Beberapa waktu
lalu, Nabila bertanya serius ke bapaknya.
"Siapa mantan-ta Pak?"
"Siapa mantan-ta Pak?"
Bapaknya tersenyum
sambil melirik saya.
"Mantan bapak itu perempuan cantik dan langsing, tapi itu duluuu. Sekarang tidak langsing-mi."
"Mantan bapak itu perempuan cantik dan langsing, tapi itu duluuu. Sekarang tidak langsing-mi."
“Deh Mama.”
Nabila melengos.
Heuu … Nabila
tahu saja kalau itu ditujukan ke saya. Untungnya saya lagi sibuk di dapur,
kalau tidak? Yah tidak apa-apa hehehe…
Kenapa yah,
mantan itu selalu dianalogikan sebagai mantan pacar, mantan istri, dan
sebagainya. Padahal pengertian mantan
menurut KBBI adalah bekas pemangku jabatan (kedudukan).
Masyarakat
Indonesia memang sangat kreatif, sehingga pengertian kata mantan berkembang
menjadi lebih beragam. Makanya setiap orang
yang melekat pada kata bekas, diartikan
atau disamakan dengan kata mantan.
Misalnya mantan
sahabat, mantan suami, mantan istri, mantan bos, dan mantan-mantan lainnya.
Baiklah, kita
sepakat saja kalau mantan itu adalah orang yang pernah dekat atau berhubungan langsung
dengan kita, lalu tidak berhubungan lagi sekarang, atau malah semakin dekat.
Sepakat jugakah
kalian, kalau ada mantan yang menyisakan
tangis tapi ada juga yang menyimpan kenangan indah? Kalau saya, YES.
Nah, tulisan
saya kali ini adalah khusus menuliskan mantan terindah, yang telah mematrikan
kenangan manis di sepanjang hidup saya. Asyik!
Kalau mantan
yang menorehkan luka, kita lupakan saja yah. Usir jauh-jauh, hanya bikin sesak
di dada.
Dukungan dan Kepercayaannya Membuat Saya Berani
Tahun 1983 saya
tamat SMA dan berhasil lulus di IKIP D2 Jurusan IPA. Itu artinya, dua tahun
kemudian saya sudah bisa disebut guru. Tapi anehnya saya tak pernah suka dengan
profesi itu.
Manalah tidak populer buat tamatan SMA yang ada di kota, ditambah
lagi profesi yang tidak menjanjikan kesejahteraannya.
Bahkan
teman-teman seangkatan saya, kalau ketemu selalu mencibir.
“Jadi guru? Kapan
kayanya?”
Ditengah
kegamangan itu, saya bertemu dengan Pak Saiful Alam. Beliau adalah Wakil Kepala Sekolah di SMA saya
dulu, sekaligus menjabat sebagai Ketua Majlis Pendidikan Muhammadiyah di Cabang
Bontoala.
Setelah
mengetahui kalau saya kuliah di IKIP, Beliau menawarkan pekerjaan, jadi guru
honorer di sekolah yang beliau pimpin, SMP tempat saya tamat.
Pikiran masa
muda saya sederhana saja. Lumayan bisa kuliah sambil kerja, dapat honor pula.
Maka jadilah saya guru paling muda di sekolah saya dulu. Bertemu kembali dengan
mantan guru-guru juga mantan kepala sekolah saya.
Sebagai guru
baru, usia muda dan minim pengalaman, wajarlah kalau kemampuan saya
dipertanyakan. Mau melawan, takut kualat. Mereka itu kan guru-guru saya.
Tetapi dukungan
Pak BN Razak, kepala sekolah saat itu sangat membantu saya. Selalu teringat dengan semua nasehat-nasehatnya.
“Jika kamu
dipandang sebelah mata, tunjukkan kemampuanmu. Bekali diri dengan ilmu dan
jangan pernah berhenti belajar hingga ajal menjemput.”
Pak BN Razak,
memang mantan guru sekaligus kepala sekolah saya yang paling keren. Darinya saya
belajar tentang keberanian mengekspos kemampuan diri.
Doamu Terkabul, Pak!
Sejak SD saya
suka membaca. Segala jenis bacaan saya lahap. Salah satu kebiasaan saya setelah
membaca, adalah menuliskan ulang hasil bacaan itu. Yah, mungkin saya juga suka
menulis.
Hanya saja waktu
itu, menulis belum sepopuler sekarang. Maka jadilah saya sebagai penulis di
lembaran terakhir buku tulis, yang hilang seiring dengan penuhnya buku tulis tersebut.
Apa saja yang
saya lihat dan rasakan, selalu saya tulis pada lembaran terakhir buku tulis. Hingga
suatu waktu saya menuliskan kejengkelan kepada bapak guru saya.
Baca kisahnya
di postingan: Maafkan Saya Menulis Tentang Bapak
Namanya Pak
Muda. Beliau guru kelas IV, berwibawa
dan tegas. Saya mencaci-maki Beliau lewat tulisan di kertas.
Insiden itu meninggalkan
penyesalan yang sangat besar sekaligus pembelajaran yang sangat berharga.
Untungnya Beliau
guru yang baik dan pengertian. Beliau mengatakan kalau saya adalah penulis
berbakat, sekaligus didoakan agar menjadi orang yang sukses.
Apakah saat ini
saya sudah sukses atau tidak?
Bagi saya, doanya
telah terkabul. Anggap saja begitu.
Sikap yang dia perlihatkan
telah menanamkan karakter yang sangat baik terhadap saya. Mantan guru yang baik
hati dan ikhlas memaafkan. Saya sangat
bangga telah menjadi muridnya.
Semoga kenikmatan
surga menyambut Bapak di sana.
Siapa Guru Siapa Murid?
Sepuluh tahun
terakhir, perkembangan media sosial sungguh luar biasa. Orang seusia saya dan
beberapa tahun di bawahnya menjadi imigran digital.
Salah satu
dampak positifnya, adalah munculnya grup-grup media sosial yang bertujuan untuk mengumpulkan kembali kawan-kawan lama
yang terserak.
Hingga suatu
hari, saya disapa via whatsApp oleh seorang laki-laki. Beliau memperkenalkan
diri sebagai mantan murid saya tahun 1986.
Singkat cerita, saya diundang ke grup whatsApp yang mereka bentuk. Saya satu-satunya
guru mereka di grup itu. Tersanjung juga rasanya.
Grup itu ramai
sekali. Setiap hari, selalu diawali dengan absen dan hampir setiap bulan mereka
reuni. Hahaha…
Beberapa kali
saya ikut bergabung. Mantan murid-murid saya itu sangat kompak, mereka selalu
berbagi tawa dan kebahagiaan. Bukan cuma itu, jika ada temannya yang berduka,
maka merekapun akan sigap membantu.
Saya dan mereka
adalah teman rasa saudara. Siapa guru
siapa murid? Tak ada bedanya.
Ah, kalian memang mantan murid terindah.
sumber pribadi |
Aku dan mantan muridku sekarang, beda-beda tipislah |
Andai Kamu Tak Bersabar
Saya benci lihat
laki-laki itu. Bayangkan saja, baru pertama kali bertemu, dia langsung bicara
ke teman-teman.
“Ibu guru baru itu nanti jadi istriku.”
Hiii … siapa
kamu? Muka pas-pasan, tubuh ceking kurang gizi itu mau jadi suamiku?
Chiss ... ogah!
Dalam hati saya ngedumel.
Chiss ... ogah!
Dalam hati saya ngedumel.
Tahu ndak, itu
terjadi di sebuah desa yang masih kategori desa terpencil waktu itu, tahun
1986. Desa yang belum ada listriknya dan transportasinya juga belum lancar.
Padahal saya
harus ke kota setiap hari Jum’at dan Sabtu, untuk mengajar di sekolah lama.
Saya masih terikat kontrak soalnya. Selain itu, saya juga harus menjenguk keluarga
yang ada di kota.
Di tengah
kurangnya fasilitas itu, saya mulai melirik laki-laki ceking itu.
Kelihatannya
dia bisa nih bantu saya. Orang tuanya juga tinggal di kota, dan setiap akhir pekan
ia pulang, dan yang lebih menarik hati, dia punya motor vespa. Ini poin paling
pentingnya.
Hahaha… Ini
namanya niat culas.
Saat saya
utarakan niat culas itu, ia bilang begini.
“Ahaiii…ini dibilang, pucuk dicinta
ulampun tiba.”
Sejak saat itu, kami selalu pulang bersama. Berboncengan motor vespa setiap akhir pekan.
Hampir dua tahun kami bersama tapi tak ada kata sepakat untuk bersatu.
Beriring tapi tak sehati.
Sejak saat itu, kami selalu pulang bersama. Berboncengan motor vespa setiap akhir pekan.
Hampir dua tahun kami bersama tapi tak ada kata sepakat untuk bersatu.
Beriring tapi tak sehati.
Dengan
sabar, ia menjemput dan mengantarkan saya pulang pergi dari desa ke kota.
Ternyata sabar
itu tak berbatas. Setiap ia habis mengantarkan saya di ujung lorong, ia
bertanya, “kapan saya masuk ke rumahmu?”
Saya jawab
dengan enteng, “nantilah kalau saya sudah siap.”
“Siap apa?”
Tanyanya penasaran.
“Siap dilamar.”
Aups saya kecolongan. Itu suara hati kali yah?
Untunglah ia
sabar.
Kalau tidak, ia
tak akan pernah menjadi mantan terindah sekaligus menjadi bapak dari kelima
anak-anakku.
Ciee...Bunda berkisah mantan terindah.
ReplyDeleteSemoga SaMaRa Sebumi Sesurga sama Bapak yang dulu ceking itu ya Bunda...Aamiin
Aamiin. Mantan terindah yang selalu di hati hihihi...
DeleteKarena mantan tak terlupakan lebih mudah diingat ya di rumah tangga buun
ReplyDeleteIyaaa. Ngapain ingat mantan lainnya, iya kan?
DeleteBusyeet ternyata si sang mantan terindah itu adalah pendampinh hidup sekarang toh bun..berarti saya baru banget yah bun didunia pernikahan ini. Saya baru 2 tahun jalan. Mudah2an selamanya bisa bersama seperti bunda dan sang mantan terindag hehe aamiin
ReplyDeleteMasih hot-hotnya kalau gitu Mbak. Saya doakan semoga langgeng dan samawa ya. Aamiin.
DeleteMasya Allah tabarakallah... Semoga sakinah mawadah warahmah ya Bunda.
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih sayang.
DeleteSeruu cerita ketemunya. Sekarang sudah tidak si ceking lagi ya, bun. Semoga mantan terindah selalu jadi yang paliiing indah dunia dan akhirat. aamiin
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteMasih ceking sih, cekingnya itu yang bikin klepek-klepek hahaha...
DeleteAamiin. Terima kasih doanya ya sayang.
Uhuy! Rupanya cerita romantis semasa masih pedekate sama suami, toh. Bunda, tahu nggak foto perempuan berkerudung itu imut bangeeet. Kalau mengajar SMA, bisa ditaksir lho sama murid-muridnya, hihihi ...
ReplyDeleteItu saja sering digangguin sama murid dulu, hehehe
DeleteMasyaAllah, so sweet banget bunda, aku sampai merinding bacanya. Oiya bunda, aku baru tahu kalau arti mantan sebenarnya cm itu aja, sampe ngakak aku baca org indonesia kreatif... Iya bener hihihihih
ReplyDeleteGalfokka dengan fotota. Ibu guru, cantikta pale waktu muda (eh, sekarang juga masih cantik). Serunya ceritata tentang sang mantan....
ReplyDeleteAsyiiikk, mantan terindah mengiringi dan menua bersama, semoga selalu bahagia ya bun
ReplyDeleteSuit-suittt... Happy ending dengan Bapak ceking, hehe.
ReplyDeleteRomantis nih kisahnya. Moga Samara hingga ke surga ya, Bunda :)
Hwaaa ... seru ceritanya. Ngenalin mantan di akhir2 tulisan ... cerita romantis ternyata. Hehe .. semoga Samawa ya mbak. Barokalloh
ReplyDeleteAamiin. Romantis yah, hii..ndak nyangka.
DeleteOalah si kurus me ki yang jadi bapaknya anak-anak. Hehe tabek kisahta menarik mi...Alhamdulillah semg sll sehat ya mb...slm buat kluaega...
ReplyDeleteSi kurus idaman hatiku hehehe. Aamiin.
DeleteKak.. suka ku kisah ta dengan mantan-mantan ta, apalagi mantan terindah ta. saya juga jadi tau kenapa bisa ki menulis seasik ini, ternyata sudah terbiasa menulis sejak kecil. sehat dan bahagia selalu ki bersama bapak. terus beri inspirasi dan contoh bagi kami yang digital native ini.
ReplyDeleteAamiin. Sekedar bagi ceritaji hehehe...
Deleteso sweet hahaha
ReplyDeletenda diduga ternyata kembali ke cerita itu, tadinya saya kira akan lebih fokus ke mantan murid.
eh kak, masih adakah itu vespanya bapak? semoga masih ya? karena bagaimanapun itu jadi kenangan tidak terlupakan yang jadi pengantar bersatunya dua orang hebat ini
Sayangnya vespa itu tinggal kenangan. Sudah dijual setelah berendam seminggu di bawah jembatan Maros.
DeleteBaca kisah ini mengingatkan saya juga sama mantan murid-murid saya di Papua...
ReplyDeleteBoleh dikata mereka juga termasuk mantan terindah karena kenangan saya bersama mereka sewaktu masih jadi guru memang sangat indah��
Endingnya jleb banget kak. Btw salam kenal yah, perdanan nih berkunjung ke mari��
Salam kenal juga. Guru dan murid memang sebaiknya menjadikan kenangan kebersamaan itu sebagai kenangan terindah.
DeleteWow cerita bagian akhirnya nampol, punch line-nya terasa 😁
ReplyDeletejebakan batman ya...hihihi
DeleteAih ini cerita dilan yang sesungguhnya hahaha. Bukan ji ketua geng motor suami ta kak?
ReplyDeleteCeritanya seruuuu
Aiisss...zaman itu belum ada geng motor, hahaha..
Deletesweetnyaa..sehat dan bahagia teruski bun dan mantan terindahnya ��
ReplyDeleteAamiin. Tulis yang manis-manismi dulu di
DeleteBagusnya tawwa tukisannya, dan plot twistnya adalah... *isi sendiri haha
ReplyDeleteRomantis sekali kisah ta kak, semoga selalu langgeng senantiasa hingga akhir perjalanan bersama :*
Aamiin, terima kasih yah sudah meninggalkan jejak.
DeleteUnch.. Unch.. Ayang beb yang dulu ceking, sekarang sudah berisi. Pasti pas susunya yaa, bunda.
ReplyDelete#eh hehehe ��
Jihaaa.... susu apami itu Mam Ery ...
DeleteCiyye, ciyeee... Aduh bunda, hatiku berbunga bunga baca ini 😍😍 mana kelanjutannya plisss, sy penasaran, bgmna saat bunda hatinya luluh dan menerima beliau sbagai suaminya 😍😍 dtggu lanjutannya bunda
ReplyDeletemantan pacar = suami saat ini , hahaha
ReplyDeleteBaik biarlah saya tebak bu, ibu ini pasti guru bahasa Indonesia yah? pandai sekali menulis suatu kisah pengalaman hidupnya yang sangat tersusun rapih ... ^^
Salah!
DeleteHayo tebak lagi, yang pasti saya bukan bahasa Indonesia hehehe
Mantapnya kisahnya Ibu..romance story..saya lebih suka baca kisah kayak gini daripada nonton drakor..hehe
ReplyDeleteweh berat saingannya itu kalau film drakor hahaha
DeleteWah... so sweet ya bu... baca postingan ini kyk ikut terseret ke masa lalu ibu. Btw, ibu cantik bgt wkt masih muda. Masya Allah...
ReplyDeletebtw, siapa yang bilang profesi guru penghasilannya tidak menjanjikan. Ibu saya guru... Alhamdulillah dengan gaji seorang guru bisa memenuhi kebutuhan keluarga, walaupun sederhana. Saya selalu takjub dengan profesi guru... profesi yang paling keren diantara profesi2 lainnya. Bisa berbagi ilmu, memberi banyak manfaat, dan Insya Allah jadi amal jariyah. Berkahnya dunia dan akhirat
Alhamdulillah sekarang nasib guru sudah semakin baik, tapi dulu awal saya jadi guru, kesejahteraannya sangat memprihatinkan. Tapi apapun, guru itu memang keren.
DeleteSalamin ya sama ibu ta.
Mauka juga bilang cie cie tapi kanyataannya malah keluar air mata haruku baca bagian terakhir. Duh lebayku. Masya Allah. Baarakallahu fiikum, samara ki' selamanya dengan mantan terindah. Apakah beliau masih bervespa, Kak?
ReplyDeleteCieeehh.... saya bayangkan sang mantan terindah itu lagi senyam senyum baca postingan ini di rumah. Sehat bahagiaki selalu kk sayang
ReplyDeletebaca judulnya hampir ka cemas, jangan2 bahas kendupets.. tapi alhamdulillah yang terindah ji tawwa huhhehee
ReplyDeleteromantisnya bundaaa semoha till jannah. aamiin
Kendupets, aiits tidak boleh dipublish nanti banyak yang baper hahaha
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteLangsung salah fokus dengan kalimat pembuka postingannya. Kebayang kalau anak saya nanya gitu ke saya atau papanya. Hahahha.
ReplyDeleteApami itu mau dijawab. Eh ndak sampai dijawab mungkin, tapi sudah kaget duluan ini anak tahu kata "mantan" dari mana. Wkwkwkk
masya Allah romantis sekali bunda....terharu bacanya
ReplyDeleteMasyaallah bacanya gemes sendiri, haha. Langgeng terus bun hingga jannah. Semoga Allah melindungi keluarga bunda selalu. Aamiin
ReplyDeleteOrang kita memang kreatif ya, Bun. Arti yang sebenarnya tentang mantan malah jadi terlupakan hihihi
ReplyDeleteBaca cerita Bunda tentang mantan ini jadi teringat dengan mantan guru-guru yang banyak berjasa pada saya.