.881,- dikurangi dari setoran awal sebesar Rp. 25.000.000

Persiapan  Dokumen Haji


Persiapan yang tak kalah pentingnya adalah mengurus dokumen yang berhubungan dengan penyelenggaran ibadah haji.

Setelah surat keputusan tentang daftar nama calon jemaah haji terbit, maka calon jemaah haji segera melakukan pelunasan di bank. Kebetulan tempat kami dulu menyetorkan ongkos naik haji saat pendaftaran awal adalah di Bank Mandiri Syariah, maka pelunasannya juga kembali ke bank tersebut.

Langkah berikutnya yang kami lakukan adalah membuat paspor. Sistem pengurusan paspor dilakukan dua cara, pertama mendaftar secara online untuk mendapatkan nomor antrian dan kedua, mendatangi Kantor Imigrasi untuk proses akhir.

Jangan lupa melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Akta Kelahiran atau Ijazah terakhir, Surat Nikah bagi yang telah menikah, dan surat tanda bukti setoran Biaya Penyelenggaraan  Ibadah Haji (BPIH).
Setelah paspor terbit, kami segera melapor ke kantor Departemen Agama untuk mendapatkan visa.

Alhamdulillah, semua urusan dimudahkan oleh Allah Swt. Yang katanya pengurusannya ribet, ternyata mudah dan lancar. Pegawai Depag Bidang Haji dan Umroh cukup  kooperatif melayani calon jemaah haji.

Persiapan Fisik


Sehubungan dengan persiapan fisik, maka sebaiknya carilah informasi tentang keadaan atau prakiraan cuaca di Tanah Suci saat musim haji tiba.

Tahun ini  diinformasikan bahwa suhu di Tanah Suci pada saat musim haji diperkirakan akan mencapai 500C. Maka sangat penting melakukan persiapan diri dalam menjaga kesehatan dan kebugaran yang prima.

Pemerintah sudah  mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bekerjasama dengan Puskesmas Kecamatan.

Pertama

Pemeriksaan kesehatan awal  dilakukan di Puskesmas terdekat. Biasanya yang diperiksa adalah tekanan darah, kesehatan jantung. Semua pemeriksaan di Puskesmas tidak berbayar.

Kedua

Pemeriksaan lanjutan di rumah sakit rujukan Puskesmas. Untuk calon jemaah haji Makassar dirujuk ke Rumah Sakit Haji. Di sini, pemeriksaan kesehatan lengkap. Mulai mengecek gula darah, asam urat, kolesterol hingga foto rontgen. Dan, alhamdulillah pemeriksaan di Rumah Sakit ini berbayar 😅

Ketiga

Pelayanan suntik vaksin miningitis. Biasanya kembali ke Puskesmas terdekat. Sebaiknya calon jemaah haji melakukan pula suntik vaksin influensa, untuk mencegah penyakit influensa dan penyakit yang menyertainya, seperti batuk, flu, dan sebagainya.

Setelah semua proses pemeriksaan kesehatan selesai, jangan lupa mengambil kartu rekam jejak pemeriksaan kesehatan, karena itulah nanti yang akan selalu dipakai saat berada di Arab Saudi.


 
Koleksi pribadi

Persiapan Perlengkapan


Berhubung kami adalah calon jemaah haji reguler, maka kami akan berada di tanah suci selama kurang lebih 40 hari. Itu berarti dibutuhkan perlengkapan yang cukup banyak.

Langkah awal yang saya lakukan adalah, membuat daftar perlengkapan yang paling  dibutuhkan saat berada di tanah suci.  Mulai dari pakaian, obat-obatan, makanan, dan sebagainya.

Selain pakaian seragam nasional yang disiapkan pemerintah, maka sangat penting memperhatikan jenis bahan pakaian yang disesuaikan dengan kondisi dan cuaca di tanah suci.

Pilihlah pakaian yang nyaman dipakai saat cuaca panas, misalnya pakaian yang berbahan dasar katun sehingga bisa menyerap keringat dengan baik. Pemilihan warna pakaian juga penting, agar tidak terlalu mencolok. Tidak transparan (tidak tipis dan ketat).

Berikut ini  adalah perlengkapan pakaian yang saya siapkan.

  • Baju ihram sebanyak 3 pasang, dengan pertimbangan, 1 pasang dipakai saat melaksanakan umroh wajib, 1 pasang dipakai saat wukuf di Arafah dan satu lagi dipakai saat mabit di Musdalifah. 
  • Gaun panjang 3 lembar, saya sarankan jangan membawa gaun lebih dari 5 lembar agar kopor tidak berat. Di hotel terdapat  beberapa   mesin cuci yang bisa digunakan,  juga ada tempat menjemur, jadi pakaian bisa dipakai berulang.
  •  Celana panjang 2 lembar, digunakan sebagai celana dalaman.
  • Kaus kaki bisa lebih dari 5 pasang. Berhubung saya malas mencuci kaus kaki, maka saya bawa lebih dari 5 pasang.
  • Kerudung panjang 3 lembar yang bisa berfungsi juga sebagai  mukena, dengan catatan kerudung dari pasangan pakaian ihram bisa juga digunakan.
  •  Pakaian dalam 5 pasang
  • Daster 3 lembar

Selain perlengkapan pakaian, saya juga menyiapkan perlengkapan harian, seperti: gantungan baju, penjepit jemuran, tali jemuran, gunting kecil (digunakan untuk tahallul), alat tulis, buku agenda (digunakan untuk menulis catatan penting selama dalam perjalana atau daftar nama titipan yang mau didoakan), sendal, sepatu kets, kacamata riben (ini sangat penting untuk menangkal teriknya sinar matahari), peralatan mandi, dan  pembalut yang saya gunakan sebagai pengganti pantyliner. 

Bagi anda  yang masih mengalami haid, sebaiknya membawa pembalut yang disesuaikan dengan kebiasaan lamanya masa haid.

Tak lupa pula saya siapkan peralatan ibadah, berupa mukena, Al Qur’an, dan sajadah kecil. Sedangkan buku doa-doa dan petunjuk ibadah haji disiapkan oleh Depag dan diterima saat pelunasan ONH.

Tak kalah pentingnya, adalah peralatan badan. Saya menyiapkan krim tabir surya, pelembab wajah dan badan, pelembab bibir, serta deodoran.

Sedangkan obat-obatan, saya menyiapkan sirup herbal tolak angin yang cukup banyak, vitamin, dan obat tetes mata (saya bergantung kepada obat tetes mata ini sebagai pelembab mata saya yang kering).

Sahabat yang menderita penyakit tertentu, tentu menyiapkan obatnya sejak dari tanah air. Seperti mama saya, beliau mengonsumsi obat osteoporosis, maka semua obatnya dibawa dan melaporkan sebelumnya ke Puskesmas tempat pemeriksaan kesehatan beliau.

Tambahan saran, jangan lupa membawa makanan ringan, mi instan, kopi,  susu saset, detergen, garam, gula pasir (bagi peminum teh atau kopi), dan makanan yang tahan lama.

Sebenarnya semua kebutuhan harian, obat-obatan, dan makanan ringan tersedia di tanah suci, hanya saja harganya sangat tidak bersahabat. Mata  uang kita seakan tak bernilai.

Contohnya nih, garam sesendok harganya 2 rial yang senilai Rp. 8000,. Apa tidak bikin hati nelangsa?😓

Kalau saya sih iya, hehehe….

Persiapan Mental


Perlukah menyiapkan mental?

Sahabat, tidak bisa dipungkiri bahwa ibadah haji adalah ibadah yang “mahal.” Bukan saja karena membutuhkan biaya yang cukup tinggi, tapi membutuhkan kesabaran akan penantian yang lama.

Selain itu, ibadah haji adalah ibadah yang sulit dan melelahkan.
Karenanya banyak calon jemaah haji menuliskan wasiat kepada keluarganya sebelum berangkat. Dan, kenyataannya, betapa banyak jemaah haji yang tidak kembali ke tanah air karena ajalnya tiba saat menunaikan ibadah haji.

Rukun Islam kelima ini memang eksklusif. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw.

Tidak akan tegak hari kiamat kecuali sudah tidak ada orang lagi yang berhaji (tidak ada lagi yang datang menuju Ka’bah Allah Subhanahu Wa Taala. (HR. Al-Bukhari No 1593)


Walaupun ibadah haji termasuk ibadah yang eksklusif, bukan berarti calon jemaah boleh berbangga hati. Justru di situlah dibutuhkan kerendahan hati juga kesabaran dalam menjalaninya.

Siapkan mental dengan melatih kesabaran dari godaan setan yang akan menjerumuskan ke dalam sifat bangga dan kesombongan.  Siapkan mental kuat agar tidak gampang menyerah dalam melaksanakan semua rukun haji.

Persiapan Ilmu


Dan, kunci dari semua persiapan tersebut adalah kesiapan ilmu.  Belajar dan ikutilah manasik haji agar dalam pelaksanaan ibadah haji mendapatkan pahala. 
Jangan berlebihan dalam  beribadah agar tidak menjadi bid’ah apalagi cenderung menjadi syirik.

Demikian, semoga bermanfaat.

15 comments

  1. Selalu ada haru yang menyelimuti kala membaca apa pun tentang ibadah haji dan umroh. Begitu juga dengan segala persiapannya. Terima kasih sudah berbagi, bu. InshaAllah akan bermanfaat bagi kami yang inshaAllah akan dimudahkan untuk menunaikannya juga. Aamiin.

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah ada postingan ini. INSYA Allah bermanfaat Bunda. Dulu pertama Umroh aja akutu bingung apa yg dibawa, berapa setel baju, dll Terima kasih infonya ya Bun..

    ReplyDelete
  3. oh ga ada pemberitahuan dr kanqil depag ya? saya dulu dikabari via telpon & manasik memang ada yg sebelum.puasa, tergantung jadwal di kecamatannya.

    Oh passport ngurus sendiri ya?
    Suami saya waktu itu hanya diminta dtg ke imigrasi dg bawa ktp & kk, tinggal foto aja. Semuanya yg urus kanwil Depag.
    Klo saya lebih suka yg reguler Mba, lebih puas ibadahnya...hehe
    Semoga pelayanan haji makin baik ke depannya.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulilah senang sekali baca ini, semoga saya juga bisa segera seperti bunda yang bisa melaksanakan ibadah haji. Tulisannya pasti sangat bermanfaat bagi teman-teman yang hendak mempersiapkan ibadah haji

    ReplyDelete
  5. Bunda artikelnya bermanfaat sekali untuk persiapan ibadah haji. Dan setuju sekali Jangan berlebihan dalam  beribadah agar tidak menjadi bid’ah 

    ReplyDelete
  6. Penantian kabar tentang haji 9 thn. Lama juga ya mba. Alhamdulillah akhirnya datang juga waktunya. Makasih info tentang persiapan dan langkah yg kudu disiapkn untuk berhaji. Mn tahu ada rejeki ya mb.

    ReplyDelete
  7. Infonya wajib saya simpan ini mah. Cukup lengkap & bermanfaat nih, Bund. Saya juga punya mimpi ke tanah suci. Insyaallah. Walaupun kalau di Jatim sini waiting list-nya panjang sekali, berbeda dengan yg di luar Jawa , ya :)

    ReplyDelete
  8. Buuun.. baca ini Dhika jadi terbayang-bayang lagi. Termasuk saat pertemuan pertama kita di depan masjid Nabawi. Masya Allah. Sehat selalu bun. alam juga untuk mama tercinta. Rindu-rindu ta'

    ReplyDelete
  9. Baca ini .... Ya Allah, pengen juga bisa jadi tamu Allah.

    Semoga pada waktunya nanti saya kembali ke postingan ta', Kak, meneliti.satu per satu persiapan.

    Smoga jadi amal jariyah ta' tulisan ini.

    ReplyDelete
  10. wah bunda runut skali menjelaskannya
    sukaaa nyaaa deh
    kelak kalau bersiap ma haji insyaAllah
    saya buka kembali blog ini

    ReplyDelete
  11. Terima kasih sharingnya ka Dawiah. Langkah2 persiapan hajinya runut sekali. Insya Allah, menjadi rwferensi buat saya. Aamiin.... YRA

    ReplyDelete
  12. Bermanfaat sekali artikel ini, Bunda. Runut dan jelas. Harus disave nih linknya biar nanti kalo mau berangkat bisa dibaca lagi.

    ReplyDelete
  13. Jazakillaah khayr Bunda sudah membagikan tips mengenai persiapan yang harus dilakukan oleh para calon jamaah haji sebelum berangkat haji. Informasi yang sangat bermanfaat sekali. Noted.

    ReplyDelete
  14. Insyaallah saya jadi tau apa yang harus disiapkan untuk keberangkatan mama nanti. Terima kasih sharingnya, Bun. Terutama masalah obat-obatan karena mama saya mengidap diabetes.

    ReplyDelete
  15. Garam satu sendok harganya 8000 rupiah? Subhanallah, mahal amat. Btw, kok bawa garam, sih? Ibu Dawiah mau nyayur di sana, ya? Hehehe..

    ReplyDelete