Menulis Akan Membuat Otakku Baik-Baik Saja

Tuesday, September 16, 2025



 


 

21. 50

 

Saya melihat jam dinding masih berada di angka 21.50 artinya masih ada waktu sekitar 1 jam lebih 10 menit untuk menyelesaikan tulisan ini. Sesuai alarm yang saya setel untuk jam tidur saya, paling lambat jam 23.00 sudah harus tidur dan memaksa mata dan pikiran terlelap.

 

Saya merasa harus menuliskan ini karena selama dua pekan ini kepala saya dipenuhi berbagai macam pikiran yang berlarian di kepala. Berisik sekali.

Ide bertumpuk- tumpuk, tapi tak mampu dieksekusi.

 

Alasannya selalu tentang waktu yang tidak bisa diatur. Padahal mana mau itu waktu diatur, adanya kita yang harus mengatur diri, mengatur aktivitas agar bisa seiring dan sejalan dengan waktu yang produktif. 

 

Kali ini saya tidak mau menulis tentang kegelisahan diri karena sudah cukup lama tak menulis apalagi menulis panjang di blogku ini. 

Tidak Mau!

Titik!

 

Sudah terlalu sering saya curhat tentang itu. Tidak percaya? Coba saja berselancar di blog ini, ada berapa banyak curhatan saya tentang tidak produktifnya saya menyelesaikan tulisan dengan berbagai macam alasan. 

Ada yang curhat berbalut motivasi diri, ada curhat berkamuflase tips agar tidak burnout ada juga cara menghalau agar tidak kena writer’s block, dan sebagainya.

 

Setelah saya pikir-pikir dan merenungi lebih dalam lagi, di dalam diri saya itu, tidak ada burnout, tidak ada writer’s block. Adanya saya MALAS saja. 

Bermalas-malasan di kamar sambil scroll-scroll media sosial sampai mata lelah. 

Beuuhhh!

 

 

Apakah Berhenti di Tengah Jalan?

 

 

Mungkinkah terpaksa menyerah mengikuti tantangan menulis di facebook?

 

Sebenarnya sejak awal saya ragu mengikuti tantangan menulis selama 66 hari di grup Nulis Aja Dulu (NAD), tetapi tantangan itu bertajuk 66 Hari Terpaksa Menulis, artinya peserta memang wajib memaksakan diri untuk menulis selama 66 hari. 


Syarat untuk mengikuti tantangan ini sangat mudah, tidak terikat pada jumlah kata, jenis dan tema tulisan. Bebas saja. Mau fiksi atau non fiksi, tulis puisi pun bisa yang mungkin hanya tiga baris dengan jumlah kata kurang dari 20 kata yang penting targetnya menulis selama 66 hari selama tiga bulan.  

Namun, tulisan itu  harus tetap memperhatikan kelayakannya. Mengingat tulisan yang ditulis di platform dimana semua orang bebas membacanya, maka sangat penting memperhatikan ketentuan dan kaidah penulisan.

 

Dihitung-hitung, 66 hari selama tiga bulan, itu artinya hanya menulis 22 tulisan setiap bulan dari bulan Agustus sampai bulan Oktober. 

 

Hanya...?

 

Kenyataannya, hari ini sudah hari ke-42 dan saya baru berada di hari ke-12. Astagaaa sudah ketinggalan 30 hari. Ternyata menulis 22 tulisan dalam sebulan, tidak segampang itu, Esmeralda!


Namun, ini baru pertengahan bulan September, berarti masih ada waktu sekitar 45 hari lagi. Bisakah saya menaklukkan tantangan itu?

Atau saya mundur saja?

 

Ah, saya galau, kawan. 

 

 

Tantangan di KLIP

 

 

Nah, satu lagi nih tantangan menulis yang saya ambil. Tantangan menulis  ini sudah 4 tahun saya ikuti. Alhamdulillah, ini sudah tahun keempat dan di tahun ini saya berhasil menaklukkan tantangan menulis di sesi 1 dan sesi 2 dan saat ini memasuki sesi ketiga. 


Sesi 1 dari bulan Januari – April dan Sesi 2 (Mei – Agustus) saya lolos dengan perolehan You’re Good. Walaupun masih berada di peringkat rendah, tapi saya bersyukur karena masih tetap di KLIP ini.


Nah, di sesi ketiga ini, saya mulai was-was. Sudah memasuki pertengahan bulan September dan saya baru menyetorkan SATU tulisan sedangkan untuk menaklukkan tantangan dalam perbulan itu, hanya dituntut menyetorkan 10 saja tulisan.

Link setorannya pun bebas pakai platform apa saja. Dari blog, media sosial (Facebook, Instagram, X, Thread) bahkan di Google dokumen pun bisa.

 

Segampang itu tantangan di KLIP ini sebenarnya. 

 

 

Mengapa Mengikuti Tantangan Menulis?

 


Lagi-lagi ini pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang-orang. Kenapa sih menyiksa diri mengikuti tantangan ini-itu, sana-sini, dsb?

Kenapa ya?


Saya juga sering bertanya kepada rumput yang tak lagi bergoyang, hahaha.

Namun, saya menemukan jawabannya sendiri, bahwa kalau tak ditantang, saya suka bermalas-malasan dan membiarkan pikiran saya melanglang buana tanpa batas atau bahkan terdiam dan tidak melakukan apa-apa.

 

Padahal menurut psikolog, membiarkan otak kita tak berpikir dan tidak menstimulasinya maka pendar-pendar sel syaraf cenderung diam dan tidur bahkan mati.

Bayangkan kalau otak kita mati. 

 

Disclaimer:

 

“Cara menstimulasi otak setiap orang itu berbeda-beda yah. Ada yang menstimulasi otaknya dengan memasak, misalnya mencoba resep-resep baru. Ada dengan menjahit dengan mencoba membuat pola baju, pola rok atau membuat keterampilan lain. Ada juga yang membaca buku, membuat konten di berbagai platform digital, dan masih banyak lagi.”

 

Untuk saya pribadi, menulis adalah salah satu cara saya mempekerjakan otak agar tidak diam dan tidur. 

 

Nah, mengikuti tantangan menulis menurut hemat saya adalah jalan pintas dalam memaksa otak saya bekerja. 



23. 35

 

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 23.35, sudah lewat 30 menit dari jam tidur saya. Sudah waktunya saya mengakhiri tulisan ini. 

 

Saya menutupnya dengan kalimat, Menulis Akan Membuat Otakku Baik-Baik Saja.”

 



Menulis Akan Membuat Otakku Baik-Baik Saja _ www.mardanurdin.com
Sumber: dokumen Dawiah




Makassar, 16 september 2025

Salam dari saya

 


Dawiah

Read More