Hati-Hati dengan Hati

Monday, April 18, 2022


Hati-Hati dengan Hati



Cinta mati harus dijaga sampai mati. 

Jangan sampai ke lain hati.

Nanti jadinya patah hati.

Hati-hati menjaga hati.

 

Bacanya jangan pakai nada yah, wkwkwk

Ada yang ingat syair di atas? 

 

Yap, itu adalah sebagian syair lagu Cinta Mati, tetapi tulisan ini bukan tentang cinta yang mati atau cinta yang dijaga sampai mati apalagi tentang patah hati melainkan tentang hati-hati dengan hati.

 

Mengapa Hati Harus Dijaga?

 

Hati adalah sesuatu yang sangat penting. Hati merupakan tolok ukur kebaikan, ketenteraman, kedamaian dan hidup matinya seseorang.

 

Begitu istimewanya hati bagi manusia sehingga hati digambarkan dan dituliskan dalam Al-quran beberapa kali. Keadaan hati manusia dalam Al Qur’an diilustrasikan dalam beberapa hal, seperti  hati yang tenteram, hati yang bersih, hati yang buruk, hati yang keras bagai batu, dsb.

 

 "…. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Ra'd: 28).

 

Hati yang bersih hanya bisa didapatkan apabila beribadah dengan tulus.

 

“…. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS asy-Syu'ara':89).

 

Bagaimana dengan hati yang sakit?

Hati yang berpenyakit adalah akibat dari kebiasaan seseorang berdusta.

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah: 10).

Selain itu, ada hati yang gelap dan buruk disebabkan keengganan menerima kebenaran Ilahi. Hati ini diilustrasikan seperti kerasnya batu, bahkan lebih keras dari batu dalam QS Al Baqarah: 74.

Ada pula hati yang takabur dan sombong.

“Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), dan mereka adalah orang yang sombong.” (QS. An-Nahl: 22).

Maka bisa disimpulkan bahwa hati merupakan pusat komando perilaku hidup manusia. Jika hati manusia rusak maka rusaklah semua sendi-sendi kehidupan manusia.  

Sebagaimana yang dituliskan dalam hadis yang  diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim. 

“Sesungguhnya di dalam jasad  manusia terdapat segumpal darah. Jika rusak, maka rusaklah semua jasad manusia. Dan jika baik, maka baiklah semua jasad manusia. Segumpal darah itu adalah hati.” (HR Bukhari-Muslim).

 

Penyakit Hati

 

Dr. Syafiq Riza Basalamah dalam tauziahnya menjelaskan bahwa penyakit hati yang paling besar dan sangat berbahaya itu ada dua, yaitu:


Syirik kepada Allah, menyekutukan Allah Azza Wajallah. Ini adalah penyakit hati yang paling tinggi. Manusia dikasi akal, hati dan panca indra oleh Allah tetapi menyembah batu dan berhala, maka bisa dipastikan orangnya sehat, tetapi hatinya yang sakit. 


Iri, dengki dan sombong. Penyakit hati lain yang juga tinggi adalah iri, dengki dan sombong. Ingatlah kisah Iblis yang tak mau menuruti perintah Allah Swt untuk bersujud kepada nabi Adam as karena merasa lebih baik, lebih istimewa fisiknya sehingga merasa tak pantas bersujud. Iblis hasad kepada nabi Adam as. 


Dijelaskan lebih jauh, bahwa hati itu terdiri atas tiga macam, yaitu:


Hati yang Sehat

Yaitu, hati yang selamat dari segala macam penyakit syahwat dan syubhat.


Hati yang Sakit

Hati yang sakit adalah hati yang kadangkala menuruti syahwat dan syubhat, tetapi kadangkala tidak sehingga hati yang sakit masih bisa diobati selama mau berusaha dan berjuang.


Hati yang Mati


Hati yang mati adalah hati  yang tidak mengenal Allah, tidak beribadah kepada Allah  bahkan menyekutukan Allah dan mengikuti syahwat perutnya dan di bawah perutnya. Sehingga bisa juga dikategorikan mereka  tak punya hati.


“Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)…..Mereka seperti hewan ternak…..(QS. Al- Araf: 179).

Manusia yang mati hatinya itu bagaikan binatang ternak bahkan bagai hewan tak berguna.

 

Bagaimana Menjadikan Hati Kita Bersih?

 

Manusia bisa menjadikan hatinya tidak lagi diperbudak oleh syahwat sebab manusia bisa mengontrol syahwatnya buktinya manusia bisa berpuasa.  Hati manusia bisa bersih dari segala macam penyakit dengan cara mengontrol syahwat kita. 

Apa saja yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan hati yang bersih?


Ikhlas

 Tatkala kita beramal maka jagalah hati agar ikhlas. Niatkan ikhlas Lillahi Taala. Mumpung bulan Ramadan, di mana hampir semua elemen melakukan kebaikan, seperti berpuasa, sedekah dan segala kebaikan lainnya. Maka niatkanlah dengan ikhlas. Berharap pahala dari Allah Swt bukan berharap sanjungan dari manusia.

 

Ridho


Ridholah dengan apapun yang diberikan oleh Allah. Ridholah atas apa yang didapatkan. Tempatnya ridho adanya di hati. Tidak ada iri melihat orang-orang di sekitarnya. 


Pandai-pandailah bersyukur, selalu memandang orang-orang “dibawahmu” agar selalu bersyukur dan tidak meremehkan orang-orang yang berada di bawahmu, baik dari segi harta maupun jabatan dan apapun yang melekat di dirinya.


 

Membaca Al-Qur’an

 

Al Quran adalah obat dari segala penyakit hati. Dengan  membaca alquran dan mentadaburrinya maka penyakit hati bisa dihindari.


Dalam Surat Yunus ayat 57, diingatkan bahwa Al quran datang kepada manusia sebagai pelajaran dan penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada serta petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman.


Kita semua perlu menjaga dan mengobati hati kita dengan membaca Al quran sebab di situ ada petunjuk, rahmat dan penyembuh. Al-Quran adalah qalamullah.


 

Semua Akan Dihisab

 

Agar hati kita bersih, maka selalu mengingat bahwa semua akan dihisab. 

Segala hal yang kita miliki, kita alami kelak akan dihisab di hari perhitungan.

Apapun yang dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban. Amalan baik baik dan buruk akan diberi balasan.

 

 

Berdoa

 

Hati sifatnya elastis, gampang dibolak-balikkan oleh setan, karena itu mintalah kepada Allah agar hati kita tetap kepada-Nya. Berdoalah agar hati ditetapkan dalam keimanan.

 

“Robbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da iz hadaitanaa wa hablanaa mil ladungka rohma, innaka angtal-wahhaab.”

Artinya:


"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-MU, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (QS Ali-Imran:8).

 

“Ya Muqalabbal qulub tsabbat qalbi ‘alaa diinik.”


Artinya:


“Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu).  (HR.Tirmidzi no 3522, Ahmad no 302, 315).

 

 
Bersedekah

 

Sedekah adalah bukti kita beriman agar hati kita selamat dan dicintai oleh Allah Swt. Jika cinta-Nya Allah telah kita miliki maka yakinlah ketenangan dan ketenteraman hati akan datang.


 
Berbaik Sangka Sama Saudara

 

Selalu berbaik sangka adalah salah satu kunci agar hati kita bersih, tenang dan damai. Sebaliknya jika ada syakwasangka, keragu-raguan atas perbuatan buruk saudara kita terhadap kita maka hati tak akan tenang. 

Selalu muncul rasa curiga yang berakibat terjadinya kegundahan, kegelisahan dan hati menjadi tidak bersih.


 

Menyebarkan Salam


Menyebarluaskan salam adalah menyebarluaskan kedamaian dan keselamatan, sebagaimana makna dari kalimat 

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.”

"Semoga Allah memberikan kedamaian (kesejahteraan), merahmati serta keberkahan kepada kalian semua.”


 

 Tersenyum


Hendaklah tersenyum kepada saudara-saudara kita sebab senyum adalah sedekah.


“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR Tirmidzi).

 

 

Jangan Bertanya Yang Tidak Perlu


Tidak perlulah bertanya-tanya tentang sesuatu kepada saudaramu. Istilah sekarang, jangan kepo. Hal itu tak akan menambah pahalamu malahan akan merusak hatimu.


 

Mencintai Kebaikan


Tak  beriman seorang muslim sebelum mencintai saudaranya. Arahkan hati kita untuk selalu mendekati dan mencintai kebaikan agar hati kita senantiasa bersih dan sehat.

 



Penutup

 

Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Sebagaimana hadis Rasulullah SAW,


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz VII, hal. 58, dari Jabir bin Abdullah r.a).

 

Siapakah dia?

Apakah seseorang yang berprofesi dokter? Karena dokter membantu menyembuhkan orang bahkan membantu menyelamatkan orang dari maut.

 

Menurut DR. Syafiq Riza Basalamah, manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain saja tidak cukup, kalau tak menghadirkan hati di dalamnya maka sia-sia. 

Setiap kebaikan dan kebermanfaatan manusia bergantung kepada ketulusan hatinya.

Sebesar apapun manfaat kita terhadap orang lain jika hati tak dihadirkan dalam setiap perbuatannya maka akan menjadi sia-sia.

 

Semoga di pertengahan Ramadan 1443 H ini, hati kita senantiasa disinari dengan sifat-sifat, ikhlas, ridho, mencintai kebaikan, selalu tersenyum, menebarkan salam, bersedekah, selalu berbaik sangka kepada saudara, rajin bersedekah, mencintai kebaikan dan tidak  bertanya sesuatu yang tidak perlu kepada saudara, serta selalu berdoa agar ditetapkan dalam keimanan Islam.

Sebagaimana Rasulullah Saw yang  selalu bermunajat kepada Allah, 

"Ya Allah terangilah hati-hati kami dengan cahaya petunjuk-Mu, seperti Engkau menyinari alam semesta ini selamanya dengan sang surya dan rahmat-Mu."

 

Makassar, 18 April 2022

Dawiah

 

10 comments

  1. Aamiin...
    Semoga kita dijauhkan dari penyakit hati. Apapun itu.
    Saya menyaksikan, orang yang suka iri, berburuk sangka, itu hidupnya tidak tenang dan seperti gelisah selalu ...

    ReplyDelete
  2. Penyakit hati memang datangnya karena ketidakmampuan dalam diri, setuju kata mba sebaiknya kita lebih ikhlas, sabar dan ridho pada hal yg kita alami

    ReplyDelete
  3. hati ini emang harus dijaga ya Bun, salah-salah dengan hati bisa panjang urusannya.
    hati harus dijaga, sebaik mungkin, hati-hati karena dari hati bisa banyak timbul penyakit hati :(
    terima kasih sudah mengingatkan Bun, semoga kita semua bisa menjaga hati.

    ReplyDelete
  4. Penyakit hati yang gak kerasa itu adalah iri, dengki dan hasad ya bun bener banget. Kayak yang sepele tapi sebenarnya itu berpengaruh banget. Kalau kita ngeliat dari kacamata orang lain, jadinya kita kurang bersyukur jatohnya ya. Semoga dihindarkan dari penyakit hati. Aamiin

    ReplyDelete
  5. Aamiin.. Makasih Bun remindernya, agar selalu berhati-hati dengan hati.
    Aku sepakat banget jika menjadi manusia ga hanya bermanfaat saja bagi orang lain, tapi harus dengan ketulusan hatinya.
    Semoga dijauhkan dari penyakit hati dan semoga kita semua selalu berbaik sangka dan ditebalkan rasa ikhlasnya dan sabarnya.

    ReplyDelete
  6. Penting banget kita untuk selalu menjaga hati. Karena kalau sudah menyimpang kekesalan,amarah, atau ke en Ian, itu akan merusak dan melukai diri dan orang sekitar.
    Semoga kita semua dijauhkan dari sakit hati ya, Bunda ��

    ReplyDelete
  7. menjaga hati ini berat banget rasanya, kadang cepet banget merasakan sesuatu dan buru-buru istighfar, bahkan utk perkara kecil kaya kesel atau jengkel dengan hal sepele.

    ReplyDelete
  8. Wah, reminder banget ini Bu. Sering kali lupa, khilaf, dan menyepelakan. Padahal hal yang sepele, jika terus-terusan dilakukan akhirnya jadi penyakit hati ya, Bun. Astagfirullah, semoga aku selalu inget dengan tulisan Bunda ini.

    ReplyDelete
  9. Hati memang tempatnya segala kehidupan.
    Dan semoga Allah selalu jaga kemurnian hati kita yang selalu terkait dengan dzikr kepada Allah.

    ReplyDelete
  10. Mengerikan jika kita tidak sadar memiliki penyakit hati ... duh ... na'udzubillah

    ReplyDelete