Kala "Rindu" Mengaduk Rasa 2

Monday, December 17, 2018



“Mata air yang dangkal, tetap saja bermanfaat jika jernih dan tulus. Tetap segar airnya.” Tere Liye, Rindu



Judul Novel: Rindu


Penulis: Tere Liye

Editor: Andriyati
Cover: Andriyati
Penerbit: Republika. Jakarta 

Kata orang, Salah satu tanda novel yang baik, adalah dapat membuat pembaca simpati atau benci kepada tokoh-tokoh yang diciptakan sang penulis. Dan saya merasakan hal tersebut dalam novel Rindu ini.

Ada Ahmad Karaeng yang dipanggil Gurutta (=Guru kita), ada Adipati, dan Ambo Uleng, merupakan tokoh-tokoh yang baik. Seberapa besar kebaikan tokoh-tokoh itu dapat dibaca di sini.

Selain itu ada tokoh pendukung yang tak kalah menariknya. Siapa dia?
Anna dan Elsa, anak-anak dari Adipati. Kehadiran keduanya memberi sentuhan manis, sentuhan karakter kanak-kanak yang polos dan ceria.

Lalu ada Bonda Upe, mengajar mengaji di atas kapal Blitar Holland. Kehadirannya di novel ini dikemas dengan sangat menyentuh oleh sang penulis. Rasa gelisah dan takut akan masa lalunya yang buruk jika diketahui oleh orang-orang.  Menempuh perjalanan panjang ke Tanah Suci demi meraih ampunan atas kesalahan dan ketidakberdayaannya di masa lalu.

Saya juga jatuh cinta kepada suami Bond Upe, yang bernama Enlai. Dia mencintai Bonda Upe dengan setulus hatinya yang dibuktikan dengan penerimaan akan masa lalunya.

 “Dia tulus menyemangatimu, tulus mencintaimu. Padahal, dia tahu persis kau seorang cabo. Sedikit sekali laki-laki yang bisa menyayangi seorang cabo. Tapi Enlai bisa, karena dia menerima kenyataan itu. Dia peluk erat sekali. Dia bahkan tidak menyerah meski kau telah menyerah. Dia bahkan tidak berhenti meski kau telah berhenti.”  Tere Liye, Rindu


Ada satu cerita yang saya sebut sebagai  adegan yang menghanyutkan dalam novel ini, lucu tetapi sangat romantis. Adalah sepasang suami isteri yang sudah sepuh, Mbah Kakung dan Mbah Putri.

Mbah Kakung yang mulai pikun menceritakan kisah cintanya juga proses lamarannya kepada penumpang kapal. Dan seluruh penumpang mendengarkan dengan sangat antusias, pembacanya juga antusias. Hehehe…itu saya. 

Kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Mbah Kakung bisa bikin baper sebaper-bapernya.

 “Pendengaranku memang sudah tidak bagus lagi, Nak. Juga mataku sudah rabun. Tubuh tua ini juga sudah bungkuk. Harus kuakui itu.  Tapi aku masih ingat kapan aku bertemu istriku. Kapan aku melamarnya. Kapan kami menikah. Tanggal lahir semua anak-anak kami. Waktu-waktu indah milik kami. Aku ingat itu semua.” Tere Liye, Rindu


Lalu ceritanya diakhiri dengan kisah yang sangat menyentuh. Mbah Putri meninggal di atas kapal dan dikuburkan di dalam laut sebelum menunaikan ibadah haji.  Lalu suaminya, Mbah Kakung meninggal di atas kapal yang sama dan dikuburkan dalam laut yang sama setelah pulang menunaikan ibadah haji.

Selain tokoh-tokoh dalam cerita  yang bisa menghipnotis pembaca. Kalimat-kalimat bijakpun dapat menjadi magnet tersendiri bagi pembaca.


Nah, kalimat apa sajakah itu?

Yuk kita simak berikut ini.

 “…tanpa menghadiri acara itu, kita tetap menghormati mereka dengan baik, sama seperti Kapten Philips yang sangat menghormati agama kita. Pun tanpa harus mengucapkan selamat, kita tetap bisa saling menghargai. Tanpa perlu mencampur adukkan hal-hal yang sangat prinsipil di dalamnya.” Tere Liye, Rindu


Kalimat di atas menggambarkan toleransi yang beradab dan mandiri.

Tentang masa lalu


”Kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Itu kehidupan kita. Tidak perlu siapa pun mengakuinya untuk dibilang hebat. Kitalah yang tahu persis setiap perjalanan hidup yang kita lakukan. Karena sebenarnya yang tahu persis kita bahagia atau tidak, tulus atau tidak, hanya kita sendiri. Kita tidak perlu menggapai seluruh catatan hebat menurut versi manusia sedunia. Kita hanya perlu merengkuh rasa damai dalam hati kita sendiri.” Tere Liye, Rindu

“ Saat kita tertawa, hanya kitalah yang tahu persis apakah tawa itu bahagia atau tidak. Boleh jadi, kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah. Saat kita menangis pun sama, hanya kita yang tahu persis apakah tangisan itu sedih atau tidak. Boleh jadi kita sedang menangis dalam seluruh kebahagiaan. Orang lain hanya melihat luar.”― Tere Liye, Rindu

Tentang motivasi bagi yang sedang patah hati


 “Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. Jika pun kau akhirnya tidak memiliki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti yang lebih baik.” ― Tere Liye, Rindu
Nah, bagi pencinta novel, yang suka dengan  kalimat-kalimat serta kisah-kisah yang bikin baper maka novel ini sangat cocok.




56 comments

  1. aku nangis baca kutipan ini
    “Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. Jika pun kau akhirnya tidak memiliki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti yang lebih baik.” ― Tere Liye, Rindu

    :(

    ReplyDelete
  2. Saya juga penggemar novel karya Tere Liye. Novel-novel karya Tere Liye memang banyak memberi pelajaran tentang hidup. Novel yang judulnya "Tentang Kamu" juga bagus, tante.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum sempat baca novel "tentang kamu" itu, masih dalam plastik wkwkwk...

      Delete
  3. Whuaa karyanya bang Tere mah sudah gak diragukan lagi. Namun begitu, aku tetap memilih buku2 non-fiksi sebagai bacaan, berat yaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lumayan berat Mbak, tapi apapun pilihan kita yang penting terus bumikan literasi.

      Delete
  4. Aku banyak tahu karya Tere Liye dari reviewnya Bun Dawiah nih...Semua karyanya bikin baper yaah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba saja dibaca, pasti tak mau berdiri sebelum tamat, hehehe

      Delete
  5. Bener banget, novel Bang Tere banyak berisi kalimat-kalimat yang bikin baper. enggak salah dooong, kalau banyak yang suka dan menjadikannya sebagai salah satu penulis novel favorit.

    ReplyDelete
  6. “Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. Jika pun kau akhirnya tidak memiliki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti yang lebih baik.”

    Duh, baper bener!

    Meski saya bukan fansnya Tere Liye, saya baca beberapa novelnya juga , Bunda...dan suka!

    ReplyDelete
  7. Bu Dawiah sukses bikin mupeng. Sepertinya sudah saatnya saya melirik novel-novel Tere Liye 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe....ayo membaca lebih banyak lagi buku yang berkualitas

      Delete
  8. Syukkaa~
    Yang terakhir, bikin aku merinding...

    "Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar."


    Kadang kita lupa, bahwa saat menginginkan sesuatu, belum tentu kita pantas mendapatkan hal tersebut.
    Jadi,
    Teruslah memantaskan diri.

    Keren...keren.

    ReplyDelete
  9. Jadi pengen baca novel ini juga. Aku pernah juga baca novel karya kak Tere Liye tapi bukan novel ini. Aku lupa sih judulnya. Hehehehe. Kalau nggak salah sih Bidadari-Bidadari Surga judulnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buku Bidadari-Bidadari Surga sudah pernah difilmkan. keren juga tuh.

      Delete
  10. Buku - buku Tere Liye emang selalu berhasil menghipnotis ya, aku lagi baca bukunya juga yang BUMI hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah buku BUMI juga banyak qoute-qoutenya yang keren

      Delete
  11. Aku suka quotenya yg tentang masa lalu

    ReplyDelete
  12. Selalu suka dengan quotes dari Tere Liye. Jlebb... Walaupun saya blm punya buku "Rindu" ini, sih.
    Terima kasih, Bun. Siang hari saya jadi lebih ceria karena quotes2 di atas :)

    ReplyDelete
  13. Suka banget setiap kata YG fisusun sama Tere Liye/Darwis ini ngalir ceritanya y biking betah baca

    ReplyDelete
  14. Kayaknya Rindu jadi wishlist novel yang pengen aku baca, deh, beberapa novel Tere LIye yang pernah saya baca memang berhasil menyentuh hati pembaca, saya sampai nangis sesenggukan pas baca Hafalan Shalat Delisa

    ReplyDelete
  15. Nagus-bagus kutipan kalimatnya ya, Mbak. Tapi, saya belum pernah baca satupun buku Tere Liye

    ReplyDelete
  16. belum pernah baca novelnya.. tapi karya Tere Liye memang keren-keren banget

    ReplyDelete
  17. aku pernah baca rindu ini, tapi yang cover lama sepertinya. karya-karya tere liye memang selalu bikin baper.

    ReplyDelete
  18. Novel Tere Liye memang jalan ceritanya mirip-mirip film Bollywood ya. Bikin candu gitu.

    ReplyDelete
  19. Jadi pengen baca novel karya Tere Liye ini. Banyak quote-quete keren yang nyentuh banget, bikin baper.

    ReplyDelete
  20. Aku selalu suka baca kutipan-kutipannya Tere Liye, selalu menyentuh hati.

    ReplyDelete
  21. Baca kisah Mbah Kakung Dan Mbah Putri jadi sedih tapi romantisss, ya. Membahas kapan waktu awal ketemu pasangan itu bisa jadi topik untuk mempererat hubungan suami istri.

    ReplyDelete
  22. Meski tere liye bukan genreku, tapi aku akui quote2nya bagus & ngena banget. Beberapa malah jadi quote umum yaa, sampe banyak yg ga tau kalo quote itu bikinan tere liye :))

    ReplyDelete
  23. Tere Liye selalu menggemparkan kata-katanya, sejak baca di tahun 2011 karya Tere Liye aku langsung mengidolakannya

    ReplyDelete
  24. Saya belim baca semua buku Tere Liye, tapi saya suka kutipan kutipan yang tersebar di media sosial yang ditulis Tere Liye, membangun jiwa.

    ReplyDelete
  25. aku udah baca novel ini meskipun settingnya cuman di kapal tapi Tere Liye keren bisa mengemas ceritanya apalagi yang terakhir2 pas dibajak mba :) ah jadi rindu baca lagi buku Tere ah :)

    ReplyDelete
  26. Mbak samaan nih seperti saya, saya suka nulis kutipan-kutipan yang saya dapatkan dalam bacaan.. ^^

    ReplyDelete
  27. Tere Liye emang jago berkata-kata. Aku juga kadang bacain novel tereliye yang dikoleksi adik sepupuku hihi

    ReplyDelete
  28. Waah Babang Tere, aku pun nulis reviewnya. Eh tapi ini cover bukunya baru ya. Aku masih yang lama itu. Bacanya aja sampe lima kali saking sukaaak

    ReplyDelete
  29. Aku pecinta novel mba. Banyak yg rekomen aku kalo buku ini bagus. Jadi penasaran deh

    ReplyDelete
  30. Kisah cinta di kapal2 punya nyawa sendiri ya. Kaya Titannic, Tenggelamnya Kapal Van Derwij (entah gimana nulisnya). Aku baru baca beberapa buku Tere. Yg ini belum

    ReplyDelete
  31. Terlepas dr statusnya yg suka kontroversi aku jg suka baca2 buku Tere Liye mbak. Tapi blm pernah baca yg Rindu ini. Ntr aku coba cari ah novelnya. Makasih reviewnya yaaa

    ReplyDelete
  32. Waah..ini mah penulis favorit saya, Bunda..
    Baca jalan ceritanya bisa buat ikutan jadi baper hihihi

    ReplyDelete
  33. Setiap kali baca novel aku pun suka memperhatikan kutipan2 yang ada dalam buku tersebut mba. Ada berbagai pemikiran bagus dari penulisnya yang tertuang dalam kutipannya.

    ReplyDelete
  34. Tere Liye baru kutahu dari fb dan itupun tahun lalu, sempat bertanya-tanya siapa "DIA" karena tulisannya2 berisi kata perumpamaan (menurutku) dan banyak orang yang membagikannnya dilaman facebook mereka. Baru dari blog ibu saya tahu siapa beliau.

    ReplyDelete
  35. Novelnya Tere Liye memang bagus, selain ini mba suka yg mana lagi?

    ReplyDelete
  36. Baca reviewnya jadi pengen beli yang judul rindu :)

    ReplyDelete
  37. selalu suka sm buku bukunya tere liye,, kadang suka baperan klo d baca..

    ReplyDelete
  38. Waduh,,bikin baper nih, ,nasib baik mental kuat. .Tapi bnyak hikmah yg bisa kita petik pada tulisan ini salah satu tentang perjalanan hidup yg hnya kita yg persis tau, ngak perlu terlalu ingin di akui org lain.

    ReplyDelete
  39. Kayaknya semua novel (yang kita pilih sendiri untuk dibaca) itu bikin baper yaa. Ada novel yang harus saya habiskan baca secepatnya, ada juga novel yang perlu saya tinggalkan beberapa hari untuk lanjut dibaca kembali. Tapi semuanya bikin baper.

    ReplyDelete
  40. Cerita pergi haji pada jaman naik kapal laut selalu memukau.apalagi dengan cara penggambaran Tere Liye dalam novel ini sangat menghanyutkan.

    ReplyDelete
  41. Wah, bukunya Tere Liye memang tidak pernah meninggalkan kesan buruk. Selalu setiap baca karyanya, saya dibikin makin kagum sama sosoknya. Bahasanya enak sekali. Sering-sering dong kak bahas bukunya Tere Liye. hehe.

    ReplyDelete
  42. tidak pernah sekalipun baca Tere Liye. Tapi penggambaran buku ini bagus. Semakna dengan itu, mungkin boleh baca; Di Bawah Lindungan Kabbah, karya HAMKA.

    ReplyDelete
  43. Wah bukunya tere liye di'. Satu pun belum pernah baca hehe tapi ternyata setelah baca postingan ini saya jadi mau baca. Terima kasih rekomendasinya kak

    ReplyDelete
  44. belum pernah baca buku Tereliyee dan setelah baca ini jadi mau lgsg ke gramed baca bukunyaa

    ReplyDelete
  45. Apa saya doang yang cepet bosen baca novel yang bikin baper? Wkwk saya lebih suka yang menegangkan. Kalo novel tere liye, Pulang udah keren dan ngga ngebosenin buat saya.

    ReplyDelete
  46. Aku belum baca novel Tere Liye, tapi sepertinya lumayan bikin baper semua, hehe. Oh ya, aku udah baca sekilas yang judulnya "Hujan", tapi belum berniat melanjutkan lagi. Masalah selera aja kali ya.
    Btw bagian akhir hidup Mbah Kakung dan Mbah Putri lumayan bikin berkaca-kaca. Jadi ingat cerita mbah-mbah zaman dulu. Bagaimana beratnya saat ingin pergi berhaji. Zaman sekarang sangat gampang, yang berat itu nunggu waktu berangkatnya, hehehe

    ReplyDelete