Assalamuaalaikum
sahabat pembaca.
Pernahkah
Kamu “tersesat” di dalam sebuah toko buku?
Mencari-cari
jalan pulang tetapi tidak ketemu, lalu mengembara di lorong-lorong berdinding
rak-rak buku. Kamu akan singgah di setiap rak, menatap dengan seksama setiap
sampul buku dalam rak tersebut. Mengamati dan sesekali meraih dan membaca
bagian belakang sampulnya.
Itulah yang sering saya alami manakala masuk ke toko
buku, tersesat di dalam toko buku dan biasanya tersandera oleh satu atau dua
bahkan lebih buku yang menatap garang.
Anehnya
saya merasa senang disandera dan tersesat. Rasanya saya menemukan dunia baru
yang lebih indah dari dunia nyata. Beuh...
Nah,
beberapa waktu lalu, saya kembali tersesat dan disandera oleh tiga buku
sekaligus. Buku itu berwarna terang sehingga keberadaannya sangat menonjol.
Bukan itu saja, cover buku tersebut seakan menatap dan mengajak kenalan,
padahal saya sudah kenal dengannya. Wajahnya tidak asing buat saya, sering
muncul di televisi.
Agar
terbebas dari sanderaannya maka ketiga buku itu saya ambil, sebagai alat tukar agar saya bisa keluar
dari toko dengan aman, damai, sentosa dan bahagia. Ketiga buku itu adalah Trilogi Gumaman Kang Maman.
Tadaaaaa .... Inilah buku Trilogi Gumaman Kang Mamang,
|
Sesaat
kemudian, ketiga buku tersebut berhasil mejeng di rak buku saya untuk beberapa
waktu lamanya. Setiap kali saya melewati rak, buku itu bersembunyi seakan
malu-malu meong.
Setelah
melewati tiga purnama, akhirnya saya meraih buku pertama, buku berwarna merah
muda. Tidak butuh waktu lama untuk menuntaskannya. Alhamdulillah.
Review Salah Satu Buku Trilogi Gumaman Kang Maman
Judul: Notulen =
Tidak Asli Tapi Hamba Allah
Penulis: Maman
Suherman
Editor: Linda Irawati
Penata Isi: Langit
Amaravati
Desain Kover Baru: Raysa Kania
Desain Kover Lama: Dyndha Hanjani Putri
Karikatur: Leo Si Penatap Bulan
Penerbit: Grasindo. PT
Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta
Penuturan
dalam buku ini sarat dengan makna tetapi santai. Hal ini ditunjukkan pula pada
cara penulisannya. Jika buku-buku bergenre novel hanya berisi tulisan sepenuh
halaman maka di buku Kang Maman ini sama sekali tidak monoton.
Bentuk Hurufnya Lucu
Terdapat
banyak warna dan huruf-huruf berbagai bentuk. Sangat bervariasi. Ini sangat
cocok bagi pembaca dengan karakter visual.
Penuh warna dan gambar yang "lucu" |
Saya
jadi ingat buku diary saya dahulu kala. Bentuk
dan ukuran huruf yang bervariasi, warna warni dan diberi gambar serta
tanda-tanda yang mewakili makna tulisannya.
Menariknya,
setiap awal tulisan ditandai dengan tanda pagar atau hasteg. Dimulai dengan #1 hingga # 50. Sangat kekinian.
#1 hingga #8, Kang Maman berbicara tentang mantan, cinta, setia, dan kebahagiaan. Dan di hasteg 4 saya berterima kasih kepada Kang Maman. Mengapa? Beliau menulis.
” Dan, mari saling mengingatkan: Cantik
itu ejaannya bukan K.U.R.U.S.” (Halaman 11).😄
#1 Jangan pernah memaki mantan. Sebaliknya, berterimakasihlah, karena
Mantan adalah guru terbaik. (Halaman 6).
Pada #9, Kang Maman bercerita tentang proses penyelesaian skripsinya di Jurusan Kriminologi FISIP UI. Beliau juga menyuarakan kerisauannya terhadap kasus kekerasan seksual terhadap perempuan yang disebutnya “luka sosial”
#10, Kang Maman menuliskan tujuh alasan meninggalkan seseorang. Menggelitik, terutama bagi yang baru saja ditinggalkan.
“Percayalah, Aku meninggalkanmu dengan sepenuh luka di
hatiku.”
(Halaman 42).
Saya
baru mengenal dengan baik personil Warkop Prambors atau Warkop DKI, juga segala
sesuatu tentang grup lawak ini. Semuanya tersaji dengan lengkap di # 11.
Satu
lagi yang saya tangkap dari tulisan Kang Maman, adalah selalu sarat dengan
nasihat kebajikan. Itu pula yang tertulis dalam hasteg-hasteg selanjutnya.
#12 misalnya, bertutur tentang tanda akhir zaman.
“Dia selalu memberi hari yang
indah untuk pemilik hati yang selalu bersabar dan bersyukur.” (Halaman 60).
“Masih takut dengan pahitnya cinta? Bukankah kopi justru
sempurna karena rasa pahitnya? Begitu juga cinta …” (Halaman 67) #13.
#24, saya tersentak dan segera mohon ampun. Gambaran di kepala saya selama ini, bahwa pelawak itu hanya menghabiskan waktunya untuk ketawa-ketiwi ternyata tidak sepenuhnya benar.
Kang
Maman menceritakan keikutsertaannya dalam grup WhatsApp Majelis Pengajian
Pelawak, di mana dalam grup itu mereka saling menasihati, ditaburi ajakan untuk
selalu mengingat-Nya yang ditulis oleh seniman-seniman komedi yang tergabung
dalam grup itu.
“ … Jika titah Allah hanya beban. Jika urusan Allah hanya
dagang, jangan harap kecintaan-Nya akan datang….”
(Tulisan komedian Gilar pada
halaman 102).
#27. Bang Komeng dan Kang Maman, persahabatan keduanya digambarkan dengan sangat indah.
“Dan dari Bang Komeng, aku temukan mutiara terindah dalam
kehidupan bersama: Persahabatan abadi!” (Halaman 115).
Ada
kisah yang serupa tapi tak sama dengan kisah yang dituliskan Kang Maman dengan
kisah saya, yaitu kisah nenekku yang buta huruf #42.
Bagaimana
kisah ini mampu melemparkan ingatan saya ke seorang figur perempuan tua yang
juga saya panggil dengan sebutan nenek. Sama-sama buta huruf, tidak bisa
mengaji tetapi sangat rajin salat. Al fatihah untuk keduanya, nenek saya dan neneknya Kang Mamang.
Bahwa
keikhlasan dalam mencintai-Nya juga pengabdian yang tulus dalam beribadah tidak
melulu harus didasari dengan ilmu yang mumpuni, mungkin dengan tauhid sudah
cukup.
Walaupun untuk zaman ini, sudah tidak relevan lagi, karena arus informasi sudah sangat maju. Jadi tidak ada alasan lagi, kita menjadi buta huruf.
Walaupun untuk zaman ini, sudah tidak relevan lagi, karena arus informasi sudah sangat maju. Jadi tidak ada alasan lagi, kita menjadi buta huruf.
Terdapat
gumam-gumam dari “mulut” Kang Maman yang tertulis dalam buku ini. Bagaimana
Beliau berkeluh kesah tentang korupsi seperti yang dituliskan dalam #14. Tumpas hingga kempes.
Atau
kerisauannya terhadap ibu yang mengajarkan bahasa asing kepada anaknya hanya
demi memamerkannya di ruang publik. Bahkan silang pendapat, menebar berita hoax
juga tentang politik ditanggapinya dengan nasihat yang bijak.
“Ingatkan hati, kita
tak akan bisa bersalaman jika tangan terus terkepal.”
(Halaman 144).
Dengan
sangat manis, Kang Maman mengakhiri tulisan pada #50 dengan lima kumpulan sentilan pendek.
Saat suatu hubungan berakhir dan usai, bukan berarti dua orang berhenti saling mencintai, mereka hanya berhenti saling menyakiti.
Andai yang tak berilmu mau diam sejenak, niscaya gugur perselisihan yang banyak. –Ali bin Abi Thalib ra.
Persahabatan laksana tangan dengan mata. Saat tangan terluka, mata pun menangis, meneteskan air mata. Saat mata menangis, tanganlah yang menghapus air mata.
Kerap ada nama yang tertulis di hati. Tetapi tak bisa tertulis di buku nikah.
Menderita itu
menggenggam erat, lekat melengket. Bahagia itu ikhlas melepaskan.
Maka
pantaslah buku ini banyak diminati pembaca.
Best Seller!
Buku² best seller katanya sih yg banyak quote gitu. Idenya keren yah, meramu dng tataletak yg OK. Jadi pembaca engga bosan...
ReplyDeleteTrims reviewnya...
Terima kasih juga Mbak Hani, sudah berkunjung dan meninggalkan jejak.
DeleteMenarik sekali bukunya Bu Dawiah. Sarat makna tetapi dg gaya penyampaian yg santai. Colorful pula 😊
ReplyDeleteNah itu colorful yang bikin kita merasa santai membacanya
DeleteMantab qoute2nya bisa dijadikan status medsos mba hehe.. cuss ak segera k toko buku penasaran banget ini jadinya
ReplyDeleteIyah. Dan saya paling suka dengan qoute, singkat, padat, dan berisi.
DeleteMerasa tersentil juga dengah beberapa quote-nya. Dan yang nge-review juga oke banget, nih ��
ReplyDeleteAlhamdulillah, proses belajar Mbak
DeleteBelum pernah baca buku beliau, tapi pernah ketemu langsung. Lucu, tapi menyindir berfaedah. Kalau dilihat dari ulasan ini, kayaknya buku beliau juga demikian.
ReplyDeleteYah, kurang lebih sama dengan apa yang dituliskan dalam notulen pada acara ILK.
DeleteWah aku jadi salfok sama penata isi (lay out): Mbak Langit ternyata! Nggak heran sih kalau doi sering menang2 lomba blog kece yang hadiahnya parah kecenya, prang bikin lay out buku yg penulisnya laki aja bagus begini, agak girly sih kalau menurutku malahan hihih
ReplyDeleteAwalnya juga saya salfok. Mbak Langit gitu loh..
DeleteLucuu ya mbak. Saya ketawa2 sendiri bacanya.
ReplyDeleteJadi tertarik mau beli nih. Pelawak berilmu terus nulis.
Seruu pastinya.
Mksh reviewnya mbak.
Lucu tetapi sarat dengan makna kebajikan, ayo Mbak beli dijamin kagak nyesal.
Deletegaya bahasanya Kang Maman santai tapi masuk banget buat pembacanya jadi ga bikin bosen
ReplyDeleteBetul, saya sampai hanyut
DeleteBuku bagus kayanya. Saya memang suka kang maman. Ucapannya berbobot tapi ringan. Yang saya ingat dia ada di tv, di acaranya kang deni. Indonesia lawak klub
ReplyDeleteIyah dan beliau yang selalu menutup dengan notulen.
DeleteAhhh, aku pengin. Bukunya asyik banget, bagian layout-nya beneran bikin nggak boring. Cuss, hunting weekend nanti.
ReplyDeleteCuss...segera
DeleteSuka, full warna. Jd betah bacanya. Ternyata, bkn hy anak TK aja ysng suka berwarna
ReplyDeleteWarna-warni seperti warna-warninya kehidupan manusia. eh..
DeleteSelalu suka dengan closing statement Kang Maman di sebuah acara di tv...selalu dalam maknanya.
ReplyDeleteApalagi kalau terkumpul dalam sebuah buku yaaa.
Ah jadi penasaran saya
Dan, Bunda mereview dengan cantiknya...jadi kepo dengan bukunya!
Alhamdulillah. Terima kasih Mbak Dian.
DeleteDesainnya kece ya, karya Langit Amaravati, tulisannya pun tampaknya sangat bermanfaat bagi pembaca
ReplyDeleteManfaat banget Mbak
Delete"Janganlah memaki mantan, tapi berterimakasih lah". Kang Maman keren nih, aku baru tahu ada trilogi buku Kang Maman. Menariknya ada nama Langit Amaravati yang jadi Penata Isi
ReplyDeleteKeren kan, Mbak Langit gitu loh, idola ibu-ibu blogger se Indonesia, hehehe
DeleteBuku-buku seperti ini memang menghindarkan kita dari kebosanan saat jenuh membaca tulisan yang terlalu panjang.
ReplyDeleteBetul dan saya juga suka
DeleteWah kang maman, i love him. Jujur, cuitannya slalu aku tanggapin dan kalau direply dia wuih seneng banget. Pernah juga dpt akses bs ngobrol sm beliau di metro tv jd makin berasa akrab sm beliau. Sayang aku blm sempet memiliki(buku)nya hehee
ReplyDeleteBeliau juga pernah ke Makassar dalam suatu acara di Benteng Roterdam, dan saya hanya bisa melihat Beliau dari jauh, padahal saya juga ingin ngobrol
DeleteMembaca beberapa potongan quote di sini saja udah bikin saya senyum-senyum. Kalau baca bukunya kayaknya saya bakal nyengir karena menarik quotenya
ReplyDeleteNyengir sambil manggut-manggut hihihi...
DeleteCovernya bener-bener nyala yak...Isinya apalagi, wooww...Buku best seller keren quote nya. Jadi mupeng nih...
ReplyDeleteDari jauh sudah menarik mata kan Mbak
Deletequotes bagus-bagus ya, hari ini orang suka memajang quote di statusnya sebagai penyemangat
ReplyDeleteQoute itu singkat, padat tapi kena
DeleteColourful banget ya buku2nya. Bunda pernah ketemu beliau di satu acara ISB tp gak sempet berbincang
ReplyDeleteWaktu ngeliat ada nama Teh Langit, langsung mikir "seperti apa kira-kira bukunya?" dan ternyata benar, tata letaknya memang disusun wow. Aku tipikal orang visual, bakal betah banget kalau baca buku seperti ini.
ReplyDeleteorang yang kelihatannya suka becanda becanda aja tuh ternyata gak selamanya begitu ya mb.. kayak kang maman ini, ternyata setelah menulis buku, kita baru tau pemikirannya dalam, bukan cuma haha hihi
ReplyDeleteQuotable banget yah mba, Kang Maman dalam karyanya itu selalu menyisipkan nilai-nilai kebaikan. Bahasanya lugas dan gak menggurui.masuk wish list nih buku yang trilogi ini
ReplyDeletewah aku salfok sama teh Uchan alias Langit Amaravati bloher yang deket sama diriku rumahnya tapi ga pernah ketemu hahaha keren amat ternyata penata isi buku ini pantesan suka menang nata isi buku aja kece y mba
ReplyDeleteWah jadi tertarik deh, suka liat isinya yang bernas dan visualnya yang kece
ReplyDeleteAku udah lama gak beli buku euy. Tau penulisnya ini dari twitter karena selebtwit juga
ReplyDeleteKok sama ya, dengan teman-teman yang lain...sempat salfok setelah lihat nama Teh Langit..he he he Ternyata Teteh jadi penata letak bukunya Kang Maman toh..
ReplyDeleteKalo Kang Mamannya sendiri udah sering lihat di televisi sih, bukunya pasti menarik, ya...
Eeeehhhh penata isinya Teh Langit Amaravati ya....
ReplyDeleteSepertinya makin kemari makin banyak buku dengan kemasan seperti ini ya.... Antara mengikuti pasar yang makin lelah membaca panjang-panjang, atau mungkin juga memang pesan penulisnya jadi lebih mudah ditangkap. :)
Eh ada buku trilogi karya Kang Maman ya. Aku suka denger hasil notulennya di sebuah acara televisi
ReplyDeleteJadi penasaran sama bukunya,baru baca kilasan isinya kayaknya menarik. Saya suka jenis buku-buki yang ringan dibaca seperti ini tapi bermakna.
ReplyDeletesering ngakak sama becandaannya Kang Maman, kebanyang serunya kalau baca dalam bentuk buku. Mau cari juga ah :)
ReplyDeleteBagus pisaaaan ya mba bukunya.. kekinianntapi tetap sarat makna dan banyak pesan baiknya
ReplyDeleteEnggak pernah tersesat sih krn kyknya kalau gak ada acara dan lagi nganggur hampir tiap wiken ke toko buku, walau kdng gak beli apa2 haha. Btw kok kyknya aku merasa buku Kang Maman itu berbau religi tapi dikemas dengan santai ya mbak? :D
ReplyDeleteAsyik juga ya cara penyajian dari buku Kang Maman ini. Dia emang spesialis bikin semacam quote of the day ya dari acara di tipi itu. Dijadiin buku boleh juga nih.
ReplyDeleteWah, buku Kang Maman. Aku suka banyak celetukannya. Jadi kepengen baca. Penampilan buku dan isinya juga cakep :)
ReplyDeleteBuku jaman sekarang itu visualnya indah banget yaa...
ReplyDeleteJatuh cinta juga sama buku Kang Maman.
Enjoy Reading.
Ini sih buku yg pengen aku baca kak. Bagus bagus semua kayanya. Udah lama suka sama tulisannya kang maman
ReplyDeleteOMG kang Maman idolaku banget nih apalagi kalau udah cuap-cuap di Twitter hehe. Orangnya humble banget lho dia beberapa kali ketemu.
ReplyDeleteAku udah lama pengen punya buku ini, tapi belum kesampaian, hiks. Padahal setia banget jadi followernya Kang Maman di Twitter.
ReplyDeleteSaya jadi penasaran sama bukunya. Kang Maman itu emang pinter banget merangkai kata. Suka denger beliau di ILK .. si Mbak juga. Seneng banget baca caranya bercerita " tersesat dan disandera " ❤️❤️❤️❤️❤️
ReplyDeleteSangat tertarik dengan kata jangan pernah memaki mantan..wkwkwk. Saya setuju banget dengan ini..walaupun sudah berstatus mantan, janganlah dibenci apalagi di memaki kerna kalian pernah saling menyayangi..hehe
ReplyDeleteItumi ada dikatakan mantan terindah di? Hehehe...
DeleteKang Maman, yg selalu mengaku sbg orang bugis, karena salah satu bapak atau ibunya mmg orang sulsel, ini mmg menarik kalau dia mengulas sesuatu, lucu dan kadang2 masuk akal. Saya suka ikuti status2 FB nya. Makasih sdh sharing yaaa...
ReplyDeleteSama-sama Daeng
DeleteKata-kata dalam buku ini sarat makna dan kadang membuat kita berhenti sejenak memikirkan makna yang ada didalamnya. Semoga saya juga bisa belajar menuliskan kata-kata bermakna yang membuat orang terinspirasi
ReplyDeleteAamiin. Saya juga selalu belajar seperti itu, agar tulisan kita tidak hanya berhenti saat selesai ditulis.
DeleteDaeng Maman, saya memanggilnya Daeng karena ada darah Makassar mengalir di tubuhnya, adalah salah satu penulis produktif dan kreatif. Orangnya juga sangat humble.
ReplyDeleteTerlihat dari penampilannya di layar televisi di...
DeleteSejujurnya sy belum pernah sklipun membaca buku karya tulisan Kang Maman, hehe...
ReplyDeletecuman liat pertama kali di TV, tapi saat ia merangkai narasi di acara TV tsb, narasinya sangat bagus dan quotable
"Kerap ada nama yang tertulis di hati. Tetapi tak bisa tertulis di buku nikah."
ReplyDeleteHahhayyy.. Suka banget sama kalimat itu!
Semua kutipan-kutipannya saya juga suka
DeleteMasya Allah. Kang Maman ini super sibuk tapi salutnya, beliau nasih produktif bikin buku. Malah kadang2 kalau ada Saya tanyakan dan japri, beliau neladeni dengan baik. Semoga berkwh semua tulisan dan kaeyanya.
ReplyDeleteSudah maki' mention Kang Maman di Twitter dan FB tentang link ta' ini? Share ini akan jadi apresiasi yang berharga bagi beliau.
Quote di bukunya sangat inspiratif. Penuh dengan makna. kang Maman ada darah bugis Makassarnya kalo nda salah yah kak?
ReplyDeleteIyah, setengah Bugis Makassar, setengahnya lagi Jawa
DeleteYa ampun ini bukunya cukup menggelitik sanubari dan membuat bibir ini nyunggingkan senyum atau sekedang tertawa kecil.
ReplyDeleteAnyway, saya kalau masuk toko buku berasa di surga dan memiliki perpustakaan pribadi. Pas ngambil buku yang menarik, eh ternyata harus bayar. Kembalilah kita ke kehidupan nyata.
Saya banget nih bunda. Sering tersesat di rak-rak yang ada di toko buku atau gramedia.
ReplyDeleteBtw saya belum pernah baca bukunya Kang Maman ini tapi diliat dari ulasan di atas pasti ini buku yang ringan dibaca. Saya pribadi suka baca buku yang ringan-ringan seperti ini.
Deh Sayami juga begitu nda toko Gramedia ataupun toko buku online selalu ku tersesat kurasaaa. Itupi sa temukan jalan keluar kalau sudah beli bukunya hahahahaha btw saya belum baca buku-bukunya ini kang Maman
ReplyDeleteSaya suka ini buku setelah membaca review ini. Apalagi jika penulis review menyajikannya lewat video, pasti akan lebih banyak yg tertarik. Salam.
ReplyDeleteApa bisa saya kirimi Anda buku buat direview?
Dari reviewnya ini saya jadi penasaran banget dengan bukunya kang maman ini. Banyak kalimat bijaknya ya. .. Sangat inspiratif dan bisa jadi nasehat buat kita
ReplyDelete