Designing the Unlimited You

Saturday, March 16, 2019


Designing the Unlimited You: Bahagia, Berdaya, Berkarya Melalui Metode Point of You

Tak akan lahir seorang anak jika ia tidak unggul. Kalimat ini sering sekali saya sampaikan kepada anak-anak dan  murid-murid saya.

Perhatikanlah proses terbentuknya janin, dimulai dari awal proses pembuahan hingga terbentuknya zigot!

Perjalanan panjang sel kelamin laki-laki (sel sperma) yang  melalui banyak rintangan dan persaingan untuk bersatu dengan sel kelamin perempuan (sel telur) untuk membentuk manusia baru.

Proses itu disebut pertilization atau pembuahan.

Selama melakukan hubungan sexual terdapat sekitar 300 juta sel sperma masuk ke dalam vagina. Segera setelah itu,  jutaan di antaranya akan mengalir keluar dari vagina atau mati karena tak kuat berada di lingkungan yang asam namun banyak juga yang selamat.

Selanjutnya sperma harus melewati serviks dan membuka rahim yang biasanya tertutup, namun leher rahim terbuka beberapa hari saat wanita berevolusi.

Sperma berenang melalui lendir serviks menuju rahim, saat itu jutaan sperma mati karena tak kuat melewatinya atau terperangkap di dalam lipatan serviks.
Di dalam rahim, kontraksi otot membantu sperma dalam perjalanan menuju ovum atau sel telur, namun anti imun dalam rahim menyangka kalau sperma  yang masuk itu adalah benda asing sehingga menghancurkan ribuan sperma lainnya.

Ribuan sperma yang selamat terus melanjutkan perjalanannya menuju sel telur,  beberapa  sperma  terjebak masuk ke tuba falopi yang kosong dan ada pula yang berenang menuju ke telur yang tidak dibuahi.

Sementara itu, di dalam tuba falopi suatu benda yang disebut cilia mendorong telur keluar menuju rahim. Cilia ini sangat aktif sehingga banyak sperma yang terjebak dan tidak bisa melanjutkan perjalanannya menuju sel telur.

Selama perjalanan ini, bahan kimia di saluran reproduksi  berubah yang menyebabkan sperma menjadi hiperaktif, berenang lebih keras dan cepat  menuju tujuan hingga akhirnya sperma mencapai sel telur.

Hanya beberapa lusin dari 300 juta sperma tersisa


Namun perjuangan belum berakhir, karena sel telur dilindungi oleh lapisan sel yang disebut corona radiata. Sperma harus melewati lapisan ini. Jika berhasil maka sperma terus melakukan perjalanannya dan berlomba memasuki zona pellucia.

Hanya satu sperma untuk satu sel telur


Sperma yang pertama kali melakukan kontak akan membuahi sel telur. Pada saat sperma berhasil melakukan kontak, saat itu pula selaput luar sel telur menarik sperma masuk ke dalam dan secara otomatis selaput sel telur mencegah sperma lain menempel padanya.

Telur melepaskan zat kimia yang menyebabkan sperma lainnya menjauh dan menciptakan membran pelindung yang tidak dapat ditembus. Sperma lain tak bisa lagi menempel.

Maka saat itu di dalam sel telur terjadi proses penyatuan materi genetik jantan dan materi genetik betina.

Sampai di sini, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa ada perjuangan yang sangat keras juga persaingan yang sangat ketat dari sperma untuk dapat mencapai telur.

Ada perlindungan yang diberikan oleh telur, agar proses penyatuan dua jenis materi genetik dapat berlangsung dengan aman.

Maka apakah yang membuatmu merasa diri lemah dan tidak unggul?


Namun dalam proses perjalanan kehidupan selanjutnya, kadang orang berada pada lingkungan yang tidak disukai atau tidak diinginkan. Bertemu dengan orang-orang yang tidak sefrekuensi dengannya sehingga timbul berbagai gejolak rasa.  

Terjadi berbagai hal, mungkin musibah, cobaan, dan ujian sehingga diri merasa lemah, sedih, lelah bahkan putus asa. Karenanya kita merasa orang yang paling susah, paling sedih, paling menderita.

Lupa untuk menengok ke dalam diri sendiri, bahwa sesungguhnya kita adalah manusia yang unlimited.


Sumber: Pixabay.com

Hal-hal itulah yang akan dicoaching  oleh perempuan supel nan cantik, Fauziah Zulfitri, ACC.  dalam kegiatan Designing the UNLIMITED YOU.

Insight Indonesia bekerjasama dengan Sombere Social Media Partner, mengundang 10 bloger perempuan Makassar sebagai peserta , di mana nantinya akan diberikan coaching game dan  Exploring and sharing menggunakan metode Points of You.

Mengapa Perempuan?


Oleh Fauziah Zulfitri, ACC yang biasa dipanggil coach Ochy ini menjelaskan di awal sesi, bahwa perempuan diberkahi kemampuan yang multi tasking dan sumber daya yang luar biasa.

Memiliki banyak keistimewaan yang tidak dimiliki oleh laki-laki, seperti mengalami haid, hamil, melahirkan, dan menyusui. Sehingga secara tidak langsung, perempuan dituntut menjadi lebih kuat, walaupun sering dijuluki sebagi makhluk yang lemah.

Dengan mengikuti coaching ini, peserta diharapkan bisa menengok ke dalam diri sendiri sehingga menemukan sesuatu yang berharga dalam dirinya dan menjadi lebih berdaya, karena perempuan yang berdaya akan mampu memberdayakan perempuan lain.

Mengenal Coach Fauziah Zulfitri, ACC


Coach Ochi (Foto: sumber pribadi)

Terlahir dengan nama Fauziah Zulfitri merupakan psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Pengalaman profesionalnya di beberapa Multi National Company telah dijalaninya selama 10 tahun di Jakarta dan 9 tahun di Makassar. Mayoritas di area Human Resources Development.

Beliau pernah menduduki posisi sebagai GM Operations of Trans Studio Makassar (2010 - 2013). Jabatan terakhirnya adalah sebagai Director of Hospitality Group, Bosowa Corporation.

Memiliki Certified Trainer, Certified Professional Coach & Executive Coach, NLP Practitioner & Hypnotherapist. Beliau adalah perempuan pertama di Indonesia timur yang meraih gelar cretified    sebagai Associate Certified Coach (ACC) dari International Coach Federation, maka tidak heran jika perempuan cerdas dan lincah ini telah melakukan lebih dari 2000 jam Training Session dan lebih dari 300 jam Professional Coaching & Mentoring
WOW!

Sesi Coaching

Sumber foto: Awie (www.fillyawie.com)

Ada yang menarik pada sesi coaching ini, setidaknya buat saya yang jarang sekali curhat. Saya selalu merasa sebagai perempuan yang kuat, tidak gampang menangis, tidak mudah putus asa, dan orang lain tak perlu tahu kesusahan saya. 

Ternyata  saya tidaklah sekuat itu, hehehe….

Baru memasuki sesi awal, saya sudah tak dapat membendung air mata.
Dipersilahkan untuk mengambil gambar demi gambar yang mewakili perasaan dan pikiran hingga di akhir sesi, saya merasa PLONG!

Ajaibnya, saya tidak sendiri.

Kesembilan perempuan bloger Makassar itu merasakan hal yang sama. Alhamdulillah, setidaknya saya tak perlu malu.

Padahal kalau ditilik dari segi usia, harusnya saya sudah lolos. Tidak perlu lagi terharu apalagi mewek. 

Tapi menurut coach Ochy, banyak yang belum bisa menengok ke dalam dirinya sendiri sekalipun usianya sudah setengah abad. Ditampar sama usia.

Saat proses  coaching berlangsung, peserta diarahkan untuk melakukan empat hal, yakni pause, expand, focus, dan doing.

Goalnya adalah sering-seringlah menengok ke dalam diri, temukan sumber daya yang dimiliki lalu tingkatkan kualitas diri karena ANDA adalah  manusia yang UNLIMITED.






Terima kasih Insight Indonesia (Videonya keren dan teristimewa terima kasih kepada Coach Ochy yang telah memperkenalkan metode Points of You ini. 

Terima kasih Sombere Social Media Partner yang telah memilih saya sebagai peserta. 

Mau tahu tentang Sombere Social Media Partner?
Silahkan hubungi Mamy Ery atau Teh Awie. 


Insight Indonesia
Alamat: Grand Losari, Jl. Losari Permai No. 12, 
Jl. Tanjung Bunga, Tj. Merdeka, Makassar
Telepon: 0822-6007-0003
Website: https://www.insightgroup.co.id/
IG: @insigthgroupID
Facebook: Insight Indonesia






Read More

Dia Butuh Telinga Bukan Mulut

Wednesday, March 6, 2019


Saya termangu membaca kertas tebal warna ungu itu. Di sana tertera nama orang yang lima  tahun ini memproklamirkan dirinya sebagai kekasih saya, Diaz.
Nama Diaz tidak sendiri, namanya bersanding dengan nama perempuan lain. Bukan nama saya.

Undangan pesta pernikahan itu saya amati, tidak ada air mata hanya dada rasanya dipukul godam. Sakit sekali.

Laki-laki yang selama lima tahun ini menjadi orang yang paling dekat, telah menikahi perempuan lain. Tanpa perasaan, mereka mengirimkan undangannya.
Perempuan itu adalah teman masa kecil kami, saya dan Diaz.

Namanya Alfiah. Kami berteman sejak kecil karena sekampung. Demikian pula Diaz. Kami selalu belajar, bermain, dan berangkat ke sekolah bersama-sama. Tamat SMP, Alfiah pindah ke daerah lain, tetapi hubungan kami tidak terputus. Telepon adalah media kami berkomunikasi.

Sore itu sepulang dari acara penamatan SMA,  Diaz mengutarakan perasaannya. Ia menyukai saya dan berniat menikahi saya setelah ia bekerja. Tanpa berpikir dua kali, saya menerima cintanya, karena sejak kecil saya memang menyukainya.

Hampir lima tahun kami menjalani masa-masa indah. Ke kampus bersama, walaupun kami beda jurusan tetapi kampus kami sama. Hingga Diaz berhasil menyelesaikan kuliahnya lebih cepat setahun dari saya. 

Hanya tiga setengah tahun. Katanya, ia ingin cepat-cepat bekerja lalu menikahi saya.
Saya melambung bahagia.

Diaz memang cerdas dan aktif dalam berbagai organisasi. Mungkin itu salah satu sebabnya ia tidak lama menganggur dan diterima bekerja di salah satu perusahaan BUMN Indonesia.

Enam bulan bekerja di kota yang sama, kami masih sering bersama. Ia selalu menyempatkan waktunya menemani dan membantu proses penyelesaian skripsi saya.

Saat saya diwisuda,  Diaz lebih sibuk dari orangtua saya. Dia  memilihkan salon terbaik agar saya bisa tampil paripurna. Ia meminjam mobil kantornya untuk mengantar saya sekaligus mendampingi. Dia bukan orang asing buat teman-teman dan keluarga saya. Karena hanya dia satu-satunya laki-laki yang selalu ada dalam lingkungan keluarga selain saudara laki-laki dan keluarga lainnya.

Suatu hari Diaz salat magrib berjamaah di rumah saya. Ia diimami oleh bapak. Usai salat dan  berdoa, ia mendatangi bapak dan pamit kepada  Beliau karena esoknya ia akan berangkat ke Bandung. Ia dipindahkan tugas di sana. Ia pamit sekaligus berjanji akan datang melamar setelah enam bulan di sana.

“Saya mau mencari rumah dulu di Bandung Pak, insya Allah enam bulan dari sekarang saya akan datang melamar putri bapak.” Dengan takzim ia ucapkan janji itu.

Bapak mengangguk seraya berkata. “Kalau kamu memang berjodoh dengan anak bapak, pasti akan dimudahkan oleh Allah swt.”

Selama enam bulan di Bandung, komunikasi kami tak pernah terputus. Ada jadwal bertelepon yang telah kami sepakati. Dan ia tak sekalipun ingkar dari jadwal itu.

Facebook Pembuka Tabir


Enam bulan berhubungan jarak jauh cukup membuat jenuh. Facebook adalah media yang saya jadikan tempat untuk mengatasi kejenuhan itu. Saya mencari teman-teman lama, mengajaknya berteman, lalu bercengkrama. Saling memberi jempol dan saling komen untuk setiap postingan.

Saya juga mengajak Diaz untuk aktif di media sosial. Tetapi ia menolak, katanya ia tak punya waktu untuk urusi itu. Pekerjaannya semakin banyak.

Sutu ketika saat membuka facebook,  sungguh kaget melihat postingan foto yang ada di linimasa saya. Foto itu diposting oleh Alfiah, teman masa kecil saya.
Dalam foto itu ada Alfiah, dan tiga orang laki-laki. Salah satunya adalah Diaz.
Saya langsung berkomentar di kolom komentarnya.

| Fiah, kayaknya saya kenal cowok baju biru itu de, hehehe…|
Beberapa saat kemudian, Fia membalas.
| Ha..ha…ha…kenal di mana Neng?|
| Siapa yah Namanya?| Kami berbalas candaan.
| Masa lupa sih, dia Diaz. Teman masa kecil kita. Dia calon imamku loh|

Deg!

Saya tidak membalas lagi komennya. Foto itu saya save dan langsung kirim ke Diaz lewat whatsapp, ditambah kalimat, “tolong jelaskan.”

Diaz membalas.

| Sebentar sayang, lagi rapat. 15 menit lagi selesai |

Duh ya Allah! 15 menit menunggu rasanya 15 bulan, lamaaa..

Saya gelisah menanti penjelasannya. Bukan fotonya, toh di foto itu mereka berempat dan posisi Alfiah dan Diaz tidak berdekatan. Tapi kata-kata Alfiah itu yang bikin insting saya  mengirimkan isyarat waspada.

Akhirnya komunikasi kami terhubung. Dengan bercanda Diaz menjelaskan, kalau Alfiah itu hanya panas-panasin saya. Katanya, ia sengaja. Mau tes tingkat kecemburuan saya. 

Ternyata cemburu betul, hahaha…

Hati saya kembali tenang. Saya minta maaf kepada Diaz juga kepada Alfiah karena sempat curiga. Alfiah hanya menanggapi dengan mengirim emotikon senyum.

Peristiwa itu terjadi 3 bulan lalu. Mungkin waktu itu mereka sudah menjalin kasih tetapi belum berani mengakuinya. Sudah ada pengkhianatan dan mereka menyimpannya dengan rapi.

Barangkali Diaz masih ragu, siapa di antara kami yang paling ia cintai. Lalu akhirnya ia mengambil keputusan. Keputusan yang menghantam dada dan merobek jantung saya.

Tepat enam bulan setelah janji Diaz ke bapak, ia mengirimkan undangan pernikahannya. Ia kabarkan kalau ia telah mengingkari janjinya.

Bapak hanya terdiam saat saya memperlihatkan undangan itu. Matanya kuyu, ia tahu anak perempuannya terluka tapi tak bisa berbuat apa-apa. 
Bapak hanya menghela napas seraya berkata getir,

“ Diaz bukan jodohmu Nak, Ikhlaskan.”

Mudah sekali mengucapkan kata itu. Ikhlas, bukan jodoh, Allah sudah mengatur,  bla…bla..bla..

Tapi mereka tak tahu betapa sesaknya dada ini. Tak ada lagi air mata, karena mata sudah pedis menahan tangis.

Sumber gambar: Pixabay.com


Sahabat saya menceritakan semua duka laranya dengan mata basah. 
Kadang air matanya menderas, kadang bibirnya gemetar, sesekali tersenyum getir.

Saya tak mau memberinya nasehat. Ia tidak butuh. Ia hanya perlu telinga untuk mendengarkan cerita dukanya. Ia butuh  didengar.

Walaupun saya larut dengan kisahnya. Terkadang ikut menangis, kadang pula tersenyum getir mengikuti alur ceritanya dan lebih banyak geram. 

Marah kepada sosok Diaz. 
Tapi apakah itu membantu?


Saya hanya mengajaknya ke masjid. Kami salat.

Usai salat, saya mengajaknya duduk di pinggir Pantai Losari, memandangi laut sambal menunggu terbenamnya matahari. 

Saya tak tahu apa yang dipikirkannya dan saya tak mau mengusiknya. Setidaknya ia tidak lagi menangis.

Sesekali ia menghela nafas sambal berbisik lirih, astagfirullah … La haula wala quwwata illa billah

Semoga  dengan melafalkan kalimat taibah itu,  sesaknya bisa berkurang.

Kisah ini saya persembahkan kepada setiap hati yang luka akibat dikhianati.
Perempuan muslimah, yakinlah dengan ayat Al Qur'an!


“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).  ....”
(QS: An-Nur ayat: 26)

Siapapun yang mengkhianatimu, pasti bukan yang terbaik untukmu. Allah swt sudah menyediakan pasangan yang baik buat kamu, hanya perlu memperbaiki dan meningkatkan akhlak baikmu,  agar jodoh terbaik juga yang akan datang membawamu ke pelaminan.

Wallahualam Bissawab

Read More