Praktik Bioteknologi Konvensional Pada Kamis Manis Bersama Anak-Anak yang Manis

Thursday, February 2, 2023



Kamis Manis Bersama Anak-Anak yang Manis

Praktik Bioteknologi Konvensional Pada Kamis Manis Bersama Anak-Anak yang Manis


Kamis, 2 Februari 2023 seperti biasa, kegiatan rutinku sebagai guru adalah bersiap-siap ke sekolah sebelum pukul 07.00 sekalipun jarak dari rumah saya ke sekolah itu bagaikan sepelemparan batu saja, tetapi kadang juga saya terlambat ke sekolah. 

Ada-ada saja penyebabnya, misalnya Ami putra keempatku yang selalu mengantar dengan motornya tiba-tiba masuk toilet di saat saya sudah siap-siap. Atau saya keasyikan buka aplikasi WhatsApp dan baca-baca pesan yang masuk. Heuu … ini contoh yang tidak baik.

Dan, yang paling sering menjadi penyebab saya terlambat ke sekolah adalah saat saya datang ke mama pada pagi hari, menemaninya minum teh, mengajaknya ngobrol dan saya merasa tak enak hati meninggalkannya disaat beliau sedang senang-senangnya mengobrol.

Namun, kata Ayangbeb, itu alasan saya saja, karena sesungguhnya itu bisa diatasi. 

Ah, beliau belum tahu saja, bahwa betapa senangnya hati ini saat melihat binar bahagia di mata mama, mendengarnya bercerita, melihat senyumnya bahkan mendengar gelak tawanya. Itu tuh serasa dunia ini milik kami berdua. 

Tetapi apa pun alasannya, terlambat ke sekolah adalah hal yang tidak baik dan saya berjuang untuk tidak mengulanginya. Karena dulu, saya paling benci terlambat ke sekolah. Saya selalu berdiri di pintu kelas sebelum bel berbunyi dan menunggu siswa datang satu-satu. 

Semakin disiplin saat diberi amanah sebagai kepala sekolah. Selalu cepat datang karena harus membersamai anak-anak melakukan zikir pagi sebelum masuk kelas. 

Saya pikir-pikir, rasanya saya makin lambat bergerak dan tidak selincah dulu lagi. Apakah penyebabnya karena faktor usia? Di mana semakin banyak usia tingkat kegesitan melakukan ini - itu semakin berkurang. Bisa jadi, hahaha.


Kamis Manis Bersama Anak-Anak yang Manis


Kamisku hari ini adalah hari yang manis bersama siswa-siswiku yang bersikap manis. Alhamdulillah, pembelajaran berlangsung seru dan anak-anak mengikutinya dengan antusias.

Untuk pelajaran IPA saya menggunakan metode pembelajaran tanya jawab yang didahului dengan membaca materi secara bergiliran. Setiap siswa bertugas membaca dengan mengeraskan suaranya dan temannya yang lain menyimak. Pada waktu tertentu, saya hentikan lalu menunjuk secara acak untuk menyambung bacaan itu. 

Ini mirip dengan teknik membaca nyaring yang biasa diterapkan pada anak SD. Selanjutnya, siswa saya tugaskan membuat soal dilengkapi dengan jawaban, materinya diambil dari bahan bacaan yang telah mereka baca.

Tahap berikutnya, setiap anak melemparkan soal kepada siswa yang saya tunjuk secara acak dengan catatan, setiap yang berhasil membuat soal mendapatkan satu poin, siswa yang ditunjuk menjawab jika jawabannya benar juga mendapat satu poin. Jika tidak bisa dijawab, soalnya dikembalikan ke penanya untuk dijawab sekaligus menjelaskan kepada temannya, maka sipenanya bertambah poinnya.

Teknik ini baik untuk memicu daya konsentrasi anak sekaligus mengetahui daya literasi dasarnya, berupa literasi baca tulis.

Ternyata menggunakan teknik ini seru dan cukup heboh. Ketika temannya yang tidak berhasil menjawab dengan benar, si penanya bersorak karena itu berarti ia bisa menjelaskan jawabannya dan berhasil meraih dua poin. Sementara yang gagal menjawab tidak berkecil hati karena masih bisa mendapatkan satu poin saat ia berkesempatan membacakan soalnya, syukur-syukur kalau soanya tidak terjawab agar bisa meraih dua poin.


Mengapa Membaca Nyaring?


Membaca nyaring bertujuan untuk mengetahui keterampilan anak membaca dalam intonasi, tekanan kata, pemenggalan kata, kemampuan menggunakan tanda baca dan pemenggalan frasa. Selain itu, membaca nyaring bisa menjadi latihan anak dalam berkomunikasi lisan bagi pembaca dan latihan menyimak bagi pendengarnya. Bisa juga sebagai latihan meningkatkan kemampuan adaptasi diri bagi anak yang pemalu.

Hasil kegiatan membaca, menyimak dan tanya jawab yang saya lakukan untuk tiga kelas IPA, saya dapatkan sedikitnya 3 hasil evaluasi, yaitu:

  1. Masih ada siswa saya yang belum mahir membaca tanda baca, terutama tanda baca tanya. 
  2. Masih ada siswa saya yang kurang lancar membaca, tetapi ada juga siswa yang terlalu cepat membaca sehingga mengabaikan tanda koma dan tanda titik. Melaju bagai kereta api. 
  3. Masih ada yang kurang menyimak terbukti saat diberi tugas membuat soal, mereka membuat soal di luar dari bacaannya. Padahal perintahnya jelas. “Buatlah satu soal dari bacaan yang telah kalian baca tadi.”

Namun, saya patut berbangga, siswa-siswa saya pada umumnya sudah bisa membaca dan menyimak dengan baik. Kalaupun ada yang masuk dalam ketiga kategori di atas, itu hanya segelintir dan tidak terlalu parah sebenarnya serta masih bisa diperbaiki selama mereka mau berusaha.



Inilah Unsur Penentu Suksesnya Proses Pembelajaran bisa dibaca di sini.



Hore, Praktik Kita Berhasil!


Setelah istirahat kedua, saya masuk ke kelas terakhir. Kegiatan di kelas ini adalah melihat hasil praktik bioteknologi konvensional yang mereka lakukan di rumah. 

Pada umumnya siswa melakukan praktik bioteknologi pangan dengan memanfaatkan mikroorganisme. Ada yang menggunakan ragi untuk pembuatan tapai, roti/donat dan ada juga satu kelompok yang membuat yoghurt.

Untuk kegiatan bioteknologi ini, ada dua jenis tugas yang anak-anak kerjakan secara berkelompok, yaitu praktik bioteknologi konvensial itu sendiri dan pembuatan video sebagai bukti kalau mereka betul-betul melakukannya.

Saat saya mencicipi hasilnya dan mereka bertanya, “bagaimana rasanya Ibu, enakkah, maniskah, berhasilkah?” Saya memberikan jempol dan sontak mereka bersorak. 

“Hore, praktik kita berhasil!” 

Padahal donat dan rotinya bantat, hahaha.

Namun, penilaian buat mereka bukan pada hasilnya yang enak atau tidak melainkan pada proses yang telah mereka kerjakan. 

Good job Nak, kalian berhasil!


Tentang Bioteknologi


Tadinya saya fokus ke Bioteknologi Pangan, yaitu bioteknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk makanan dengan memanfaatkan miroorganisme, seperti pembuatan tapai, yoghurt, tempe, kecap, roti dan minuman beralkohol.  Setelah rekan saya sesama guru IPA, Ibu Ernawati menjelaskan kalau bioteknologi yang dimaksudkan itu adalah termasuk dalam Bioteknologi Konvensional dan saya baru ngeh. Terima kasih Bu Erna.

Bioteknologi ada dua macam, yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional adalah yang memanfaatkan mikroorganisme secara langsung seperti bakteri, jamur dan melibatkan proses fermentasi. Sedangkan bioteknologi modern sudah melibatkan prinsip biokimia, biologi molekuler dan rekayasa genetika. 

Rekayasa genetika ini hanya bisa dilakukan oleh yang ahli di bidangnya karena sudah menyangkut proses mengkombinasikan DNA suatu organisme ke dalam DNA organisme lainnya yang disebut organisme transgenik.

Nah, untuk siswa yang masih di tingkat SMP, cukuplah mempraktikkan bioteknologi konvensial dulu. Setelah sekolah lebih lanjut, semoga ada di antara  mereka nantinya yang ahli di bidang bioteknologi modern yang bisa jadi menghasilkan sesuatu melalui teknik rekayasa genetika, misalnya menghasilkan buah yang ukurannya lebih besar dari ukuran buah normal. 

Dan, pembelajaran siang itu saya tutup dengan pesan, bahwa hanya hewan dan tumbuhan yang bisa berproses menjadi organisme transgenik sedangkan manusia tidak bisa. 

Sehebat apa pun teknologi, manusia tidak bisa menjadi transgenik karena itu menyalahi sunnatullah atau ketetapan Allah. Laki-laki mustahil hamil karena tidak memproduksi sel telur dan tidak  memiliki rahim.



Baca juga tentang 7 Aplikasi Teknologi Ramah Lingkungan di sini 



Praktik Bioteknologi


Demikian hari Kamis saya pekan ini. Seperti rayuannya ayangbeb dulu, Hari Kamis hari yang manis buat kekasih. Hari Kamis hari yang manis bersama siswa-siswaku yang manis.



Makassar, 3 Februari 2023


Dawiah

25 comments

  1. MasyaAllah, seru banget ya praktikumnya. Sudah pasti akan terkenang selalu. Dulu saya belajar mikroorganisme dan praktikum semacam ini di kelas 2 SMK jurusan THP.

    Kalau kultur jaringan ada juga di SMK saya tapi jurusan Agronomi, sepertinya menggunakan mesia agar juga untuk penelitiannya.

    ReplyDelete
  2. Rasanya saya kalau jadi murid bu Guru Dawiah, kelas ceria dan tidak tegang. Padahal pelajaran IPA biasanya kan ngeri-ngeri sedap gitu. Seru juga metode pembelajaran tanya-jawab, kelas anti ngantuk...wkwkwk...

    ReplyDelete
  3. MasyaAllah tetap bisa mendengarkan dan punya waktu berkualitas sama mama di sela berangkat ke sekolah. Semoga berkah terus mbak ngajarnya, memberi manfaat yang banyak kepada murid-muridnya.

    Pesan di akhir, tentang hanya hewan dan tumbuhan yang bisa melakukan transgenik oke banget, makin memperdalam dan mengingatkan kepada anak-anak muda untuk tetap berada pada sunnatullahnya ya mbak

    ReplyDelete
  4. Bunda apa kabar? Sudah lama tidak bersua di grup chit-chat. Bunda Dawiah masih tetap aktif dan inovatif seperti sedia kala. Masya Allah masih sehat dan tetap mengajar dengan hati dan cinta. Bagian penutupnya menjadi pengingat bagi saya, bahwa dalam ilmu apapun kita dapat memasukkan muatan religi untuk memperkuat karakter anak. Masya Allah.

    ReplyDelete
  5. Asyiikkk.. mbaaa, ajari aku yg biotekno pangan 😄 pikirannya mangan aja nih heheu. Seru ya bersama murid2 yg manis.
    Oh jadi skulnya dekeeeut ya mba, aku ngerti rasanya diantar tapi yg antar tiba2 ke toilet 😆

    ReplyDelete
  6. Membaca nyaring ternyata tidak hanya bagus dipraktikkan pada anak-anak kecil (balita - SD) ya Bunda? Pada anak-anak yang lebih besar juga masih bagus untuk dipraktikkan? Saya sendiri masih melakukan loud reading untuk diri sendiri sih, tapi yang bahasa Inggris (melatih lafal). Anak saya yang masih kelas dua SD masih mau kalau loud reading gantian. Sedangkan yg SMP sudah enggan hehehe

    ReplyDelete
  7. MasyaAllah. Senangnya aku baca cerita Kamis manis dari bu kepala sekolah yang juga manis 😍

    Kalau soal kegesitan, aku pun mengalaminya akhir-akhir ini mbak. Mungkin memang faktor umur ya. Dulu kalau loncat ke air, aman-aman aja. Sekarang dari perahu loncat 1,5 meter ke laut, pinggang kayak kecetit, dan malamnya badan ngilu semua haha. Trus kalau naik tangga di rumah, udah mulai ngos-ngosan kalau 5x naik turun. Trus, kalau salah posisi pas jongkok, nunduk, udah kayak ada yang keseleo haha

    Aku nyimak cerita praktikumnya, yang kebayang adalah kegiatan anak-anakku pas yang cowok masih SMA dan yang cewek sekarang masih SMP, sama persis mbak 😁

    ReplyDelete
  8. Sebagai guru emang harus terus berinovasi sih ya bu. Kalau gurunya mulu yang jelasin ya bakal ngantuk dan lupa. Apalagi merdeka belajar kek sekarang kan emang murid yang harus aktif. Mereka yang bikin soal, menjawab, dan sekalian problem solving.

    ReplyDelete
  9. sungguh hari Kamis yang manis yaaa mba. Asyik memang kalau kita punya guru - guru yang progresif dan mengikuti perkembangan jaman. Proses belajar menjadi berwarna

    ReplyDelete
  10. Seru banget ada praktek bioteknologi pangan, dah kyk anak kuliahan aja ya :D
    Anak2 juga biasanya lebih masuk pelajarannya dengan praktik2 gitu.
    BTw jadi tertarik menerapkan metode membaca nnyaringnya ke anak2ku secara bergabtian, satu mem,baca satu nyemak gantian.
    Kalau kmrn2 pas kecil aku yang bacain, kali ini dah bisa baca jd pengen ngetes jg, bagus buat daya konsentrasi jg ya mbak TFS

    ReplyDelete
  11. Bundaaa saya juga suka mempraktekkan membaca nyaring pada mahasiswa. Biasanya pada kelas reading atau writimg krn sya ngajar bahasa Inggris. Saya selalu pesan sama anak2 kalo kesulitan memahami teks baca yg keras sambil latihan pronounciation juga. Ni bisa banget membantu mereka memahami teks dan melafalkan kata dgn benar. Btw praktek bioteknologinya seru sekali. Anak2 pasto happy bgt klo ada project semacam ni ya bunda

    ReplyDelete
  12. masyaallah hari yang menyenangkan melakukan praktik bioteknologi konvensional bersama anak-anak, seru banget deh

    ReplyDelete
  13. Belakangan ini aku aktif blogwalking ke blog Mak Marda.

    Kebetulan semuanya tentang aktivitas Ibu Guru dan siswanya.

    Tiba-tiba berkelebat bayangan, aku menjadi salah satu siswi Bu Guru Marda.

    Dari tulisan, aku bisa membayangkan, pastilah Ibu Guru ini sosok yang menyenangkan dan keren kebangetan!

    Guru sekaligus Blogger ketje!

    ReplyDelete
  14. Paling seru memang langsung praktek ya Bun kalau belajar itu, jadi tahu bagaimana prosesnya ngga sekadar berkhayal atau membayangkan saja, tahu teori juga tahu praktiknya...seru ya mengajar di kelas itu apalagi anak-anak juga antusias

    ReplyDelete
  15. Senang pasti murid murid yang manis punya guru manis dan baik hati seperti mba Dawiah. Terlihat dari foto foto di atas, semua tertawa senang meski donat bantat ya mbak

    ReplyDelete
  16. Seruu ya maak jadi guru itu...hiburannya bersama anak didik, ya ada suka dukanya pasti yaa...

    Aku dulu pernah jadi guru juga soalnya jadi keinget jaman dulu.

    ReplyDelete
  17. Senangnya bisa nemenin praktikum anak-anak. Aku dulu gak pernah praktik soal makanan. Padahal enak ya

    Bayangin kalau diajar sama Bu Guru yang ini, hepi deh

    ReplyDelete
  18. SMP kelas berapa ya mbak udah ada praktek bioteknologi konvesional ini? Pastinya menarik buat murid-muridnya karena mereka belajar dari materi yang sudah diberikan dan berusaha mempraktekannya

    ReplyDelete
  19. Metode belajarnya menarik sekali, Bu. Boleh lah ini saya praktikkan sama anak saya nanti, hehe. Seru juga ya belajar bioteknologi konvensional. Anak-anak jadi bisa tambah pengalamannya. Nggak kayak zaman saya SMP dulu, perasaan belajarnya teori terus.

    ReplyDelete
  20. Bu guru IPA yang asyik nih, bikin murid-muridnya semangat belajar kalau menggunakan paduan berbagai metode mengajar gitu yaaa.. Benar-benar Kamis yang manis ya mbak.

    ReplyDelete
  21. Senang sekali ya Bu menemani anak-anaknya belajar. Sehat selalu ya Bu Guru. Pasti seru nih anak-anak belajar bioteknologi pangan seperti praktik membuat donat, tapai atau yoghurt.

    ReplyDelete
  22. asiknyaaa Kamis manis a la bu guru Dawiah.
    alhamdulillah anak-anak semangat belajar lewat gamifikasi. Mereka terlibat aktif dalam proses pembelajaran. And yes, read aloud ga cuma buat anak kecil. Remaja bahkan dewasa pun sebenanrnya suka dengan read aloud. Have fun learning!

    ReplyDelete
  23. Jadi poinnya saya catat adalah
    1. Baca nyaring sehingga mau ga mau anak anak fokus dulu ke buku yang mereka pelajari

    2. Memberikan pertanyaan sehingga menyimak isi pelajaran yang diberikan

    3. Jika temannya ga bisa jawab harus diberikan penjelasan mengapa ada pertanyaan seperti itu ya. Noted.

    ReplyDelete
  24. Kamis senyum manis bersama bu Dawiah, kebayang kalau jadi siswanya tentun menyenangkan sekali ya mba, aku membaca penjelasannya seperti membaca cerita..

    ReplyDelete
  25. Wih seru banget ngajar mbaaa pasti jadi favorit anak-anak ya. Dulu waktu sekolah aku juga selalu menantikan hari-hari dengan guru yg bisa ngasih pembelajaran yg menyenangkan

    ReplyDelete