Terima Kasih Lupa

Friday, January 8, 2021

 


 

Saya patut berterima kasih kepada diri sendiri karena telah menerima hal buruk yang terjadi di masa lalu dengan melupakannya. Bukan pura-pura lupa, tetapi memang lupa selupa-lupanya. Kecuali beberapa hal yang menyakitkan berupa perlakuan culas, ini yang masih saya perjuangkan untuk melupakannya.

Saya berterima kasih kepada sifat lupa yang diciptakan oleh Allah Swt. Andai tak ada sifat itu betapa merepotkannya hidup saya.

Saya pasti akan terus mengingat kemarahan bapak ketika dulu saya keluar malam-malam bersama teman perempuan, bapak mengangkat kursi tinggi-tinggi lalu ia pukulkan ke paha saya. Bukan sakitnya paha yang saya tangisi, tetapi tuduhan orang tua teman saya itu. Mereka bilang, anaknya menjadi liar akibat berteman dengan saya, padahal saya yang dijadikan tameng bahkan menjadi ‘obat nyamuk” menunggui dia yang sedang pacaran.

Saya akan terus menangisi perbuatan  seorang laki-laki yang pernah melakukan cara tak baik agar saya bisa menjadi istrinya, dan akibat perbuatannya hubungan kekeluargaan kami terputus lama.

Saya akan terus mengumpat dan memelihara kemarahan kepada dia yang tak pernah saya temui tetapi  sosoknya sangat melekat dalam pikiran, sebab cerita bapak tentangnya adalah  sosok laki-laki yang pernah membuat bapak sakit pada usia muda dan terus sakit-sakitan hingga berpulang ke haribaan-Nya.

Sifat lupa itu pula yang mengingatkan saya untuk tersenyum kepada orang yang pernah memfitnah saya dengan sangat keji. Merangkul bahunya saat ia dilanda musibah padahal saya tahu, dialah orang yang pernah menjatuhkan saya dengan cara yang tak elok.

Terima kasih lupa. Karena kehadiranmu telah menjadikan hati saya dipenuhi kata maaf.

Memaafkan orang-orang yang menyapa dengan ramahnya, “ibu hamil lagi?” Padahal ia tahu kalau saya sudah menopause.

Memaafkan diri saya sendiri karena tak sanggup melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh orang terhadap saya. Memaafkan masa lalu yang buruk dan menerimanya sebagai bagian dari perjalanan hidup saya.

Bersyukur atas rahmat Allah Swt yang telah memberikan kesempatan yang banyak sekali untuk melalui semua itu, menatanya dengan baik sehingga terlihat baik-baik saja.

Saya bersujud memohon ampun dan mengucap puja-puji atas karunia-Nya karena Dia Sang Penyimpan rahasia terbaik telah menutupi aib-aib saya, sembari memohon, jangan buka aib saya ya Allah.

Saya takut.

Jika Dia membuka aib-aib saya yang tak terhitung jumlahnya itu, maka pastilah saya akan pingsan menciumi baunya yang sangat busuk. Orang-orang akan muntah dan mungkin mati keracunan akibat menghirup bau busuk dari aroma aib saya itu.

Jangan ya  … jangan lakukan itu ya Allahku.  Kasihanilah saya, kasihanilah orang-orang itu, mereka akan terimbas padahal mereka tak bersalah.

 

Terima kasih lupa.

Kehadiranmu telah menolong rasa sakit tak terkira saat melahirkan anak-anak saya. Andai sakit itu tak terlupakan, saya tak mungkin mau melahirkan sampai empat kali setelah mengalami persalinan pertama.

Terima kasih lupa. Jika tidak, saya pasti akan terus-terusan mencakar muka suami, mengingat ia pernah membentak saya karena saya ngomelin dia terus, hanya karena ia menyimpan handuk basanya di atas ranjang. Saya tahan beradu argumentasi berhari-hari dengan dia asal saya jangan dibentak. Itu sangat menyakitkan.

Terima kasih, karena saya sering lupa dengan kebiasaan buruknya yang menggoda saat saya sedang serius menulis atau membaca. Ia dengan santainya membawa gitar ke dalam kamar, memetik dawainya sambil menyanyikan lagu nostalgia padahal saya sedang stress dikejar deadline.

Terima kasih, wahai  jiwa yang telah setia menemani diri yang lemah ini.

Saya terus berjuang melupakan perbuatan apapun yang buruk dari orang lain dan berusaha mengingat perbuatan buruk yang pernah saya lakukan kepada mereka, agar senantiasa menjadi pengingat buat diri, untuk tidak melakukannya lagi.

Karena tidak semua orang mampu memelihara sifat lupanya, sebagaimana tidak semua orang memiliki sifat pemaaf.

Tahun 2020 telah berlalu, saya mau melupakan semua hal buruk yang terjadi pada waktu itu. Semoga berganti dengan hal baik pada tahun ini, 2021 dan pada tahun-tahun selanjutnya.

Mari berpelukan. Maafkan jika saya pernah melakukan hal buruk terhadap kalian. Lupakanlah, asal jangan melupakan sosok saya yang masih setia memaafkan. 

Jangan sungkan membaca cerita lainnya di blog ini.

Bermunajat dan bermuhasabah

Renungan satu dekade


Makassar, Januari 2021

Dawiah 


39 comments

  1. Begitu pun saya Bun, sudah melupakan hal-hal buruk di masa lalu. Selupa-lupanya dan hanya ingat kembali ketika membuka buku harian yang ditemukan dalam gudang. Alhamdulillah saat memcanya saya bisa tersenyum.

    Gak tahu apa jadinya kita ya bila diberi Allah otak yang akan selalu ingat. Seperti foto yang akan tercetak terus dalam memori. Kalau yang bagus-bagus aja sih gak apa. Nah kalau yang pahit, buat apa atuh disimpan. Berterima kasih kepada Allah bahwa sifat lupa itu juga menyelamatkan kita ya

    ReplyDelete
  2. Bundaaa, gak tau gimana ekspresiku saat baca tulisan ini.
    Antara haru, lucu, lalu tersadar, iya ya.. Kita harus berterima kasih pada rasa lupa.

    Semoga Bunda juga lupakan salahku nah... (kalo pernah ada).

    ReplyDelete
  3. Ahhhh mau peluk peluk bund dawiah. Tulisan ini saya baca dengan perasaan yang campur aduk. Ternyata selama ini saya lupa untuk berterimakasih pada lupa. Hingga terkadang masih ada rasa sesak di dada.
    Terima kasih telah mengingatkan saya ya bund

    ReplyDelete
  4. jleb banget mba ceritanya, memang kadang lupa membantu menyembuhkan hati kita dari rasa dendam dan menjadi lebih baik lagi kedepannya. mari kita sama-sama berjuang untuk lupa dengan hal-hal buruk baik yang datang disengaja dari orang lain ataupun tidak sengaja, agar kita bisa lebih bahagia ya mba. terima kasih mba tulisannya membuat saya merenung tentang apa itu bahagia

    ReplyDelete
  5. Untungnya kita punya sifat lupa, sehingga banyak hal buruk yang tak selalu diingat. Terima kasih tulisannya karena mengungatkan saya untuk tak lupa bagaimana harus bersyukur.

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah ya Bunda dengan adanya sifat lupa kita jadi seperti saat ini. Diri yang tenang, damai, ikhlas... bisa menerima segala lebih dan kurang juga mampu memberi maaf pada semua yang menyakitkan. Artikel yang jadi pengingat diri ini...Makasih Bunda:)

    ReplyDelete
  7. Bijak banget bunda. Memang ada positifnya kalau lupa ya. Kita nggak bakal mengingat sesuatu yang memang nggak perlu diingat. Ini cukup bagus agar terhindar dari depresi. Kerenlah bunda nih

    ReplyDelete
  8. Adem banget baca ini, sekaligus jleb. Kalau kita tak diberi rasa lupa, mungkin akan makin sulit juga ya bunda memaafkan. Allah Maha Baik memang

    ReplyDelete
  9. Seneeng bacanya bunda, kaya langsung balik ke diri sendiri. Melupakan hal yang menyakitkan adalah bentuk anugerah juga ya. ❤️

    ReplyDelete
  10. Terkadang hal yang paling membuat nyaman diri kita adalah menerima kelebihan dan kekurangan yang terburuk diri sendiri, termasuk lupa ini. Memaafkannya lalu akan terssa lebihringan dan bisa membuka kemungkinan yang lain, ahhh terima kasih lupa, yang sering menghinggapi diri ini juga.

    ReplyDelete
  11. Terima kasih sudah diingatkan mba. Lupa ternyata ada manfaatnya juga utk kesehatan mental kita ya

    ReplyDelete
  12. Bunda Dawiah, haturnuhuunnn, artikel ini mengajak saya dan ribuan pembaca lainnya berkontemplasi.
    MasyaALLAH, Maha Besar ALLAH yg menganugerahkan "lupa" untuk kita ya.
    Sesuatu yg tampak negatif ternyata apabila ditelaah dgn seksama justru menghadirkan rasa syukur yg meluap2

    ReplyDelete
  13. Bener juga ya, Mbak. Sebetulnya dalam kadar normal, lupa itu ada hikmahnya. Tetapi, kadang-kadang kita lupa bersyukur akan hal itu

    ReplyDelete
  14. terima kasih sudah share postingan ini :( saya bacanya agak mengharu biru, sambil mengingat satu persatu kejadian di tahun 2020, mari kita tutup dan buka lembaran baru di tahun 2021 ini ya mbak

    ReplyDelete
  15. Lupa adalah sesuatu yang jadi momok menakutkan sampai kita menolak lupa, seperti hal ya kita takut dilupakan.

    Tapi ternyata ada lupa yang indah juga ya, Bun. Lupa yang patut disyukuri seperti lupa pada hal hal menyakitkan sehingga hati lebih ikhlas

    ReplyDelete
  16. Bersyukur ya mbak bisa dianugerahi sifat lupa, karena tidak semua orang bisa melupakan kejadian2 buruk termasuk kejadian yang menyakitkan. Tapi lucu deh baca ceritanya...bisa buat instropeksi diri bahwa hidup kita itu ibaratnya pelangi...bukan hanya penuh masalah namun penuh dengan cerita kehidupan.

    ReplyDelete
  17. Subhanallahu...
    Allah sungguh Maha Baik. Aku gak meragukan mengenai keajaiban-keajaiban ini, Bunda.
    Allah menghapus kenangan-kenangan buruk dan menggantikannya dengan kenangan yang baik-baik saja.
    Agar hidup manusia menjadi lebih ringan dan mudah memaafkan.

    ReplyDelete
  18. Bersyukur ya dengan adanya lupa ini. Allah memang MahaBaik.
    Sifat yang kadang meresahkan, tetapi jadi yang paling membantu akan hal-hal yang membuat terluka.

    ReplyDelete
  19. Sejujurnya,
    Aku cenderung orang yang mudah lupa, Bunda...
    Tapi kalau terhadap kesalahan orang, ini yang masih harus belajar. Katanya memang salah satu caranya adalah dengan mengingat banyak kebaikannya daripada kesalahannya.

    ReplyDelete
  20. Semoga kita selalu dalam perlindunganNya ya mba. Selalu mengucapkan juga rasa syukur atas segala nikmat Allah. Aamiin

    ReplyDelete
  21. waaah kok aku jadi ingin makin bersyukur pernah gegar otak ringan ya mbak, karena gegar otak ringan ini bikin aku lupa kebangetan, daya ingatku lemah banget. makanya setiap hari aku mesti membuat to do list, kalau nggak ku buat bakal lupa kerjaan apa yang mesti aku selesikan. ternyata setelah baca postingan mbak, banyak juga manfaat dari lupa. hihi

    ReplyDelete
  22. betul mba, bersyukur kita diberi lupa dan ditutupi keburukan oleh Allah swt, jika saja Allah membuka, rasanya malu dan tidak ingin bertemu dengan siapa pun.

    ReplyDelete
  23. I do choose to forget all the bad things and toxic environment that might surround us at some point of life. But I always try to get the valuable lessons from those processes and move forward

    ReplyDelete
  24. Selalu mengapresiasi diri kita dan berusaha selalu positif itu bikin kita lebih tenang ya mba. Semakin banyak bersyukur semakin bahagia. Jadi self reminder banget ini.

    ReplyDelete
  25. Banyak bersabar saja Mbak n jngan mudah marah, harus semua di pandang positif

    Hal selagi perkara dunia jangan di ambil hati, kecuali sudah menyangkut perkara akhirat.

    ReplyDelete
  26. Berarti mas Arif belum baca semua tulisan saya, hehehe ...

    ReplyDelete
  27. Wah, memang kadang ada sifat yang diberi oleh-Nya harus kita manage lagi agar tidak merugikan kita. Tapi ada juga sifat yang diberi yang menguntungkan kita. Masya Allah, dengan sifat lupa jadi tanpa beban dan tak mengingat kesedihan ya

    ReplyDelete
  28. Guru saya pernah berkata, salah satu hikmah adanya sifat lupa pada manusia adalah jika kau g pny sifat lupa maka kau tak akan doyan makan karena kau akan selalu inget dengan jelassss apa yang kau keluarkan di WC tiap pagi.

    Mksh Bunda sdh diingatkan

    ReplyDelete
  29. Ya Allah...tulisan yang menggugah perasaan. karena seringkali kita abaikan rasa lupa tersebut. bagus banget tulisannya mbak, mengingatkan kita semua bahwa rasa lupa itu adalah salah satu anugrah dari-Nya.

    ReplyDelete
  30. Jadi ada bagusnya lupa alias melupakan yang tidak baik tetapi jangan lupa untuk bersyukur, ini jadi muhasobah diri ya

    ReplyDelete
  31. Terima kasih lupa. Ah, so sweet banget bisa ngomong begini ke diri sendiri, meski sebenarnya melupakan hal yang menyedihkan tak semudah membalikkan telapak tangan bagi saya. Ini terjadi karena saya termasuk tipikal sensitif, Bun (dulu tapinya), sekarang sudah lebih mudah menetralisir perasaan. :)

    ReplyDelete
  32. Ternyata lupa bisa dalam ya kalau dimaknai. Padahal kadang suka kesal karena sering lupa, sampai dikata kayak nenek-nenek. Hehe.

    Alhamdulillah saya juga terterima kasih pada lupa, yang sudah mengajarkan untuk tidak mengingat kejadian buruk yang pernah dialami. Sama seperti Mbak, di fitnah dengan keji.

    ReplyDelete
  33. Awal baca judulnya penasaran banget isinya kayak apa. Ternyata keren banget. Saya gak pernah kepikiran untuk berterima kasih pada lupa padahal dia mengajarkan kita banyak hal. Thank you ka

    ReplyDelete
  34. Ya ampun saya lupa untuk berterima kasih padah lupa. Terima kasih Bunda sudah mengingatkan, ternyata kehadiran 'lupa' juga patut kita syukuri ya. Yah, tanpa 'lupa' hidup kita mungkin nggak bakal tenang karena terbayang terus dengan peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan bahkan menyakitkan

    ReplyDelete
  35. Terharu mbak membaca ini. Tapi memang tentang "lupa", sepertinya tiap orang akan merasakan hal yang kurang lebih sama. Tidak sellau ebrbicara tentang kekurangan, namun dampak baik dari sifat tersebut. Makasih mbak pencerahannya

    ReplyDelete
  36. Berarti untuk bisa memaafkan, memang satu-satunya cara hanya dengan tidak mengingat-ingatnya kembali ya. Itu juga cara untuk lekas move on atau beranjak dari masa-masa kelam dan menyakitkan, entah karena dijatuhkan dengan jahat, difitnah, dan disakiti. Memaafkan bukan berarti membenarkan tindakan orang yang jahat pada kita, tapi lebih seperti membuang beban di punggung kita sendiri. :)

    ReplyDelete
  37. Tulisan ini pendek, tapi begitu menyentuh. Saya merinding, seketika mengiyakan. Sesuatu yang sangat biasa dilupakan, bahkan acap disalahkan: lupa. Padahal empat huruf ini adalah karunia, nikmat yang sangat istimewa. Judul yang cantik. Terima kasih lupa. Haish... Aku kok jadi melow, pengen nangis. Betapa nikmat yang satu ini adalah sesuatu yang harusnya saya syukuri ��

    ReplyDelete
  38. Ternyata lupa itu banyak manfaatnya juga, ketika menulis gratitude journal seperti ini pasti rasanya seperti mendapat suntikan energi ya mba?

    ReplyDelete
  39. Wise banget bund, nyatanya dari sifat lupa ini kelak akan membuat jiwa kita lebih kuat dalam melaraskan kehidupan. Ahhh, jadi kebawa mellow nih bacanya mba huhu

    ReplyDelete