![]() |
Dibuat di canva |
Hari ini, Sabtu 18 Januari 2025, itu berarti sudah 18 hari saya berpredikat sebagai pensiunan.
Sah!
Resmi berdasarkan Surat Keputusan yang diterbitkan oleh pemerintah kota dalam hal ini Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah.
Apa kabar diriku?
Sejauh ini masih baik-baik saja, yaaah … selayaknya pensiunan yang tidak wajib lagi mandi pagi-pagi karena harus mengajar lalu sarapan yang lebih sering ke-skip karena takut telat. Tidak ada lagi rutinitas pulang dari sekolah dengan tubuh letih lalu mendapati rumah yang berantakan karena belum sempat dirapikan.
Apa yang berubah?
Buat saya, perubahan rutinitas ini bukan sesuatu yang tiba-tiba, sebab jauh sebelumnya saya sudah mempersiapkan diri, baik secara mental maupun dengan persiapan aktivitas lain sebagai pengganti aktivitas ngantor atau aktivitas mengajar karena profesi saya sebagai guru di salah satu sekolah negri di Makassar.
Bahkan saya kadang bercanda kepada rekan guru, terutama kepada teman IPA, teman satu mata pelajaran, bahwa persiapan saya sebagai pensiunan terlalu cepat. Mental saya sebagai pensiunan yang insya Allah akan tetap produktif di bidang lain sudah terbentuk sejak masa jabatan saya sebagai kepala sekolah berakhir pada tahun 2019.
Itu berarti persiapan saya memasuki masa pensiun sudah berlangsung sekitar 5 tahun, yang mesti digaris bawahi, bahwa mempersiapkan diri sebagai pensiunan bukan berarti saya mulai malas menjalankan tugas. Walau demikian, di semester akhir ada rasa yang saya paksakan agar bisa tetap semangat masuk kelas dan mengajar dengan baik.
Kegiatan Selama Pensiun
Ayangbeb dua tahun lebih dahulu pensiun daripada saya. Selama 2 tahun itu, beliau menjalani masa pensiunnya dengan santai dan nampak tak ada beban.
Saya mengamati, tidak ada kegiatan tambahan yang beliau lakukan selain menambah frekuensi kegiatan lama yang dilakukan selama masih aktif mengajar.
Rutinitasnya ke masjid salat subuh masih seperti dahulu, tapi kalau waktu masih aktif, beliau akan cepat-cepat pulang lalu mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Setelah pensiun, beliau pulang dari masjid setelah salat syuruq lanjut salat duha sehingga waktu pulangnya sekitar jam 7.00 atau paling cepat pulang jam 06.00.
Setelah pulang, beliau tidak langsung masuk rumah melainkan singgah menyapu halaman (lorong depan rumah) dan menyiram tanaman.
Usai melakukan aktivitas bersih-bersih depan rumah, beliau menyeduh kopi lalu ngopi sambil menonton youtube. Jika mendapati dapur berantakan, beliau akan merapikan dapur dan mencuci piring.
Saya teringat dengan buku yang dikarang oleh dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ, seorang psikiater yang berjudul “Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring”
Saya jadi kepikiran untuk menulis juga tentang suami yang mencuci piring. Mungkin judulnya bisa menjadi “Seorang Laki-Laki yang Mengisi Masa Pensiun dengan Mencuci Piring.” Hahaha.
Tahun 2025, saya pun menyusul pensiun. Bagaimana aktivitasnya?
Tidak ada perubahan. Beliau masih suka mencuci piring, menyapu halaman, dan beres-beres. Sesekali beliau berjalan kaki dari lorong ke lorong di sekitar rumah kami.
Sedangkan saya, kadang ikut berjamaah salat subuh di masjid dan juga tinggal mengaji sambil menanti salat sunnat suruq dan duha. Pulang dari masjid, saya hanya kebagian tugas merapikan kamar tidur lalu ngeteh dan membaca, jika kebetulan ada ide, saya akan duduk manis di depan laptop, menulis.
Dua sampai tiga kali saya ke pasar untuk belanja bahan makanan. Setelah pulang dari pasar, saya akan sibuk di dapur hingga menjelang siang. Rasanya, saya menjadi ibu rumah tangga yang seutuhnya. Belanja, masak, menyiapkan makan siang lalu beres-beres.
Menjelang duhur, saya siap-siap ke masjid, pulang dari masjid, saya tidur siang menanti salat asar dan seterusnya. Rasanya waktu berjalan sangat singkat, dan sekonyong-konyong saya lupa kalau saya adalah pensiunan.
Masih sibuk melakukan banyak hal, masih sering keteteran waktu untuk melakukan hobi saya, yaitu menulis dan menjahit. Bahkan beberapa buku baru yang saya beli sebelum pensiun dengan harapan, buku itu akan saya baca nanti setelah pensiun, ternyata masih bertengger manis dalam lemari buku masih dalam kemasan plastiknya.
Itu masih kegiatan seputar urusan domestik. Belum kegiatan organisasi dan kegiatan ngeblog dan kegiatan lainnya.
Hm, ternyata, pensiun tidak semembosankan yang digambarkan oleh teman-teman yang lebih dahulu pensiun.
Bahkan untuk jalan-jalan ke mall pun, rasanya tak punya waktu. Masih lebih sering ngemall waktu masih aktif dibanding sekarang setelah pensiun.
Rekomendasi Kegiatan Bagi Pensiunan
Kegiatan apa yang sebaiknya dilakukan oleh para pensiunan?
Tentu jawabannya tidak akan sama bagi setiap orang sebab tergantung kepada minat dan kesenangan masing-masing.
Kalau kegiatan ayangbeb yang saya gambarkan di atas, menghabiskan waktu dengan lebih banyak beribadah di masjid, berkegiatan dengan berbagai aktivitas di rumah saja dan sesekali keluar rumah mengunjungi saudara, maka berbeda dengan saya yang punya rencana lain, sekalipun eksekusinya masih setengah jalan.
Namun, ada berbagai kegiatan yang direkomendasikan oleh dokter, psikolog maupun oleh para ahli lainnya.
Melansir sunlife.co.id, ada 7 kegiatan yang bisa dilakukan setelah pensiun, yaitu:
- Menjadi mentor atau konselor
- Berpartisipasi dalam proyek sosial.
- Mengembangkan kreativitas dan hobi
- Ikut pelatihan dan pengembangan diri.
- Berkebun dan berkegiatan di alam
- Traveling dan menjelajahi kebudayaan baru
- Mengembangkan bisnis kecil.
Serupa, tetapi tak sama, Hellosehat.com merekomendasikan kegiatan yang bisa dilakukan setelah pensiun, yaitu:
- Menjadi sukarelawan
- Melanjutkan hobi yang tertunda
- Membuat rutinitas baru
- Mempelajari hal baru
- Melakukan olah raga secara rutin
- Meningkatkan sosialisasi dengan orang lain.
Nah, demikian beberapa rekomendasi kegiatan yang bisa dilakukan para pekerja setelah pensiun. Menurut kalian yang telah pensiun, mana yang paling cocok kalian lakukan?
Sedangkan yang sebentar lagi akan pensiun, dari berbagai kegiatan yang dipaparkan di atas, kira-kira kegiatan mana yang akan kalian pilih nanti?
Baca juga artikel tentang persiapan masa tua di sini
Jika saya yang baru 2 pekan ini pensiun, kegiatan-kegiatan yang direkomendasikan di atas sedikit banyaknya ada kegiatan yang telah dan sedang saya lakukan saat ini, yaitu mengembangkan kreativitas dan hobi.
Kreativitas sekaligus hobi yang sedang saya perjuangkan dan kembangkan setelah pensiun adalah menulis dan menjahit.
Semoga kami tetap sehat dan senantiasa diberi keberkahan oleh Allah Subhanahu Wataala dalam menjalani sisa usia ini.
Bagaimana pendapat kalian? Share pendapatnya di kolom komentar yah.
Makassar, 18 Januari 2025
Dawiah
Masya Allah keren mbak aktivitas masa pensiunnya, duniawi ukhrawi balance. Kalo saya, pensiun nanti jika masih ada umur insya Allah mau ningkatin amal ibadah dan lebih rajin menulis
ReplyDeleteAlhamdulillah, sekarang jadi lebih banyak waktu beribadah ya Bunda.
ReplyDeletelebih banyak waktu dengan keluarga juga tentunya ya.
jadi ingat bulan lalu, sebelum salah satu guru di sekolah anak-anak akan memasuki masa pensiunnya per Januari ini juga, salah satu teman ortu murid bertanya, Bu Guru nanti setelah pensiun apa rencananya? Lalu Beliau menjawab ingin ke Jakarta mengunjungi anaknya yang di sana.
walaupun pensiun tetap produktif ya bun, aktivitasnya menarik sekali. Saya ga bisa menjahit, tapi kalau menyulam selalu berusaha bisa hehe
ReplyDeleteMemasuki masa pensiun dengan kondisi fisik dan mental yang masih sehat tentu menjadi anugerah ya mbak. Saya juga mendambakan masa pensiun yang sehat dan tetap produktif beraktivitas
ReplyDeleteMenjalani pensiun malah lebih banyak waktu yang produktif dan me time ya mbak. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Ga muda emang. Support system dari circle terdekat seperti suami/istei jasi penguat buat menjalaninya
ReplyDeleteHappy menjalankan peran sebagai purnabakti Bu Marda. Banyak hal ya yang bisa dilakukan, sehingga tetap produktif. Jangan lupa jaga kesehatan ya Bu. Eh iya, itu judul tentang suami pensiun, keknya unik juga, lanjutkan Bu wkwkwk
ReplyDeleteSaya udah dari 2018 pensiun mbak hehehee... maksudnya udah ga ngantor lagi. Saya dulu karyawan swasta, bukan PNS. Alhamdulillah sudah 7 tahun berlalu dan sudah enggak kangen ngantor lagi. Kangennya sama teman2 lama aja sih, bukan kangen kerjaannya.
ReplyDeleteDi rumah, disiplin kerja yang dulu ada semasa ngantor masih bisa diterapkan kok. Membagi waktu antara mengurus rumah dan mengerjakan tugas2 blogger, mirip2 aja sih time managementnya dengan waktu ngantor dulu. Malah lebih enak sekarang. Ga usah pusing2 dandan dan mikirin mau pake baju apa hehehee... Keenakan pake baju rumah teru. :))
Hihihi bukunya dr, Andreas bagus tuh mbak, aku baca ebooknya nebeng suami. Pengen beli buku fisiknya :D.
ReplyDeleteSeneng deh kalau dengar persiapan pensiunnya udah manteb dan mateng jadi tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa dengan baik ya, bedanya cuma gak berangkat ke kantor aja. Apalagi ternyata udah punya list kegiatan menarik setelah pensiun, semoga bisa lebih menikmati beragam aktivitas tersebut ya mbak.
pengennya sih aku kalau udah pensiun tuh keliling dunia sama suami wkwkwk kalau masih sehat itu juga
ReplyDeleteAlmarhumah mamah mertua dan mamah saya aktif di lingkungan rumah. Ikut berbagai kegiatan. Alasannya sama, katanya biar gak cepat pikun. Tapi, memang bener, ketika masih punya tenaga sebaiknya tetap punya kegiatan. Kalau alm papah saya dulu memilih bekerja lagi setelah pensiun.
ReplyDeleteNah, masa pensiun emang harus direncanakan dan di planing. kebanyakan orang di masa pensiunnya bingung dengan apa yang harus dilakukan. dan justru menjadi benar2 tidak produktif lagi. semoga tetap bahagia ya bu.
ReplyDeletePersis seperti papah mertua saya, Bundaa..
ReplyDeletePapah mertua itu sempet mengalami Post power syndrome. Jadi kayak bingung mau ngapain, resah, dan gak jarang juga jadi mudah emosi yaa..
Tapi alhamdulillah.. seiring berjalannya waktu, kini telah menemukan "geng" barunya buat bersenang-senang.
Karena papah jiwa sosialnya tinggi, jadi cocok banget gabung jadi relawan gitu..
Terakhir minggu lalu ikutan pipanisasi di daerah kaki gunung.
MashaAllaa.. namanya aktivitas yang bikin bahagia tuh.. kadang diingatkan sama anak-anaknya kalau istirahat aja.. tapi memang hobi dan seneng. Itu jadi booster kesehatan buat papah sama mamah banget.
Alhandulillah akhirnya memasuki masa pensiun ibuuu ❤️❤️
ReplyDeleteIbu saya juga sdh pensiun bbrp waktu yg lalu dan dari pengamatan saya beliau sangat menikmati masa pensiun, meskipun sdh pensiun ternyata kegiatannya banyak juga hehe...kebanyakan klo ada waktunluang beliaunisi dengan mengaji, disamping itu beliau juga aktif di kegiatan masyarakat spt pkk, rt, rw maupun masjid..kata neliau meskipun pensiun harus tetap produktif biar tdk jompo 😁
sama seperti bapakku mbak, sebelum pensiun juga udah sibuk, jadi pas pensiun masih terlihat sibuk, seperti keluar kota
ReplyDeletememang kalau kita terbiasa melakukan kesibukan dari aktivitas, rasanya berbeda jika sudah pensiun, tapi gimana caranya supaya tubuh tetep aktif bergerak dengan diisi kegiatan lain yang bermanfaat pastinya
Aku dukung loh kalo mau bikin tulisan atau buku tentang pensiunan yg melewatkan waktu dgn mencuci piring. Karena bapak aku sejak pensiun juga jadi makin sering cuci piring. Barangkali bisa buat hadiah ke bapak aku bukunya
ReplyDeleteIdem, daku pun mendukung Bu Marda untuk melakukan banyak hal, jadi tetap produktif meski sudah tak berstatus sebagai pekerja lagi alias pensiunan
DeleteSaya tidak punya masa pensiun Bu karena semenjak menikah tidak lagi bekerja. Saya tidak pernah membayangkan pensiun sebagai sesuatu yang membosankan karena banyak sekali hal yang ingin dan belum saya lakukan masih bersarang di kepala saya. Jika saja dibuat daftar pasti akan sangat panjang. Ingin menulis, ingin menamatkan pendingan buku bacaan, ingin traveling, ingin ini dan ingin itu seolah tidak pernah puas dan waktu yang dimiliki selalu kurang.
ReplyDeleteSaya pernah berbincang dengan suami, ingin (kalau nanti beliau pensiun) pindah ke luar negeri, ke negara yang bisa memperkerjakan lansia meski jenis kerjaannya seadanya. Kami tak punya anak jadi harus pandai-pandai menyiasati masa tua tapi itu masih sebatas wacana :)
Suamiku pensiun tahun ini Bund.
ReplyDeleteYhaa kadang kliatan senewen, tapi dia mendistraksi perasaan "useless" itu dengan ketemu teman2nya.
Ngga tau apa yg dibahas. wis yg penting, engga post power syndrome... itu dah cukup lah :)
Memang setelah pensiun itu kita kudu tetap aktif dengan berbagai kegiatan. Sekedar usul nih, mungkin bisa dipertimbangkan untuk mengikuti kursus online atau bergabung dengan komunitas hobi tertentu untuk menambah wawasan dan relasi. Apalagi salah satu usulannya adalah melanjutkan hobi yang tertunda. Semoga masa pensiunnya terus produktif dan menyenangkan ya
ReplyDeleteAlhamdulillah tetap bahagia mengisi masa pensiun ya Bun. Apalagi di rumah juga dibantu beberes oleh ayangbebnya.
ReplyDeleteIbu saya 1 tahun lagi pensiun (dosen), kata beliau kalau sudah berhenti ngajar mau jual kue aja. Saya mau bantu buat marketingnya. Memang kalau pensiun bukan berarti malas-malasan di rumah ya, tapi kudu ada kegiatan biar gak bengong.
Persiapan pensiunnya mantap sekali bu. Pensiun malah bisa menyalurkan hobi dan lebih aktif di kegiatan sosial. Sehat2 selalu bu.
ReplyDeleteMenjadi Mentor dan Konselor itu memang jadi pilihanku belasan tahun lalu, mempersiapkan diri tetap produktif nanti diusia senja atau pensiunan.
ReplyDeleteMelihat perkembangan era sekarang insan-insan yang disebut pensiun tidak terlihat membosankan karena banyak hal yang bisa dilakukan.
Apalagi suka menulis, menjahit dan memasak, sepertinya kata pensiun jadi tak berarti lagi.
Sehat terus ya mba dan keluarga, selamat menikmati waktu dengan cara bebas.
Semoga selalu bahagia dalam menjalani masa pensiun ya, Bu... Apalagi memang sebenarnya ada banyak akfitivitas yang bisa dilakukan di saat pensiun. Saya jadi membayangkan ketika saya sudah berusia di atas 55 nanti
ReplyDeleteAku gatau ya nanti kalo udah tua kehidupannya bakal gimana. Tapi kepikirannya pengen berkebun aja sih 😁
ReplyDeletePengen aja gitu punya kesibukan lain tapi yang slow.. Gak kayak sekarang, semuanya terasa terburu-buru
Selamat menikmati masa pensiun bu..
ReplyDeleteMengisi masa pensiun dengan produktif menulis juga oke bu
Membaca buku pun asik
Intinya, pensiun sudah saatnya menikmati hidup ya bu
Selamat menikmati masa pensiun bu..
ReplyDeleteMengisi masa pensiun dengan produktif menulis juga oke bu
Membaca buku pun asik
Intinya, pensiun sudah saatnya menikmati hidup ya bu
Indah dan menyenangkan sekali Mbak Dawiah menikmati masa pensiun dengan bahagia. Ini kuncinya karena Mbak Dawiah sudah mempersiapkan diri sejak 5 tahun lalu. Jadi Tidak terllau berubah terasa aktivitasnya. Hanya memang dari beberapa buku yang saya baca, masa pensiun diisi dengan aktivitas-aktivitas yang disukai dan disenangi.
ReplyDeleteMasya Allah, saya salut sekali kepada para calon pensiunan yang sudah persiapan. Soalnya menghadapi perubahan rutinitas pastinya terasa agak sedikit sulit ya. Yang biasa sibuk berkutat dengan kegiatan tiba-tiba jadi full di rumah.
ReplyDeleteAlhamdulillah, melalalui tulisan ini makin tercerahkan kalau setiap fase memang perlu persiapkan mental dan pemikiran. Rekomendasi kegiatan nya pun berfaedah semua nih. Btw buku
Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring bagus banget. Yuk semangat Ibu nulis bukunya, semoga segera terbit bukunya 😇.
Iya ayah dan ibu saya kegiatan pendiunnya rutin ikut kajian di masjid, senam pernapasan, ikut kegiatan berkebun di kompleks, arisan keluarga, sibuk deh Bun...
ReplyDeleteIya ayah dan ibu saya kegiatan pendiunnya rutin ikut kajian di masjid, senam pernapasan, ikut kegiatan berkebun di kompleks, arisan keluarga, sibuk deh Bun...
ReplyDeleteBundaaa keren sekalii..
ReplyDeleteKini, masa pensiun tetap produktif karena pastinya jadi lebih banyak waktu untuk menekuni hobi dan aktivitas yang dulu cuma sekedarnya.
Selamat yaa, Bunda.. untuk dedikasi dan baktinya selama ini membersamai siswa. Bunda keren sekali.
Maa syaa Allah keren Bunda, rekomendasi kegiatannya bikin masa pensiun jadi bisa tetap produktif ya. Apalagi pensiunan yang seorang blogger juga seperti Bunda. Masih bisa tetap eksislah di ranah digital
ReplyDeleteCocok sekali buat beberapa orang di keluargaku yang menanti masa pensiun
ReplyDeleteJadinya gak perlu khawatir karena sejatinya pensiun itu pasti entah bagaimana model terjadinya