Menstruasi Pertama, Apa yang Harus Dilakukan?

Friday, September 25, 2020

 



Suatu hari saya dikejutkan oleh suara tangis murid perempuan saya yang duduk di barisan belakang, Dia sesenggukan sambil menelungkupkan mukanya di atas meja. Perlahan saya mendekati dia lalu duduk di sebelahnya sembari bertanya.

“Ada apa Nak, kenapa menangis?”

Tiba-tiba dia meraung lalu memeluk saya, “Bu saya kena penyakit parah.”

“Sakit apa? Bagian mana yang sakit?” Saya ikutan panik.

“Tempat kencingku mengeluarkan darah.” Bisiknya takut.

Rasanya ingin ketawa, tapi saya menahannya. Perlahan saya memapahnya, menuntunnya ke ruangan guru. “Ikut Nak, nanti ibu jelaskan, kenapa itu bisa terjadi.”

Itu drama yang terjadi sama siswaku puluhan tahun lalu. Mengapa itu terjadi? karena dia belum paham tentang siklus haid pada perempuan.

Masih lekat dalam ingatan saat Nabila putri bungsu saya mengalami  peristiwa haid untuk pertama kalinya. Dia  menanggapinya santai saja walau ada kesan takut-takutnya sedikit. Itu karena dia sudah sering melihat, mendengar, bahkan telah dibekali informasi soal hal itu.

Saat pelajaran agama Islam, oleh gurunya dijelaskan cara mandi wajib untuk mensucikan diri setelah haid selesai,  ia tuntaskan rasa keingintahuannya dengan bertanya ke saya, ke tante-tantenya bahkan ke saudara sepupunya, apakah itu haid, bagaimana bentuknya, apakah sakit, dan sebagainya.

Saya bersyukur karena itu bertanda putri saya telah beranjak dewasa. Ia sudah memasuki masa aqil balik. Sayangnya tidak semua anak perempuan seberuntung Nabila,  punya  keluarga yang mau terbuka membahas hal itu. Seperti murid yang saya ceritakan di atas dan masih banyak anak perempuan lainnya yang mengalami haid pertama dan  tidak tahu apa-apa.  


Saat Anak Pertama Kali Mendapatkan Haid, Apa yang Mesti Anda Lakukan?

 

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa haid atau menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi akibat siklus bulanan. Peristiwa ini adalah sesuatu yang normal dan dialami oleh semua perempuan yang telah memasuki akil baliq. Biasanya haid pertama kali dialami oleh perempuan yang berusia 12 tahun hingga 15 tahun, tergantung kepada kondisi masing-masing, karena haid pertama setiap perempuan berbeda-beda.

Sekalipun peristiwa haid ini adalah sesuatu yang biasa, tapi masih banyak yang belum memahami sepenuhnya terutama bagi anak yang baru pertama kalinya mengalami haid. Karena itu sangat  penting membekali diri  dengan pengetahuan dalam mendampingi putri kita saat mereka mengalami perubahan luar biasa pada tubuhnya itu.

Apakah yang semestinya dilakukan jika berada di situasi seperti itu?

Pertama, berdialoglah dengan anak, bisa dimulai dengan bercerita tentang pengalaman ibu  ketika mengalami hal serupa. Tujuannya agar anak menjadi lebih terbuka. Dengarkan ceritanya, siapa tahu mereka  sudah pernah mendengar tentang menstruasi dari orang lain, mungkin dari temannya atau bisa jadi dari tontonan. Nah, berdasarkan ceritanya, ibu bisa mengambil kesimpulan tentang pengetahuannya, jika ada informasi yang keliru yang dia ketahui, maka akan mudah meluruskannya.

Kedua, jelaskanlah pengertian menstruasi secara bertahap dan dengan bahasa yang sederhana kepada anak, agar mudah dipahami. Dapat dimulai tentang pengertian  menstruasi, proses terjadinya,  juga waktu datangnya menstruasi. Misalnya, menstruasi yang dialami seorang perempuan biasanya terjadi setiap dua puluh delapan hari dan pada umumnya siklus menstruasi kurang dari tujuh hari.

Ketiga, jelaskan pula cara-cara penggunaan pembalut. Berikan pengertian, bahwa pembalut harus diganti sekurangnya tiga kali sehari, jangan membuang pembalut di sembarang tempat, dan pembalut yang  kotor karena sudah dipakai sebaiknya dibungkus dengan baik sebelum dibuang ke tempat sampah.

Keempat, selain memberikan penjelasan tentang menstruasi secara fisik, anda juga seharusnya menjelaskan makna menstruasi bagi kehidupan perempuan. Bahwa, menstruasi merupakan salah satu tanda terjadinya masa peralihan anak menjadi remaja, maka anak harus lebih menjaga pergaulannya, terutama kepada lawan jenis.

Kelima, bagi muslimah, inilah waktunya menerangkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh perempuan yang sedang menstruasi sehubungan dengan ibadah. Bahwa perempuan yang sedang mengalami menstruasi  tidak boleh melaksanakan salat dan puasa. Jika masa menstruasi berakhir, maka perempuan muslimah belum bisa mengerjakan ibadah salat dan puasa sebelum mandi wajib.

Keenam, informasikan kepada anak bahwa perempuan yang sedang haid tidak berarti tidak bisa hamil sekalipun melakukan hubungan seksual pada saat haid. Beberapa fakta memperlihatkan bahwa berhubungan intim saat haid bisa menimbulkan kehamilan, sekalipun peluangnya kecil. 

 

Jangan Panik! 
Jagalah Kebersihan Selama Masa Haid

 

Selain keenam hal tersebut di atas, kita  juga harus menjelaskan cara sederhana menjaga kebersihan selama masa haid, seperti berikut ini.

  1. Cucilah tangan setiap kali akan menyentuh vagina. Sebenarnya mencuci tangan pada saat akan menyentuh vagina, tidak hanya dilakukan pada saat haid saja, tetapi sebaiknya dilakukan setiap akan menyentuh vagina. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan vagina.
  2. Gunakanlah pembalut yang lembut dan aman untuk menampung darah haid, jangan menggunakan kain atau saputangan, karena tidak akan menyerap darah haid. Pilihlah pembalut yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit di sekitar vagina.
  3. Gantilah pembalut sesering mungkin, tergantung volume darah haid. Semakin banyak darah yang dikeluarkan semakin sering mengganti pembalut. Ganti pula pembalut setiap kali habis mandi atau buang air besar. Jangan memakai pembalut terlalu lama.
  4. Bersihkanlah vagina setiap kali mandi, jika perlu gunakanlah air hangat untuk membersihkan vagina.
  5. Bagi yang  beraktivitas di luar rumah atau yang mau bepergian, maka bawalah pembalut dan celana dalam sebagai persediaan.  Ini untuk jaga-jaga, siapa tahu di tempat yang dituju tidak ada atau jauh dari penjual pembalut .
  6. Pembalut yang kotor atau yang sudah digunakan sebaiknya dibungkus dengan rapi sebelum dibuang, hal ini tidak ada hubungannya dengan kelancaran haid, tetapi hanyalah adab saja, bahwa membuang sesuatu yang jorok, seperti darah haid sebaiknya dibungkus.

Demikian, semoga bermanfaat.

 Baca juga:

Penyakit Pada Sistem Reproduksi

Mengenal Ciri-Ciri Perkembangan Emosi Remaja

 

 

44 comments

  1. Hihihi...selalu lucu ya cerita mens pertama itu. Ada yg bikin malu, takut, cemas. Ga enaknya soal mens itu adalah anak-anak laki yg kepo.

    Bahkan teman zaman kuliah dulu (laki-laki) ada yg beranggapan kl perempuan mens itu berarti sedang tinggi gairahnya dan ga boleh didekati.

    Saya jd kasihan sm dia. Mungkinkah krn dia ga punya saudara perempuan ya?

    ReplyDelete
  2. Bunda sejak kecil dibesarkan oleh Nenek. Setiap mau tidur nenek rajin bercerita tentang segala galnyg menyangkut kewanitaan, termasuk masalah haid. Jd gak kaget lg ketika usia 10th ada sesuatu berwarna merah kelyar dari t4 pipis. Nenek bunda di tahun2 1949 sdh siap menyediakan sesuatu utk dipakai selama haid. Nenekku nenek tercinta yg sll bikin tenang cucunya. Kebiasaan Nenek menurun pd diri bunda. Hal yg sama bunda berikan wejangan kpd 3 anak pr bunda. Mereka pun sangat mengerti tentang bagaimana memperlakukan diri ketika haid. Semua beres. Anak2 bunda yg bebas ceria pd anak2nya karena ketiganya tdk punya anak perempuan. Semua jagoan.

    ReplyDelete
  3. Saya suka jelasin tentang haid ke semua anak saya, termasuk yang laki-laki. Untuk yang perempuan supaya dia gak kaget saat haid pertama. Sedangkan untuk anak laki-laki supaya jangan sampai membully. Beberapa kali denger cerita, anak laki-laki ada yang ngetawain teman perempuanya kalau rok sekolahnya 'tembus' karena darah menstruasi

    ReplyDelete
  4. Aku juga punya anak gadis waktu baru mens kalau denger ceritanya suka ketawa. Dulu, mamaku juga pernah cerita saat adikku pertama kali mens, Ditanya bisa pake pembalutnya gak? Katanya bisa, eh ternyata dia pake pembalut lemnya di atas, bukan di bawah. Pantesan mau dilepas selalu bilang sakit suka ketarik. 😂

    ReplyDelete
  5. Makasi bunda, ini bekel aku buat yaya nanti. Udah bingung dari sekarang kalau ngebayangin nanti yaya beranjak besar dan haid pertama. Izin save blog post nya juga ya bundaku

    ReplyDelete
  6. Hai Bunda... ini postingan mengandung nostalgia, xixixi.
    Saya tahu tentang menstruasi dari guru agama SMP, memang ada materinya tentang Aku sebagai Perempuan, Aku sebagai Laki-laki. Meski sudah tahu secara ilmu tetap saja pas praktiknya ada rasa-rasa gimana gitu, apalagi jauh dari orang tua, utamanya ibu.Penting sekali mengajarkan seputar menstruasi, kebersihan dllnya pada anak.

    ReplyDelete
  7. jadi ingat dulu marah-marah karena kesal membayangkan harus mengalami berdarah2 tiap bulan. Astaghfirullah. Untung ada ibu yang menjelaskan semuanya. Dan kini saya dikaruniai dua putra jadi tidak punya PR menjelaskan ttg menstruasi...hehehe

    ReplyDelete
  8. Wah cerita mirip saya saat pertama haid, saya lari ke dapur saat ibu sedang masak terus saya ceritakan yang terjadi saat jam istirahat. Lalu ibu membawa ke kamar mengajari semua hal yang harus dilakukan saat haid datang, tegang sekali saat pengalaman pertama haid hehee

    ReplyDelete
  9. aku jadi inget waktu haid pertama,,,,syukurnya ada mama yg bisa ngebimbing aku jd gak panik hehe,,,itu pada masa lampau banget smpe udh lupa wkwkw

    ReplyDelete
  10. Sekarang zaman udah terbuka, jadi informasi ttg haid sudah banyak dishare. Tetapi secara detail seringnya engga tahu, jadi bingung pas beneran haid. Yang penting menjaga kebersihan ya...

    ReplyDelete
  11. Informasi seperti ini penting buat anak remaja biar saat dapat haid pertama mereka tau harus ngapain.

    Jadi ingat waktu saya pertama haid, koq rasanya takut ya.. Hehe.

    ReplyDelete
  12. Saya dulu juga takut saat tahu pertama haid, karena termasuk yang di keluarga ga ada penjelasan seputar haid pertama. Tapi kan itu tahun 1980-an yang mungkin memang tabu dibicarakan. Kalau hari gini masih seperti itu sayang ya Bunda...Memang pendidikan akil baliq mesti diajarkan sejak dini termasuk siklus menstruasi. Kalau anak-anak saya saat kelas 5 ada seminar akil baliq. Yang bicara guru ngaji dan psikolog anak. Tapi dari rumah mesti ortu juga mengajarkan sejak dini ya

    ReplyDelete
  13. Meski tampaknya sepele, peristiwa haid pertama ini penting utk dipersiapkan dg sebaik-bsiknya ya.. TFS mba..

    ReplyDelete
  14. Mens pertama panik, bingung, langsung laporan ke mamaku, haha...
    Makasih ilmunya mba, bisa untuk di share ke anakku kelak

    ReplyDelete
  15. Aku jadi ingat waktu pertama kali menstruasi. Saat itu kelas 6 SD, beberapa hari menjelang pengumuman kelulusan. Ketika lagi berada di perpustakaan aku merasa celana dalamku basah. Cuma ga aku hiraukan. Pas pulang sekolah, sesampai di rumah aku BAK di toilet. Langsung kaget melihat di CD banyak darah segar. Langsung menangis meraung-raung karena aku pikir ada lintah yang masuk ke dalam miss-V. Hahaha. Itulah lugunya anak-anak zaman old, ya. Kalau anak-anak sekarang aku lihat mereka lebih santai gitu sih. Mereka justru keliatan hepi karena merasa udah gede.

    ReplyDelete
  16. Nah kadang kejelekan budaya kita tuh nggak ada sex education yang baik ya Bun. Padahal sebenernya bukan hal yg tabu sih. Cuman ya karena kurang dibiasain jadi agak segan ya .. Aku sih gak punya anak cewek, tapi PR nya ngobrolin soal mimpi basah sama anak lanang tuh sesyuatuh hihihi

    ReplyDelete
  17. Duh jadi teringat jaman saya pertamakalinya menstruasi, karena takut sampe celana dalam saya sembunyikan...eee malamnya ketahuan bapak, lalu dicucilah celana dalam saya sambil menggerutu karena saya dianggap terlalu jorok. Emang menstruasi pertama jadi kenangan, apalagi kalau kejadiannya di sekolah atau tempat umum.... ini PR bagi ibu yang memiliki anak perempuan ya mbak agar bisa memberikan pengertian saat putrinya mengalami mestruasi untuk pertama kalinya.

    ReplyDelete
  18. Langsung teringat pertama kali putriku haid pertamanya, dia lebih santai gitu karna sering melihat saya juga dan sebelumnya pernah diskusi ttg topik ini. Komunikasi memang perlu banget ya mba. Thanks ya tipsnya

    ReplyDelete
  19. Dulu saya juga bingung mba pas pertama kali mens lalu dijelaskan dengan bijak oleh ibu saya nantipun insyaalloh kalau anak saya sudah besar saya akan mencontoh cara bijak ibu saya dan yang perku digarisbawahi adalah adab membuang pembalut karena banyak yang membuang pembalut masih kotor penuh darah. Saya sendiri selalu mencuci pembalut hingga bersih baru saya buang dan skarang pengen beralih ke menstrual cup agar mengurangi sampah pembalut di bumi ini🙏

    ReplyDelete
  20. Yap mba mnurutku memang penting sejak dini bahas ama anak. Aku sisa satu anak kecil nih persiapan bentar lagi menstruasi. Makasih informasinya

    ReplyDelete
  21. Referensi bagus sekali untuk para ortu yang anaknya beranjak dewasa, juga buat para anak gadis yang mungkin belum mendapatkan edukasi tentang haid dr lingkungan terdekatnya jadi bisa baca ini :D

    ReplyDelete
  22. Dulu waktu anak perempuan saya haid pertama kali, alhamdulillah terlihat lebih santai. Karena selain saya yang mengedukasi tentang haid, guru di sekolah dan sahabatnya juga banyak membagikan pengetahuan tentang haid. Dia banyak belajar dari sahabatnya yang dapat haid terlebih dahulu

    ReplyDelete
  23. kasian anak yang tidak tahu perihal menstruasi di usia remajanya. karena kalau sudah diberitahu, tentu dia tidak akan sepanik itu. alhamdulillah punya guru yang bijak seperti ibu yaa. alhamdulillah malah jadi ide tulisan ini bu. barakallah

    ReplyDelete
  24. Huhu anakku pas mentruasi pertama diem-diem aja dan ketauan saat ada bercikan darah di celananya, kata dia mah malu makanya ga ngomong.

    ReplyDelete
  25. Deg-degan niih...Bunda.
    Aku juga mesti persiapan ke anak-anak mengenai edukasi seksual sejak dini.
    Karena anakku mulai beranjak memasuki masanya pra-remaja.

    Bismillah~
    Semoga dimudahkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi ingat zaman aku pas masuk pra-remaja terus dapet mens pertama yang sebenernya, aku yakin itu bukan mens. Heuheuu~
      Aku minder, Bun...uda kelas 3 SMP tapi gak pernah gak sholat.
      Padahal temen-temen cewek yang lainnya uda pada gak sholat kan yaa...

      Jadi aku "maksa", aku bilang mens.
      Eh, keluar beneran. Alhamdulillah...

      Delete
  26. Terima kasih untuk penjelasan tentang haid ini, bunda. Ini bisa menjadi bekal aku untuk anak perempuanku yang baru keluar bulan Januari nanti.
    Memang sangat penting memberikan edukasi tentang menstruasi pertama. Karena pengalamanku sendiri waktu hari pertama sampai teriak dan nangis2 karena bangun tidur banyak darah, huhuhu

    ReplyDelete
  27. Waktu kelas 4-5 SD, mamaku sudah beri tahu ada yang namanya haid, Kak, Jadi waktu kelas 6 tiba2 keluar darah saat di sekolah, eh pulangnya baru tahu, saya tidak kaget lagi. Terus bapakku ajari yang namanya mandi wajib.

    ReplyDelete
  28. anak sekarang lebih progresif untuk isu yang terkait dengan kesehatan reproduksi mereka ya mba. Dan di sekolah anakku memang sudah sempat diperkenalkan mengenai proses pubertas perempuan maupun laki - laki di usia yang muda namun sudah pantas untuk mendapt info kesehatan penting ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang pasti memang harus diajak ngobrol supaya mereka tau prinsip - prinsip agama dan juga kesehatan yang harus dijaga yaa mba

      Delete
  29. Hihihi aku yang bacanya jadi ikutan senyum-senyum Bun pas bagian cerita murid perempuannya yang ngira kena penyakit parah padahal itu haid 😂. Iya nih aku juga punya anak perempuan, jadi perlu dikenalkan juga nanti apa itu haid, cara membersihkan diri dan lain-lain biar anaknya juga nggak takut ya.

    ReplyDelete
  30. Dulu aku dapat menstruasi pertama saat kelas 1 SMP dan pas di sekolah, pas pakai baju seragam putih-putih. Alhasil rokku ngecap mirip bendera Jepang. Rasanya takut gimana gitu, tapi udah pernah latihan nyobain pembalut mirip ibuku eh malah kebalik perekatnya dibagian depan..ya lengket jadinya haha..

    ReplyDelete
  31. Saya dulu mens pertama ketika SMP
    Nah pas SD kelas 6 pernah kejadian kyk gtu mbak di kelasku, ada temanku tiba2 berdarah dan kena rok, kontan kan dia takut, lha kami juga gak ngerti apa2 hahaha
    Sama wali kelasku juga akhirnya dijelaskan kalau itu mens, jd gak usah takut itu normal dan akan dialami semua anak perempuan.
    Akhirnya pas SMP haid udah gk kaget lg hehe

    ReplyDelete
  32. Saya sudah mulai menginformasikan sedikit-sedikit ke anak sulungku sejak dia masuk SD. Kebetulan suka lihat pas kebtulan pakai pembalut atau ngga solatjadi sekalian di edukasi deh. Sekarang dia sedang siap-siap menunggu moment itu datang.

    ReplyDelete
  33. Wah, jadi inget masa menstruasi pertama aku dulu. Saat SMP kelas 1 deh kayaknya. Bingung, dan takut. Tapi dulu belajar sendiri. Malu mau nanya mama atau teteh. Alhamdulillah, sekarang punya anak perempuan, dia gak malu ngobrol apa pun ke saya. Termasuk mens dan seks. Perlu banget ya pengetahuan soal ini. Biar anak perempuan bisa menjaga kesehatan alat reproduksinya.

    ReplyDelete
  34. Terima kasih tulisannya Bunda, pas banget anakku kelas 7 haid pertama Alhamdulillah..saya ikuti ya petunjuk di artikel ta..bermanfaat sekali..

    ReplyDelete
  35. Cerita siswi yang haid itu bikin pengen ketawa Mbak.😅 Jadi ingat dulu pertama saya haid malah langsung demam ga bisa masuk sekolah. Kalau ditanyain temen-temen juga malu banget ngejawab lagi haid. Ortu jg sama sekali ga pernah ngajak diskusi soal haid, bahkan saya harus baca cara penggunaan pembalut sekali pakai tuh berkali-kali biar paham. 😝 Sekarang saya juga punya anak perempuan, jadi punya PR-nya buat mengenalkan soal haid.

    ReplyDelete
  36. haha.... ceritanya haid pertama selaluuuu gado-gado. Wkwkwk Pasti diingat seumur hidup saking serunya. Kalo temen aku pakai pembalutnya kebalik. Krn memang belum tau. Kaciannyaaaaa

    ReplyDelete
  37. Anakku tahun ini juga baru dapat haid, Mbak. Alhamdulillah karena sering dapat ilmu di sekolah jadi dia nggak panik. Saya cukup ngajarin cara membersihkan diri dan membersihkan pembalut plus menyediakan pembalut yang nyaman.

    ReplyDelete
  38. bener banget nih aku juga dulu waktu menstruasi pertama itu sempat khawatir juga dan kayaknya takut curhat ke orang tua juga akhirnya bisa dibicarain

    ReplyDelete
  39. Waktu saya pertama kali menstruasi dulu sudah mendapatkan cukup pengetahuan dari ibu, kakak dan teman-teman. Karena memang teman-teman saya sudah menstruasi duluan, sementara saya di kelas 2 SMP baru dapat menstruasi. Berbekal pengetahuan itu jadinya memang sudah nggak panik lagi, sih. Pertama kali haid saya juga nggak malu untuk bilang ke ortu bahwa saya akhirnya menstruasi.

    ReplyDelete
  40. Wah jadi inget juga Mak, dulu saya keluar haid pertama juga waktu di sekolah. Tepatnya saat kelas 5 SD atau sekitar umur 11 tahun. Waktu itu udah nggak panik lagi karena memang sudah sering dijelaskan saat keputrian. Alhamdulillah dulu guru2 terbuka dan nggak malu menjelaskan tentang kesehatan seksual, terutama area reproduksi yang juga nggak kalah penting untuk dijaga kesehatannya.

    ReplyDelete
  41. Saya sudah mengajarkan tentang haid dan bagaimana menggunakan pembalut jauh hari sebelum anak pertama saya menstruasi mba. Qadarullah, dia mendapatkan haid pertamanya ketika ada di pondok pesantren, jauh dari saya. Alhamdulillah para pengasuh pondok baik banget dan ikut membantu menjelaskan kembali pada anak saya tentang tata cara perempuan menangani haidnya.

    ReplyDelete
  42. Jadi ingat pertama kali aku menstruasi. Dulu itu waktu aku pertama menstruasi rasanya takut, khawatir, dan deg-degan.

    ReplyDelete