“Mata air yang
dangkal, tetap saja bermanfaat jika jernih dan tulus. Tetap segar airnya.”
Tere Liye, Rindu
Judul Novel: Rindu
Penulis: Tere Liye
Editor: Andriyati
Cover: Andriyati
Penerbit: Republika.
Jakarta
Kata orang, Salah satu tanda novel yang
baik, adalah dapat membuat pembaca simpati atau benci
kepada tokoh-tokoh yang diciptakan sang penulis. Dan saya merasakan hal
tersebut dalam novel Rindu ini.
Ada Ahmad Karaeng yang
dipanggil Gurutta (=Guru kita), ada Adipati, dan Ambo Uleng, merupakan tokoh-tokoh yang baik. Seberapa besar kebaikan tokoh-tokoh itu
dapat dibaca di sini.
Selain itu ada tokoh pendukung
yang tak kalah menariknya. Siapa dia?
Anna dan Elsa,
anak-anak dari Adipati. Kehadiran keduanya memberi sentuhan manis, sentuhan
karakter kanak-kanak yang polos dan ceria.
Lalu ada Bonda Upe,
mengajar mengaji di atas kapal Blitar Holland. Kehadirannya di novel ini
dikemas dengan sangat menyentuh oleh sang penulis. Rasa gelisah dan takut akan
masa lalunya yang buruk jika diketahui oleh orang-orang. Menempuh perjalanan
panjang ke Tanah Suci demi meraih ampunan atas kesalahan dan ketidakberdayaannya
di masa lalu.
Saya juga jatuh cinta
kepada suami Bond Upe, yang bernama Enlai. Dia mencintai Bonda Upe dengan
setulus hatinya yang dibuktikan dengan penerimaan akan masa lalunya.
“Dia tulus menyemangatimu, tulus mencintaimu.
Padahal, dia tahu persis kau seorang cabo. Sedikit sekali laki-laki yang bisa
menyayangi seorang cabo. Tapi Enlai bisa, karena dia menerima kenyataan itu.
Dia peluk erat sekali. Dia bahkan tidak menyerah meski kau telah menyerah. Dia
bahkan tidak berhenti meski kau telah berhenti.” Tere Liye, Rindu
Ada satu cerita yang saya
sebut sebagai adegan yang menghanyutkan
dalam novel ini, lucu tetapi sangat romantis. Adalah sepasang suami isteri yang
sudah sepuh, Mbah Kakung dan Mbah Putri.
Mbah Kakung yang mulai
pikun menceritakan kisah cintanya juga proses lamarannya kepada penumpang kapal.
Dan seluruh penumpang mendengarkan dengan sangat antusias, pembacanya juga
antusias. Hehehe…itu saya.
Kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Mbah Kakung bisa bikin baper sebaper-bapernya.
Kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Mbah Kakung bisa bikin baper sebaper-bapernya.
“Pendengaranku memang sudah tidak bagus lagi, Nak. Juga mataku sudah rabun. Tubuh tua ini juga sudah bungkuk. Harus kuakui itu. Tapi aku masih ingat kapan aku bertemu istriku. Kapan aku melamarnya. Kapan kami menikah. Tanggal lahir semua anak-anak kami. Waktu-waktu indah milik kami. Aku ingat itu semua.” Tere Liye, Rindu
Lalu ceritanya
diakhiri dengan kisah yang sangat menyentuh. Mbah Putri meninggal di atas kapal
dan dikuburkan di dalam laut sebelum menunaikan ibadah haji. Lalu suaminya, Mbah Kakung meninggal di atas kapal
yang sama dan dikuburkan dalam laut yang sama setelah pulang menunaikan ibadah
haji.
Selain tokoh-tokoh
dalam cerita yang bisa menghipnotis
pembaca. Kalimat-kalimat bijakpun dapat
menjadi magnet tersendiri bagi pembaca.
Nah, kalimat apa
sajakah itu?
Yuk kita simak berikut
ini.
“…tanpa menghadiri acara itu, kita tetap
menghormati mereka dengan baik, sama seperti Kapten Philips yang sangat
menghormati agama kita. Pun tanpa harus mengucapkan selamat, kita tetap bisa saling
menghargai. Tanpa perlu mencampur adukkan hal-hal yang sangat prinsipil di
dalamnya.” Tere Liye, Rindu
Kalimat di atas menggambarkan toleransi yang beradab dan
mandiri.
Tentang masa lalu
”Kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Itu kehidupan kita.
Tidak perlu siapa pun mengakuinya untuk dibilang hebat. Kitalah yang tahu
persis setiap perjalanan hidup yang kita lakukan. Karena sebenarnya yang
tahu persis kita bahagia atau tidak, tulus atau tidak, hanya kita sendiri. Kita
tidak perlu menggapai seluruh catatan hebat menurut versi manusia sedunia. Kita
hanya perlu merengkuh rasa damai dalam hati kita sendiri.” Tere Liye, Rindu
“ Saat kita tertawa, hanya kitalah yang tahu persis apakah tawa itu
bahagia atau tidak. Boleh jadi, kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan.
Orang lain hanya melihat wajah. Saat kita menangis pun sama, hanya kita yang
tahu persis apakah tangisan itu sedih atau tidak. Boleh jadi kita sedang
menangis dalam seluruh kebahagiaan. Orang lain hanya melihat luar.”― Tere Liye, Rindu
Tentang motivasi bagi yang sedang patah hati
“Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum
tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan
dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki,
maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. Jika pun
kau akhirnya tidak memiliki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti
yang lebih baik.” ― Tere Liye, Rindu
Nah, bagi
pencinta novel, yang suka dengan kalimat-kalimat serta kisah-kisah yang bikin
baper maka novel ini sangat cocok.
aku nangis baca kutipan ini
ReplyDelete“Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. Jika pun kau akhirnya tidak memiliki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti yang lebih baik.” ― Tere Liye, Rindu
:(
Bikin baper ya mbak
DeleteSaya juga penggemar novel karya Tere Liye. Novel-novel karya Tere Liye memang banyak memberi pelajaran tentang hidup. Novel yang judulnya "Tentang Kamu" juga bagus, tante.
ReplyDeleteBelum sempat baca novel "tentang kamu" itu, masih dalam plastik wkwkwk...
DeleteWhuaa karyanya bang Tere mah sudah gak diragukan lagi. Namun begitu, aku tetap memilih buku2 non-fiksi sebagai bacaan, berat yaa...
ReplyDeleteLumayan berat Mbak, tapi apapun pilihan kita yang penting terus bumikan literasi.
DeleteAku banyak tahu karya Tere Liye dari reviewnya Bun Dawiah nih...Semua karyanya bikin baper yaah...
ReplyDeleteCoba saja dibaca, pasti tak mau berdiri sebelum tamat, hehehe
DeleteBener banget, novel Bang Tere banyak berisi kalimat-kalimat yang bikin baper. enggak salah dooong, kalau banyak yang suka dan menjadikannya sebagai salah satu penulis novel favorit.
ReplyDeleteHadir saya mah, saya penggemar beratnya.
Delete“Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. Jika pun kau akhirnya tidak memiliki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti yang lebih baik.”
ReplyDeleteDuh, baper bener!
Meski saya bukan fansnya Tere Liye, saya baca beberapa novelnya juga , Bunda...dan suka!
Kalau saya fans beratnya tuh, hehehe...
DeleteBu Dawiah sukses bikin mupeng. Sepertinya sudah saatnya saya melirik novel-novel Tere Liye 😊
ReplyDeleteHehehe....ayo membaca lebih banyak lagi buku yang berkualitas
DeleteSyukkaa~
ReplyDeleteYang terakhir, bikin aku merinding...
"Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar."
Kadang kita lupa, bahwa saat menginginkan sesuatu, belum tentu kita pantas mendapatkan hal tersebut.
Jadi,
Teruslah memantaskan diri.
Keren...keren.
Nasihat juga kan buat diri sendiri.
DeleteJadi pengen baca novel ini juga. Aku pernah juga baca novel karya kak Tere Liye tapi bukan novel ini. Aku lupa sih judulnya. Hehehehe. Kalau nggak salah sih Bidadari-Bidadari Surga judulnya.
ReplyDeleteBuku Bidadari-Bidadari Surga sudah pernah difilmkan. keren juga tuh.
DeleteBuku - buku Tere Liye emang selalu berhasil menghipnotis ya, aku lagi baca bukunya juga yang BUMI hehe
ReplyDeleteNah buku BUMI juga banyak qoute-qoutenya yang keren
DeleteAku suka quotenya yg tentang masa lalu
ReplyDeleteSelalu suka dengan quotes dari Tere Liye. Jlebb... Walaupun saya blm punya buku "Rindu" ini, sih.
ReplyDeleteTerima kasih, Bun. Siang hari saya jadi lebih ceria karena quotes2 di atas :)
Suka banget setiap kata YG fisusun sama Tere Liye/Darwis ini ngalir ceritanya y biking betah baca
ReplyDeleteKayaknya Rindu jadi wishlist novel yang pengen aku baca, deh, beberapa novel Tere LIye yang pernah saya baca memang berhasil menyentuh hati pembaca, saya sampai nangis sesenggukan pas baca Hafalan Shalat Delisa
ReplyDeleteNagus-bagus kutipan kalimatnya ya, Mbak. Tapi, saya belum pernah baca satupun buku Tere Liye
ReplyDeletebelum pernah baca novelnya.. tapi karya Tere Liye memang keren-keren banget
ReplyDeleteaku pernah baca rindu ini, tapi yang cover lama sepertinya. karya-karya tere liye memang selalu bikin baper.
ReplyDeleteNovel Tere Liye memang jalan ceritanya mirip-mirip film Bollywood ya. Bikin candu gitu.
ReplyDeleteJadi pengen baca novel karya Tere Liye ini. Banyak quote-quete keren yang nyentuh banget, bikin baper.
ReplyDeleteAku selalu suka baca kutipan-kutipannya Tere Liye, selalu menyentuh hati.
ReplyDeleteBaca kisah Mbah Kakung Dan Mbah Putri jadi sedih tapi romantisss, ya. Membahas kapan waktu awal ketemu pasangan itu bisa jadi topik untuk mempererat hubungan suami istri.
ReplyDeleteMeski tere liye bukan genreku, tapi aku akui quote2nya bagus & ngena banget. Beberapa malah jadi quote umum yaa, sampe banyak yg ga tau kalo quote itu bikinan tere liye :))
ReplyDeleteTere Liye selalu menggemparkan kata-katanya, sejak baca di tahun 2011 karya Tere Liye aku langsung mengidolakannya
ReplyDeleteSaya belim baca semua buku Tere Liye, tapi saya suka kutipan kutipan yang tersebar di media sosial yang ditulis Tere Liye, membangun jiwa.
ReplyDeleteaku udah baca novel ini meskipun settingnya cuman di kapal tapi Tere Liye keren bisa mengemas ceritanya apalagi yang terakhir2 pas dibajak mba :) ah jadi rindu baca lagi buku Tere ah :)
ReplyDeleteMbak samaan nih seperti saya, saya suka nulis kutipan-kutipan yang saya dapatkan dalam bacaan.. ^^
ReplyDeleteTere Liye emang jago berkata-kata. Aku juga kadang bacain novel tereliye yang dikoleksi adik sepupuku hihi
ReplyDeleteWaah Babang Tere, aku pun nulis reviewnya. Eh tapi ini cover bukunya baru ya. Aku masih yang lama itu. Bacanya aja sampe lima kali saking sukaaak
ReplyDeleteAku pecinta novel mba. Banyak yg rekomen aku kalo buku ini bagus. Jadi penasaran deh
ReplyDeleteKisah cinta di kapal2 punya nyawa sendiri ya. Kaya Titannic, Tenggelamnya Kapal Van Derwij (entah gimana nulisnya). Aku baru baca beberapa buku Tere. Yg ini belum
ReplyDeleteTerlepas dr statusnya yg suka kontroversi aku jg suka baca2 buku Tere Liye mbak. Tapi blm pernah baca yg Rindu ini. Ntr aku coba cari ah novelnya. Makasih reviewnya yaaa
ReplyDeleteWaah..ini mah penulis favorit saya, Bunda..
ReplyDeleteBaca jalan ceritanya bisa buat ikutan jadi baper hihihi
Setiap kali baca novel aku pun suka memperhatikan kutipan2 yang ada dalam buku tersebut mba. Ada berbagai pemikiran bagus dari penulisnya yang tertuang dalam kutipannya.
ReplyDeleteTere Liye baru kutahu dari fb dan itupun tahun lalu, sempat bertanya-tanya siapa "DIA" karena tulisannya2 berisi kata perumpamaan (menurutku) dan banyak orang yang membagikannnya dilaman facebook mereka. Baru dari blog ibu saya tahu siapa beliau.
ReplyDeleteNovelnya Tere Liye memang bagus, selain ini mba suka yg mana lagi?
ReplyDeleteBaca reviewnya jadi pengen beli yang judul rindu :)
ReplyDeleteselalu suka sm buku bukunya tere liye,, kadang suka baperan klo d baca..
ReplyDeleteWaduh,,bikin baper nih, ,nasib baik mental kuat. .Tapi bnyak hikmah yg bisa kita petik pada tulisan ini salah satu tentang perjalanan hidup yg hnya kita yg persis tau, ngak perlu terlalu ingin di akui org lain.
ReplyDeleteKayaknya semua novel (yang kita pilih sendiri untuk dibaca) itu bikin baper yaa. Ada novel yang harus saya habiskan baca secepatnya, ada juga novel yang perlu saya tinggalkan beberapa hari untuk lanjut dibaca kembali. Tapi semuanya bikin baper.
ReplyDeleteCerita pergi haji pada jaman naik kapal laut selalu memukau.apalagi dengan cara penggambaran Tere Liye dalam novel ini sangat menghanyutkan.
ReplyDeleteWah, bukunya Tere Liye memang tidak pernah meninggalkan kesan buruk. Selalu setiap baca karyanya, saya dibikin makin kagum sama sosoknya. Bahasanya enak sekali. Sering-sering dong kak bahas bukunya Tere Liye. hehe.
ReplyDeletetidak pernah sekalipun baca Tere Liye. Tapi penggambaran buku ini bagus. Semakna dengan itu, mungkin boleh baca; Di Bawah Lindungan Kabbah, karya HAMKA.
ReplyDeleteWah bukunya tere liye di'. Satu pun belum pernah baca hehe tapi ternyata setelah baca postingan ini saya jadi mau baca. Terima kasih rekomendasinya kak
ReplyDeletebelum pernah baca buku Tereliyee dan setelah baca ini jadi mau lgsg ke gramed baca bukunyaa
ReplyDeleteApa saya doang yang cepet bosen baca novel yang bikin baper? Wkwk saya lebih suka yang menegangkan. Kalo novel tere liye, Pulang udah keren dan ngga ngebosenin buat saya.
ReplyDeleteAku belum baca novel Tere Liye, tapi sepertinya lumayan bikin baper semua, hehe. Oh ya, aku udah baca sekilas yang judulnya "Hujan", tapi belum berniat melanjutkan lagi. Masalah selera aja kali ya.
ReplyDeleteBtw bagian akhir hidup Mbah Kakung dan Mbah Putri lumayan bikin berkaca-kaca. Jadi ingat cerita mbah-mbah zaman dulu. Bagaimana beratnya saat ingin pergi berhaji. Zaman sekarang sangat gampang, yang berat itu nunggu waktu berangkatnya, hehehe