Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler IPA

Tuesday, November 9, 2021

  

Desain gambar oleh Dawiah

Sekilas Tentang Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler IPA

Adakah yang masih ingat kegiatan ekstrakurikulernya waktu masih sekolah? Kalian pilih apa nih? Apakah masih sama jenis kegiatannya waktu SD, SMP dan SMA? Atau malah tidak pernah ikut kegiatan ekstrakurikuler sama sekali?

Duh, kasihan sekali kalau tak pernah merasakan serunya ikut kegiatan ekstrakurikuler.

Oh ya, sebenarnya kegiatan ekstrakurikuler itu apa sih.

Yuk, markibas! Mari kita bahas.

 

Tentang Kegiatan Ekskrakurikuler

 

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang tidak asing lagi di telinga kita. Terutama para guru dan siswa maupun yang pernah menjadi siswa. Tentang kegiatan ekstrakurikuler, pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 menjelaskan bahwa:


“Kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan menengah adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama dan kemandirian siswa secara optimal yang dilakukan di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler.”


Berdasarkan peraturan itu, maka sekolah berkewajiban melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler untuk memfasilitasi pengembangan bakat dan minat siswa dengan mengikuti sistem dan pola yang telah diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Sistem dan pola tersebut dalam Peraturan Permendikbud RI Nomor 63 tahun 2014 secara khusus telah diatur, bahwa kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah pendidikan kepramukaan, sedangkan ekstrakurikuler pilihan merupakan ekstrakurikuler yang dikembangkan oleh sekolah masing-masing dengan mempertimbangkan kegiatan tersebut disesuaikan dengan bakat dan minat masing-masing. Misalnya, ekstrakurikuler seni, olah raga, sains, keagamaan dan lain-lain.

Selain mempertimbangkan bakat dan minat siswa, sekolah juga harus mempertimbangkan daya dukung yang ada di sekolah, misalnya ketersediaan sarana dan prasarana, guru atau pembina ekstrakurikuler yang berkompoten.

Selain kegiatan ekstrakurikuler tersebut di atas, sekolah bisa mengembangkan kegiatan berdasarkan kearifan lokal, kondisi sosial masyarakat di lingkungan sekolah dengan catatan tetap memperhatikan tujuan dan fungsi ekstrakurikuler itu sendiri.

 

Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

 

Berdasarkan arahan pemerintah yang tercantum di dalam Permendikbud tersebut, dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan memberikan dampak positif dalam penguatan pendidikan karakter, yaitu karakter profil Pelajar Pancasila yakni, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, mandiri dan yang paling penting adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

 

Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

 

Ada empat fungsi kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: berfungsi sebagai pengembangan, sosial, rekreatif dan persiapan karir.

  1. Berfungsi sebagai sarana pengembangan adalah karena sarana dalam pengembangan minat dan bakat siswa.
  2.  Berfungsi sosial disebabkan karena kegiatan ekstrakurikuler adalah tempat siswa bersosialisasi dengan temannya, guru dan semua yang berperan dalam suatu sekolah. Wahana untuk praktik keterampilan berkomunikasi dan internalisasi nilai-nilai karakter.
  3. Berfungsi sebagai rekreatif, sebab kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan siswa bergembira dalam suasana yang menunjang proses perkembangan potensi dan kemampuan personalnya.
  4. Berfungsi sebagai persiapan karir, sebab kegiatan ekstrakurikuler bisa menjadi wahana bagi siswa dalam mempersiapkan dirinya meniti karir kelak yang sesuai bakat dan minatnya. Untuk hal ini, siswa harus memilih kegiatan yang memang diminati, bukan sekedar ikut-ikutan.

 

 

Kegiatan Eksrakurikuler IPA

 

Kegiatan ekstrakurikuler IPA atau sains merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang termaktub dalam Peraturan Permendikbud RI Nomor 63 tahun 2014. Oleh sebab itu, Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4Tk IPA) menindaklanjutinya dengan mengembangkan program pelatihan pembina ekstrakurikuler  bidang IPA mulai tahun 2020 melalui Diklat Pembina Ekstrakurikuler Bidang IPA Jenjang SMP.

 

 

Tujuan Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler IPA

 

Kegiatan ekstrakurikuler bidang IPA bertujuan mewujudkan literasi sains dan rekayasa dalam pemanfaatan sains untuk menghasilkan karya yang bermanfaat. Harapannya program ini menyediakan guru pembina ekstrakurikuler bidang IPA yang kompeten dalam melaksanakan tugasnya yang tentu saja berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran IPA.

Dalam kegiatan diklat ini, peserta atau calon guru pembina ekstrakurikuler IPA harus memahami tentang apa itu literasi sains, desain rekayasa, sainspreneur, penilaian dan evaluasi implementasi sainspreneur hingga memahami cara memasarkan hasil inovasi atau produk hasil kegiatan ekstrakurikuler siswa.

Terdapat delapan lembar kerja (LK) yang wajib dikaji oleh peserta diklat di mana lk tersebut dikerjakan baik perorangan maupun perkelompok, yakni:

  • LK 1 Literasi Sains
  • LK 2 Desain Rekayasa
  • LK 3 Sainsprenership
  • LK 4 Instrumen Evaluasi
  • LK 5 Analisis sumber daya pendukung
  • LK 6 Pengembangan program ekstrakurikuler
  • LK 7 Publikasi ekstrakurikuler
  • LK 8 Simulasi pengembangan ekstrakurikuler

 

Desain Rekayasa

 

Salah satu materi dalam Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler IPA adalah desain rekayasa. Dalam handout desain rekayasa dijelaskan kalau desain rekayasa sedikit berbeda dengan ilmu pengetahuan, sebab teori dan hipotesis tidak dapat diuji melalui percobaan laboratorium.

Desain rekayasa merupakan teknologi mencakup berbagai pokok persoalan yang jauh lebih luas, meliputi pembahasan tentang  manusia dan organisasi.  Oleh karena itu, desain rekayasa harus dianggap sebagai  teknologi.  Desain rekayasa merupakan aktivitas total yang diperlukan untuk mengadakan dan mendefinisikan solusi-solusi untuk masalah yang belum dipecahkan sebelumnya.

 

Sainspreneur

 

Dalam handout Simulasi Sainspreneur menjelaskan bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler Bidang IPA memiliki kekhasan tertentu, yaitu setiap kegiatan memiliki keterkaitan dengan literasi terhadap pengetahuan alam dan keterampilan proses sains.

Bentuk ekstrakurikuler bidang IPA diarahkan pada kegiatan yang memanfaatkan pemahaman sains untuk menghasilkan karya yang inovatif, bermanfaat dan mengembangkan  kecakapan hidup (life skills) peserta didik. 

Sebab itulah, program ekstrakurikuler IPA disebut juga sebagai upaya untuk mengembangkan minat wirausaha berbasis sains atau sainspreneurship.

Maka salah satu tujuan diklat pembina eksktrakurikuler IPA, guru yang menjadi pembina ekstrakurikuler bidang IPA memiliki sainspreneurship. Para calon pembina ekstrakurikuler IPA dibekali pengetahuan tentang konsep dan contoh penerapan sciencepreneur, serta panduan penyusunan  program ekstrakurikuler bidang IPA berbasi sciencepreneur. 

Sementara itu, untuk siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler IPA nantinya diharapkan memiliki sikap ilmiah, termotivasi untuk berkompetsi di bidang IPA, termotivasi untuk berkarier atau berwirausaha dengan memanfaatkan pengetahuan IPA atau sains.

 

Penutup


Kegiatan Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler Angkatan 6 yang saya ikuti telah berakhir. Namun, penyelenggaraan diklat yang sama masih berlanjut pada angkatan-angkatan berikutnya.

P4Tk IPA sebagai penyelenggara menitipkan tanggung jawab kepada peserta diklat yang lulus untuk merancang skenario pengembangan ekstrakurikuler bidang IPA di sekolahnya masing-masing.

Selain itu, peserta diklat menuliskan Rencana Tindak Lanjut (RTL) setelah kembali ke daerah masing-masing. RTL itu tertuang dalam laporan tentang apa, kapan, di mana dan bagaimana bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan.

Demikianlah sekilas tentang Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler bidang IPA. Semoga para guru pembina dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru pembina ekstrakurikuler IPA. 


Baca juga tentang Konsep Pendidikan Inklusif di sini  Bimtek GPK di sini

 


Referensi: Handout terbitan PPPPTk IPA.

 

Makassar, 9 November 2021

Dawiah

 

 

42 comments

  1. Wah .. ndak bikin keningnya anak-anak berkerut kalo ekstrakurikuler IPA, Kak?

    Saya masih belum nyambung sepenuhnya sebab disebutkan sebelum, ekstrakurikuler hubungannya dengan kegiatan pengembangan karakter ... tapi kalau IPA ... sepertinya berat. Eh dugaan saya sih hehehe.

    Apakah ini nantinya semacam melakukan percobaan2 sains yang menyenangkan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali. Pembinaan karakter yg dimaksudkan adalah sifat dan sikap siswa dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler, sikap toleransi, gotong royong, saling menghargai dsb.

      Oh yah, percobaan sains sedapat mungkin dilakukan dengan semenyenangkan mungkin.

      Delete
  2. Waktu SMA saya ikut ekskul kelompok IPA yang saat itu bernama Kelompok Ilmiah Remaja(KIR). Seru banget. Mcam-macam kegiatannya, karena kebanyakan adalah percobaan ilmiah alias praktek. Saya tuh paling gak bisa mikir kalau sudah masuk ke dalam ilmu alam secara teori, tapi kalau prakteknya senang. Karena apa yang diteorikan langsung terlihat di depan mata :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama. tp zaman saya KIR dulu cuma disuruh nulis karya ilmiah buat lomba lalu gak ada lanjutannya. padahal bayangan saya bikin uji coba mulu gitu. wkwkwk

      Delete
  3. Jadi inget, pas SMP ambil ekskul elektro dan itu seru banget. Ekskul itu bikin dunia sekolah lebih berwarna.

    ReplyDelete
  4. Waaah zaman skr makin banyak jenis ekskul nya yaaa mba. Kayaknya zamanku dulu cuma ada drumband, Pramuka, PMR, dokter kecil, tari dan lukis.

    Yg paling favorit pasti drumband , apalagi yg ikut anak2 populer, trus drumband sekolahku sering menang kompetisi dan diundang ke Jakarta :D. Tapi aku ga suka ekskul itu, ga ada bakat main musik wkwkwkwkwkw. Jadi milihnya Pramuka :D. Itupun jujurnya Krn cowo ku di situ 😂. Ya Allah dulu mah ikutan ekskul kayaknya bukan Krn bener2 suka kegiatannya hihihihi..

    Kalo yg skr ini, berhubung sekolah aja masih seminggu sekali masuknya, jadi sekolah anakku juga blm ada ekskul yg aktif. Tapi aku mah ntr bebasin dia aja mau ikutan yg mana. Pokoknya tergantung Ama hobi dan passion dialah.

    Tapi aku seneng nih kalo memang guru2nya sampe diksh kesempatan ikutan Diklat dulu, demi bisa menguasai materi untuk ekskul yg akan diajarkan. Jadi anak2 yg ikutan ekskul sains IPA, bisa lebih terarah diajarkannya. 👍

    ReplyDelete
  5. Dua tahun lalu waktu ada acara school fair di sekolah anakku, eskul sains yang paling seru presentasinya. Sayangnya sejak pandemi ini kegiatan eskul berhenti total. Anak-anak sudah terlalu capek hanya dengan tugas sekolah dan zoomnya sehingga untuk mengadakan eskul secara daring rasanya tidak mungkin.

    Saat ini pun walaupun sekolah sudah masuk seminggu 2x juga belum diadakan eskul. Semoga kedepannya situasi semakin membaik dan kegiatan-kegiatan di sekolah berjalan normal.

    ReplyDelete
  6. Wah, keren banget, Bunda..ada Kegiatan Eksrakurikuler IPA.
    Karena biasanya Kegiatan Eksrakurikuler itu di luar bidang studi. Walau ada juga kalau di SMA dulu namanya KIR (Karya Ilmiah Remaja).

    Masuknya cenderung ke penelitian. Tapi boleh eksakta, boleh juga sosial.
    Hanya kepenulisannya harus ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan.

    ReplyDelete
  7. Bagus nih pak guru kegiatan diklat semacam ini. Pastinya semua guru IPA yang mengikuti ini akan semakin melek dengan program di ekstrakurikuler IPA. Btw, untuk KIR (karya tulis ilmiah remaja) masuk ekskul IPA gak ya?

    ReplyDelete
  8. Saya dulu ikutan Rohis Mba. Seru banget. Bisa menambah wawasan soal Islam. Pernah merasakan jadi panitia acara Maulid. Pernah jadi anggota group Nasyid dan diundang ke berbagai sekolahan. Pokoknya asyik banget deh....

    ReplyDelete
  9. Wah seru banget sih ada ekskul IPA. Pasti belajar sains dengan lebih menyenangkan ya buu..Saya dulu ikut pramuka, PMR, rohis, pecinta alam. Semua deh saya coba, biar mereguk manisnya ilmu dan pengalaman baru. Tentu saja banyak teman baru beda kelas.

    ReplyDelete
  10. Saya dulu paling males ikut ekskul mba. Trus sama guru diancam kalau engga ikut ekskul nanti susah dapat nilai bagus,wkwkwk. akhirnya ikut yang paling aman yaitu SKI, Sie Korahian Islam. Kenapa bagi saya aman ? karena tidak perlu harus ikut pelatihan di outdoor.

    ReplyDelete
  11. Nyesel dulu SMP-SMA ga pernah aktif ekskul. Saya baru tau kalo ekskul diatur dlm permedikbud dan Pramuka itj wajib

    ReplyDelete
  12. Kalau aku dulu semasih sekolah banyak ektrakulikuler yang aku ikut kak,soalnya seru bisa dapet ilmu dan teman baru. salah satunya rohis dan saat menjadi guru kemarin pun aku juga diminta sekolah jadi pembina rohis. lumayan ada pengalaman dulu waktu jadi siswa.

    ReplyDelete
  13. Baru tahu loh ada ekskul IPA segala. Jamanku sekolah dulu ekskul tu masih terbatas di PMR, Pramuka, cheerleaders, nari.
    Kalau sekarang keren ya, bahkan IPA aja juga ada ekskulnya. Cocok buat anak-anak yang suka eksperimen dengan hal-hal ilmiah nih

    ReplyDelete
  14. Ekskul di Sekolah Anakku cukup banyak, bikin pengen Sekolah lagi rasanya haha, mengingat dulu di Sekolahku cuma dikit ekskul-nya. Tapi di Kampus, aku mulai aktif ikut kegiatan macam-macam, dan disitulah awal mula duniaku lebih berwarna. Btw, ekskul IPA ini keren banget ya, jadi ingat anak pertamaku yang suka Science kayaknya cocok dengan ekskul ini.

    ReplyDelete
  15. Saya dulu pas sekolah ikutnya ekskul pramuka dan basket. Kalau IPA gak ikutan sih, walau pas sekolah masuknya jurusan IPA

    ReplyDelete
  16. Wah, ekskul IPA. Saya dulu hobi banget IPA khususnya Biologi dan Kimia. Keren banget idenya menciptkan sainspreneur. Ini memicu semangat kompetisi anak.

    ReplyDelete
  17. ekskul IPA itu paling menarik bagian percobaan2 sih, kdg aku suka ulang beberapa kali biar apal sama "yang dimaksud" karena kadang namanya susah disebut >.<

    ReplyDelete
  18. Ekskul IPA - akustik dan marching band - ini anak anakku dulu ikutan mbak
    suka mereka mencoba dan bereksperimen, melatih daya ingat dan kreativitas

    ReplyDelete
  19. DIklatnya seruuu ya mba.. senang kalau ada program yang bisa dinikmati banget dan banwa banyak manfaat

    ReplyDelete
  20. Ekskulnya unik, IPA.. kalau di sekolah anak saya ekskul sains, tapi nggak tahu ngapain aja.. mungkin lebih banyak ke penelitian dan eksperimen. Saya nggak pernah ekskul pelajaran karena sekolah saja sudah pusing, hehe.

    ReplyDelete
  21. pas smp kelas satu, aktif di organisasi klub mipa. asikk deh belajar matematika, fisika dan biologi. tapi cuma setahun, pas kelas 2 dibubarin karena sepi peminat. hikz

    ReplyDelete
  22. Saya ingat banget waktu praktik itu harus membawa kodok atau katak ke sekolah lalu kami belah dan memeriksa struktur atau anatomi tubuh katak. Antara geli dan kepo.

    ReplyDelete
  23. Nah, ini poin penting juga. Sekolah harus menyiapkan daya dukung. Jadi bisa bersinergi antara sekolah, anak dan orang tua demi prestasi yang baik

    ReplyDelete
  24. Sekarang jenis ekstrakulikuler makin beragam dan seru ya mbak. Jadi teringat membahasnya sama anak sya yg besar. Banyak banget pilihan sampe bingung. Klo dulu sih aku ikut ekstrakulikuler yg kakak seniornya ganteng hahhaha... ga muu banget

    ReplyDelete
  25. Dengan mengikuti ekskul IPA harapannya pasti lebih banyak melihat teori-teori yang ada di buku dengan real di lapangan saat bereksperimen. Ini tuh butuh banyak persiapan alat dan bahan agar pelaksanaannya tanpa hambatan yaa, Bunda.

    ReplyDelete
  26. Ekskul wajib itu Pramuka, nah kalau pilihan pas SMP ikut yang bahasa Inggris, tapi pas SMA ikut ekskul senam dan keagamaan. belumpernah ikut ekskul IPA karena SMA-nya aku anak IPS, heheh
    ikut ekskul itu nyenengin dan lebih santai, terus bisa kenalan sama teman lain kelas juga.

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah ya mbak, makin banyak diklat-diklat yang dapat meningkatkan kompetensi guru. Bagus banget program diklatnya yaa. Guru pembelajar adalah guru yang tak pernah mau berhenti belajar. InsyaAllah akan berdampak pada meningkatnya perkembangan murid di sekolah lewat ekskul IPA ini ya mbak

    ReplyDelete
  28. Banyak juga ya yang bisa dikembangkan terkait ekstrakurikuler IPA ini. Dulu sejak SD hingga SMA, selalu ikutannya exkul olahraga mba, ga pernah yang keilmuan gini hehehe...

    ReplyDelete
  29. Saya tuh mau ikutan seperti ini
    Apa daya harus resign karena anak anak
    Padahal ingin mengembangkan diri di MaPel IPA

    ReplyDelete
  30. Jaman saya SMP dulu ekstra kulikulernya cuma pramuka sama PMR. Jaman SMA malah nggak ada ekstrakurikuler karena sekolahnya sampai sore. Sekarang setelah berkecimpung dalam dunia pendidikan, baru tahu dan kerasa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler

    ReplyDelete
  31. Saya baru tahu kalau ekstrakurkuler juga memiliki diklat guru pembina. Dan baru tahu ada ekstrakuler IPA juga. Di sini adanya yang standar aja, Pramuka, PMR, dan beberapa olahraga. Mungkin karena dolannya di lingkup sekolah biasa, ya

    ReplyDelete
  32. Semoga setelah mengikuti diklat guru pembina ekstrakurikuler bidang IPA ini, makin banyak karya sains yang bermunculan dari siswa peserta ekstrakurikuler di sekolah masing-masing

    ReplyDelete
  33. terbukti guru juga dituntut untuk terus meningkatkan skil dan kemampuannya... dan berujung kepada penyampaian pendidikan berkualitas kepada muridnya kelak

    ReplyDelete
  34. Wah makin banyak ya pilihan ekstrakulikuler, dulu yang barbau bau IPA itu eskul Karya Ilmiah Remaja aja, tapi ini sampai Sainspreneur segala,, dulu sempat ikut eskul Go Green yang bikin rumah jamur lalu dijual, kalau sekarang lebih kompleks ya dimasukin ke eskul IPA, jadi tambah lengkap juga sih,,,

    ReplyDelete
  35. Paling seneng pelajaran yg ada praktiknya termasuk ipa ini, waktu smp nunggu2 klo ada praktikumnya walaupun praktikumnya sederhana

    ReplyDelete
  36. waktu saya sekolah, belum ada ekskul IPA, adanya KIR, teater, pramuka gitu

    ReplyDelete
  37. Kegiatan ekstrakurikuler ttg IPA, adalah favorit aku. Rasa-rasanya, ngga capek karena ya memang minat ikut ekstra ini. Selain itu, guruku juga piawai banget dalam mengajar saat ekstra. Bisa jadi, diklat guru pembina ini bakalan bikin murid makin semangat ikut :)

    ReplyDelete
  38. Waktu duduk di bangku SMA, aku ambil jurusan IPA.
    Emang fassion aku banget sih, banyak praktek di lab mencoba hal baru

    ReplyDelete
  39. Sempet inget dulu pas SMP kali ya, ikutan ekskul KIR (Karya Ilmiah Remaja). Kebetulan guru sains waktu itu enak banget orangnya, kita tiap ekskul selalu melakukan penelitian gitu di lab, jadi kangen. Emang guru matkul sains kudu inovatif banget sih ya

    ReplyDelete
  40. huwaaaaaaaa, ibuk saya mau ikutan ekstrakurikuler ini tapi dulu di sekolah saya belum ada buk. tapi saya anak aktif ikut organisasi hehehhe.

    ReplyDelete