Aspek Penentu Ketahanan Keluarga

Wednesday, March 16, 2022



 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), 25 Februari 2022, kasus perceraian meningkat 53%. Pada tahun 2021, kasus perceraian di Indonesia mencapai 447.743, meningkat 53,50% dibandingakn tahun 2020 yang mencapai 291.677 kasus. 

Dijelaskan pula bahwa, sebanyak 337.343 kasus atau 75,34% perceraian terjadi karena cerai gugat atau istri yang menggugat. 


Ada dua permasalahan utama yang menjadi faktor perceraian tersebut, yakni perselisihan dan pertengkaran terus-menerus dan faktor ekonomi. Kemudian diikuti oleh kekerasan dalam rumah tangga  dan poligami.

 

Dari data di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa penyebab perceraian terbesar pada lima tahun terakhir terutama pada tahun 2021 adalah perselisihan dan pertengkaran.

Apa yang membuat sepasang suami istri bertengkar terus menerus hingga berujung pada perceraian?


Karena berdasarkan data, faktor ekonomi bukanlah faktor utama sedangkan faktor lain hanya berada di urutan kesekian.

 

Perselisihan yang diikuti dengan pertengkaran kadangkala dipicu oleh hal-hal kecil yang jika dibiarkan akan terus bertambah lalu bertumpuk-tumpuk hingga salah satunya atau bahkan kedua-duanya sudah tak bisa lagi mengatasinya. 

 

Persoalan kecil yang dibiarkan tak selamanya akan hilang begitu saja, bahkan persoalan besar asalnya dari  persoalan kecil. 

Maka di sinilah pentingnya komunikasi yang sehat dan menyehatkan pasangan suami istri.  

 

 

 

Ketahanan Keluarga

 

Ketahanan keluarga merupakan  kemampuan keluarga dalam mengelola masalah yang dihadapinya berdasarkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 

Sedangkan kebutuhan keluarga terdiri atas tiga aspek, yaitu: ketahanan fisik, ketahanan sosial dan ketahanan psikologis.

 

Ketahanan Fisik


Terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan beserta kesehatan dan pendidikan merupakan kebutuhan primer yang mencakup ketahanan fisik. Tentu saja kebutuhan primer sangat erat  hubungannya dengan material.

Jika kebutuhan primer keluarga terpenuhi dengan baik, maka sangat kecil kemungkinannya terjadi perselisihan.

Maka tak salah jika dikatakan suami dan istri harus memiliki ketahanan fisik dan saling menunjang agar setiap persoalan yang datang sedapat mungkin dapat tertangani dengan baik.

 

Ketahanan Sosial

 

Ketahanan sosial berhubungan dengan pembagian peran dalam keluarga. Bagaiamana kedua pasangan dan anggota keluarga lain saling mendukung dalam segala hal sehingga setiap anggota keluarga merasakan adanya keterkaitan satu sama lain.

Penunjang terpenuhinya ketahanan sosial adalah komunikasi yang positif antara seluruh anggota keluarga, terutama antara suami dengan istri.

 

Ketahanan Psikologi

 

Ketahan psikologi dapat dilihat dari seberapa mampu sebuah keluarga menangani masalah non fisik dengan pengendalian emosi secara positif.

Menurut Nurul Mahmudah, kepuasan anggota keluarga dalam berkehidupan rumah tangga menjadi indikator seberapa kuat ketahanan psikologis yang dimiliki sebuah keluarga. Menyiapkan waktu berkualitas untuk komunikasi positif tatap muka setiap anggota keluarga merupakan upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga ketahanan keluarga khususnya bagi keluarga modern yang telah terbiasa menggunakan media digital sebagai alat komunikasi di era modern saat ini.


Bagaimana Menjaga Keluarga Menurut Islam?


Selain komunikasi, dalam Islam diajarkan pula pentingnya komitmen keluarga yang tinggi yang ditunjukkan dengan sikap saling menjaga dan melindungi muruah keluarga.

“Hai orang -orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,” (QS. At-Tahrim : 6).


Bahkan secara  khusus Allah Swt  mengingatkan kepada kita dalam firman-Nya, Surat  At-Tahrim  ayat 6 yang artinya adalah:


"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ..." 

 

Maka menurut Islam, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki kualitas keluarga  dengan cara menanamkan nilai-nilai ketauhidan dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang Ini pula yang dicontohkan oleh para rasul dan nabi kepada keluarga, anak, dan istrinya.

 

"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub, 'Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS Al Baqarah: 132).

 

Tentang menjaga ketauhidan, Luqman mencontohkan melalui nasihat kepada anaknya yang diabadikan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an Surat Luqman: 13 yang artinya sebagai berikut.


 

"Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran, 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezaliman yang besar.”


 

Jika ketauhidan dalam keluarga terjaga dengan baik, maka semua anggota keluarga dapat bahu membahu menjaga kestabilan dan ketahanan keluarga.


 

Demikian, semoga bermanfaat

Makassar, 16 Maret 2022

 

Dawiah 

 

 

 

 

5 comments

  1. Semoga ramadhan kali ini saya makin bisa menerapkan upaya menjaga ketauhidan keluarga dengab lebih baik. Senaaangnya Ramadhan sudah hampir tiba ya mbak :)

    Miris sekali, menjelang ramadhan ini kita dikejutkan berita tragis yang di Brebes itu. Anak anak jadi korban karena tidak adanya ketahanan keluarga. Sampai ada satu yang meninggal. Semoga dua anak lain yang kini sedang dalam perawatan bisa kembali sehat. Lagi lagi karena alasan depresi, hidup makin sulit saat pandemi belum kunjung usai begini.
    Makasih sharingnya,mbak

    ReplyDelete
  2. Iya Mbak, menanamkan ketauhidan, kecintaan pada Allah, Rasul dan agamanya itu jadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam keluarga. Apalagi zaman sudah seperti ini, ya Mbak. Banyak godaan dimana-mana

    ReplyDelete
  3. Turut prihatin atas meningkatnya kasus perceraian di Indonesia. Besar sekali prosentasenya. Kalau faktor ekonomi termasuk yang paling sering menjadi penyebab, kemungkinan karena pandemi ini ya, Bund.
    Betapa banyak keluarga yang goyah karena penghasilan yang menurun drastis bahkan hilang.

    Ketahanan keluarga memang penting sekali sebagai lanjutan dari pernikahan yang merupakan ibadah terlama dan penuh ujian.

    Terima kasih sudah mengingatkan :)
    Semoga keluarga kita semua kokoh hingga ke reuni di surga nanti. Aamiin.

    ReplyDelete
  4. Membangun keluarga yang bahagia sejahtera lahir batin memang tak mudah ya bun. Apalagi sampai puluhan tahun. Tentunya ada banyak tantangan yg harus dilalui. Dan ketahanan keluarga dalam banyak aspek ini harus banget diperdalam supaya tak mudah goyah diterpa badai ujian.

    ReplyDelete
  5. Kasus perceraian di Indonesia meningkat hingga lebih dari 50% yaa. Semoga kita semua selalu dilindungi oleh Allah swt dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini. Inilah pentingnya kita ketika sudah menikah untuk membangun pondasi yang kokoh sehingga tidak mudah goyah. Dan benar sekali mbak yang paling utama yaitu menanamkan ketauhidan dan kecintaan kepada Allah swt

    ReplyDelete