Konferensi Ibu Pembaharu

Friday, December 31, 2021

 



Konferensi Ibu Pembaharu Sebagai Peringatan Satu Dekade Ibu Profesional


Kemana saja kamu selama ini?

Pertanyaan itu saya tujukan buat diri sendiri yang baru mengetahui keberadaan komunitas Ibu Profesional yang super keren ini. Padahal ini sudah satu dekade loh.

Kalau saja saya tidak bergabung dengan KLIP, pastilah saya tak akan tahu tentang komunitas IP ini.

Nah, supaya kalian tidak kudet alias kurang update seperti saya (khusus buat yang belum tahu saja ya…) maka artikel pertama tentang Konferensi Ibu Pembaharu (KIP) saya awali dengan perkenalan terlebih dahulu dengan komunitas Ibu Profesional (IP).

 

Lahirnya Komunitas Ibu Profesional

 

Berawal dari kegalauan seorang ibu rumah tangga, ibu Septi Peni Wulandani yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan anak membentuk komunitas khusus untuk ibu dan calon ibu pada tanggal 22 Desember 2011 di kota kecil, Salatiga.  

 

Komunitas yang diberi nama Ibu Profesional itu membekali para membernya tiga mantra, yaitu: main bareng, ngobrol bareng dan beraktivitas bareng.

Ketiga mantra itu diharapkan dapat menjadi pegangan para ibu dalam membersamai tumbuh kembang anak dalam hal mengembangkan sifat yang telah dimiliki setiap anak sejak lahirnya, berupa:

  • Intellectual Curiosity (rasa ingin tahu)
  • Creative Discovery (Kreativitas Imajinasi)
  • Art of Discovery (Seni Menemukan)
  • Noble Attitude (Akhlak Mulia)

 

Keempat sifat dasar anak itu seyogianya terus meningkat seiring dengan peningkatan usia mereka. Jika ditemukan penurunan, maka ibu harus menyadari bahwa ada yang salah

Seiring dengan waktu, komunitas ini terus berkembang dengan semakin banyaknya member yang bergabung dan terus tumbuh bersama, belajar bersama dan saling menguatkan melalui forum belajar.

Forum belajar ini ada yang dikelola secara online adapula forum diskusi offline yang diselenggarakan di 57 kota di Indonesia dan 10 negara.

 

Konferensi Ibu Pembaharu


Tanggal 16 – 18 Agustus 2019 diadakan Konferensi Ibu Profesional di Yogyakarta yang mengeluarkan deklarasi yang terdiri atas lima poin, yaitu:

  1. Peran Ibu sebagai agen perubahan (agent of change) dengan mengusung tagline “everymother is a Changemaker.”
  2. Semangat belajar kami sebagai ibu dan calon ibu tidak akan lekang oleh waktu demi kebahagiaan kami.
  3. Setiap ibu yang bergabung di Konferensi ini akan terus berkolaborasi demi kemajuan generasi Indonesia.
  4. Bersepakat untuk saling mensupport para perempuan, dari perempuan untuk perempuan.
  5. Konferensi Ibu Profesional yang sudah digagas oleh Komunitas Ibu Profesional ini akan diselenggarakan dua tahun sekali dan akan menjadi wadah bagi seluruh perempuan Indonesia dengan nama Konferensi Perempuan Indonesia (KPI).








Tahun ini, Ibu Profesional telah genap berusia 10 tahun. Suatu pencapaian yang luar biasa. Bertahan selama 1 dekade dengan peningkatan program yang terus menerus dengan total anggota mencapai 15.000 itu bukanlah hal yang biasa.

Konferensi Ibu Pembaharu merupakan acara puncak dari perayaan satu dekade IP pada tahun ini yang diselenggarakan pada 17 Desember 2021 sampai dengan tanggal 22 Desember 2021 yang diselenggarakan secara virtual.

Terdapat enam isu yang akan diangkat dalam konferensi, yaitu:

  1. Perempuan menyadari, menghargai dan bangga akan perannya sebagai ibu rumah tangga yang berkontribusi positif untuk masyarakat dan dunia.
  2. Perempuan dan anak perempuan berdaya melalui teknologi informasi dan komunikasi.
  3. Potensi perempuan dalam pemberdayaan disabilitas.
  4. Perempuan dan pendidikan/ pengasuhan anak.
  5. Perempuan berdaya dalam bidang ekonomi, baik perempuan sebagai anggota keluarga, tulang punggung keluarga maupun perempuan sebagai orang tua tunggal.
  6. Perempuan berdaya dan berkarya untuk kehidupan yang berkelanjutan (sustainable living) dan dapat dimulai dari rumah.

 

Keenam isu itu akan dibahas oleh 14 narasumber perempuan yang berkompeten serta menginsiprasi.

 

Program dan Narasumber Konferensi Ibu Pembaharu

 


Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, bahwa ada enam isu yang akan dibahas oleh 14 narasumber perempuan. Para narasumber itu akan mengisi program workshop, webinar dan talkshow dengan mengusung enam tema yang berkaitan dengan enam isu sesuai yang diangkat dalam konferensi.

Berikut ini adalah 6 program yang akan dibawakan oleh 14 perempuan inspiratif.


Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga


Tema ini akan dibawakan oleh Ibu Septi Peni Wulandari. Beliau adalah founder IP, founder School of Life Lebah Putih dan pendiri Yayasan Jarimatika.

Ibu Septi ditemani oleh Nur Yanayirah. Beliau ini adalah ketua Yayasan Menggapai Harapan Ibu.


Perempuan di Era Digital


Teman ini akan dibawakan oleh dua perempuan inspiratif, yaitu Anna Soemarmo dan Siti Julaihah.

Anna Soemarmo merupakan Headof Retail and Payments Activation for Google Play Southeast Asia & Australia, Mentor for Women Leadership Program at Google APAC dan

RiseUp Asia Power Players 2019 for Women in Payments 2019

Sedangkan Siti Julaihah adalah seorang Content Creator di Youtube Channer "Ceceromed Kitchen" dan penulis novel.

 

Disabilitas Unggul


Materi ini akan dibawakan oleh Nicky Clara seorang  Disability Womenpreneur

(thisable.id; tenoon.id; berdayabareng.com; kamu_wear)

 

Ibu dan Anak Bahagia


Dibawakan oleh empat perempuan luar biasa, yakni Heni Sri Sundani, Sri Haryati, Farha Ciciek dan Yulia Indriati. Mari mengenal latar belakang keempat perempuan luar biasa ini.

Heni Sri Sundani merupakan Sociopreneur, founder Anak Petani Cerdas dan ArgoEdu Jampang Community, Forbes 30 Under 30 Asia 2016 dan Her Times - Women Empowerment Awards 2018.

Sri Haryati adalah Kepala Suku Hayat School, Co-founder Yayasan Majelis Kreativitas Indonesia dan pemateri tetap Kelas Pra-Nikah.

Farha Ciciek adalah founder Rahima dan Komunitas Tanoker, Ledokombo.

Yulia Indriati adalah direktur Keluarga Kita.

 

Aku Berdaya, Aku Berkarya


Kembali Ibu Heni Sri Sundani menjadi pemateri tema Aku Berdaya, Aku Berkarya ini bersama tiga perempuan hebat lainnya, yaitu Nani Zulminarni, Mauren Hitipeuw dan Ines Setiawan.

Nani Zulminarni merupakan Ashoka Leader untuk Asia Tenggara, Pendiri Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) dan Ketua Komite Pendidikan Nasional Akademi Paradigta.

Sedangkan Ibu Maureen Hitipeuw adalah Community Builder and Founder of Single Moms Indonesia, Facebook Community Leadership Program Fellow 2018-2019 dan  Facebook Certified Community Manager

Yang terakhir ada Ines Setiawan dengan latar belakang sebagai Sociopreneur dan founder SHINE (Sustainable Hyper-platform of Indonesian Network of Educators)

 

Lingkungan dan Kehidupan yang Berkelanjutan


Tema lingkungan dan kehidupan yang berkelanjutan dibawakan oleh Ines Setiawan, Deasi Srihandi dan Listriana Suherman.

Deasi Srihandi adalah seorang sociopreneur, Komunitas Belajar Bersama Green, Mommy Homestead Indonesia, Natural Product Formulator dan Owner Green Mommy Shop.

Sedangkan Listriana Suherman merupakan Permaculturist, Integrated Eco Village Concenptor, Environment Designer & Consultant dan Sustainable Mentor

Sebagai penutup dari artikel ini, saya mau menginformasikan bahwa dalam konferensi ini diselenggarakan pula eksibisi dengan puluhan booth digital yang bisa dikunjungi oleh umum.



Demikianlah hasil liputan virtual konferensi Ibu Pembaharu yang pembukaannya dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2021.

Selamat menjemput ilmu dan mari menjadi bagian dari ibu pembaharu.

9 comments

  1. Memang menarik manfaat tergabung dalam komunitas seperti review tulisan diatas, banyak sharing, konferensi dan semacamnya (mfdc)

    ReplyDelete
  2. Saya sangat respect terhadap keseriusan kaum perempuan (khususnya para ibu) dalam membersamai anak-anaknya di rumah. Namun, masih ada sedikit yang mengganjal karena melihat kenyataan di lapangan bahwa ibu bekerja dan ibu yang di rumah tidak menjamin hasil yang berbeda. Bahkan banyak ibu sibuk yang justru menciptakan anak-anaknya tangguh dan dapat diandalkan. Dari segi attitude juga lebih baik.

    ReplyDelete
  3. Di tempatku gak ada kaya gini mbak kalau ada mungkin bisa edukasi ibu - ibu yang ada disini supaya bisa melek digital

    ReplyDelete
  4. Ibu-Ibu Indonesia ini memang Ibu-Ibu yang tangguh. Bahkan peringatan hari Ibu itu diambil dari peran heroik Ibu2 Indonesia dalam proses kemerdekaan Indonesia.

    Jadi komunitas2 seperti ini memang khas Ibu2 Indonesia.

    ReplyDelete
  5. Wow ibu-ibu kreatif dan aktif. Salut banget kalo ngeliat ibu-ibu yang aktif seperti itu. Di tengah kesibukannya mengurus rumah, masih produktif mengurus komunitas. Sukses terus untuk komunitas IP...

    ReplyDelete
  6. Saya tuh termasuk yang kudet kok. Kemana aja selama ini...haha...
    Baru tahu tentang komunitas Ibu Profesional yaa karena baca artikel teman-teman. Terus pada ikut KLIP juga, dari grup wa dan IG.
    Coba dulu saya masih muda, kayaknya bakalan ikut deh...
    Sekarang tugas saya sebagai Ibu cuma berdoa banyak-banyak...hehe...dan jalan-jalan...

    ReplyDelete
  7. Keren nih ibu-ibu profesional. Banyak kegiatan positifnya. Harus dimanfaatkan benar belajar bareng komunitas ini. Penuh karya. Angkat topi sama komunitas ini.

    ReplyDelete
  8. Keren banget komunitasnya. Saya baru tahu sekitar 2 tahun ini karena sering lihat teman-teman blogger yang ibu-ibu menyebut IP di artikel atau postingan media sosial, ternyata sudah 10 tahun saja usianya ya. Semoga terus bertumbuh dan bermanfaat

    ReplyDelete
  9. keren banget ya ibu2 sekaranf super kreatif dan juga aktif. sebagai new wife aku salut banget ngelihanya, moga aku bisa meniru aktif dan kreatif kaliannnn

    ReplyDelete