DEMI WAKTU

Saturday, April 23, 2022


 

Hari ke 22 Ramadan 1443 H

 

Sejak bulan Syakban saya sudah berencana melakukan banyak hal untuk mengisi bulan Ramadan. Rencana itu saya tulis di kepala, heuuu.

 

Harusnya rencana-rencana itu saya tulis di buku atau di notes handpone agar tidak hilang begitu saja dan minimal sebagai pengingat kalau saya punya rencana ini dan itu. 

Maka apa yang awalnya saya anggap sepele dan begitu percaya diri bisa mengeksekusi semua rencana-rencana ternyata gagal.

Rencana itu terlupakan dan semua ide-ide ikut terlupakan.

 

Salah satu rencana dan sudah lama saya niatkan adalah mengaji dengan target menyelesaikan satu juz satu hari, bukan hanya selama dalam bulan Ramadan melainkan setiap hari.

 

Nyatanya, target itu tidak terpenuhi. Walaupun masih mengaji tetapi targetnya tidak terpenuhi. Bahkan hingga di sepuluh hari terakhir Ramadan, bacaan saya masih belum sesuai harapan.

 

 

Rencana kedua adalah saya mau menulis setiap hari yang diawali pada tanggal 1 Ramadan dan temanya sudah tergambar jelas. Hari pertama mau nulis ini itu, hari kedua tulis itu ini, hari ketiga mau bahas ini itu, tetapi sekali lagi saya gagal.

 

Namun, saya masih bisalah menghibur diri. Walaupun dua rencana utama belum terealisasi dengan baik, tetapi masih ada beberapa pekerjaan yang semula tidak direncanakan justru berhasil saya kerjakan.

 

Seperti setoran tulisan di KLIP yang masih terus berlanjut dan malam ini sudah masuk setoran ke-20. Itu berarti saya berhasil mengeksekusi 20 ide menjadi sebuah tulisan.

 

Ada lagi yang di luar rencana, tetapi tiba-tiba terbersit begitu saja, yaitu menulis buku materi pelajaran IPA dan alhamdulillah sudah masuk di Bab 2. 

Entah dari mana ilhamnya, saya merasa perlu menulis satu buku pelajaran sesuai mata pelajaran yang saya ampu sebagai kenang-kenangan kelak saat saya sudah pensiun.

 

Padahal sejak awal saya berniat menulis hal-hal yang berkaitan dengan bulan Ramadan. Kapan lagi kita menjumpai bulan yang penuh rahmat ini kan? 

Tahun depan belum tentu masih hidup dan bisa bertemu bulan Ramadan dan dalam keadaan sehat pula.

 

Namun, itulah manusia hanya bisa berencana, tetapi Allah Swt yang Maha Menentukan.

Mungkin Allah Swt mengarahkan saya untuk fokus menyelesaikan menulis buku materi pelajaran yang saya ampuh itu.


Tidak seharusnya menyalahkan keadaan apalagi takdir?

Yap betul.


Sebab tidak semua yang terjadi dalam hidup kita adalah karena takdir semata. Pasti ada kontribusi kita di dalamnya sehingga kita gagal atau berhasil.

 

Jika sudah mengupayakan dengan berbagai cara dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau berusaha mengeksekusi suatu rencana, kemudian hal itu tidak terjadi maka barulah kita bisa mengatakan, “saya sudah berjuang, tetapi Allah Swt belum menakdirkan hal itu terwujud.”

 

Namun, jika kita hanya berencana tanpa betul-betul berjuang mengusahakan agar rencana itu terealisasi maka jangan salahkan takdir. Salahkanlah diri yang perjuangannya hanya setengah-setengah dan tidak maksimal.

 

Seperti yang saya alami ini.

Saya tidak sepenuhnya berjuang mengusahan rencana-rencana itu, saya masih suka melakukan hal-hal di luar rencana, seperti keasyikan membaca buku, keasyikan mengintip media sosial atau berlama-lama mengobrol selepas salat subuh di masjid.

 

Kalau dihitung-hitung, berapa banyak waktu saya yang terbuang sia-sia. Sekalipun tidak semua yang dilakukan itu buruk, tetapi kesannya sia-sia karena tidak sesuai rencana awal.

 

Ah, seandainya semua rencana-rencana itu saya tuliskan besar-besar dan menyematkannya di dinding, mungkin saya lebih terarah.

 

Hari ini sudah masuk hari ke- 22  Ramadan 1443 H. Masih ada waktu untuk mengejar beberapa ketertinggalan dan sudah harus lebih fokus dalam beribadah agar Ramadan saya tidak berlalu begitu saja.

 

Biarlah ini menjadi tulisan pengingat diri agar esok saya lebih fokus dan lebih berhati-hati menggunakan waktu. 

 

Sebagaimana peringatan Allah Swt atas hamba-Nya yang sering merugi.

 

“Demi masa. Sungguh, manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-‘Asr).

 

Peringatan buat diri yang hina ini, bahwa waktu manusia ada di dunia ini hanya Allah yang mengetahuinya, maka jangan sampai saya meragukannya.

 

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya.” (QS. A- An’am : 2).

 

Makassar, 23 April 2022 M

 

Dawiah

 

 

 

 

6 comments

  1. MasyaAllahu, keren mba pencapaian prestasi di bulan Ramadhan, semoga saya bisa mengikuti jejak langkahnya. By the way setoran klip saya msh tertinggal jauh. Thanks for sharing ka.

    ReplyDelete
  2. Waktu itu menjadi pengingat perjalanan peristiwa, sebaiknya bermanfaat untuk kebaikan baik keluarga, diri sendir maupun sekitar

    ReplyDelete
  3. Masya Allah keren kak bisa konsisten nulis sejauh ini di bulan Ramadhan. Semoga terus mengkobar bara apinya

    ReplyDelete
  4. Duh aku mogok nih KLIP-nya mbak hahaha alhamdulillah ya mbak, ramadan tetep bisa produktif

    ReplyDelete
  5. Aku sejak dua tahun terakhir vakum menulis di blog kaya mati suri blognya.. jadi malu aku baca artikel sista yang tetap konsisten menulis meskipun di bulan ramadhan ini.. jadi terbakar semangat untuk tetap mengikuti jejak sista

    ReplyDelete
  6. Semangat, tapi membuat rencana sudah lebih baik dibanding tidak sama sekali, setidaknya kita tahu apa yang harus dilakukan meskipun pada akhirnya banyak melakukan hal yang diluar rencana, nah mungkin bisa lengkapi dengan bantuan doa, minta sama Allah agar dimudahkan dalam menjalankan rencana dan urusan hehe

    ReplyDelete